Di sebuah pesantren yang bernama Darul ‘Ulum terlihat sangat ramai dan macet, karena hari ini banyak sekali para orang tua yang akan mendaftarkan anak mereka menjadi santri di pondok pesantren Darul ‘Ulum. Begitu juga dengan dua anak perempuan yang kini tengah bercanda tawa di dalam kantor sekertariat atau yang biasa di juluki kantor pusat oleh para santri di Darul ‘Ulum.
“Elsa, ayo kita ke asrama kamu” ujar ibu anak perempuan berjilbab pink yang bernama Elsa tersebut. Anak perempuan itu mengangguk dan berdiri. Ia berpamitn kepada teman barunya yang bernama Zahra, dan Zahra hanya mengangguk mengiyakan.
Elsa telah memasuki asramanya yang bernama Ainul Yaqin, ia bertemu dengan teman barunya, yang kebanyakan adalah seniornya, ia memasuki sebuah kamar yang di beri nama ‘Aisyah’. Ia di sambut oleh kakak kelas nya yang bernama Fitri, ia berkeliling asrama untuk melihat-lihat. Sedangkan ibu dan ayahnya sedang bertemu dengan pengasuh asrama Ainul yaqin ini. Saat Elsa sedang asyik melihat-lihat dan matanya tak fokus kedepan ia menabrak seorang perempuan sebaya nya, dan mereka sama-sama terjatuh, Elsa segera meminta maaf kepada anak perepuan yang ia tabrak tadi.
“maaf-maaf aku nggak sengaja” ujar Elsa dan segera membantu anak perempuan itu untuk berdiri
“iya nggak papa kok” ujar anak perempuan tersebut, dan saat anak perempuan tersebut melihat kearah Elsa ia terkejut begitu juga dengan Elsa yang sama-sama terkejut nya dengan anak perempuan yang ia tabrak tadi.
“loh Zahra ? kamu asrama sini juga ?” ya, anak perempuan yang di tabrak oleh Elsa adalah Zahra, Zahra hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan Elsa, Elsa sangat senang karena ia bisa satu asrama dengan Zahra.
Hari demi hari mereka lewati bersama-sama, kini mereka bersahabat, dan seperti tak akan terpisahkan, banyak yang mengira mereka bersaudara padahal tidak.
sudah tiga tahun mereka menjalin persahabatan dan kini mereka sudah kelas 3 tingkat SMP dan sebentar lagi mereka akan melaksanakan Ujian Nasional.
“Elsa tak terasa ya, sekarang kita udah kelas sembilan, bentar lagi kita bakalan Ujian Nasional” ujar Zahra yang tampak antusias, Elsa hanya tersenyum melihat sahabat nya yang sangat antusias menunggu kedatanagn Ujian Nasional.
“tapi Zahra, bukan nya satu hari sebelum Ujian kamu ada lomba Qiro’ah tingkat provinsi ya ?, berarti kamu harus bisa membagi waktu” ujar Elsa, Zahra tampak berpikir benar juga dengan perkataan Elsa, bagaimana dengan belajar nya, dan jika ia sibuk dengan belajar bagaimana dengan lomba tingkat provinsi nya?, ia juga tak mau menyia-nyiakan kesempatan yang tak akan datang untuk kedua kalinya.
Ujian Nasional dan lomba Qiro’ah tingkat provinsi tinggal menghitung hari, dan kemampuan Zahra melantunkan qiro’ah nya juga semakin bagus. Bahkan kini ia sudah hafal beberapa lagu yang biasanya dilantunkan untuk Qiro’ah.
Dan kini hari yang dinanti oleh Zahra pun tiba yaitu lomba Qiro’ah tingkat provinsi, kini Zahra duduk di bangku peseta dan di bangku penonton deret kedua baris kedua ada Elsa yang sengaja datang untuk menemani Zahra. Setelah beberapa penampilan dari para peserta yang hadir kini giliran penampilan dari Zahra, saat Zahra melantukan qiro’ah nya semua merasa terpukau sekaligus terharu dengan lantunan qiro’ah Zahra, semua penonton bertepuk tangan begitu juga dengan Elsa saat penampilan Zahra selesai.
