CIX
Setelah mereka selesai tampil,
Siska dan teman – temannya masuk ruang ganti dengan rasa lega.
Mereka senang sekali penampilan barusan sukses.
Terlebih Rista, Meskipun tidak bisa mengalahkan keatraktifan Novi, tapi dirinya sudah ikut membuat terciptanya nuansa sensual.
“Puji tuhan, Riss,, Kamu ternyata bisa tampil nakal juga,”
“Iya, aku salut banget,, Kamu yang biasanya malu – malu pas harus tampil genit segitu mentelnya,”
“Hahaha,, benar kamu itu, Nov,”
“Iya, sama – sama, Aku juga ngerasa senang bisa total tadi,”
Menghela nafas. Sambil Siska duduk di sebuah kursi.
“Lunas semua kegilaan aku sebelum – sebelumnya,”, ucap cewek itu.
“Hahaha,, Iya,, Sampe direwangi tepar tiga hari,”
“Iya,, Hoohhh,, Tuntas, tuntas,” Siska mengambil hp di dalam tas.
Novi mengetik pesan. “Mas Reno,, Aku udah selesai tampil,, Show kami sukses, mas,”
Lalu mengirimkannya.
Sambil melantai, cewek itu menunggu balasan.
Melihat temannya beranjak dari kursi.
“Mau kemana, Sis?”, tanya Novi, merasa lapar perutnya.
“Ini, mama ku telpon,”
“Ohh, Kirain kamu langsung dapet fans,”
“Heehhh,, nggak penting kali,”
Sambil cewek itu menuju pintu ke luar ruangan.
CX
Di luar ruang ganti,
Siska menerima panggilan telepon.
“Halo, mama ya,”
“Halo, sayang,, Sukses ya show nya,”
“Iya, ma,, Sukses luar biasa,, Siska puas banget,”
“Puji tuhan,, Selamat ya,, Mama seneng lo lihatnya,”
“Mama lihat show ku? (celingukan) Mama dimana sih,?”
“Hahaha,, Kamu sudah makan belum nih?”
“Mama pulang? Mama dimana sih?”
“Coba kamu cari mama di kantin,”
“Beneran? Mama pulang?”
Sambil Siska bergegas menuju ke arah utara lokasi itu.
“Mama,, Mama dimana sih?”
“Ya kamu cari dong mama dimana?”
“Ah, mama ini lo,”
Siska melihat seseorang melambai – lambaikan tangan.
“Hai, Siska sayang,,”
“Mama?,, Itu benar mama?” Sambil bergegas menghampiri seseorang itu.
“Mama,!!”
“Malem, anaknya mama,”
Siska memeluk erat – erat orang tuanya itu.
Dengan penuh rasa bahagia beliau menyambut pelukan dari anaknya.
“Mama,, Mama kok ada di sini?”
“Apa mama nggak boleh nonton show kamu?”
“?? Jadi mama tadi nonton show aku?”
“Iya dong,, Mama lihat semua yang kamu lakukan tadi, termasuk saat kamu mau tampil tadi,”
“?? Jadi mama tadi ada di ruang ganti?”
“Yaa,, mungkin, Hahaha,,”
Berkaca – kaca. “Puji tuhan,, Siska seneng akhirnya mama bisa nonton show aku,”
“Puji tuhan,, Mama juga seneng akhirnya bisa ketemu kamu,”
“Mama pulang kok nggak bilang – bilang?”
“Hahaha,, ya biar surprise dong,”, canda wanita itu.
“Ya tuhan,, Siska seneng banget,”
Siska kembali memeluk orang tuanya tercinta.
CXI
Mendekati pertigaan jalan,
Reno melajukan mobil sedan dengan kecepatan tinggi.
Laki – laki itu tidak mengurangi kecepatan sebagaimana mestinya karena lampu lalu lintas sedang hijau.
Sekonyong – konyong dari arah timur satu sepeda motor menerobos lampu lalu lintas yang sedang merah. Tapi sepeda motor itu mendadak berhenti di tengah melajunya.
“Ya allah,!” Reno membanting setir ke kanan.
“BRAKK,!!!” Mobil yang dikendarai laki – laki itu menabrak lampu lalu lintas.
