*Valerrie POV*
"bangun dek!" teriak koko ku itu yang tepat ditelingaku yang membuatnya berdengung sepersekian detik.
"apaan sih ko? Ini hari sabtu waktunya aku tidur sampe siang dan gak ngapa-ngapain jadi jangan ganggu deh" kataku sambil menarik selimut tebalku untuk menutupi kepalaku agar cahaya matahari tak masuk dan membuat mataku silau.
"oh gitu ya, padahal gue mau ajak lo jalan-jalan ke mall, kita makan, nonton dan belanja tapi klo lo gak mau ya udah mending gue jalan sendiri aja, ngabisin duit juga klo jalan sama lo itu" kata koko, sambil ingin meninggalkan kamarku ini tapi aku cekal tangannya.
"APA?? koko mau ajak aku jalan, nonton, makan, dan belanja di mall, mau aku mau ko", "tungguin aku mau mandi dan siap-siap dulu" kataku sambil berlari meninggalkan kasur kesayanganku ini.
"yee, katanya tadi gak mau ikut dan jangan ganggu, giliran bilang mau jalan ke mall aja lu semangat"
"hehehe, koko kayak gak tau aja klo adek kesayanganmu ini klo masalah jalan-jalan semangat", "sini dulu deh ko?!" kataku sambil mendekatkan wajahku ke wajah koko.
"apaan sih, pasti gajel deh" kata koko yang udah mulai sebel.
"ih bukan tapi......"
CUP
"morning kiss buat kokoku yang gantengnya kebangetan ini" kataku setelah mencium pipi kiri koko ku, kami memang sering melakukannya sebagai tanda terimakasih, dan rasa sayang kami sesama keluarga, aku juga sering melakukannya ke ayahku dan ibunku dan merekapun membalas dengan cara yang sama.
"dih jijik deh, tapi sini gantian"
CUP
kokopun mencium pipi kananku sebagai balasannya.
"yaudah sih buru sana mandi, apa gue tinggal aja nih, gue kan udah siap tinggal berangkat" kata koko mengancam.
"jangan dong ko, 25 menit aku turun" yang hanya dijawab deheman saja sama koko ku itu dan diapun berlalu pergi.
Setelah 25 menit berlalu aku memakai kemeja berwarna hijau army, celana hitam, tas slempang hitam, kacamata, sneakers putih dan jam tangan untuk rambut hanya aku gerai dan memakai make-up natural saja.
Sedang koko ku memakai kaos polo berwarna hitam, blue jeans, sneakers dan jam tangan sport, serta kacamata hitam yang manis bertengger diatas hidung mancungnya itu. Kami menuju ke sebuah mall di pusat kota dengan menggunakan motor sport koko, kenapa kok gak pakai mobil sport koko saja, jawabannya karna koko males, pingin bawa motor aja biar cepet sampe dan juga bisa salip-salipan sama pengendara lain. Fix koko gue emang gesrek deh, salip-salipan, kebut-kebutan dijalan raya di sebut asik, emang gila tuh orang udah gak sayang nyawa apa gimana sih.
"ko, pelan-pelan gue masih betah idup, gue belum punya pacar ko!!" teriakku sambil memeluk pinggang koko ku dengan sangat erat
"diem napa? Toa banget tuh mulut, jangan ganggu klo lo masih mau idup, goblok" jawab koko dengan emosi.
"dih koko, iyh iya aku diem tapi jangan ngebut-ngebut dong aku takut ko!!" koko tidak menjawab tapi hanya memelankan laju motor sport hitamnya itu. Akupun merenggangkan pelukanku ke pinggang koko ku saat dia sudah melaju di kecepatan normal.
Skip di mall.
Sambil memasuki mall kita berbincang-bincang membahas hoby kebut-kebutan koko ku itu.
"akhirnya gue masih idup ya allah, alhamdulillah" kataku memanjatkan syukur kehadirat tuhan.
"idih, lebay plus alay banget sih lu, baru juga segitu ngomongnya udah kyak mau mati aja"
"emang koko kalo bawa itu motor kayak orang nantang buat mati tau, jadi pantes dong klo aku kayak gini"
"hemm, yaudah deh sorry, gue udah lama gak bawa motor kesayangan gue ini, jadi bawaannya pengen kebut-kebutan aja klo lagi gak macet, kan jarang-jarang jalanan sepi kayak tadi" elak koko ku itu.
