THE WAY FOR MY LOVE
Hyuuusshh... terdengar suara hembusan angin yang bertiup yang membuat beberapa helai daun bergerak melambai secara perlahan di Gangnam, yang membuat suasana sangat sejuk, dan terlihat sesosok gadis mungil memakai baju seragam sekolah dengan rambut ikal bewarna coklat yang terurai panjang dengan membiarkan beberapa helai poni ikut sedikit berterbangan sehingga menutupi sedikit kening gadis tersebut sedang mengendarai sepeda dengan terulas senyum tipis di bibir merah gadis tersebut, terlihat dari jauh ada sesosok lelaki rambut blonde bewarna hitam bermata sipit terlihat mengayuh sepeda juga menghampiri gadis tersebut dengan cepat menyusul gadis tersebut dan sengaja sedikit menyerempet gadis tersebut. “kyaaa... JungWoo, tidak bisakah engkau mengayuhkan sepedamu dengan benar, HAH ..?!” rutuk gadis tersebut kepada lelaki tersebut. ”kau yang tidak benar mengayuhkan sepedamu, kau terlalu lambat dan terlalu menghayati pemandangan ini, tidakkah kau tahu bahwa kita sudah terlambat, YUNNA. PABOYA ?!” jawab JungWoo dingin sambil memberhentikan sepedanya, lalu menoleh kearah Yunna yang menatap JungWoo kesal. “ Arraseo.. mianhe” jawabnya dengan lemas karena ia mengetahui bahwa omongan lelaki itu ada benarnya. “nah, kajja palli.. nanti kita bisa tidak di kasih mengikuti pelajaran karena terlambat.”Ucap lelaki itu sekali lagi dengan tatapan dingin dan tanpa ekspresi, mereka pun mengayuh sepeda mereka masing-masing dengan cepat karena mereka sudah terlambat.
Annyeong naneun Choi Yunna imnida. umurku 17 tahun Aku keturunan Korea-Indonesia, appa-ku adalah orang indonesia, eommasering mengatakan kepadaku bahwa mataku yang hitam bulat ini mirip sekali dengan mata appa-ku, sejujurnya aku tidak pernah melihat seperti apa wajah dari appa-ku, hal ini dikarenakan appa dan eomma berpisah, appaterlalu memilih kariernya yang ada di Indonesia, sedangkan eommamempunyai butik ternama di Korea, yah.. jadi aku harus berkali-kali pindah sekolah karena bisnis eomma ada dimana-mana, terpaksa sekolahku pun menjadi tidak tetap. Akhirnya, aku memutuskan untuk mengatakan kepada eommaku bahwa ketika aku masuk SMA nanti, aku tidak ingin pindah-pindah lagi, sejak saat itulah eomma selalu menitipkan aku di rumah Kim NayoungAhjumaa yang merupakan tetangga pertama kami ketika kami memutuskan untuk tinggal di Gangnam, Kim Ahjumaa, memiliki 2 anak lelaki, yang pertama ialah Kim JungWon yang bekerja di perusahaan eomma-ku sebagai model, JungWon sangat ramah dan baik kepadaku, dia sudah kuanggap seperti oppa-ku sendiri, sedangkan adiknya ialah Kim JungWoo, dia sifatnya sangat bertolak belakang dengan oppa, dia ucapannya sangat dingin dan datar, tingkah lakunya membuatku jengkel setiap dia berada didekatku, dia bisa dikategorikan lelaki yang pandai, namun jika aku dalam keadaan sedih, lelah, dia selalu ada disampingku dan memberikan semangat walaupun ucapannya memang tajam dan dingin tapi aku yakin dia lelaki yang baik sama seperti oppa, hanya saja dia sulit untuk mengekspresikan dirinya, dan terkadang walaupun terkadang kata-katanya dingin, namun bisa membuat hatiku berdegup, dan aku menyakini diriku sendiri kalau ini hanya rasa kagum dan tidak lebih dari itu. Dan aku berusaha menyadarkan diriku sendiri bahwa dia adalah sahabatku.
Awal aku berteman dengan Jungwoo ini benar-benar sangat tidak diduga, bagaimana tidak? Bisa dikatakan dulu, aku termasuk kedalam gadis yang kurang percaya diri.
2 Tahun silam
“Eomma.. apakah kita akan menetap di Gangnam?” tanyaku “nde..Yun-ie tapi kamu katanya tidak mau pindah-pindah sekolah lagi, jadi eomma sudah mendaftarkan mu disekolah di Gangnam ini dan tempat tinggal kita nanti tidak akanm jauh dari sekolahmu nanti, namun eomma akan lebih sering tidak bersamamu, apakah kamu akan baik-baik saja sendiri di sini jika eomma tidak ada?”tanya eomma¬ku khawatir sambil mengusap kepala ku. “neeomma..”ucapku tersenyumm namun dalam hati aku sedikit khawatir, apakah aku disini akan punya teman? Atau aku akan menjalani masa-masa SMA ku yang suram? Ahhh..mollaseo.. batinku dalam hati. Kami pun telah sampai disebuah rumah bertingkat bewarna putih dengan air mancur di halaman dan terdengar gonggongan anjing pudel kecil bewarna putih tepat di depan gerbang rumah tersebut. kulihat ada beberapa rumah yang berdekatan dengan rumah kami“nahh Yunn-ieini adalah rumah kita mulai sekarang. Eomma sengaja membelikan rumah yang banyak tetangga supaya kamu tidak kesepian karena eomma akan jarang berada dirumah menemanimu. besok eomma juga akan memberitahu dimana kamu akan bersekolah. Bagaimana kamu senang?” tanya eomma. “ne eomma.. tapi eomma akan selalu menghubungiku kan?” tanyaku “ne eomma akan selalu menghubungimu setiap hari” jawab eommaku. Kami pun memasuki rumah yang akan menjadi tempat tinggal kami nanti. “nah Yun-ie kamar kamu berada di lantai atas, taruh barang-barangmu dikamar, setelah selesai turun kebawah dan kita akan makan bersama dengan tetanggga baru kita, arrachii?” tanya eomma, “ne..” teriakku dari kamarku. Aku pun mulai merapikan barang-barangku dan menaruhnya dikamarku, cukup lama membereskan kamarku yang sekarang jadi terlihat elegan dengan suasana putih. Akupun membuka jendela kamarku dan merenggangkan tubuhku, dan melihat pemandangan yang indah dari kamarku ini, ternyata eomma sangat mengerti denganku, yapp.. hobiku adalah memandangi pemandangan-pemandangan alam yang terlihat sederhana, seperti yang kulakukan saat ini yaitu menikmati hembusan semilir angin yang membuat rambutku sedikit berantakkan, dan ketika aku menanggumi pemandangan yang indah, dan tanpa sengaja aku melihat pemandangan yang tidak terduga, yaitu tepat didepanku, ada sebuah rumah yang bertingkat pula, dan jendela kamarku berhadapan dengan jendela rumah tersbeut, dan ternyata ada seorang namja yang terlihat baru selesai mandi, sehingga hanya memakai handuk dan bertelanjang dada BLUSSHH.. seketika wajahkupun memerah, bagaimana tidak, ini pertama kalinya aku melihat pemandangan seperti itu dan aku dapat menarik kesimpulan bahwa itu kamarnya, dan dia kan berpakaian dan pasti dia akan.... yap tepat saat aku memikirkan yang aneh-aneh pada saat itu pula dia menoleh kearah ku dengan rambut blonde bewarna hitam basah, berkulit putih dengan mata sipit, melihat kearahku dengan tatapan dingin sedingin es, dan dengan segera diapun menutup jendela dengan tirai bewarna biru. Akupun yang terpaku memandangnya tersadar dan merutuk kepada diriku sendiri “yunna pabboo.. apa yang telah kau lihat? Kau melihat namja tersebut tanpa berkedip sedikitpun. Apa yang akan dipikirkannya? Aku akan diduga sebagaiyeoja mesum. Arrgghh pabboo..” ucapku merutuk kepada diriku sendiri dan sedikit memukul kepalaku dengan wajah merahku. “yunn-ie apakah kamu sudah merapikan barang-barangmu? Kalau sudah turun bantu eomma menyiapkan makan untuk nanti malam. Kita akan mengundang tetangga baru kita.”terdengar eomma memanggilku “ne eomma..”teriakku dan segera beranjak dari kamarku.
“Aku pulang..” ucap seorang namjamemiliki rambut blonde bewarna hitam bermata sipit dengan menggunakan baju seragam sekolah. “Ya Jungwoo.. cepat mandi dan turun kebawah, kita akan makan malam bersama tetangga baru kita”ucap seorang wanita paruh baya namun tetap cantik layaknya wanita berusia 36 tahun. “anni..eommasaja sendiri, eomma tahu kan kalau aku tidak suka acara seperti itu?!” ucapku dengan nada yang datar. “Yakkhh! Pokoknya kamu harus ikut, kita sebagai tetangga yang baik harus menyambutnya dengan baik. Apalagi mereka tepat tinggal disebelah kita. Pokoknya eomma tidak menerima penolakkan”ucap wanita itu dengan nada sedikit meninggi. “ne..” ucapku dengan malas mengiyakan, apa yang akan kulakukan nanti, hanya ada sekumpulan eomma dan ahjummadan nanti akan membicarakan hal-hal yang tidak penting. Argghh.. kenapa aku harus ikut? Tanyaku membantin. Aku pun naik ke kamarku dan segera mandi. Ahhh.. terasa sangat segar ketika sudah mandi, ketika aku ingin berpakaian tanpa disengaja aku melihat seorangyeojamemiliki rambut ikal bewarna coklat yang terurai panjang denganponi, dan tersenyumm, dan senyumnya terlihat tulus dan bahagia. Apakah sebegitu bahagianya hanya melihat pemandangan di daerah ini? Atau dia dulu berasal dari planet lain? Tanyaku dalam hati dan sepertinya dia sudah mulai menyadari keberadaanku, dan yakh. Aku bisa melihat wajahnya memerah, apa karena aku bertelanjang dada? Yakkhh berasal dari mana yeoja ini. Apakah selama ini dia tidak pernah melihat dada seorang namja? Atau dia dahulu tidak mempunyai teman. Akupun segera menutup tirai kamarku.
Malam pun telah tiba, terlihat seorang yeoja dengan rambut di ikat 2 dengan poni menghiasi dahi gadis dengan pakaian baju kodok dengan kaus bewarna hitam. “nahh eomma kapan tetangga kita akan datang?” tanya gadis tersebut yang tak lain ialah Yunna. “emhh.. mollaseo Yunn-ie” jawab eomma Yunna.
NING..NONG..NING..
“Yakh Yunn-ie sepertinya mereka sudah datang. Cepat Yunn-ie buka pintunya. Palliwa” ucap eomma bersemangat. Akupun segera membuka pintu dan menyapa “Annyeong Haseyoo..” ucapku membungkukkan badanku memberikan salam. “ne.. annyeong..” ucap seorang wanita paruh baya namun terlihat tetap muda. “ne.. silahkan masuk eemmhh” aku merasa bingung ingin memanggil apa kepada wanita paruh baya ini “emhh.. ahjumma. Kim ahjumma. Ne? keundae nuguseyo?” ucapnya sambil tersenyumm. “ne ahjumma.naneum Choi Yunna imnida” Ucapku tersenyumm. “ahh nanti anak-anakku akan menyusul.jadi..” ucap Kim ahjumma ragu-ragu “ne ahjumma,ahjumma silahkan masuk. Aku akan menunggu. Lagipula eomma sudah menunggu didalam.”ucapku mengerti akan maksud bibi kim. “ne kamsahamnida Yunna-ssi” ucap bibi kim “annii panggil Yunn-a” ucapku tersenyumm. Bibi kim masuk ke ruang makan. Aku pun menunggu dihalaman depan dengan menikmati hembusan angin malam dan dapat kulihat bintang-bintang. Gomawo eomma telah memilih rumah dengan pemandangan yang indahnya. Akupun mengulas senyum tipis. Tapi seketika aku murung “tapi bagaimana dengan sekolahku nanti. Apakah akan seindah langit pada saat ini” ucapku pada diriku sendiri dan menunduk. Karena aku termasuk orang-orang yang tidak pandai bergaul.
“yakk Hyung.. apakah tidak bisa hyung saja yang pergi kesana?” tanya namja yang bersantai disofa dan asik memainkan PSPnya yang tidak lain ialah Jungwoo. “annii.. Hyungpun malas kesana, tapi nanti eomma akan marah pada kita berdua. Sudahlah. Kajja” ucap namja berambut coklat blonde mata yang bewarna hitam sipit yang bak pinang dibelah dua. Sangat mirip karena namja itu adalah kakak dari Jungwoo, yaitu Jungwon dan menarik tanganku.dengan enggan hati akupun beranjak. Didalam perjalanan “emhh.. apakah kamu sudah melihat tetangga kita” tanya hyung kepadaku. “anniyo hyung.. tapi aku tadi melihat yeoja berada dirumah itu.” Ucapku dingin. “waw.. yeppoji?” tanya hyung akupun membayangkan “mollaseo” ucapku asal. “apakah itu dia?” tanya hyung kepadaku sambil menunjukka kearah yeoja yang duduk dihalaman depan dengan menikmati hembusan angin malam dan dapat kulihat yeoja ini menikmati pemandangan langit dimalam hari. Sepertinya yeoja ini sangat menyukai pemandangan-pemandangan yang sederhana. Dan dapat kulihat dia tersenyumm untuk kedua kalinya dalam satu hari. Sepertinya yeoja ini sangat murah senyu. Akupun tanpa sadar terhipnotis akan senyumnya yang tulus dan ikut tersenyumm. “woii.. apakah dia yeoja yang kamu bicarakan. Yeppo” ucapku menyadarkanku dari senyumku dan mengangguk mengiyakan. Dan ketika kami menuju kearahnya seketika wajahnya berubah menjadi murung dan dapat ku dengar gumamannya “tapi bagaimana dengan sekolahku nanti. Apakah akan seindah langit pada saat ini” hemm aku tahu bagaimana perasaannya karena baru pindah ke wilayah baru dan bertemu dengan orang-orang baru. Tapi mau bagaimana lagi? Bukankah itu memang sudah menjadi resiko? Tapi jika dia mudah tersenyumm seperti itu sepertinya akan cepat untuk beradaptasi dan mendapat teman baru. Batinku. “Annyeong Haseyo..” ucap Hyungku “Annyeong Hase...yo” ucapnya berusaha untuk tersenyumm kepada Hyung dan ketika dia melihat kearahku seketika wajahnya memerah lagi. Yakhh ada apa dengan yeoja ini cepat sekali berubah ekspresinya. Tadi tersenyumm, lalu murung ketika melihat Hyungtersenyumm lagi, dan ketika melihatku seketika wajah memerah. Benar-benar. Akupun membungkukkan badanku.