Suasana di tempat perlombaan sangat tegang karena kini saat nya mengetahui siapa yang terpilih menjadi juara 1, 2, dan 3, dewan juri tampak kebingungan untuk menentukan siapa yang akan terpilih untuk menempati posisi juara 1, 2, dan 3 tersebut. Zahra tak henti-henti nya melantunkan do’a dalam hatinya, begitu juga dengan Elsa, ia terus berdo’a agar sahabatnya menjadi juara satu dan menjadi kebanggaan pondok pesantren Darul ‘Ulum. Sang pembawa acara sudah mengumumkan siapa yang menjadi jua kedua dan ketiga, kini pembawa acara akan mengumumkan siapa yang mendapatkan juara pertama.
“Dan juara pertama di raih oleh Putri Azzahra Kamelia !” kata kedua MC secara bersamaan dan penuh semangat, Elsa bertepuk tangan sangat heboh dan mengucapkan kalimat ‘Alhamdulillah’. Zahra tak menyangka bahwa ia akan menjadi juara pertama dalam perlombaan yang sudah ia impikan sejak lama ini. Denagn hati yang berbunga-bunga ia memantapkan langkah nya untuk naik ke atas panggung.
Para dewan juri memberikan hadiah kepada ketiga juara, dan foto bersama, setelah selesai Zahra berlari kearah teman-teman nya yang sudah menanti nya di kursi penonton, berbagai ucapan selamat terucap dari teman-teman pesantren nya, Zahra langsung memeluk Elsa saat giliran Elsa mengucapkan selamat padanya.
“Aku bangga banget punya sahabat kayak kamu, sekali lagi selamat yaa” ujar Elsa yang masih berada di pelukan Zahra, Zahra hanya tersenyum dan mengangguk.
Elsa dan Zahra sudah kembali ke pesantren dan langsung menuju asrama, dan diluar dugaan ternyata semua teman-teman nya sudah menyiapkan sebuh kejutan atas kemenangan Zahra.
Keesokan hari nya Elsa dan Zahra sudah siap untuk menghadapi ujian nasional, dengan berbekal Do’a dan pengetahuan yang sudah mereka pelajari selama ini mereka siap untuk menghadapi ujian akhir tersebut. Hari pertama berjalan dengan lancar begitu juga dengan hari kedua sampai hari akhir terakhir, dan sekarang hanya tinggal menani pengumuman, Zahra dan Elsa tidak pulang kerumah nya seperti teman-teman mereka yang lain melainkan menetap di asrama sampai hari pengumuman mereka.
Selama mereka menetap di asrama banyak wartawan yang menghampiri Zahra untuk wawancara, dan selama itulah Zahra seakan sudah tidak peduli lagi dengan Elsa, namun Elsa tak mau berburuk sangka terhadap sahabat nya tersebut, ia memaklumi nya karena mungkin semua orang juga akan berbuat begitu jika mereka sangat sibuk dan kemudian akan kembali lagi jika mereka sudah ada waktu senggang. Sudah banyak berbagai acara tv yang mengundang Zahra untuk mewawancai atau untuk mendengarkan suara emas Zahra saat melantunkan ayat suci Al-qur’an dengan Qiro’ah.
hari pengumuman pun tiba, semua murid terlihat tegang, begitu juga dengan Zahra dan Elsa. Acara di buka dengan sambutan dari kepala sekolah, dan kemudian pengumuman untuk nilai tertinggi.
“baiklah anak-anak, sekarang bapak akan mengumumkan siapa yang mendapat kan nilai tertinggi di sekolah kita” semua murid bertepuk tangan saat bapak kepala sekolah akan mengumumkan pemilik nilai tertinggi, dan tentu saja itu membuat semua murid berdo’a dalam hati masing-masing dan dalam suasana tegang.
