Beberapa hari berlalu setelah pertarungan sengit yang terjadi antara Raja Edmon, Haryth, Rasiel, Melnar, dan Sylda melawan Simon dan Angelina. Saat ini, istana kerajaan Ragna sedang memulihkan dirinya. Beberapa bagian istana terlihat sedang dibangun kembali oleh beberapa pekerja.
Sementara itu, Rasiel yang telah menyelesaikan pertarungan tersebut masih terbaring di tempat tidurnya. Sudah hampir lima hari sejak dia terlelap dalam tidurnya. Dia bahkan belum menunjukkan tanda-tanda akan membuka matanya. Sementara itu, Melnar dan Sylda dengan setia selalu berada disampingnya.
“Rasiel, kau baik-baik saja?” tanya Sylda saat melihat Rasiel yang perlahan tapi pasti mulai membuka kedua kelopak matanya.
Hal itu membuat Melnar dan Raja Edmond yang juga sedang berada di kamar itu mendekati ranjang Rasiel.
“Apa yang terjadi padaku? Bagaimana dengan pertarungannya?” tanya Rasiel kepada Sylda yang sedang membantunya bangkit dari tidurnya.
“Tenang saja. Kita sudah menyelesaikan pertarungannya.” ujar Sylda sambil berusaha menenangkan Rasiel yang kini terlihat memegang kepalanya. Rasiel sepertinya sedang mencoba mengingat kembali kejadian yang dilewatkannya.
“Pada akhirnya, kau berhasil mengalahkan Simon dengan semua kekuatan sihirmu!” ujar Melnar yang kini juga berada di sampingnya.
Saat itu, Rasiel menatap kedua telapak tangannya. Dia seakan-akan tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Tetapi, bekas luka yang ada ditubuhnya dan kedua telapak tangannya tidak bisa membohonginya. Bekas luka tersebut dapat menjelaskan semua hal yang telah dilaluinya.
“Haryth! Bagaimana dengan Haryth?” Rasiel tiba-tiba mengingat Haryth yang telah menyelamatkannya.
Sylda dan Melnar yang mendengar pertanyaan itu hanya bisa menundukkan kepala. Mereka sepertinya tidak mampu menjawab pertanyaan Rasiel kepada mereka.
“Haryth sudah meninggal dunia.” Raja Edmond menjawab pertanyaan Rasiel menggantikan kedua rekannya yang tidak bisa berbicara apa-apa.
“Benarkah?” Lagi. Rasiel tidak percaya dengan apa yang telah di dengarnya. Tubuhnya tiba-tiba bergetar dan matanya mulai berkaca-kaca. “Aku telah membunuhnya.” lanjutnya.
“Tidak, Rasiel. Itu tidak benar!” Raja Edmond kembali menjelaskan keadaan yang terjadi pada saat itu kepada Rasiel. “Itu adalah keputusannya untuk melindungimu dengan nyawanya.” lanjutnya.
“Anggap saja dia membalas kebaikan ibumu yang telah menyelamatkan nyawanya lima belas tahun yang lalu.” tambahnya.
Mendengar hal itu, Rasiel pun mengalihkan pandangannya. Dia menatap Raja Edmond dengan seluruh pertanyaan yang ada dikepalanya.
Selanjutnya, Raja Edmond pun menceritakan kepada Rasiel semua hal yang berhubungan dengan Haryth dan ibunya. Menurut Raja Edmond, ibu Rasiel adalah salah satu teman baiknya yang bernama Bianka Bristol. Bianka adalah seorang penyihir seperti Angelina. Dia juga ikut dalam perjalanan Raja Edmond, Sebastian, dan Angelina saat mereka mencari keberadaan roh penjaga benua Arda.