“Annyeong Haseyo..” ucap seorang namja ucap namja berambut coklat blonde mata yang bewarna hitam sipit. Akupun tersadar dari pikiranku dan segera bangkit dan memberi salam “Annyeong Hase...yo”ucapku sambil tersenyumm dan seketika kulihat namja yang tadi siang kulihat bertelanjang dada dan seketika aku mengingatnya BLUSHH.. wajahku seketika memerah dan laki-laki itu tetap dalam ekspresi emhh yang bisa dikatakan datar dan kulihat dia membungkukkan badannya akupun membalas membungkukkan badannya.
Terlihat 2 namja dan seorang seorang yeoja memasuki ruang makan. “Yunn-iekajja ajak mereka untuk makan” terlihat ibu Yunna menyuruh kedua namja itu untuk bergabung. “ne eomma..” ucap Yunna. “ahh.. jadi ini anak-anak mu Nayoung-a?” tanya eomma Yunna. “ne.. pria berambut coklat itu Jungwon, Kim Jungwon. Dia merupakan anak pertamaku. Dia bekerja ditempatmu Eun Ra. Jungwon, ini Ny.Eun Ra pemilik butik tempatmu bekerja” ucap bibi kim kepada Jungwon. “annyeong sajangnim” ucap Jungwon formal dan membungkukkan badannya. “aigoo Jungwon-ssi tidak perlu formal begitu kalau di luar kantor, panggil ahjumma? dan siapa itu disebelahmu Jungwon-ssi?” tanya eomma Yunna. “ini adikku, Jungwoo. Dia 5 tahun dibawahku, sekarang Jungwoo perkenalkan dirimu. “annyeong.. Kim Jungwoo imnida. bangapseumnida” ucap Jungwoo memperkenalkan. “ouhh, kamu sekolah dimana, Jungwoo-ssi?”tanya eomma Yunna. “emhh.. di Sekolah Hwangmun, bi.”ucap Jungwoo singkat. “waw..Yunn-ie sepertinya Jungwoo akan membantumu nanti disekolah, karena eomma telah mendaftarkanmu disana. Nahh Jungwoo-ssi bantu Yunn-ie nanti sekolah, Yunn-ie susah untuk bergaul dengan tempat dan orang-orang baru. Dulu disana juga dia tidak punya teman. Bibi khawatir dia tidak akan punya teman. Walaupun mungkin dia terlihat murah senyum, itu karena bibi yang menyuruh untuk tersenyumm kepada kalian. Bisa Jungwoo-ssi?” tanya bibi Choi. Jungwoo pun mengangguk. “emhh.. Yunn-ie cepat perkenalkan dirimu.” Ucap eomma Yunna. “Annyeong Haseyo.. Naneun Choi Yunna imnida” ucap yeoja itu menunduk. “nah.. mari kita makan dulu.” Ucap eomma Yunna. Merekapun makan dengan lahap karena sudah menunjukkan Jam 8.00 p.m. makan malampun telah selesai, dan terlihat Ny.Choi dan Ny. Kim telah akrab. “jadi Eunra, kapan Yunn-a bersekolah. Kemungkinan 3 hari lagi. Karena harus mempersiapkan berkas-berkasnya dan pakaian untuk bersekolah. Keundae Nayoung bisakah Yunn-ie kerumah mu jika aku perggi untuk bisnis, karena aku akan sering tidak berada dirumah. Aku tidak ingin Yunn-ie akhirnya kesepian. Bisa?” ucap eomma Yunna. “ne.. lagipula aku tidak mempunyai anak perempuan. Jadi aku akan menganggapnya seperti anakku sendiri. Gokjomalseyo.” Ucap bibi kim. Terlihat kedua wanita ini membereskan makanan tadi. Sedangkan 2 namja dan yeoja sedang berada di halaman depan.
“Yunna-ssi kamu jangan khawatir. Oppa akan menjadi temanmu dan Jungwoo juga akan menjagamu disekolah. Ne?” ucap Jungwoo kepadaku dan kulihat dia sedikit menyenggol lengan Jungwoo. Kulihat dia tidak bergumam, apakah dia tidak mau berteman denganku? Akupun mulai khawatir. Akupun menundukkan kepala ku. “Yakk Jungwoo cepat jawab” Ucap Jungwon oppasedikit menaikkan nadanya sedikit.
“Yakk Jungwoo cepat jawab.” Ucap hyung yang sependengaranku sedikit menaikkan nadanya sedikit. Aku pun membelalakkan mataku yang sipit kepada hyung “NDE.! Ucapku tak kalah menaikkan nada suaraku dan terkesan dingin. Akupun melihat Yunna yang tadi menundukkan kepala sekarang sudah menegakkan kepalanya dan tersenyumm manis, omoo.. sepertinya hari-hariku akan sibuk mengurus yeoja yang satu ini.
“NDE.!” Ucapnya tak kalah menaikkan nada suaranya dan terkesan dingin, namun walaupun nada bicara seperti itu setidaknya dia tidak menolak perkataan Jungwon oppa. Akupun yang mendengarnya tersenyumm, ya setidaknya aku sudah punya chingu. Tapi bagaimana jika aku tidak sekelas dengannya? Akupun menghilangkan lagi senyumku. “Yunna, waeyo?” tanya Jungwon oppa. “emh.. bagaimana jika nanti disekolah aku tidak satu kelas dengan Jungwoo-ssi, oppa?”tanyaku kepada oppa. “tentu saja kamu harus berusaha dengan keras agar mendapatkan teman disekolah nanti, dan tentu Jungwoo akan membantu, bahkan mungkin dia akan lebih sering kekelasmu.” Ucap oppa menenangkanku, namun aku belum puas sebelum Jungwoo yang menjawabnya.. akupun melirik kearahnya dengan gugup aku berkata “apakah benar seperti itu Jungwoo-ssi, apakah kamu akan sering datang kekelasku.” Ucapku berhati-hati. Entah mengapa setiap aku bicara dengan Jungwoo, aku selalu gugup tidak seperti saat aku berbicara dengan Jungwon oppa. Mungkin karena dia dingin dan tidak ramah. Sepertinya berteman dengan dia pun akan sulit.
“apakah benar seperti itu Jungwoo-ssi, apakah kamu akan sering datang kekelasku.” Ucapnya berhati-hati. Aishh hyung ini entah apa yang di ucapkannya. Kan jika kami tidak sekelas, tidak mungkin aku selalu ke kelasnya. Merepotkan saja. Argh.. namun jika ku lihat wajahnya aku sangat.. emhh .. kasihan mungkin, aku tidak tega menolaknya jika melihat wajahnya. Dengan menghela nafas “ne Yunna-ssi aku tetap berada didekatmu dan menjadi temanmu walaupun kita tidak sekelas. Jadi jangan khawatir,ne?” entah mengapa hanya kepada yeoja ini aku bisa bersikap lembut. Seketika diapun tersenyumm sangat manis menatapku dan kemudian menengadah kelangit “Gomawo Jungwoo¬-ssi” ucapnya dan tersenyumm sangat manis. Aku sangat menyukai senyum yang tulus itu. akupun tersenyumm dan ikut menatap langit yang dihiasi dengan bintang-bintang, Mungkin aku tersenyumm karena melihat pemandangan yang indah dimalam hari, entah itu karena bintang-bintang atau karena.. ahh.. molla.
“ne Yunna-ssi aku tetap berada didekatmu dan menjadi temanmu walaupun kita tidak sekelas. Jadi jangan khawatir,ne?” entah mengapa aku bisa mendengar bahwa dongsaengku berbicara lembut kepada Yunna-ssi. Padahal aku tidak pernah melihat dia berbicara dengan lembut dengan yeoja baik itu temannya ataupun siapa saja. Batinku dalam hati. Akupun melihat Yunna tersenyumm sangat manis menatap dongsaengku dan kemudian menengadah kelangit “Gomawo Jungwoo¬-ssi” ucapnya dan tersenyumm sangat manis. Dan tanpa kuduga aku melihat Jungwoo tersenyumm tulus dan ikut menatap langit yang dihiasi dengan bintang-bintang. Sepertinya akan ada sesuatu antara Jungwoo dengan Yunna. Batinku. Dan aku menduga itu hal yang bisa dirasakan anak remaja. akupun tersenyumm, karena akhirnya ada sesosok yeoja yang dapat meluluhkan hati Jungwoo, nae dongsaeng yang dingin ini.
Setelah malam itu, Yunna dan eomma menyiapkan berkas-berkas yang akan dibutuhkan untuk sekolah Yunna nanti. Dan juga mereka membeli seragam sekolah untuk Yunna, buku, peralatan sekolah. hingga tiba hari dimana hari pertama Yunna masuk sekolah.
“Yunn-iepalliwa. Jangan sampai hari pertamamu sekolah kamu terlambat.” Teriak eomma dari bawa. Akapun yang mendengarnya segera turun. “ne eomma.. apakah eomma akan menemaniku dihari pertamaku.” Tanyaku tersenyum cerah. “mianhe Yunn-ie.Eomma harus ke kantor, karena ada investor yang datang. Kamu bisa pergi bersama Jungwoo-ssi. Gwenchana?” tanya eommaku sedikit berhati-hati dan sedih menatapku, akupun yang sebenarnya merasa sedih harus tersenyum, hanya aku yang dimiliki eomma. Jadi aku tidak boleh membuat eomma sedih. Bukankah aku harus mengerti karena sudah mengerti dengan pekerjaan eomma yang berat. Aku harus mengerti keadaannya. “ne eomma..gwenchanayo..” ucapku tersenyum. “gomawo Yunn-ie. Kamu cepat panggil Jungwoo. Pergi bersamanya. Oh ya.. eomma sudah membelikan sepeda, Jungwoo biasa bersekolah menggunakan sepeda jadi kamu juga naik sepeda. Ne?” ucap eomma. “neeomma. Aku pergi.” Pamitku. Nah.. akupun segera mengeluarkan sepedaku dan pergi kerumah Jungwoo. Akupun membunyikan bel rumahnya. Dan selang beberapa menit keluar seorang namja dengan baju seragam dan membawa sepedanya dengan tas di sandang. Omoo.. baru kusadari jika Jungwoo cukup tampan.
NING..NONG..
“Jungwoo, palli Yunna sudah ada di depan. Nanti kalian terlambat.” Ucap eomma ku. akupun hanya mengangguk. “aku pergi sekarang,eomma” ucapku sekaligus mengeluarkan sepeda kesayanganku, karena sekolah ku anii maksudku sekolah ku dan Yunna hanya berjarak 500m, jadi untuk apa naik motor atau bus? Lebih baik naik sepeda. Begitu aku keluar dan membuka gerbang rumah ku, tepat didepanku terlihat yeoja dengan rambut diikat 2 dan poni yang tetap menghias di dahinya, dengan tas, sepatu, sepeda yang bewarna putih, dan dapat ku tarik kesimpulan, sepertinya yeoja ini menyukai warna putih, dan satu lagi apakah yeoja ini harus diikat 2 rambutnya?. Apakah dia anak TK? Aishh benar-benar yeoja ini. “annyeong,Jungwoo-ssi” sapanya kepadaku tidak lupa diiringi senyum tipis, “ne.. kajja nanti terlambat” ucapku menanggapi sapaannya. Kami pun mengayuh sepeda kami menuju sekolah.
Terlihat yeoja dan namja sedang mengayuh sepeda mereka masing-masing dan tibalah mereka disebuah sekolah, yang tidak lain adalah sekolah Yunna dan Jungwoo.
“Yunna-ssi ini adalah sekolahnya. Aku akan mengantar mu keruang guru. Apakah aku harus menunggumu?” tanya Jungwoo kepadaku. Aku sebenarnya ingin Jungwoo menungguku, tapi bukankah kalau seperti itu aku akan terlihat manja dimatanya? Batinku. “aniiyo.. aku bisa sendiri. Gomawo sudah mengantarku samapi sini, jungwoo-ssi.” Ucapku tulus. Dan akupun segera masuk ke ruang guru. “annyeong saem. Naneun Kim Yunna imnida.” ucapku memberi salam dan membungkukkan badan kepada guru yang berada diruang guru. “ahh.. Yunna-ssi. Kamu murid baru kan?” tanya seorang guru wanita yang terlihat berusia 30 tahun-an. “ne saem..”kataku sopan. “ahh.. kajja ikut saem.saem akan mengantarmu kekelas” setelah itu guru itu bangkit dan pergi kesebuah kelas. Dan ketika aku masuk kekelas tersebut. banyak mata yang memandangku. Keluarlah ketakutanku untuk memandang mereka. Aishh aku benci keadaan ini. “yap selamat pagi” ucap guru itu kepada mereka. “ne.. pagi saem. Nugu?” dapat kudengar kelas menjadi ribut dan saling berbisik satu dengan yang lain. Akupun semakin menundukkan kepalaku. “ne.. hari ini kita kedatangan teman baru. Nah Yunna perkenalkan dirimu”kata saem mempersilahkanku untuk memperkenalkan diri. “emhh..annyeong hasimnika. Naneun Kim Yunna. Bangapseumnida.”ucapku datar tanpa ekspresi tanpa senyum karena aku sangat gugup. “aihh yeppo,hajiman kok datar begitu ekspresinya. Apakah dia tidak suka berada disini?” ku dengar salah satu bisikan mereka. Aishh Yunna pabboya ?! kenapa diawal pertemuan memberi kesan yang sombong. Bagaimana ini? Apa aku tidak akan punya teman selama disekolah ini. “nahh Yunna kamu boleh duduk dibangku ketiga dekat jendela, karena hanya bangku itu yang belum terisi. Nah untuk kalian silahkan lanjutkan pelajarannya”ucap mengakhiri perkataannya dan pergi.
TENG..TENGG..TENGG..
Terdengar bunyi bel sekolah yang menandakan jam istirahat, banyak siswa yang tergesa-gesa keluar dari kelas untuk menghilangkan rasa penat belajar, rasa lelah, lapar dan lain sebagainya.
TENG..TENGG..TENG..
“Kyaaa.... kita benar-benar sudah telat Jungwoo-a, eottokhe?”ucapku sedih sambil memarkirkan sepedaku. “aisshhh.. baru menyesalkan?,pabboo! makanya sedari tadi dijalan jangan asik memandangi pemandangan saja, harus tahu waktu. Arraseo?. Ini nasib kitalah.” Jawabnya dingin dan aku hanya mengerucutkan bibirku . Kami pun berjalan menyusuri kelas dengan lemah karena sudah mengetahui dan menyadari tidak akan diizinkan untuk mengikuti pelajaran, dan setiba dikelas, ternyata terdengar ribut-ribut. “saem eodiseo, Nara-a?” tanyaku kepada seorang yeoja yang terlihat seperti wanita idaman para pria, tubuh yang langsing dan tinggi semampai, rambut hitam lurus terurai panjang dengan dan memiliki mata yang sipit seperti kebanyakan wanita korea, “hari ini, saem tidak dapat hari dikarenakan sakit. Padahal sudah kuberitahukan kepada JungWoo. Apakah dia tidak memberitahumu, Yunna-a?” tanya Nara. Akupun segera mendelik ke arah Jungwoo, dan dia hanya menatapku, dan tanpa diduga, dia tersenyumm tipis ke arahku, dan aku segera berbalik arah darinya, dan memegang dadaku, please yunna, come on.. tahan dirimu ”Yunna-a Wae?gwenchana?appo?kenapa dengan wajahmu, apa kau demam?”tanya Nara seperti rentetan kereta api. “anni, nan gwenchana.”senyumku ramah, hampir saja ketahuan, huft..
