Warnanya jingga. Kenapa kau tenggelam? Kenapa tak memperdulikan orang yang melihatmu? Kenapa kau malah melarikan diri?
Apa kau terluka? Kenapa kau merusak langit dengan lukamu? Kau tak pernah memikirkan langit hingga ia berdarah karena lukamu. Kau hanya terdiam. Diam dengan perlahan hingga hilang. Tak melihat kembali langit yang menunggumu. Bahkan tak pernah ingin kembali lagi. Kau kembali dengan hari baru, tak pernah mengulang dengan hari yang sama.
Seperti itulah kamu. Pergi dan tak pernah kembali lagi. Aku kira kamu beda dari yang lain, nyatanya sama saja. Kamu yang selalu ku damba, namun mungkin kamu telah melupakanku. Kadang aku benci, rindu dan sulit untuk dijelaskan. Sungguh menyiksa, kadang ingin ku akhiri. Mungkin, langit sama sepertiku. Merasakan luka itu.
“Karena kamu adalah senjaku. Aku merindukanmu..”