Selanjutnya, seperti yang sudah pernah diceritakan Raja Edmond sebelumnya bahwa mereka kemudian bertemu dengan Haryth dan teman-teman seperjuangan mereka. Dalam perjalanan itu, kebaikan Bianka ternyata telah membuat Haryth jatuh cinta padanya. Meskipun pada akhirnya Haryth mengetahui bahwa Bianka ternyata telah berkeluarga dan sedang menitipkan anak semata wayangnya yang masih bayi ke salah satu panti asuhan yang ada di desanya.
Di akhir hidupnya, Bianka mengorbankan dirinya untuk melindungi pasukan kerajaan Kritalia yang sedang mengalami kekalahan saat berhadapan dengan bangsa orc. Saat itu, dia memaksakan dirinya untuk menggunakan mantra sihir terkuatnya agar bisa memberikan waktu kepada para prajurit kerajaan Ragna untuk menyelamatkan diri mereka.
“Dari situ, Haryth selalu berusaha mencari keberadaan keluarga Bianka untuk membalas kebaikannya. Namun, sampai beberapa hari yang lalu, dia tidak bisa menemukannya. Hinga akhirnya dia melihat buku sihir Bianka yang diwariskan padamu. Saat itu, dia sudah memutuskan untuk memberitahumu kebenarannya dan membalas kebaikan ibumu padanya. Oleh karena itu, aku yakin dia rela meskipun harus mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan hidupmu.” jelas Raja Edmond kepada Rasiel dan kedua rekannya.
Mendengar hal itu, Rasiel sepertinya merasa sedikit lega. Dia akhirnya bisa mengetahui sedikit tentang ibunya yang telah mewariskan buku sihir dan kemampuan sihir itu kepadanya.
Tanpa terasa, waktu semakin cepat berlalu. Sudah dua minggu berlalu sejak pertarungan melawan Simon dan Angelina. Saat ini, perbaikan istana kerajaan Ragna juga terlihat sudah mencapai setengahnya.
Saat ini, Rasiel, Melnar dan Sylda terlihat sedang berada di depan makam Haryth. Mereka sepertinya sedang mengirimkan do’a untuknya.
“Jadi, apa yang akan kita lakukan sekarang?” Seperti sebelumnya, Melnar mulai mempertanyakan langkah mereka kedepannya.
“Aku akan kembali ke hutan Arcana untuk melanjutkan pelatihanku yang tertunda.” jawab Rasiel sambil berdiri dari tempatnya.
“Kalau aku... mungkin akan kembali ke kerajaan elf dan menuliskan cerita petualangan kita.” jawab Sylda sambil mengikuti Rasiel yang beranjak meninggalkan makam Haryth di belakangnya. “Selain itu, aku juga harus melengkapi buku catatan sejarah tentang benua Arda dan masih banyak lagi yang ingin aku lakukan kedepannya.” tambahnya.
“Lalu, apa yang akan aku lakukan?” Melnar terlihat mengangkat kepalanya dan menatap langit yang berada tepat di atasnya. “Aahh... sudahlah. Aku akan memikirkannya nanti. Untuk saat ini, aku akan menikmati kebebasanku terlebih dahulu.” lanjutnya.
Seperti biasa, Rasiel dan Sylda hanya bisa tersenyum bahagia saat mendengarkan ucapan Melnar kepada meraka. Melnar sepertinya tidak pernah mampu mengambil keputusan yang benar saat dia mulai memikirkannya.
Setelah itu, mereka pun melanjutkan hidup mereka seperti rencana mereka sebelumnya. Rasiel kembali ke hutan Arcana untuk melanjutkan pelatihannya. Begitupula dengan Melnar yang memutuskan untuk mengikutinya. Sedangkan Sylda kembali ke kerajaan elf untuk menulis cerita tentang semua hal yang telah dilaluinya selama berada di pemukiman manusia.
Entah kapan mereka akan bisa kembali berjumpa dan melakukan petualangan bersama. Yang pasti, suatu saat mereka pasti akan kembali bertemu saat benua Arda mengalami krisis lainnya. Untuk saat ini, biarlah kedamaian kembali melingkupi kerajaan manusia dan benua Arda.