Hahaha.. Yunna pabboya..mudah sekali dia ku kerjai. Sejak sedari tadi pagi kulihat dia mengayuh sepedanya dengan memandang pemandangan, dan dia tersenyumm cerah, aku sangat menyukai senyum itu, dan tanpa ia sadari aku pun tersenyumm melihat wajah cerahnya, namun seketika aku bergidik, karena bukan hanya aku yang melihatnya tersenyumm, namun ada beberapa anak lelaki yang asik ikut memandangi Yunna yang masih tersenyumm memandangi langit. “aigoo.. neomu yeppo..”ujar salah seorang lelaki memandang yunna terpesona. Aku yang entah kerasukan roh sodako, mengayuh sepeda dengan cepat, menyerempet Yunna, dan alhasil, dia pun berteriak kearahku, “kyaaa... JungWoo, tidak bisakah engkau mengayuhkan sepedamu dengan benar, HAH ..?!” rutuk Yunna kepadaku. ”kau yang tidak benar mengayuhkan sepedamu, kau terlalu lambat dan terlalu menghayati pemandangan ini, tidakkah kau tahu bahwa kita sudah terlambat, YUNNA. PABOYA ?!” jawabku dingin sambil memberhentikan sepedanya, dan menoleh ke arahnya, lalu Yunna yang menatap JungWoo kesal. “ Arraseo.. mianhe” jawabnya lemas. Akupun yang melihat merasa sedikit bersalah, namun apa mau dibuat,aku tidak ingin melihat satu orang lelakipun melihat dia sedang tersenyumm dan mengagumi dirinya, hanya aku seorang yang bisa, karena aku, mungkin sedikit menyukai gadis bodoh ini? Anii.. mungkin karena dia adalah teman ku sejak kecil dan dia sudah kuanggap seperti yeodongsaengmaybe ? ucapku membatin. Dan akupun mengayuh sepeda lagi karena kuyakin, kami pasti sudah terlambat, dan aku hanya pasrah saja.
TENG.. TENG.. TENGG
“Kyaaa.... kita benar-benar sudah telat Jungwoo-a, eottokhe ?”ucapnya sedih sambil memarkirkan sepedanya. Seketika itu, bergetar hpku di saku celanaku, akupun melihat ponselku dan ternyata ada sms dari Nara, teman sekelas kami “Jungwoo, hari ini Nana Saem tidak dapat hadir, dikarenakan sakit. Tolong beritahu Yunna. Arrachi?” aku pun yang melihat pesan tersebut tersenyumm. “aisshhh.. baru menyesalkan?,pabboo! makanya sedari tadi dijalan jangan asik memandangi pemandangan saja, harus tahu waktu. Arraseo?. Ini nasib kitalah.” Jawabku dingin dan dia hanya mengerucutkan bibirrku, yeppo.batinku. Seketika tiba dikelas, ternyata terdengar ribut-ribut. “saem eodiseo, Nara-a?” tanya Yunna kepada Nara, “hari ini, saem tidak dapat hari dikarenakan sakit. Padahal sudah kuberitahukan kepada JungWoo. Apakah dia tidak memberitahumu, Yunna-a?” tanya Nara. Yunna pun segera mendelik ke arahku, dan aku hanya menatap dia, dan tanpa ku sadari, aku tersenyumm tipis ke arahnya, dan ia pun segera berbalik arah dari ku. Apa dia marah kepadaku makanya dia berpaling dariku. Ahh.. mollaseo.. akupun segera bergabung dengan teman-temanku.
Tak terasa udara yang dari sejuk menjadi panas, dikarenakan matahari tepat diatas kepala. “aiggoo. Panas sekali cuacanya. Jungwoo-a aku haus.. belikan aku minum”ucapku memelas sambil berjalan keluar kelas dan berjalan bersama Jungwoo ke arah parkiran sepeda kami. “beli saja sendiri, punya kaki kan?. Pergunakanlah dengan baik.”jawabnya dingin, akupun kesal, dan mengayuh sepeda keluar karena aku kesal kepadanya. Kenapa selalu seperti itu, tidak bisakah dia baik kepadaku untuk saat ini? Aishh terkadang aku bingung bagaimana aku bisa menyukai lelaki macam dia. Akupun mengayuh sepedaku dan berhenti tepat di mesin minuman soda yang dingin, dan hanya ada 1 uang logamku sisanya adalah uang kertas, dan ketika aku memasukkan logam terakhirku, ternyata minuman dinginnya tidak keluar. Akupun merutuk ”aishh.. paboo..paboo.. kenapa tidak mau keluar” rutuk ku sambil menendang mesin tersebut ”aaauuu.. appo..” ucapku nyeri, akupun berjongkok didepan mesin minuman tersebut dan menutup wajahku diantara 2 lututku. Dan aku bisa merasakan seseorang menghampiri mesin tersebut dan memasukkan uang, dan minuman itupun keluar, namun aku tidak mempedulikannya, toh itu minuman untuk orang tersebut, akupun masih menenggelamkan kepadaku di kedua lututku sambil berjongkok, dan tiba-tida ada sesuatu yang dingin mengenaik kening ku, akupun menengadahkan kepalaku, dan kudapati lelaki yang sedang mengarahkan minuman kearahku,”chaa.. minumlah, aku sudah meminumnya sedikit, dan kulihat dirimu sangat malang, seperti anak kucing yang ingin mati, tetapi tidak mau mati, dan aku merasa kasihan. Nah minumlah” ucapnya dingin, namun dibalik kata tajamnya, dia tetap baik karena toh pada intinya dia memberikanku minuman dingin. Akupun segera berdiri dan mengambil minuman dari tangannya, dan segera meneguk minuman dingin tersebut “ahhh... segarnya. GomawoJungwoo-a Kamu baikk sekalii..”ucapku sambil memegang tangannya manja dan tersenyumm cerah secerah-cerahnya. Dia pun berjalan melepaskan tangannya dan berkata ”kajja . pulang.”ucapnya datar. Kami pun mengayuh sepeda kami lagi.
“aiggoo. Panas sekali cuacanya. Jungwoo-a aku haus.. belikan aku minum”ucap Yunna memelas sambil berjalan keluar kelas dan berjalan bersamaku ke arah parkiran sepeda kami. “beli saja sendiri, punya kaki kan?. Pergunakanlah dengan baik.”jawabku dingin. Yunna pun mengayuh sepedanya, akupun menyesal dalam hati, apakah kata-kataku terlalu kasar padanya? akupun mengikutinya secara diam-diam dan dia berhenti tepat di mesin minuman soda yang dingin, ketika dia memasukkan logam, ternyata minuman dinginnya tidak keluar. Yunna pun merutuk ”aishh.. paboo..paboo.. kenapa tidak mau keluar” rutuknya sambil menendang mesin tersebut ”aaauuu.. appo..” ucapnya nyeri, dia pun berjongkok didepan mesin minuman tersebut dan menutup wajahku diantara 2 lututnya, aku pun merasa menyesal, akupun segera menghampiri mesin minuman tersebut, dan keluarlah minuman dingin, akupun sedikit meminumnya dan menaruh minuman dinginnya di kening Yunna. ”chaa.. minumlah, aku sudah meminumnya sedikit, dan kulihat dirimu sangat malang, seperti anak kucing yang ingin mati, tetapi tidak mau mati, dan aku merasa kasihan. Nah minumlah” ucapku dingin. Yunna pun segera berdiri dan mengambil minuman dari tanganku, dan segera meneguk minuman dingin tersebut “ahhh... segarnya. Gomawo Jungwoo-a Kamu baikk sekalii..” ucapnya sambil memegang tanganku manja dan tersenyumm cerah secerah-cerahnya. Tanpa ku sadari jantungku ini berdegub tidak terkendali, akupun berjalan melepaskan tangannya agar tidak terdengar suara jantungku yang cukup berdetak kencang dan berkata ”kajja . pulang.”ucapku menunjukkan wajah datar. Kami pun mengayuh sepeda kami lagi.
Akupun mengayuhkan sepeda kerumahnya Jungwoo, dan terlihat dirumah Jungwoo terparkir mobil putih SUV yang dapat ku kenali itu adalah mobil eomma ku. “eommaa.... eommaa.. eodiseo ?” teriakku sambil berteriak dan memasuki rumah sahabatku ini. “ommoooo... Yunn-ie bogosiphoyo...”ucap wanita paruh baya namun masih tetap modis, sambil merentangkan kedua tangannya, yapp.. kalian pasti sudah menduga kalau wanita itu eomma-ku. “ternyata kamu sudah besar, cantik lagi, sama seperti ku, betulkan nyonya kim ?” ucap eomma ku kepada ahjumma “yayaya... tepat sekali, tapi dia sifatnya sangat berbeda denganmu, Yunna ini sangat ceria dan menikmati setiap detik kehidupannya, tidak sepertimu yang selalu sibuk mengurusi butikmu itu dan dirimu selalu memasang wajah datar kepada orang yang tidak engkau kenal, betulkan Yunna?”gerutu ahjumma melihat eommaku, dan aku hanya tersenyumm cerah, karena aku yakin walaupun eomma seperti itu , dia tetap mengutamakan aku, misalkan ketika aku sakit kelas 5 SD demam tinggi, eommaku langsung meluncur ke rumah ahjumma, padahal eomma ku ada pertemuan penting dengan klien dari luar negeri. Dan eomma ku membatalkan rapat itu, selain itu eomma ku, eomma dalam 1 hari pasti meneleponku untuk memastikan keadaanku, bagaimana hari ku bersama ahjumma, disekolah, dan juga setiap libur, eomma pasti meluangkan waktu untukku. Bukankah itu tandanya dia sangat sayang padaku, hanya saja ketika hari biasa, eomma sering tidak pulang. Bukankah aku seharusnya sebagai anak memahami kondisi eomma ku yang seperti itu? Bukannya malah mengeluh? karena pada saat hari biasapun aku sekolah, les, berkumpul dengan chingu dan tiba dirumah malam jam 10 dan ketika sampai rumah aku juga harus beristirahat. Dan jika eommaku tidak bekerja bukankah dia akan kesepian berada di rumah kami yang besar ? anii,.. aku tidak mau eommaku kesepian. ”anneyeong”terdengar suara berat dari JungWoo dan terkesan datar sambil membungkukkan badannya. ”anneyeong” jawabku ceria di ikuti dengan ahjumma dan eommaku. “yakkkhh.. Jungwoo!! Tidak bisakah dirimu tidak mengeluarkan suaramu yang terkesan datar itu?! Eomma Yunna sudah datang jauh-jauh dan engkau menyambutkan dengan suara seperti itu ?! aisshhh,, anak ini!” ucap kim ahjumma sambil menjitak kepala Jungwoo. “hahaha.. tidak apa-apa nyonya kim, ternyata sepertinya sifatku yang datar ini tidak menurun pada Yunn-ie, tapi menurun pada Jungwoo-a, sedangkan sifat ceria Yunna yang ceria menurun darimu, ahahah sangat lucu. Apakah sebenernya Jungwoo-a adalah anakku?. Hahah... tapi jika dilihat seperti ini, mereka terlihat cocok bukan??” ucap eommaku yang membuat ku seketika tidak bisa berkata apa-apa, karena aku berusaha untuk menahan ekspresi bahagiaku, karena eomma ku mengatakan kalau kami berdua cocok. Dan aku hanya mengulas senyum, akupun melirik kearah Jungwoo, dia terlihat menghiraukan perkataan dari eommaku, dan berbalik memasuki kamarnya. “yakkk.. mana mungkin Yunna-a mau sama lelaki yang datar dan tidak peka dengan perasaan wanita. Yunna-a lebih cocok dengan Jungwon, karena dia peka, baik, ramah tidak seperti mu, betulkan Yunna-a?” tanya ahjumma kim. Akupun hanya terdiam, karena aku tidak sanggup mengiyakan perkataan kim ahjumma dan terdengar suara pintu kamar dari Jungwoo yang sedikit dibanting. Apakah dia sakit hati karena dibandingkan dengan jungwon oppa? Batinku. “sudah sudah... ayo cepat ganti bajumu Yunna-a, kita harus pergi kesuatu tempat, ada yang ingin eomma perkenalkan denganmu,kajja.” Akpun hanya mengangguk dan langsung ke kamarku.
”anneyeong” ucapku sambil membungkukkan badanku. ”anneyeong” jawab Yunna ceria di ikuti dengan eomma dan ahjumma choi, yang tak lain adalah eomma dari Yunna. “yakkkhh.. Jungwoo!! Tidak bisakah dirimu tidak mengeluarkan suaramu yang terkesan datar itu?! Eomma Yunna sudah datang jauh-jauh dan engkau menyambutkan dengan suara seperti itu ?! aisshhh,, anak ini!” ucap eomma sambil menjitak kepalaku. “hahaha.. tidak apa-apa nyonya kim, ternyata sepertinya sifatku yang datar ini tidak menurun pada Yunn-ie, tapi menurun pada Jungwoo-a, sedangkan sifat ceria Yunna yang ceria menurun darimu, ahahah sangat lucu. Apakah sebenernya Jungwoo-a adalah anakku?. Hahah... tapi jika dilihat seperti ini, mereka terlihat cocok bukan??” ucap choi ahjumma yang membuat ku seketika senang, karena ahjumma mengatakan kalau kami berdua cocok. Aku berusaha menguasai diriku dengan pura-pura tidak mendengar perkataan choi ahjumma dan beranjak kekamarku “yakkk.. mana mungkin Yunna-a mau sama lelaki yang datar dan tidak peka dengan perasaan wanita. Yunna-a lebih cocok dengan Jungwon, karena dia peka, baik, ramah tidak seperti mu, betulkan Yunna-a?” tanyaeommaku kepada Yunna, dan aku ingin sekali berbalik dan melihat bagaimana raut wajah Yunna ketika eommaku berkata demikian, namun aku berusaha memperlama langkahku, namun tidak ada tanggapan darinya. Apakah ini tandanya dia setuju dengan ucapan eommaku? Sebenarnya hal yang ingin kudengar darinya ialah kalau dia menjawab “tidak” atas pernyataan eommaku. Aku yang sedikit merasakan sakit, akupun sedikit menutup pintu kamarku dengan keras.