Beberapa menit sebelumnya,
“Reno dengarkan mama, nak,, Kamu jangan pergi ke sana, Cewek itu nggak pantas buat kamu, nak,, Tolong mengertilah,”
“Mama yang harusnya mengerti Reno, Reno cintanya sama Novi, ma,, Reno nggak bisa mencintai yang lain selain Novi,”
“Reno mengertilahh,, Nisa itu yang lebih pantas untuk kamu, bukan cewek macam pacar kamu itu,”
“Ma, Reno kan udah berjanji sama mama akan mengubah Novi, jadi tolonglah beri kesempatan bagi Reno untuk membuktikan janji Reno itu,”
“Tidak, Reno,, Tidak,, Jangan membuat janji yang tidak bisa kamu penuhi sendiri, Mama tidak akan meridhoinya,”
Berkaca – kaca. “Kenapa mama selalu mengatakan kalo Reno tidak akan bisa mengubah Novi, ma?, Reno insya allah bisa ma untuk mengubah Novi,, Reno hanya butuh restu dari mama saja,” Tampaknya laki – laki itu semakin jatuh kekuatan mentalnya.
Bu Rusdi berdiri di ambang pintu utama.
“Ma, tolong jangan halangi Reno, Biarkan Reno pergi sebentar saja untuk menemui Novi,” Laki – laki itu tampak memelas di hadapan ibunya.
“Tidak, Reno,, Tidak,, Mama akan tetap menghalangi kamu,”
“Ma, bila memang allah pun tidak meridhoi Reno untuk menemui Novi, maka biarkan allah yang menghalangi Reno,”
“Reno,! Renoo,!!, Jangan pergi, nakk,” Wanita berumur itu menangis keras.
CXII
Saat Novi sedang menunggu kekasihnya,
Terlihat gelisah. “Mas Reno mana ya? Katanya mau kesini,”
Kembali menelpon kekasihnya.
“Tuutt,, Tuutt,,” Panggilan dari cewek itu tersambung.
“Kok nggak diangkat sih?” Tampak kesal.
Sekali lagi Novi melakukan panggilan ke nomor hp kekasihnya.
“Tuutt,, Tuutt,,”
Tapi tetap tidak diangkat.
Menjadi makin kesal. Novi hanya duduk – duduk saja di luar ruang ganti.
Hasratnya untuk makan malam sirna.
“Tringing, Tringing,” Dering panggilan masuk.
Melihat layar hp. “Mas Reno??, Ye,!”
Novi menerima panggilan itu.
“Mas Reno, katanya mau kesini?, Udah sampe mana?”
“Halo, selamat malam,, Apa mbak nya kenal dengan orang yang namanya Reno Setiawan?”
“Maaf,, Ini siapa ya? Yang punya hp ini namanya Reno, Bapak siapa ya?”
“Saya Jati dari Polsek Se***ang Selatan,, Saya mau menginformasikan ke mbak kalo teman mbak ini yang bernama Reno telah mengalami kecelakaan, Dan saat ini sedang dalam perjalanan ke rumah sakit Ban***anik,”
“Astaghfirullahal adzim,, Lha trus kondisinya gimana, pak?”
“Sebaiknya mbak langsung saja menuju rumah sakit Ban***anik sekarang,”
“Baik, pak,, Baik,, Saya akan segera kesana,”
“Terima kasih, Tolong dikabari juga orang tuanya mas Reno Setiawan ini,”
“Iya, pak,, Iya,, Insya allah akan saya kabari,”
CXIII
Teruntuk cintaku, Novi,
Assalamualaikum,
Mungkin saat ini kamu lagi sedih atau lagi syok, Mungkin juga kamu merasa bersyukur aku masih hidup,
Nov, aku cuma mau bilang aku cinta sama kamu, Aku cinta banget sama kamu, Aku berusaha menjaga cinta kita ini, namun kayaknya allah pun nggak setuju dengan hubungan ini, Mungkin kamu sudah diceritani mama ku sebelum kejadian itu,
Aku mau minta maaf kalo hubungan yang indah ini harus aku sendiri yang mengakhiri, Sungguh aku akan sangat menyesalinya, tapi apa dayaku, Aku harus menghormati kedua orang tuaku, Menghormati keterpaksaan ini,
Mungkin di sana kamu merasa jika aku sedang membual tapi aku jujur sama kamu, Nov,, Kamu mungkin akan selalu menjadi cintaku, Maafkan aku ya, Nov,, Maaf kalo ini harus berakhir dengan tidak baik seperti ini,
Wassalamualaikum,
Diletakkan begitu saja surat perpisahan itu di atas meja belajar.
Mungkin Novi sedang sedih atau merasa bersyukur.
Tapi yang pasti dirinya pernah menjalin cinta dengan laki – laki itu.
Biarkan kisah itu menjadi kenangan pada rentetan sejarah.