“dan nilai tertinggi di raih oleh Putri Azzahra Kamelia !” semua siswa bertepuk tangan, para siswa laki-laki yang bertempat di belakang meneriak kan kata selamat untuk Zahra.
“Zahra selamat ya, kamu memang sahabat aku yang paling terbaik deh” ucap Elsa sembari tersenyum namun perkataan itu tak di hiraukan oleh Zahra, ia sibuk dengan ucapan selamat teman-teman yang lain. Elsa tak merasa kecewa karena tidak di hiraukan oleh Zahra baginya yang terpenting sekarang adalah Zahra bahagia. Zahra memutuskan untuk melanjutkan sekolah di pesantren begitu juga dengan Elsa ia juga melanjutkan sekolah di pesantren.
Tak terasa sudah 1 tahun Zahra melewati masa SMA, kini ia sudah kelas 2 SMA, namun keadaan masih tetap sama, Zahra terus menghindari Elsa tanpa alasan yang jelas, Elsa juga penasaran mengapa Zahra menghindariny apakah ia pernah bebuat salah pada Zahra sehingga Zahra terus menghindari nya. Malam ini Zahra tak ada jadwal untuk acara tv atau apapun, kini Zahra sedang mengobrol dengan Karina, Elsa mencoba mendekati Zahra untuk ikutan mengobrol, namun Zahra malah menghindar dan pergi bersama Karina meninggalkan Elsa yang kebingungan seorang diri. “kenapa Zahra menghindar ya ?” batin Elsa
Kini sudah 1 thun lebih 2 bulan lebih Zahra menghindar dari Elsa dan bergaul dengan Karina cs. Karina dan teman-teman nya termasuk anak-anak famous di pesantren, dan kini Zahra menjadi salah satu dari teman Karina. Elsa tak tahu harus berbuat apa, ia sangat merindukan kebersamaan nya dengan Zahra saat mereka bersahabat dulu, kini jarak memisahkan mereka berdua, Zahra sudah tak lagi sama, semenjak ketenaran nya semakin melunjak Zahra seakan tak mau berteman lagi dengan Elsa.
Pagi ini Elsa berangkat sekolah seorang diri, saat ia memasuki gerbang ia melihat Zahra tengah membaca buku di taman sekolah, Elsa tak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengobrol hanya berdua dengan Zahra, Elsa mendekati Zahra yang duduk di bangku taman dan duduk di sampingnya dan menyapa Zahra namun Zahra tak menanggapi nya, malah ia akan pergi namun tangan nya di tahan oleh Elsa.
“udah deh Sa, mendingan kamu lepasin tangan aku, aku mau ke kelas, dan kamu nggak usah nemuin aku lagi” ujar Zahra malas untuk menanggapi perkataan Elsa, ia melepaskan tangan nya dari cekalan Elsa kemudian pergi begitu saja meninggalkan Elsa.
Di dalam kelas Elsa tak konsentrasi untuk belajar, kata-kata Zahra masih terngiang di kepala nya seakan tak mau hilang dari ingatan nya. Ia tak tau mengapa Zahra bisa berubah seperti itu atau kah dirinya berbuat kesalahan kepada Zahra sehingga Zahra tak mau lagi menemui dirinya ?..
Kini semua nya berbeda di mata Elsa, tak ada yang menemani nya di saat ia sendiri, tak ada yang menghiburnya di saat ia bersedih, tak ada yang ia ajak bercerita, semuanya berbeda saat Zahra memutuskan persahabatan mereka. Hingga suatu hari ia sakit para pengurus asrama membawanya ke rumah sakit untuk periksa, dan hasil nya sangat mengejutkan, Elsa mengidap kanker otak.
Semakin hari kanker otak yang di derita Elsa semakin parah, namun Elsa tak mau memberitahu orang tuanya meskipun pengasuh asrama nya sudah menyarankan nya, ia hanya tak mau membuat orang tua nya khawatir dan ia juga tetap memaksakan untuk berangkat sekolah dengan kondisinya yang tidak memungkin kan untuk bersekolah. Bel masuk sekolah sudah berdering dan saatnya apel pagi di mulai, semua berjalan lancar sampai istirahat, namun saat Elsa akan keluar dari kelas untuk menuju kantin ia pingsan tepat di depan kelasnya sendiri.