Pada malam harinya, udara begitu dingin sehingga banyak orang yang keluar dari rumah menggunakan jaket/mantel yang terbilang tebal untuk menghangatkan tubuh mereka. Dalam udara yang begitu dingin, terlihat seorang gadis mungil dengan memakai dress putih selutut, memakai sepatu yang senada pula dengan warna bajunya, rambut coklat yang terbiar terurai dan memakai mantel bewarna hitam, dan terlihat pula disebelah gadis ini wanita paruh baya menggunakan dress hitam,sepatu yang senada rambt diikat satu, dan memakai mantel bewarna putih, yang ternyata mereka adalah Yunna dan eommanya. “eomma..kita mau kemana sebenarnya?” tanya gadis itu kepada wanita paruh baya disebelahnya ”kita akan makan malam dengan seseorang, sabar yah sayang” ucap wanita itu sambil mengelus puncak rambut gadis itu. Terlihat mereka berdua memasuki sebuah restoran ternama, dan tiba-tiba ketika mereka menghampiri meja tersebut, terlihat seorang pria paruh baya dan disebelahnya ada seorang gadis yang memakai dress merah maron selutut dan melihat mereka, dan gadis itu berkata “Yunna...?” tanya gadis itu dan “Naraa??”ucap Yunna
Ommoooo... Sebenarnya pada apa yang telah terjadi disini, kenapa Nara bisa disini? Dan siapa pria baruh baya ini? Apakah dia appa dari Nara? Lalu untuk apa aku dan eomma harus menemui appa dari Nara? Jangan-jangan???! Pikirku berusaha menduga-duga. “jadi begini, Nara dan Yunna. Disini saya ingin memberitahukan kepada kalian berdua, bahwa saya dengan eomma dari Yunna ingin meminta restu kalian, karena kami berdua akan menikah. Sebenarnya bisa saja kami langsung menikah dan memberitahukan kalian nanti, tapi rasanya akan membuat kalian sangat terkejut nantinya. Maka dari itu, saya ingin meminta kedua restu dari Nara anakku, dan dari Yunna-ssi untuk merestui kami” ucap appa Nara kepada kami berdua, dan tak kala kami berdua yang mendengarkan ini merasa sangat terkejut. Apa yang harus kukatakan? Apakah aku harus mempunyai appa tiri? Apakah ini kemauan eomma? Apakah eomma tidak memikirkan perasaanku bagaimana? Kenapa tidak dari tadi dirumah dijelaskan, kenapa harus sekarang? Apakah jika aku menolak, aku adalaha anak tidak tahu diri? Apakah jika aku menolak, eomma akan menangis? Aku tidak ingin melihatnya menangis. Tapi apakah aku bisa mengatakan ”iya”? karena aku yakin kalau aku akan menangis. Kenapa baru kali ini aku menganggap kalau eomma tidak menyayangiku dan tidak mempertimbangkan perasaanku, apakah karena eommaa telah lelah menjalani hidup seorang diri? Apakah aku egois jika aku tidak membolehkan eommaku menikah lagi? Karena jika dipikir lagi, aku akan menikah, dan pasti aku akan tinggal bersama suami dan anak-anakku kelak, lalu eomma akan menjalani harinya seorang diri sampai hari tua. Aku tidak tega, bukannkah kalau seperti ini aku yang egois?. Banyak pikiran yang menghantui pemikiranku. Dan akhirnya selama aku berfikir, terdengar suara gadis,, yang kuyakin itu adalah Nara. “appaa.. aku akan berusaha memahami apa yang appa inginkan dan berusaha mengerti apa yang appa rasakan. Maka aku akan menyetujui pernikahan ini, lagipula aku sudah mengenal Yunna, bukankah itu bisa dikatakan baik?, jadi yang perlu ku lakukan adalah lebih mengenal eomma dari Yunna, benarkan?”jawab Nara sambil tersenyumm. Akupun berfikir lagi, lagipula aku sudah mengenal Nara dari sekolahkan, bukankan itu artinya kami sudah mengenal, walaupun hanya teman sekelas biasa tidak teman dekat, seperti aku dengan Jungwoo, dan lagi pula Nara terlihat baik. Lagipula aku ingin eomma ku bahagia. Akhinya kata-kata itupun keluar dari mulutku “Ya.. aku merestui eomma dan ahjussi, sebelum itu kalau boleh nama ahjushii., nuguseyo?tanyaku sopan “baiklah, perkenalkan naneun Cho Kyuhyun imnida, dan anakku bernama cho nara. Salam kenal” ucap ramah sambil membungkukan badan begitupun dengan Nara. “emhh.. baiklah, nama saya Lee Eun Raimnida, dan anakku bernama choi Yunna imnida.” ucap eomma ku membungkukkan badan dan akupun demikian. “jadi kapan kalian akan melangsungkan pernikahannya?” tanya Nara “emhh,, kami tidak akan terburu-buru, karena saja belum mengenal Yunna, dan kamu Nara belum mengenal Eun Ra. Jadi mungkin 4 bulan kedepan. Tapi mulai sekarang kalian harus membiasakan diri, untuk Yunna kamu harus membiasakan diri dengan memanggi appa dan untuk Nara harus membiasakan diri memanggi eomma pada eommanya Yunna, arratchi?” tanya Cho ahjussi. “arraseo appaa..”ucapku dan Nara berbarengan. Dan kulirik eomma ku terlihat sangat bahagia. Jadi setelah kupikir mungkin ini adalah sepadan dengan yang kulakukan, karena bisa membuat eomma ku bahagia. “ dan mulai sekarang kami akan sering mengunjungi kalian, iyakan Nara? Dan ahh ya.. kalian juga harus akrab ya?” ucap Cho ahj...anni.. maksudku appa. “ndeappa” ucap kami berdua. Akhirnya acara makan malam kami pun selesai, dan kamipun berpamitan.
(backsound:Tarin - Going Home (OST School 2017) selamat mendengarkan)“Yunn-ie maaf ya malam ini eomma harus ke paris untuk menyambut para investor eomma di paris, jadi kamu besok sekolah dari rumah kim ahjummaa dulu ya sayang, eomma sudah menghubungi Jungwon tadi karena dia harus ikut bersama eomma, dan sepertinya Jungwon diantar oleh Jungwoo naik motor, jadi nanti kamu pulang dengan Jungwoo ya, Yunn-ie?”, tanya eomma. ”nde .. hati hati yang, eomma” ucapku berusaha mengulas senyum. Tak selang beberapa lama terlihat seseorang mengendarai motor mengarah kearah kami, dan ternyata itu Jungwon oppa dan Jungwoo. “mianhe..apakah ahjumma menunggu terlalu lama?”tanya Jungwoo. “annieo.. Jungwon ayo kita pergi, nanti kita bisa ketinggalan pesawat. Dan Jungwoo jaga Yunn-ie,eoh? Kamsahamnida nde?”ucap eommaku “ne ahjummaa.”ucapnya membungkuk. “Jungwoo, jaga Yunna-a, dan Yunna hati-hati sama Jungwoo, nanti dirimu di terkam, karena malam ini kamu cantik sekali.” Kata Jungwon oppa. Blushh.. seketika wajahku memerah.” Hahaha...sudah-sudah pergilah Hyung kau membuat dia terlalu percaya diri. Dia sama sekali tidak menarik” kata Jungwoo tertawa menyabalkan, seketika itu aku mengerucutkan ahjumma ku karena kesal. “sudah-sudah, kami pergi dulu, kalian hati-hati dijalan, bye..”kata eomma ku “iyah.. hati hati dijalan ucapku sambil melambaikan tanganku, dan terlihat mobil sudah menjauhi kami, dan ternyata malam ini hanya tinggal kami berdua dan suasana menjadi sedikit aneh menurutku. “kajja...” ucap Jungwoo kepadaku sambil melempar helm kearahku.
“kajja..” kataku kepada Yunna lalu ku lempar helm ke arahnya, di perjalanan kulihat Yunna dari kaca spion motor ku, dan tidak seperti biasanya, dia seperti tidak menikmati indahnya suasana malam ini seperti biasanya, dan jika dilihat dari raut wajahnya, terlihat sangat jelas bahwa ada hal yang dipikirkannya. “Yunna.. neogwenchana ?”tanyaku pelan atau bisa dikatakan lembut.
“Yunna.. neogwenchana ?”ucap Jungwoo kepadaku, akupun tersadar dari pemikiranku akan hal yang terjadi di restoran tadi. Dan sepertinya, ucapan Jungwoo tidak seperti biasanya yang dingin dan datar, tapi malam ini dia terdengar lembut, dan membuat jantungku berdesir. ”gwechana Jungwoo-a”ucapku pelan dan berusaha tersenyumm tipis. “geotjimal.. tidak seperti biasanya dirimu tidak berisik, biasanya dalam perjalanan pulang, dirimu selalu mengoceh tentang indahnya pemandangan pada malam hari, ada apa?”ucapnya yang membuatku tersenyumm lagi, “yayaya.. kau memang paling mengenal aku yah, Jungwoo-a. Andaikan eomma ku seperti dirimu yang mengenal diriku melalui ekspresiku. Huftt..”ucapku lemah.
“yayaya.. kau memang paling mengenal aku yah, Jungwoo-a. Andaikan eomma ku seperti dirimu yang mengenal diriku melalui ekspresiku. Huftt..”ucapnya lemah, akupun semakin khawatir akan dirinya, apa yang sebenarnya terjadi antara choi ahjumma dan Yunna?. “jadi, sebentar lagi eomma ku akan menikah lagi dengan lelaki lain, dan sepertinya aku belum siap untuk memiliki appa baru.”ucapnya lemah. “jadi kenapa tidak engkau katakan pada ahjumma apa yang engkau rasakan?” tanyaku , karena biasanya ahjumma dan Yunna saling terbuka antara apa yang dirasakan. ”untuk moment yang seperti ini aku tidak berani, karena akupun tahu akan tiba waktunya, eomma memerlukan seorang nampyeon di hidupnya, dan mungkin hari inilah saatnya, karena akupun berfikir aku tidak mungkin selamanya bersama eomma karena pasti suatu saat aku akan menikah, mempunyai suami dan anak, lalu hidup bersama suami dan anakku, dan pada akhirnya meninggalkan eomma ku seorang diri. Bukankah jika seperti itu aku terlihat seperti anak durhaka, Jungwoo-a?” ucapnya dengan sedikit menetes air mata jika kulihat dari kaca spion. Aku pun meminggirkan motorku dan memberhentikan motor, lalu aku melihat wajahnya, akupun merasa tertohok melihat wajah yang biasa selalu ceria tiba-tiba dipipinya membentuk suatu aliran sungai. Tanpa sadar akupun mulai menghapus air matanya “uljima Yunna-a.. mungkin ini yang terbaik, mungkin ini hadiah dari Tuhan, selain bisa membuat ahjummaa bahagia, bukannya seharusnya dirimu juga bahagia? Karena telah sekian lama dirimu tidak merasakan kasih sayang dari seorang appa ? cobalah untuk berfikir positif. Bukankah akan lebih baik ada banyak orang yang mengelilingi kita dan menyayangi kita? Dengan demikian, dirimu akan semakin bahagia, banyak yang akan menyayangimu, dari choiahjumma, nae eomma ,Jungwon hyung, dan naega,Yunn-ie. Jadi jangan menangis, ne?”ucapku lembut dan mengelus rambutnya.
Mendengar ucapan Jungwoo membuat aku terpaku dan membatu, karena semua ucapannya bisa membuatku bahagia, tapi di bagian mana? Apa pada bagian “banyak yang akan menyayangimu, dari choiahjumma, nae eomma ,Jungwon hyung, dan naega,Yunn-ie. Jadi jangan menangis, ne?” atau karena dari kata-kata yang tersirat bahwa dia juga menyayangiku, atau karena dia mengheommarkan dan memberi motivasi? Pasti karena dia mengheommarku dan memotivasiku. Jangan terlalu percaya diri Yunna, mungkin dia menyayangimu sebagai yeodongsaeng. Ya..ya.. pasti karena itu. Akupun mengangguk dan tersenyumm cerah kearahnya.
Setelah Jungwoo melihat senyum Yunna, dia pun mulai mengendarai motornya kembali dan pulang.
Suatu ketika dikelas, ada segerombolan gadis bergosip melalui chat grup yang mereka buat sendiri. “ehh..ehh.. kira-kira Jungwoo sudah punya pacar tidak yah?” chat dari seorang gadis yang dari displaynya terlihat dia memakai kacamata dengan poni di depan berambut hitam. “hyaa... jangan-jangan kamu menyukainya. Jangan harap dengan muka seperti itu kamu bisa menarik perhatiannya. Bagaimana mungkin dirimu bisa mendapat perhatiannya, sedangkan gadis “teman semasa kecilnya itu” jauh lebih cantik darimu. Aigoo.. immposiblle.” chat gadis yang lain jika dilihat dari displaynya gadis tersebut memiliki muka tirus rambut bergelombang diikat setengah. “kudengar-dengar, bahkan ada sunbae dari kelas lain yang cantiknya luar biasa, namun diabaikan begitu saja. Huftt.. sepertinya Jungwoo tidak menyukai gadis ya?” chat gadis berkacamata itu lagi. “ya.. sepertinya tidak, apakah kalian tidak menyadari bahwa Jungwoo dan “teman semasa kecilnya itu” terlihat seperti pacaran, karena hanya dengan dia Jungwoo sangat perhatian walaupun kata-katanya sama datarnya kepada kita-kita. Tapi jika dilihat dari perhatiannya, terlihat kalau mereka seperti pacaran” chat dari gadis yang lain yang entah datang darimana ikut dalam percakapan ini.”yakhh.. mereka tidak pacaran! Mereka hanya “teman semasa kecil” tidak lebih! Aku yakin Jungwoo akan berpacaran denganku, lagipula Jungwoo baik kepadanya karena kasihan kepadanya, eomma yang terlalu sibuk, appa tidak ada. Dia cuman anak tunggal. Maka dari itu mungkin dia merasa perlu menjaga Yunna dengan baik. Aku yakin sebenarnya Jungwoo juga bosan dengan Yunna.” Ucap seorang gadis misterius yang menggunakan alamat IP disamarkan. Banyak teman-teman dikelas mereka tidak bisa memastikan status antara Jungwoo dan Yunna. Karena yang mereka tahu, Yunna dan Jungwoo masih sebatas “teman kecil yang sangat dekat” namun jika dilihat oleh teman-teman disekolah mereka, mereka tidak bisa dikatakan “teman kecil yang sangat dekat” melainkan lebih bisa disebut seperti “pacaran” karena Jungwoo sangat dingin dan datar dan terkesan acuh baik perkataan dan perbuatannya kepada setiap gadis yang mendekatinya, lain hal jika Jungwoo berada didekat Yunna, mungkin perkataannya sama halnya seperti dengan gadis-gadis lain, namun jika dilihat baik-baik, Jungwoo sangat menjaga Yunna, dia selalu mengamati Yunna saat bercerita tentang hal-hal yang tidak penting , jika Yunna bisa lebih fokus kepada Jungwoo, mungkin dia juga akan menyadari jika Jungwoo memiliki perasaan yang lebih dari “teman semasa kecil yang sangat dekat” dan juga jika Jungwoo sedikit peka, bahwa Yunna itu bisa dikatakan populer namun ia hanya mau berada didekat Jungwoo saja, bukankah mereka seharusnya saling menyadari kalau mereka saling menyukai kan?.