"klo mau kebut-kebutan jangan dijalan raya ko, bahaya kasian kan klo dia udah hati-hati tapi ketabrak sama orang yang sukanya kebut-kebutan kayak koko gitu, mending koko salurin hoby koko itu klo libur balapan aja di sentul, kan kalo jago bisa jadi pebalap moto GP kayak siapa yang ganteng itu? Trus motornya ada no. 93 nya itu ko?"
"marq marquez" kata koko dengan nada jengah dan datarnya.
"ya itu maksud aku, cowok impian banget deh udah tampan, tinggi, badannya bagus, berprestasi, kariernya bagus dan dia belum merried."
"lo lagi ngomongin marq marquez atau muji gue sih"
"dih pede amat lu, aku itu lagi puji marq marquez bukan koko"
"tapi kan dari semua ciri-cirinya udah mirip banget, gue tampan? Iya, tinggi? Iya, badannya bagus? Apalagi itu nih liat perut gue aja udah kotak-kotak, trus berprestasi dan karier bagus? Itu juga iya, dan belum merried, Duh pokoknya gue banget itu mah"
"dih jijik gue liatnya ko, jangan mesum disini deh malu tau", " oh iya ko gue mau tanya ke lo boleh? " yang hanya dijawab dengan deheman saja oleh koko ku itu.
"lo gak homo kan ko?"
"apa maksud lo?"
"ya gue bilang gitu karna lo gak pernah sekalipun bawa cewek kerumah, padahal kata lo barusan kalau koko itu tampan, tinggi, mapan, dan belum merried, tapi kenapa gak ada inisiatif buat nikah kan umur koko udah cukup"
"ya gue belum mau berkomitmen aja dan belum ketemu yang pas aja, dan jangan lo pikir gue ini maho, gue nih normal masih suka cewek tau, udah deh ini kita mau kemana daritadi cuma muter-muter gajelas aja, gimana klo kita makan aja, gue belum makan dari pagi, kan ibun sama ayah udah pergi daritadi pagi dan ibun gak ninggal makanan dirumah karna sangat buru-buru dan cuma nanakin nasi aja, makanya gue ajak lo keluar" kata koko mengalihkan arah pembicaraan kita.
"hemm yaudah deh emangnya kita mau makan dimana kan disini banyak resto dan food court?"
"terserah lo deh, hari ini lo aja yang milih, gue mah semua makanan juga masuk kecuali seafood"
"ok kita makan ayam geprek aja disana, gue sama keenan pernah makan disana; makannya enak, harganya terjangkau dan bersih"
"yaudah kita makan disana aja, keburu laper nih gue "
"yaudah deh ayo" kataku sambil menarik lengan koko ku.
Saat memasuki resto, keadaanya sangatlah ramai dan tanpa sengaja aku menabrak seorang laki-laki, mungkin seumuran dengan kokoku. Aku yang menabrak tapi aku yang jatuh, karna badannya yang tegap itu aku jadi tersungkur di lantai, para pengunjung lainnya pun menatap aku yang sedang terjatuh, sakitnya sih gak seberapa tapi malunya itu gak ketulungan, koko pun dengan sigap membantuku untuk berdiri kembali, setelah itu baru aku langsung memaki habis-habisan si empunya badan tegap itu.
"aduh!, gimana sih om kalo jalan itu ya liat-liat dong, udah tau badannya besar kan jadi gue yang jatoh" kata ku sambil memegangi pinggangku yang sakit sambil dibantu koko dan berharap klo koko bakal belain gue.
"lo yang, nabrak kok lo yang ngamuk"
"jelas lah gue ngamuk, badan om itu besar walaupun gue yang nabrak gue juga yang bakal jatoh"
"makanya punya mata itu digunain jangan buat aksesories aja"
"emang dasar om-om kurang ajar, gak mau ngalah sama yang lebih muda"
"udah lah dek, gue udah laper nih" kata koko mencoba meleraiku karna malu akan tatapan dari para pengunjung resto itu.
"tapi kan aku jatoh ko, gara-gara om rese ini" kataku mencoba mendapat dukungan dan belaan dari koko.
"apa lo bilang, om? Gue gak setua itu kali" kata dia menyela lagi
"tapi penampilan lo itu udah kayak om-om"
"jaga bicara kamu ya terhadap orang yang lebih tua" dia mau mencoba memakai kata-kata laknat itu. Tapi sorry aja, gak mempan ya sama gue.
Asyik ceritanya.. cuma tanda bacanya ya sayong diperhatikan. biar mkin asyik lagi nanti bacanya
Comment on chapter CHAPTER 1