Elsa segera dilarikan ke rumah sakit oleh gurunya. Sesampainya di rumah sakit Elsa langsung di periksa oleh dokter yang pernah memeriksanya dulu. Beberapa saat kemudian dokter keluar dari UGD dan mengatakan kalau Elsa ingin bertemu dengan Zahra, guru-guru yang berada di rumah sakit segera menelpon guru lain, untuk mencarikan santriwati yang bernama Zahra di sekolah.
Setelah menunggu beberapa saat Zahra pun datang di temani seorang guru laki-laki di belakangnya, Zahra pun bertanya-tanya tentang apa yang terjadi, ia sma sekali tak bisa mencerna situasi saat ini, dokter yang sedari tadi juga ikut menunggu langsung mempersilahkan Zahra untuk masuk kedalam UGD di temani oleh dokter dan beberapa perawat, namun Elsa meminta dokter dan perawat-perawat itu untuk pergi sebentar, dan mereka pun menurutinya.
“Hy Zahra... udah lama ya kita nggak ketemu, aku Cuma mau bilang kalau kamu itu sahabat terbaik aku kamu sudah aku anggap seperti kakak aku sendiri, makasih ya selama ini kamu udah selalu hadir buat aku, meskipun kamu selalu cuek sama aku akhir-akhir ini aku nggak masalah yang penting kamu selalu bahagia” Elsa menjeda kalimat nya, dan tak terasa air mata Zahra berjatuhan.
“Zahra kamu jaga diri baik-baik ya... jaga kesehatan juga jangan sampai sakit, kamu juga harus banyak istirahat. Kalo gitu titip salam buat teman di asrama sama di sekolah aku ma-“ Zahra memotong kalimat Elsa.
“ Elsa maafin aku ya... selama ini aku nggak pernah peduli sama kamu, maafin aku yang selalu menghindari dari kamu” Zahra sangat menyesal karena selama ini ia tak pernah ada saat Elsa sakit, ia hanya mementingkan kesibukan nya.
“kamu nggak perlu minta maaf, kamu nggak salah apa- apa, kamu jangan nangis ntar aku ikutan sedih, udah yang jangan nangis lagi, aku pamit dulu” ujar Elsa membuat Zahra menangis semakin histeris.
“nggak sa kamu nggak boleh pergi, kamu harus tetep disini sama aku Elsa” terlambat sudah Zahra mengucapkan kalimat itu, karena Elsa sudah menutup mata, dan alat pendeteksi jantung Elsa sudah berupa garis urus dan mengeluarkan bunyi yang panjang, dokter dan perawat yang menemani Zahra masuk segera mengangani Zahra, mereka mencoba menggunakan Defribolator dan juga mlakukan CPR, namun tetap saja garis itu masih berupa garis lurus. Dokter tak bisa berbuat apa-apa lagi selain memberi tahu bahwa Elsa sudah pergi untuk selamanya, seketika tangis Zahra pecah, ia tak menyangka sahabatnya akan pergi secepat ini.
1 bulan setelah Elsa meninggal Zahra baru biisa menjenguk makam Elsa karena belakangan ini kegiatan nya sangat padat.
“Elsa kamu tenang ya disana, aku bakal kangen banget sama kamu, aku bakal ingat terus semua yang kita lakuin bareng-bareng, makasih ya selama ini kmu udah sabar menghadapi aku yang selalu cuek dan egois, aku janji aku bakal bikin kamubangga sama aku. Dan, aku minta maaf karena udah ngecewain kamu, aku minta maaf karena udah cuekin kamu, aku minta maaf karena selama kamu sakit aku malah nggak pernah peduli sama kamu, maafin aku yang selalu sibuk urusan aku sendiri hingga lupa sama kamu. Sekali lagi, MAAFKAN AKU Elsa” – Zahra –