“selamat pagi semuanya, disini saem akan membagi anggota kalian karena festival sudah semakin dekat, maka saem akan membaginya. Jungwoo-ssi anggotamu adalah Lee Hyena, Lee Hyerin, Jang Cha Ok, dan Cho Nara. Dan untuk Yunna anggotamu ada Lee Hyorin, Kim Eunji, dan Park Soohyun. Dan untuk yang lainnya bantu menyebarkan brosur, membuat spanduk mencari dana, mencari konsumsi. Intinya kita harus mensuskseskan festival ini dan jangan lupa kalian tetap harus belajar, karena setelah festival. Kalian akan menghadapi ujian, Arraseo?”tanya saem. “arraseo saem.”Ucapnya serentak. Hari untuk festival pun tinggal 10 hari lagi, ternyata Jungwoo dan Yunna terpisah, Jungwoo sebagai ketua dalam peralatan untuk menyelenggarakan festival, sedangkan Yunna menjadi ketua dalam pembuatan acara.
Hari-hari Yunna dan Jungwoo pun dihiasi oleh pekerjaan-pekerjaan yang merepotkan, bagaimana tidak, selain harus mengurus semua kebutuhan untuk acara festival nanti, Jungwoo dan Yunna pun harus tetap mengikuti pelajaran tambahan, karena setelah selesai festival, 3 minggu kemudian mereka akan ujian akhir dan penentuan akan kehidupannya kelak, dan ke universitas mana mereka akan diterima,dan Yunna pun merasa kesepian begitu pula dengan Jungwoo, walaupun pada akhirnya mereka tidak menyadari hal tersebut satu sama lain, dan sudah 5 hari ini mereka hampir tidak pernah pulang bersama
Yunna terlihat menyusuri koridor kelas, karena hendak pulang, namun dia merasa lelah sekali dan ingin menghubungi Jungwoo untuk menjemputnya dan mengantarnya pulang. Namun ia merasa sungkan. Dengan enggan Yunna melangkah dengan lemas. Dan tanpa diduga dia bertemu dengan Jungwoo, “Jungw-..” ketika Yunna berteriak, dia segera menutup rapat mulutnya dengan kedua telapak tangannya, karena dilihat secara tiba-tiba tangan Jungwoo diapit oleh seorang yeoja, dan terlihat yeoja tersebut sangat manja kepada Jungwoo, namun Jungwoo tidak berusaha melepaskan dan lebih tepatnya membiarkannya. Yunna pun tertegun pemandangan yang tidak begitu diinginkan Yunna untuk saat ini, Yunna ingin sekali melarikan diri dari mereka namun apa daya, teriakannya sudah didengar oleh Jungwoo, dan Jungwoo pun menoleh begitu pula dengan gadis tersebut dan ternyata ialah Cho Nara. Gadis itupun tersenyumm lebar ke arah Yunna namun tetap tangannya menggenggam tangan Jungwoo, dan Jungwoo tidak melepaskan genggaman tangan Nara namun matanya terpusat hanya kepada Yunna. “waeyoo..?” ucap Jungwoo datar kepada Yunna. “Anni.. aku hanya memanggilmu saja, tadi aku ingin mengajakmu pulang bersamaku. Tapi sepertinya Nara-a sudah menumpang denganmu? Betulkan?” tanyaku “betul.. karena aku dan Nara harus menyewa sound sistem dan memberi beberapa hiasan untuk festival nanti, tidak apa-apa kan? Atau perlu ku pesankan taksi untukmu Yunna?” tanya Jungwoo tapi masih tetap tangannya dipegang Nara. “anii Jungwoo-a aku naik bus saja. Terimakasih.” Ucapku sedikit bergetar entah Jungwoo menyadarinya atau tidak dan sedikit tersenyumm tipis, dan aku ingin cepat pergi dari hadapan mereka berdua, karena itu membuat hatiku sakit. Karena setelah beberapa hari tidak melihatnya, yang kulihat bergandengan tangan, dan anehnya biasanya Jungwoo yang kukenal, dia tidak mau seperti itu, kecuali denganku. Apakah itu artinya Jungwoo menyukainya. Tak terasa akupun segera berpaling dan seketika air matakupun mengalir dengan deras. Kenapa hanya aku yang merindukannya, apakah dia tidak merindukanku? Aku pun berusaha agar tidak terlihat oleh Jungwoo dan berjalan meninggalkan mereka berdua. “hati-hati Yunna-a, titip salam kepada eommaa” Teriak Nara
“Eommaa...?” tanyaku pada Nara. “apakah Yunna belum memberitahumu bahwa sebentar lagi kami akan menjadi adik kakak, karena kedua orangtua kami akan menikah. Sangat menyenangkan akhirnya mempunyai saudara perempuan. Kajja kita menyewa sound sistemnya sebelum tutup toko yang menyewanya” ucap Nara. Akupun sebenarnya agak kesal dengan Nara, kenapa dia merasa kalau kami itu dekat? sampai bergandengan tangan didepan Yunna, aku sebenarnya ingin melepaskan tangannya sedari tadi, tapi aku ingin sekali melihat raut wajahnya, apakah dia sedih, cemburu. Tapi yang kudapat diatersenyumm dan berpaling dariku. Apakah dia tidak ingin melihat wajahku lebih lama sehingga dia memalingkan wajahnya? Padahal aku ingin sekali menatapnya lebih lama lagi, karena aku merindukannya. “kajja.. dan lepaskan tanganmu dariku!”ucapku dingin dan sedikit membentak. Kami pun pergi ketoko sound sistem.
“aku pulang” ucap Yunna pada kim ahjumma hal ini dikarenakan eomma Yunna tidak berada dirumah, sehingga Yunna memutuskan untuk tidur dirumah Jungwoo. “hallo Yunna. Kenapa pulang sendiri? Mana Jungwoo?”tanya kim ahjumma. Seketika aku teringat akan pemandangan yang tidak kuinginkan, yaitu ketika Nara mengapit lengan Jungwoo. “ahh.. Jungwoo ada urusan untuk festival kami nanti bi, jadi dia pergi ke toko sound sistem untuk menyewanya.” Jawabku. “kenapa Yunna-a tidak ikut bersama Jungwoo?”tanya ahjumma kim lagi. “ahh.. dia pergi bersama anggotanya Cho Nara.”jawabku, dan aku pun tiba-tiba teringat. “ah ahjumma, aku hampir lupa memberitahukan ahjumma, 3 hari lagi eomma akan menikah , sebenarnya sudah lama dipersiapkan, tapi aku selalu lupa memberitahukan ahjumma dan Jungwoo. Jadi aku mengundang ahjumma untuk menghadiri pernikahan eomma ku, ne?”tanyaku “ne..ne.. tapi apakah kamu akan baik-baik saja Yunna-a?” tanya ahjumma kim. “aku akan baik-baik saja, karena aku telah bertemu dengan calon appaku dan ternyata dia adalah appa dari teman sekelasku dan Jungwoo, dan sekarang lagi bersama dengan Jungwoo menyewa sound sistem, namanya Cho Nara” jawabku dan sedikit menampilkan senyum yang cerah, dan ahjumma pun hanya mengangguk “ya sudah.. sekarang naiklah kekamar, sepertinya kamu sudah cukup lelah.” Ucap ahjumaa kemudian mengusap rambutku yang panjang. “ne.. ahjumma. Jaljayo” ucapku dan kulihat ahjumma hanya mengangguk. Huh.. sesampai aku dikamar, ternyata aku tidak bisa tidur, kemudian aku melihat jam dinding, dan ternyata telah menunjukkan jam 00.00 malam dan ternyata diluar hujan cukup deras, tapi kenapa disaat hujan seperti ini aku belum mendengar Jungwoo pulang. Akupun merasa gelisah dan tidak bisa tidur, dan akhirnya akupun keluar dari kamar untuk mengambil minum didapur untuk menghilangkan dahaga ku. dan ketika aku ingin kembali kekamarku, tiba-tiba listrik padam, sehingga ruangan menjadi gelap gulita. Sesungguhnya, aku sangat benci dengan GELAP. Aku pun hanya bisa jongkok di tangga menuju kamarku, karena aku tidak membawa penerangan, baik hp ataupun lilin. Akupun berharap sampai kimahjumma keluar dari kamar. Dan mungkin sudah menunggu 30 menit, namun ahjumaa tidak keluar dari kamarnya. Apakah dia begitu terlelap? Dan disaat aku ketakutan tiba-tiba terdengar suara petir yang cukup membuatku kaget. Akupun sedikit menangis lirih dan bergumam “eomma..eomma.. aku takut”ucapku gemetar sedikit terisak, dan beberapa saat kemudian, aku bisa mendengar ada suara pintu terbuka, tapi aku tidak tahu itu pintu kamar ahjumma atau pintu dari depan. Aku berharap itu adalah ahjumma. “ahjumma..ahjumma.. aku takut disini gelap sekali. Bisakah ahjumma memberikan penerangan?hiks..iks..” ucapku sedikit terisak, namun tidak ada yang menjawab. “ahjumma..bi..ahjummakah itu?”tanyaku, namun kali ini sedikit menguatkan suaraku, namun tidak ada yang menjawab dan hanya terdengar langkah kaki. Akupun mulai takut. Dan merapatkan kakiku dan menenggelamkan kepalaku dan berkata “siapa itu? Ahjummakah itu? Atau..”kataku terbata-bata karena tiba-tiba hal-hal yang menyeramkan yang kubayangkan, seperti hantu atau orang jahat yang masuk kerumah ini. “atau apa Yunna-a? Kenapa belum tidur?” ucap lelaki dengan lembut namun suara sedikit parau dan aku mengenal suara itu. “Jungwoo-a?!” tanyaku memastikan, dan seketika ada cahaya, dan ternyata itu dari Handphone Jungwoo. Akupun tanpa sadar segera memeluknya karena ketakutan,dan sedikit memukul lengannya. “kenapa ketika tadi kutanya, kau tidak menjawab, HAH?!” tanyaku sedikit meninggi dan menengadahkan kepalaku, dan jika kupikir jarak kami saat itu sangat dekat. “aku tadi tidak mendengar, karena ada suara petir dan hujannya sangat lebat. Err..cepat! lepaskan pelukanmu itu, nanti setan datang!” ucapnya sedikit menggigil dan sebenarnya aku tidak mengerti dengan ucapannya“bagaimana setan bisa datang, bukankah penerangan sudah ada walaupun agak redup dan lagipula ada dirimu” ucapku tersenyumm dan masih pada posisi aku memeluknya dan menengadahkan wajahku. Tiba-tiba dia tersenyumm, namun senyum yang aneh dan terkesan jahil. Tiba-tiba Jungwoo mendekatkan wajahnya kearahku yang sedang menengadah keatas dan sangat dekat lalu menahan tanganku agar tetap dipelukannya “apakah kau masih tidak tahu maksudku adalah setan yang seperti apa Yunn-ie?”ucapnya lembut dan terasa hembusan nafasnya menerpa wajahku. “a..a.aa.. Jungwoo-a kamu kenapa? Bisakah engkau menjauhkan wajahmu itu?” ucapku pelan dan seketika aku menundukkan wajahku karena aku yakin pasti pipi ku sudah merona. “tiba-tiba tangan Jungwoo mengangkat daguku dan dia hanya menatap kedua bola mataku. Dengan rambut yang sedikit basah, sehingga terlihat berantakkan rambutnya dan terlihat maskulin, ternyata Jungwoo sangat tampan saat ini. Dan tanpa sadar aku menutup.dan tiba-tiba ada jari menyentil keningku “hayoo.. apa yang kau pikirkan. Mesum” ucapnya pelan, lalu melepaskan pelukanku. Akupun terdiam. Bodohnya aku, telah memikirkan kalau Jungwoo akan menciumku
“aku tadi tidak mendengar, karena ada suara petir dan hujannya sangat lebat. Err..cepat! lepaskan pelukanmu itu, nanti setan datang!” ucapku menggigil “bagaimana setan bisa datang, bukankah penerangan sudah ada walaupun agak redup dan lagipula ada dirimu” ucapnya tersenyumm dan masih pada posisi dia memelukku dan menengadahkan wajahnya kearahku. Tiba-tiba aku ingin menjahilinya. akupun mendekatkan wajaku kearahnya yang sedang menengadah keatas dan sangat dekat lalu menahan tangannya agar tetap dipelukanku “apakah kau masih tidak tahu maksudku adalah setan yang seperti apa Yunn-ie?” ucapku lembut “a..a.aa.. Jungwoo-a kamu kenapa? Bisakah engkau menjauhkan wajahmu itu?” ucapnya pelan dan seketika dia menundukkan wajahnya, hal ini membuatku semakin bersemangat untuk menggodanya. Hahaha.. tawa ku dalam hati. Akupun mengangkat dagunya dan menatap kedua bola matanya. Dan ternyata tiba-tibaYunna menutup matanya. Dan akupun menjadi sulit untuk menahan diri untuk tidak mencium ahjummar mungilnya. Karena pada malam haripun dia terlihat cantik dan polos dan ternyata sepertinya setan hampir merasukiku, dan aku berusaha menyadarkan diriku. Apa yang akan terjadi kalau aku sampai menciumnya? Bukankah dia akan merasa bingung dan menjadi canggung, lalu secara perlahan dia akan menjauh. Aku tidak menginginkan itu terjadi. Aku ingin Yunna tetap berada disisiku. Akupun menyentil keningnya “hayoo.. apa yang kau pikirkan. Mesum” ucapkupelan, lalu melepaskan pelukannya. Hampir saja hal itu terjadi, walaupun sebenarnya aku sangat ingin menjadi ciuman pertamanya dan ciuman pertamaku. Batinku
Keesokkan harinya terlihat seorang yeoja dan namja berada diruang makan, untuk makan bersama. “Jungwooa, semalam jam berapa kau pulang? Kenapa lama sekali?hah?!” ucap ahjumma kim tegas. “aku meminjam sound sistem, jadi harus berkeliling di kota gangnam ini”ucapnya. Ahjumma pun hanya ber oh-ria. “ah ya Jungwoo apakah kamu sudah tahu kalau ahjumma choi akan menikah? Besok adalah hari penikahannya.” Ucap ahjumma kim bahagia “kau harus datang bersamaku.arra?”tanya ahjumma kim lagi. “ne..” jawab Jungwoo lemas. Akhirnya merekapun telah selesai sarapan dan berangkat kesekolah. “kami pergi dulu” ucap mereka serentak dan berpamitan dengan wanita itu.
Setiba disekolah kamipun memarkirkan sepeda kami di depan halaman sekolah. “ Jungwoo-a, menurutmu bagaimana reaksi anak-anak disekola jika aku mengumumkan kalau eommaku akan menikah dengan appa Nara. Apa mereka akan menggosipi kami pada akhirnya?” tanyaku berhati-hati. “hei. Apa isi dikepalamu itu. Tidak mungkin mereka berfikir seperti itu. Mereka sudah cukup dewasa untuk menggosipimu. Jangan berfikir kekanak-kanakkan seperti itu” ucapnya tidak luput dia menjitak kepalaku. “aku tidak akan membiarkan mereka membicarakan ahjumma dan dirimu. Aku pastikan itu” ucapnya dingin, namun aku bisa merasakan kalau ucapannya itu merupakan tanda perhatiannya terhadapku. Dan aku cukup bahagia akan hal itu, dan tanpa sadar akupun tersenyumm. Setiba dikelas, akupun menghampiri Nara. “Nara, apakah kamu sudah mengundang teman-teman kita ke pernikahan orangtua kita?” tanyaku. “belum, bagaimana kalau sekarang, berhubung saem sepertinya datang terlambat.bagaimana?” usulnya kepadaku, dan akupun mengiyakan perkataannya.
TAK..TAK..TAK..
“emmhh.. baiklah teman-teman mohon perhatiannya. Emhh.. disini aku dan Nara mewakili eommaku dan appa dari Nara, mengundang kalian ke acara pernikahan kedua orangtua kami. Emhh.. semoga kalian bisa menghadiri dan memeriahkan acara nanti. Terimakasih. Selamat siang” ucapku mengakhiri pemberitahuan mengenai pernikahan kedua orangtua kami. “wahh..chukkaeyonee.. untuk uri chingu. Kami akan menghadirinya. Tenang saja” ucap teman sekelas kami secara serentak. Ternyata tidak seperti apa yang telah kupikirkan. Tidak ada satupun dari teman kami yang melecehkan pernikahan eommaku dengan appa dari Nara. Seperti apa yang telah dikatakan Jungwoo kepadaku. Akupun segera melirik kearah Jungwoo dan mengukir senyum diwajahku. “jadi pernikahannya kapan” tanya salah satu kawan pria yang sedikit culun dengan memakai kacamata. “emhh.. 2 hari lagi, pemberkatannya di gereja dekat seoul dan melanjutkannya di sebuah villa. Nanti akan ada undangan resminya.”jawab Nara sambil tersenyumm.
Yap, 2 hari sebelum festival dimulai, ialah hari penikahan antara eomma ku dan appa dari Cho Nara. Disini aku akan menjadi pengiring pengantin wanita yang tidak lain dan tidak bukan adalah eommaku. Aku menggunakan gaun selutut bewarna putih dengan rambut terurai panjang dan diselipkan dikepalaku bunga kecil bewarna putih dengan sedikit terbuka dibagian dada dan menggunakan sepatu tinggi dengan warna yang senada pula. “wow daebakk..eonnii cantik sekali” terdengar suara Nara ditelingaku, dan terlihat Nara menggunakan gaun yang senada dengan ku rambut lurusnya deommaat ikal di bagian bawah rambut sehingga hampir sama dengan ku hanya saja warna rambut kami yang berbeda serta bisa dikatakan badan kami pun berbeda, Nara yang tinggi semampai terlihat sangat anggun menggunakan gaun tersebut. “annyeng Yunna-a, annyeong Nara-ssi” ucap seorang wanita paruh baya dengan menggunakan haebook bewarna putih, dan terlihat pula sesosok pria dengan setelah jas bewarna hitam dan kemeja bewarna putih dan celana hitam, serta rambut yang sedikit berantakkan yang membuat namja ini terlihat semakin maskulin dimata Yunna, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Kim Jungwoo. “Yunna-a Eunra eodisseo? Aku dan Jungwoo ingin mengucapkan selamat padanya dan juga pada appamu Nara-ssi.” ucap ahjumma kim. Akupun mengantar mereka ketempat ruang rias eomma. “eommaahjumma kim ada disini.” Ucapku, dan terlihat sesosok wanita yang sangat cantik dengan gaun pengantin yang terjuntai hingga ke tanah, dan gaun itu terlihat sangat cocok dibadannya. “ommoo..Nayoung..” ucap eomma terlihat sangat berbinar diwajahnya. “selamat atas pernikahanmu ya.. semoga bahagia,annii kau pasti akan bahagia bersamanya” ucap ahjumma kim tulus kepada eomma. ”kamsahamnida..” ucap eommadengan sedikit membungkukkan badannya. “ahjumma chukkaeyo atas pernikahannya. Jungwoo juga mendoakan pernikahan agar senantiasa langgeng” kali ini ucap Jungwoo yang terdengar tulus. “ne..gomawo Jungwoo-ie” jawab eomma. “ahh .. dimana calon suamimu aku ingin memberikan selamat padanya karena telah mendapatkan wanita yang luar biasa” ucap ahjumma bahagia. “hahaha.... arra..arra.. aku antarkan ketempaynya. Jungwoo-ie dan Yunn-ie. Chakkmanyo” ucap eomma padaku dan Jungwoo.
Yapp.. ruangan ini hanya ada aku dan Jungwoo. Aku tepat berdiri didepan sebuah cermin, dan terlihat jelas dari cermin pantulan Jungwwo yang duduk namun menatapku dari cermin dengan tajam, dan seketika. Blusshh.. pipiku merona merah. “Yakkhh Jungwoo! Jangan menatapku seperti itu. Apakah aku sangat cantik hingga kau menatapku setajam itu.” Ucapku sambil menutup wajahku dengan kedua tanganku. “ne.. kamu sangat cantik Yunna-a menggunakan baju ini.” Dan terasa kedua tangan dipegang dengan lembut, dan diturunkan secara perlahan agar kedua tanganku tidak menutupi wajahku. Dan orang yang melakukan hal tersebut ialah Jungwoo. Blushh.. kenapa akhir-akhir ini sikap Jungwoo sangat manis kepadaku? Aku jadi semakin menyukainya. Namun apa dia hanya menggodaku saja, sama halnya dengan kejadian ketika lampu padam?
Tinggallah aku dan Yunna diruangan tempat Ahjumma merias diri. Akupun duduk disofa yang didepannya terdapat cermin, dan ketika aku duduk, aku dapat melihat pantulanYunna dari cermin tersebut. arghh.. dia sangat cantik dan menawan dengan menggunakan gaun tersebut, andai saja aku mempunyai keberanian untuk mengungkapkan perasaanku, mungkin aku akan menikahi gadis ini detik ini juga. Dan tanpa sadar aku memandang Yunna dengan tajam melalui cermin yang ada dihadapanku dan Yunna. “Yakkhh Jungwoo! Jangan menatapku seperti itu. Apakah aku sangat cantik hingga kau menatapku setajam itu.” Ucapnya sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Hal yang dilakukannya semakin membuatku ingin menerkamnya detik ini juga karena terlihat sangat imut dan cantik. Dan tanpa sadar “ ne.. kamu sangat cantik Yunna-a menggunakan baju ini.” ucapku dan akupun memegang tangannya dengan lembut, dan kuturunkan secara perlahan agar kedua tangannya tidak menutupi wajahnya yang sangat cantik. Akupun melihat secara mendetail dari ujung rambutnya hingga ujung kakinya. Dan akupun mendekatkan tanganku kearah rambutnya.
Jungwoo pun mendekatkan tangannya kearah rambutku. Apa yang akan dilakukannya kali ini. Jungwoo-a jangan membuat jantungku berdetak tak karuan, jika seperti ini kamu harus bertanggungjawab Jungwoo-a. Teriakku dalam hati. Dan ternyata. “jangan perlihatkan tubuhmu kepada oranglain. Cukup aku saja. Arraseo?”ucap Jungwoo lembut kepadaku, dan membuat rambutku kedepan dadaku agar tertutupi dadaku yang sedikit terbuka dengan rambutku yang tergerai. Dan lagi-lagi hal sederhana yang dilakukan Jungwoo membuatku bedebar tak karuan.
Hari yang disini terlihat dengan sangat jelas mereka sangat bahagia, dan akupun berusaha bahagia untuk mereka, “nah .. karena hari ini kami sudah menjadi suami istri, sekarang Nara harus memmanggilku eomma dan Yunna harus memanggil Cho ahjussi dengan appa. Dan sepertinya Yunna lebih tua, maka Nara memanggil Yunna dengan eonni.arra?”tanya eommaku. “ne..”jawabku berusaha gembira. Dan sejak orangtua kami menikah, maka setiap aku kerumah Jungwoo, Nara harus ikut, tapi aku dan Nara jadi dihiraukan oleh Jungwoo, padahal sebelum ada Nara kami berbicara dengan leluasa.festival pun tiba, banyak anak dari sekolah lain menghadiri festival kami, karena disini akan ada acara menyatakan cinta diatas panggung tetapi sebelumnya harus menyanyi terlebih dahulu, sehingga banyak yang ingin bernyanyi dipanggung yang telah dibuat. “yakk sepertinya setelah kita lihat, banyak para gadis yang bernyanyi untuk Jungwoo, dan para lelaki bernyanyi untuk Yunna. Tapi diantara mereka berdua belum ada yang bernyanyi, apakah kalian penasaran untuk siapa mereka berdua akan bernyanyi? Mari kina nantikan. Setelah itu, kita akan melihat acara dipenghujung acara yaitu, kolaborasi antara pri dan wanita yang menjadi topik hari ini. Akankah Jungwoo dan Yunna? Penasaran. Tetap disini bersama kami.” ucap MC. Yap.. hari ini aku sudah membulatkan keberanianku, aku akan bernyanyi dan setelah itu aku akan menyatakan perasaanku pada Jungwoo, tapi sekarang masih terlalu banyak yang menonton. Apakah ini acara yang paling diminati? Bagaimana ini? Walaupun banyak yang melihat aku akan tetap menyatakannya. Tapi, dimana Jungwoo? Apakah dia tidak tertarik dengan acara seperti ini? Tanyaku membatin. Dan sembari menunggunya, ternyata tiba-tiba Nara ada diatas panggung, dan rasa penasaranku menghampiriku. Apakah dia akan menyatakan perasaannya? Tapi kepada siapa? Kami memang tidak terlalu akrab. Tapi kami juga tidak bermusuhan seperti di drama-drama, antar adik-kakak tiri. “baiklah, annyeong chingudeul.. disini aku akan bernyanyi. Baiklah tolong musik (???? (Epik High) - Can You Hear My Heart (OST Scarlet Heart) silahkan mendengarkan)”
Geudae deudgo ittnayo
Apakah kamu mendengar?
Naui mogsori geudael hyanghan igobaeg
Suaraku, yang mengaku padamu
Jigeum deudgo ittnayo
Apakah kamu mendengar sekarang?
Ireon nae maeum deullinayo
Dapatkah kamu mendengar hatiku
Changgae tteoreojineun bisbangulcheoreom
Seperti hujan yang menetes pada jendela
Nae mamsoge muldeureoganeun neo
Pikiranku semakin diwarnai olehmu
I need you, i need u, i miss u
Aku membutuhkanmu, Aku membutuhkanmu, aku merindukanmu
setelah Nara bernyanyi “Nah.. kalian telah mendengarkan ku bernyanyi. Kamsahamnida. Disini dengan mengumpulkan keberanian, aku akan jujur. Aku telah menyukai namja ini ketika pertama sekali masuk sekolah, tapi sepertinya dia tidak menyadari kalau aku menyukainya. Maka aku akan berterus terang sekarang.JUNGWOO-A SARANGHAEYO”teriak Nara sambil mengacungkan jarinya kearah penonton, dan ketika aku mengikuti kemana dia mengacungkan jarinya, ternyata tepat ada Jungwoo. Entah kenapa aku merasa sakit, dan merasa bersalah. Bagaimana bisa aku dan Nara bisa menyukai pria yang sama. Tapi bukankah ini tidak adil jika mereka berpacaran? Karena aku yang telah dekat terlebih dulu dengan Jungwoo, bukan Nara. Aku berusaha untuk tetap tegak berdiri sambil melihat ekspresi dari Jungwoo, dan untuk kesekian kalinya, aku tidak mengerti apa yang difikirkanya. Aku merasa tidak berniat untuk menyatakan cinta. Karena aku tidak berani, apalagi Nara pun menyukainya. Apakah aku yang harus mengalah?batinku lagi.
“JUNGWOO-A SARANGHAEYO”teriak Nara, aku pun sebenarnya merasa malu dansedikit kecewa, kenapa mesti Nara yang berdiri dipanggung itu? kenapa tidak Yunna saja? Tapi mana mungkin kan? Atau aku saja yang berdiri dan menyatakan perasaanku. Tapi bagaimana jika hubungan kami menjadi canggung? Pikiranku berkecamuk dan tidak terlalu menghiraukan pernyataan cinta dari Nara. “yaya.. sepertinya Jungwoo mendapatkan pernyataan cinta lagi. Jungwoo-a apakah kau tidak mau bernyanyi disini dan menanggapi pernyataan dari para yeoja ini” tanya MC yang diikuti oleh sorak-sorai para yeoja. Sekali-kali aku melirik dan mencari dimana yeoja ku sukai. Dan , yap itu dia. Aku akan bernyanyi untuknya, semoga Yunna menyadari kalau lagu ini untuknya. Akupun melangkah keatas panggung. “kamsahamnida, baiklah disini aku bernyanyi untuk yeoja yang ku cintai semoga dia menyadari kalau lagu ini kunyanyikan untuknya” aku pun memulai bernyanyi dengan penuh perasaan sambil menatap Yunna(Ost W - Jung Joon Young - Where Are U silahkan mendengar)
(Ost W - Jung Joon Young - Where Are U silahkan mendengarkan).
haneureseo naeryeodabon sesangeun
Ketika kamu melihat ke dunia dari langit sana
eotteon moseup ilkka
Apakah akan terlihat sama?
jeom gateun saramdeureul ieobomyeon
Ketika kamu menghubungkan titik-titik dari semua orang
tto mueosi doelkka
Apa yang akan menjadi?
geugeon ama neowa naega
Mungkin akan menjadi garis
yeongyeoldoen seoniljido molla
Yang menghubungkan kamu dan aku
eonjenga mannage doel saramin geol
Kamulah seseorang yang akan aku temui suatu hari
jal moreugo salji
Kita hanya tidak tahu
eotteon nugudo
Tidak seorang pun tahu
naega boryeoneun geotman bogo
Aku hanya melihat hal yang ingin aku lihat
naega gunggeumhan geotman chajgo
Aku hanya mencari hal yang ingin aku ketahui
baro neoyeottdaneun geol
Hanya dirimu
geuge neoyeottdaneun geol
Itulah dirimu
urin gateun siganeul georeo
Kita berjalan melintasi waktu yang sama
seoro yeongyeoldoeeo ittdan geol
Saling terhubung
naega neoege gadeun
Apakah aku yang akan menujumu
nega naege odeun
Atau kamu yang akan datang padaku
gateun haneul araero
Ayo berada di bawah langit yang sama
urin modu kkeunhimeopsimannattji
Kita tetap bertemu, terus-menerus
boji mothaesseul ppun
Kita hanya tidak saling melihat
johgeona nappeugeona sanggwaneopsi
Apakah baik atau buruk, itu bukan masalah
neul seuchideut mariya
Kita selalu berselisih jalan
eojjeom urin seororeul aneun
Mungkin kita benar-benar dekat
gakkaun saramilji molla
Dan mengenal satu sama lain dengan sangat baik
hajiman ajik urin
Tapi kita masih
geu sasireul jal moreugo salji
Tidak tahu kebenaran itu
eotteon nugudo
Tidak seorang pun tahu
naega boryeoneun geotman bogo
Aku hanya melihat hal yang ingin aku lihat
naega gunggeumhan geotman chajgo
Aku hanya mencari hal yang ingin aku ketahui
baro neoyeottdaneun geol
Hanya dirimu
geuge neoyeottdaneun geol
Itulah dirimu
urin gateun siganeul georeo
Kita berjalan melintasi waktu yang sama
seoro yeongyeoldoeeo ittdan geol
Saling terhubung
naega neoege gadeun
Apakah aku yang akan menujumu
nega naege odeun
Atau kamu yang akan datang padaku
gateun haneul araero
Ayo berada di bawah langit yang sama
Ketika aku mendengar Jungwoo bernyanyi sangatlah damai, entah kenapa dia tidak langsung mengatakannya? Apa karena dia malu? Atau ini dinyanyikan untukku? Bagaiman kalau aku terlalu percaya diri? Aihh Jungwoo-a kenapa engkau tidak langsung mengatakannya. Jungwoo pun telah selesai bernyanyi “baikllah sangat merdu sekali suara Jungwoo, nah .. berhubung Jungwoo sudah diatas panggung, bagaimana kalau kita memanggil Yunna teman dekat Jungwoo untuk bernyanyi, setuju?” ucap MC yang membuatku kaget dan tertegun, namun beberapa namja yang sekarang berteriak, akupun terpaksa naik keatas panggung. “annyeong chingudeul” ucapku sambil tersenyumm cerah dan terdengar riuh suara para pria “annyeong Yunna-ssi. Ommoo neomu yeppo”terdengar siul dari beberapa dari para penonton. “disini aku akan bernyanyi saja tanpa menyatakan cinta, karena aku terlalu takut kalau dia menyadarinya dan malah menjadi tidak nyaman jika dia mengetahui perasaanku. Jadi aku hanya akan bernyanyi. Tidak apa-apakan?” tanyaku lembut “nee yunna-ssi. Gwenchana” teriak salah seorang penonton pria. Akupun mulai bernyanyi (ost W, park bo ram-please say something, even thought it is a lie. Silahkan mendengarkan)
ireon ge sarangin geongayo
Apakah ini cinta?
geudaeran saram naege
Aku bahkan tidak tahu itu
dugeungeorige han juldo moreugo
Kamu yang membuat hatiku berdegup kencang
geujeo gamgie geollyeo ireohge yeori nago
Aku pikir aku demam karena flu
apaseo bamsae dwicheogin jul arattjyo
Aku pikir aku berbaring gelisah sepanjang malam karena aku sakit
na geudaega olmgin sarang ttaemune
Karena cinta yang kamu berikan padaku
jam mot deulgo ittjyo eotteoghajyo
Aku bahkan tidak bisa terlelap tidur, apa yang harus ku lakukan?
geojitmarirado haejwoyo
Katakan padaku, meskipun itu bohong
geudaedo nareul saranghandago
Bahwa kamu juga mencintaiku
simjangi ttwineun ge ireoda keunil najyo
Jantungku begitu berdegup kencang
eotteohgedeun haejuseyo
Sesuatu akan terjadi Tolong lakukan sesuatu
na geudaega eobtneun haru ttaemune
Karena hariku tanpamu
mollae ulgo ittjyo eotteoghajyo
Aku diam-diam menangis, apa yang harus ku lakukan?
geojitmarirado haejwoyo
Katakan padaku, meskipun itu bohong
jogeumman gidarimyeon doendago
Bahwa aku hanya perlu menunggu sebentar lagi
oneuri jinago naeirimyeon nae gyeote
Bahwa ketika hari berlalu dan besok datang
dasi dorawa jundago
Kamu akan kembali padaku
uri gateun goseul bomyeonseo
Mari kita melihat ke tempat yang sama
midji mot hal sarangeul haebwayo
Dan memiliki cinta yang luar biasa
Idaero nae gyeote isseoyo
Tetaplah di sisiku seperti ini
geudaedo na eobseumyeon andoejyo
Kamu juga tidak bisa pergi tanpa diriku
jamsi meoreojyeodo hanbal deo meoreojyeodo
Meski kita terpisah sejenak Meski kita satu langkah lebih jauh
urineun mannal subakke
Kita tidak punya pilihan selain bertemu
geudaeneun tto dareun naraseo
Karena kamu adalah aku yang berbeda
setelah aku selesai bernyanyi terdengar riuh tepuk tangan “waw, lagu yang sangat menyentuh. Semoga laki-laki ini menyadarinya. Karena terlihat sangat jelas kalau Yunna sangan menyukainya. Betul yunna-ssi?” tanya MC kepadaku, dan aku hanya mengangguk “apakah lagu ini untuk Jungwoo-ssi?”tanya MC yang membuatku membulatkan mataku. “tidak mungkin itu untukku.” Jawab Jungwoo yang berada disebelahku. Aku semakin tertegun, apakah dia tidak menyadarinya? Aku benar-benar sangat ingin menangis. Namun aku berusaha menguatkan diriku. “ne.. ini bukan untuk Jungwoo. Karena Jungwoo hanya “Teman sejak kecil” ucapku tersenyumm, rasanya sangat sulit untuk mengatakan “Teman sejak kecil”.
Sangat merdulah suasa Yunna, sebenarnya untuk siapa dia menyanyikannya. Kenapa sepertinya dia sangat menyukai pria itu, tapi tersirat kesedihan dilaku tersebut. “apakah lagu ini untuk Jungwoo-ssi?”tanya MC, aku yang mendengarnya langsung spontan. “tidak mungkin itu untukku.” Aku langsung menjawab karena aku tidak ingin Yunna merasa canggung denganku, walaupun aku berharap dia berkata menolak pernyataanku tadi. “ne.. ini bukan untuk Jungwoo. Karena Jungwoo hanya “Teman sejak kecil” ucapnya sambil tersenyumm. Ternyata benar lagu itu bukan untukku. “baiklah kita telah mendengarkan mereka bernyanyi, tapi sepertinya mereka terlalu malu untuk menyatakannya. Semoga untuk yeoja dan namja yang disana bisa merasakan apa yang telah mereka nyanyikan.”ucap MC tersebut. “eonni oppaa, tidak bisakah kalian berduet untuk menghibur kami disini” teriak seorang yeoja mungil berambut pendek “ya betul kata gadis itu, tidak bisakah kalian berduet. Karena kalian terlihat cocok, apakah kalian memang tidak memiliki perasaan lebih terhadap satu sama lain? Karena kalian jika pacaran sangat cocok. Benarkan?” teriak pria yang entah dari mana “ne..ne.. setuju..”ucap yeoja yang lain “bagaimana kalian menanggapinya?” tanya MC kepada ku dan Yunna. “kami memang hanya teman sejak kecil, kalian melihat kami cocok karena kami cantik dan tampan, benarkan Jungwoo?” tanya Yunna kepadaku “ ne..” aku berusaha datar. “baiklah kalau eonni dan oppa berkata demikian, tapi tidak apakah jika kalian berduet.?” Tanya yeoja berambut pendek itu lagi “ne..gwenchana. Tapi kamu ingin kammi menyanyikan lagu apa?” tanyaYunna kepada yeoja itu “aku ingin oppa dan eonni menyanyikan lagu (ost W, N and Yeo eun-without you)” teriak yeoja itu. Aku yang mendengarnya tahu lagu itu, bukannya itu lagu untuk orang yang saling mencintai yang tidak sanggup jika salah satu dari mereka menghilang? Aku memang merasakan seperti itu, apakah Yunna bisa merasakannya juga?
“aku ingin oppa dan eonni menyanyikan lagu (ost W, N and Yeo eun-without you)” teriak yeoja itu. Aku yang mendengarnya sangat mengetahui lagu itu, sebenarnya akan sangat bahagia jika Jungwoo menyanyikan lagu itu untukku dari dalam hatinya. Tapi sayangnya tidak. Batinku “ne.. kami akan menyanyikannya. Kajja Jungwoo-a” ajakku. Aku dan Jungwoo pun mulai bernyanyi
N and Yeo eun-without you
Neoreul gyesok saranghaedo doeneunji
Bolehkah aku terus mencintaimu
Na nwoui gyeote saragado doeneunji
Bolehkan aku hidup disisimu
Unmyeong iran mideumi
Apa yang disebut takdir adalah kepercayaan
Uri sarangeul butdeulgo
aku akan menggengam cinta kita
Maeilmaeil neoreul geumrimyeo ulgo
Setiap hari aku membayangkanmu dan menangis
Neoreul dasi chaja hemaedo bogo
Aku menjelajah mencarimu
Oneuldo neoreul gidaryeo bonda
Bahkan hari inipun aku akan menunggumu
Naega eopsneun nan amugeosdo
tanpamu
Hal su eopsdan sasire dasi ulgo
Sebenarnya aku tak bisa melakukan apapun dan aku menangis lagi
Ijen naega eopsneun haruharu
Sekarang tanpamu hari demi hari
Uimi eopsneun haruharu
hari demi hari tak bermakna
Na dasineun neol nohji anheulge
Aku takkan melepaskanmu lagi
Dasineun bonaeji anheulge
Aku takkan membiarkanmu pergi lagi
Maeilmaeil neoreul tteoollyeo bogo
Setiap hari aku mengingatmu dan melihatmu
Neoreul dasi chajahemaemyeo ulgo
Aku mencarimu lagi sambil menangis
Dasi tto neoreul gidaryeo bonda
Aku akan menunggumu sekali lagi
Naega eopsneun nan amugeosdo
tanpamu
Hal su eopsdan sasire dasi ulgo
Sebenarnya aku tak bisa melakukan apapun dan aku menangis lagi
Ijen naega eopsneun haruharu
Sekarang tanpamu hari demi hari
Uimi eopsneun haruharu
hari demi hari tak bermakna
Na dasineun neol nohji anheulge
Aku takkan melepaskanmu lagi
Dasineun bonaeji anheulge
Aku takkan membiarkanmu pergi lagi
Uri ije dasin uri ije
Sekarang kita, sekarang kita
Dasin heeojijineun malja
Mari jangan berpisah lagi
Naega eopsneun nan amugeosdo
tanpamu
Hal su eopsdan sasire dasi ulgo
Sebenarnya aku tak bisa melakukan apapun dan aku menangis lagi
Ijen naega eopsneun haruharu
Sekarang tanpamu hari demi hari
Uimi eopsneun haruharu
hari demi hari tak bermakna
Dasineun heeojiji malja
Mari jangan berpisah lagi
entah kenapa mungkin ini perasaan ku saja, tapi Jungwoo sangat menghayatinya dan apa yang di nyanyikannya terasa sangat nyata untukku, apa dia berusaha menghayati. Tetapi itu membuatku pun merasa senang, ya walaupun ini hanya untuk menghibur penonton.
Kami pun turun dari panggung, dan terdengar tepuk tangan yang meriah. Dan tiba-tiba Nara menghampiri “oppa eonni suara kalian sangat lembut, andaikan diatas panggung itu yang bernyanyi bersamaku, pasti akan sangat menyenangkan? Betulkan oppa ?” ucap Nara manja sambil memeluk lengan Jungwoo.”ya..ya..” jawab Jungwoo malas menanggapi Nara dan berusaha meninggalkan Nara. “bye Yunn-ie. Suara mu sangat merdu dan penuh penghayatan” ucap Jungwoo lembut dan mengelus puncak rambut Yunna dan segera beranjak meninggalkan Yunna
(backsound: Yoo Sung Eun-sometimes. Silahkan mendengarkan).
Aku yang mendengar ucapan Jungwoo dan perbuatannya membuatku merasa senang dan tanpa terduga akupun tersenyumm cerah. “eonnii.. aku tahu kok kalau dirimu menyanyikan lagu itu untuk Jungwoo oppa, tapi jangan terlalu percaya diri kalau Jungwoo oppa juga menyukaimu, dia hanya mengganggap eonni temannya, hanya itu. Aku tidak ingin eonni sedih. Jadi jangan terlalu berharap ne?’ ucap Nara lembut namun terkesan menyuruhku untuk menyerah akan perasaanku “eonni juga tahu kan kalau aku menyukai Jungwoo oppa. Apakah eonni tidak mau menyerah untukku?” tanya Nara. Akupun tanpa sadar menjawab “tidak” “mwoo?? Eonniii.. baiklahkalau begitu”ucap Nara meninggalkanku sambil menangis. eotokhe.. apa memang aku harus menyerah. Karena akupun tidaak tahu Jungwoo menyukaiku atau tidak. Akupun menjadi sakit kepala. Dan meninggalkan acara itu untuk mengistirahatkan diri. Akupun pergi keruang istirahat berusaha untuk merebahkan diri disofa, dan memejamkan mataku karena kelelahan baik untuk acara festival ini dan karena perasaanku terhadap Jungwoo yang membuat Nara menangis.
(backsound: Min Kyung Hoon-love you. Silahkan mendengarkan). Acara telah selesai, aku sangat lelah dan berusaha untuk istirahat sejenak, dan kulihat ada Yunna yang sedang tertidur. Terlihat kalau sangat lelah. Akupun mendekatinya yang sedang tertidur. Akupun mensejajarkan badanku. Wajahnya yang begitu damai saat tidur tanpa sadar membuatku menyusuri wajahnya secara perlahan dengan tanganku. Dan membelai rambutnya. Tanpa sadar akupun berkata “ Yunna-a, anni.. Yunn-ie neomu johaejo, anii lebih tepatnya saranghaeyo.”Lalu akupun mencium kening Yunna, lalu mencium ahjummar Yunna lembut
Ternyata tanpa Jungwoo sadari, sesosok yeoja telah mengamati mereka “oppaa ternyata engkau juga menyukai eonni.”gumamnya dan menangis lalu meninggalkan mereka.
Akupun terbangun dari tidurku, dan sepertinya aku bermimpi sangat indah, karena didalam mimpiki Jungwoo ternyata menyukaiku dan mencium ahjummarku. Aku ingin sekali tidak bangun dari mimpiku ini. Drrtt..drtt.. Yunna hari ini eomma pulang mari kita makan malam bersama. Aku yang melihatisi pesan itu segera melesat pergi.
Disebuah rumah terlihat sepasang suami istri dan sepasang anak perempuan sedang menikmati makan malam mereka. “bagaimana festival sekolah kalian, apa berjalan dengan lancar?” tanya eommaku “ne.. sangat lancar” jawabku dan tersenyumm “ne.. eomma.. eonni sangat bekerja keras. Bahkan eonni bersama Jungwoo oppa berduet diatas panggung untuk memeriahkan acara. Mereka terlihat serasi. Aku jadi iri, kenapa bukan aku yang bersama Jungwoo oppa. Padahal aku menyukainya” ucap Nara semangat “benarkah Nara kamu menyukai Jungwoo-a” tanya eomma. “ne.. neomu johae.. tapi sepertinya Jungwoo tidak menyukaiku.” Gumam Nara lemah. “bukankah, Yunna teman dekatnya? Tidak bisakah Yunna-a mendekatkan mereka berdua” ucap appa. Aku pun tertegun. “Yunna-a..”ucap appa sambil mengibaskan tangannya di depan wajahku. “a..aa.. ne appa aku akan berusaha. Appa aku mau istirahat karena lelah. Kamsahamnida atas makanannya eomma. Jaljayo..” ucapku kepada appa,eomma, dan Nara. Aku sebenarnya bukan lelah tapi hanya ingin menghindari pembicaraan mereka.
“a..aa.. ne appa aku akan berusaha. Appa aku mau istirahat karena lelah. Kamsahamnida atas makanannya eomma. Jaljayo..” entah mengapa aku bisa merasakan kalau Yunn-ie hanya ingin menghindari pembicaraan ini “chagiya. Sebentar ku tinggal.” Ucapku pada suamiku. Akupun melangkah kekamar Yunn-ie. Dan aku mendengan suara isakkan dari Yunn-ie “eomma eotokhee.. aku juga menyukai Jungwoo-a. Tapi Nara juga menyukainya. Apa yang harus kulakukan” ucapnya lirih yang terdengar ketika aku mendekatkan telingaku di pintu kamarnya. “hikss..hikss.. Jungwoo-a aku sangat menyukaimu. Saranghaeyo..”isaknya lagi dan terdengar kali ini menangis tersedu-sedu. Akupun merasa iba. Aku sebagai eomma nya harus melakukan apa?. Jika saja bukan Nara yang menyukai Jungwoo, pasti aku sudah menyuruh wanita yang menyukai Jungwoo menyerah. Tapi sekarang aku juga seorang eomma untuk Nara. Bagaimana aku menyuruh Nara untuk menyerah, padahal aku juga telah menjadi seorang eomma untuk Nara. Bukankah seharusnya aku tidak boleh pilih kasih danlebih menyayangi anak kandungku sendiri? Bukankah itu bukan kasih sayang seorang eomma yang sejati yang hanya memberikan kasih sayang dengan tidak adil. Anii.. jika seperti itu. Maka aku bukan eomma yang sejati, baik untuk Nara maupun Yunna. Sepertinya aku harus bicara pada Nara dan Yunna besok karena besok libur.
Keesokkan harinya disiang hari
“Nara, Yunna. Eomma ingin bicara kepada kalian berdua. Ini mengenai perasaan kalian.” Ucapku. “Nara apakah kamu menyukai Jungwoo?” tanya ku “ Neeomma..” jawab Nara. “ dan Yunna, apakah kamu juga menyukai Jungwoo, jawab dengan jujur.” Tanyaku pada Yunna “Ne.. eomma” jawab Yunna menunduk. Ternyata benar dugaanku. “baiklah.. karena kalian berdua adalah anak eomma.Eomma tidak akan menyuruh Nara untuk menyerah akan perasaannya, dan merelakan Jungwoo kepadamu. Hanya karena Yunn-ie adalah anak kandung eommaa. Dan juga eomma tidak akan sedih dan menyuruh melepaskan Jungwoo jika salah satu diantara kalian dipilih oleh Jungwoo. Jadi eomma minta kalian jangan bertengkar hanya karena Jungwoo. Karena eomma sangat menyayangi kalian. Melebih perasaan kalian terhadap Jungwoo. Eomma ingin kalian saling menjaga bukan menyakiti. Saling mengerti. Arraseo, yunni-Nar-ie?” tanyaku
ucapan eomma benar. Bagaimanapun kami sudah bersaudari. Jika memang Jungwoo lebih memilih Yunna eonni. Maka aku akan merelakannya.
ucapan eomma benar. Bagaimanapun kami sudah bersaudari. Jika memang Jungwoo lebih memilih Nara. Maka aku akan merelakannya.
Akhirnya ketiga perempuan itu berpelukan “ Ne eomma.. arasseo” ucap kkedua gadis itu bersamaan.
Festival sekolah pun telah berakhir, masih ada beberapa yang harus dikerjakan yaitu ujian akhir sekolah dan ujian untuk tes memasuki Universitas. Hal ini merupakan hal yang paling mengerikan yang pernah ku jumpai, karena disekolah aku termasuk kedalam murid dalam kategori yang sulit untuk menangkap pelajaran, terlebih yang berhubungan dengan perhitungan, tapi aku justru masuk dikelas IPA. Walaupun seperti itu, ketika aku berusaha keras untuk pelajaran aku pasti bisa masuk ke Universitas yang aku idamkan, yaitu Universitas Oxford. Yap Hwaiting Yunna! Ucapku dalam hati menyemangati diriku sendiri. Lainhal dengan Jungwoo, tanpa berusaha dengan sangat keras, dia selalu mendapatkan nilai-nilai yang diatas rata-rata. Aku sangat bingung deommaatnya, apa saja yang dimakan Ahjumma kim hingga otak Jungwoo sangat pandai? Tidak seperti aku. Huft..
Suasana disekolah terlihat sangat berisik tidak karuan, ada beberapa yeoja yang berkumpul membentuk suatu kelompok untuk bergosip, entah hal apa yang mereka gosipkan, ada pula wanita yang berdandan setiap detik,menit, ada yang makan-makan didalam kelas, seketika dari suasana kelas yang seperti pasar menjadi sangat hening, karena guru mereka telah hadir. “ya.. selamat pagi semua.” Ucapnya kepada mereka. “selamat pagi juga saem.”ucap mereka serentak namun membuat kelas tersebut ribut kembali. TAK..TAK..TAKK..terlihat saem mengutek meja dengan spidol , sehingga suasana kelas menjadi hening kembali. “ada beberapa hal yang akan saya sampaikan. Yang pertama terimakasih untuk para panitia yang menyelenggarakan festival. Festival kita kali ini cukup sukses dan heboh, ucapan ini terkhusus untuk Jungwoo dan Yunna yang membuat festival menjadi menghebohkan ketika kalian berdua naik keatas panggung.” Ucap saem yang kemudian diiringi dengan tepuk tangan dari siswa yang berada disekolah. “kemudian yang kedua, tidak terasa ujian sekolah akan datang. Bapak ingin kalian lebih fokus untuk belajar, dengan demikian apa yang telah kalian tempuh selama 3 tahun ini akan membuahkan hasil. Ujian akhir sekolah akan diselenggarakan 2 minggu kedepan, kemudian setelah itu ujian masuk Universitas akan diadakan 1 minggu kemudian. Jaga kesehatan kalian. Itu saja yang bapak katakan, sekarang buka buku matematika kalian mengenail diferenssial.”ucap guru kami lagi dan memulai pelajaran kami.
TENG.. TENG.. TENG..
“yapp.. sekian untuk pelajaran kali ini. Selamat siang” ucap saem kepada kami. “siang saem.” Ucap sedikit lemas. Memikirkan apa yang disampaikan tadi membuatku menjadi tidak semangat untuk pulang.
kelas III SMA, maka semua merasa cepat berlalu masa-masa indah dan memasuki masa kuliah. Terlihat bahwa Jungwoo, Yunna, dan Nara sudah akrab. “eonni.. aku akan melanjutkan kuliahku di universitas Seoul jurusan musik, kalau eonnni dimana?” ttanya Nara. “eonni sudah diterima di universitas Oxford jurusan desain grafis.” Ucapku. “kalau Jungwoo ?” tanyaku semoga kami bisa diuniversitas sama “aku di Universitas Harvard” jawab Jungwoo. Dan pupus sudah kami akan bersama, pasti disana dia akan menemukan yeoja yang tepat. (ost W, gak tau nama penyanyinya. Tapi judul lagunya without you). “kapan oppa dan eonni kesana? Berarti aku sendiri”tanya Nara sedih “aku berangkat minggu ini hari sabtu” jawabku.” Kalau aku, minggu ini hari rabu . tenang Nara kami berdua pasti sering Vicall. Betulkan Yunna? Tanya Jungwoo. Dan akupun mengangguk.
Hari rabu pun tiba Jungwoo pun sudah berangkat dari pagi. Akupun merasa sangat kesepian, selamat tinggal Jungwoo-a. Andaikan aku sempat mengutarakan perasaanku, mungkin aku tidak akan semenyesal ini. Dan hari keberangkatankupun tiba”yunn-ie hati-hati disana, banyak makan, jaga kesehatan. Eomma akan sering menghubungimu.” Ucap eomma penuh kasih sayang. ”eonni.. jangan lupakan kami.. sering-sering telepon. Kalau ada namja yang tampan disana. Kasih nomor Hp ku. Dan jangan lupa cari namjachingu disana. Karena ku yakin pasti disana eonni akan pacaran. Pasti. ” Ucap Nara sambil mengedipkan matanya. Bagaimana mungkin aku bisa mendapatkan namjachingu kalau hati dan perasaanku masih untuk Jungwoo. Akupun hanya tersenyumm mendengar perkataan Nara. Akupun melambaikan tanganku “annyeong..”
Hari pertama masuk kuliahpun tiba. Cuaca yang sangat panas ,menyelimuti negeri ini namun aku tiada hentinya menikmati sinar matahari yang menyinari karena masih banyak pohan ditanam disekitarnya. Terlihat seorang yeoja mungil berambut ikal terurai panjang memakai dress pink selutut berjalan melewati kelas. Dan beberapa namja melihatnya kagum.”so beautifull” ucap seorang pria tegap. Yeoja itupun tidak menggubrisnya, karena sampai saat ini dia belum bisa cintanya kepada teman semasa kecilnya itu dan memandang keluar jendela.
“good morning everyone, today we come a New friend. Please. Introduce your self.” Ucap seorang dosen. “hallo. My name is Kim Jungwoo. I’m from South Korea. Thank u” ucap pria tersebut. tanpa sadar yeoja tersebut menoleh melihat siapa pria itu. Dan ternyata itu Jungwoo. Dia merasa sangat bahagia.
Matakuliah mereka pun telah selesai. “Jungwoo-a ?” sapa ku cerah “oommoo.. kau sama sekali tidak berubah Yunna. Tetap kecil, jelek.” Ucap Jungwoo datar. Akupun tidak menghiraukannya dan langsung memeluknya “bukankah dirimu kuliah di Hardvard.?” Tanyaku lagi “aku tidak mungkin membiarkan sahabatku kecilku ini berada di negara orang seorang diri, nanti sahabatku ini akan dikejar-kejar oleh pria bule, dan jatuh cinta dengan pria disini. Sedangkan aku akan meratapi dan menyesali telah melepaskan sahabatku ini, sebelum aku sempat mengucapkan”saranghaeyo”” ucap Jungwoo lembut dan melepaskan pelukanku dan menatapku. “Yunna, anni Yunn-ie saranghaeyo.” Ucap Jungwoo. Akupun membulatkan mataku dan merasa senang “Nado sar..”ucapku terputus karena ahjummar Jungwoo sudah ada diahjummarku. Setelah beberapa detik, Jungwoo pun menjauhkan ahjummarnya “ ternyata Nara benar, kalau dirimu masih menyukaiku.” Ucapnya “kamu tahu dari mana?” tanyaku. “sebelum aku mendaftarkan diri di harvard, aku menerima vicall dari Naara. Sepanjang pembicaraan ditelepon, Nara menceritakan semuanya , kalau kamu Yunn-ie sangat menyukaiku. Jadi dia menyuruhku untuk menyusulmu kesini. Dan tentu saja setelah aku mengetahui kalau dirimu menyukaiku aku langsung melesat kemari dan membatalkan pendaftaranku di Harvard. Nara juga berkata kalau waktu festival itu lagu yang kamu nyanyikan itu untukku. Maka sekarang aku akan jujur, pada waktu festival itu, sebenarnya lagu yang kunyanyikan itu untukmu, Yunn-ie” ucapnya lembut. Akupun mendengarkan itu sangat senang. “jadi kamu sudah lama menyukaiku?” tanyaku. Jungwoopun menggangguk. “jadi sekarang secara resmi akan mengajakmu berpacaran, Yunn-ie maukah engkau menjadi kekasihku. “ne..” ucapku girang dan memeluknya. Ternyata ini maksud ucapan dari Nara kalau di Oxford ini aku akan segera mempunyai namjachingu.
END
GLOSARIUM
Ahjumma = bibi
oppa=abang (sebutan adik perempuan
memanggil saudara laki-lakinya yang
lebih tua)
naneun= saya
arraseo=mengerti
kajja= ayo
palli= cepat
mianhe= maaf
appa=ayah
eomma= ibu
neomu yeppo= sangat cantik
saem= guru
eoddiseo= dimana
yeodongsaeng= adik perempuan
anni= tidak
eotokhe=bagaimana
mollaseo= tidak tahu
gwencahan= tidak apa-apa
bogosipho= merindukanmu
waeyo= kenapa
palli=cepat
namjachingu= pacar dari si wanita
appo=sakit
hyung=abang(sebutan adik lelaki memanggil saudara laki-lakinya yang lebih tua)
Nado=juga
GLOSARIUM
Eonni=kakak perempuan(ketika adik perempuan memanggil saudara perempuan yang lebih tua
Nama-ssi=ketika seseorang belum akrab
Nama-a=ketika seseorang sudah akrab\
Nama-ie=panggilan sayang.
Chingu=teman
Chingudeul=teman-teman
Uljima= jangan menangis
Johaeyo=menyukaimu
Saranghae=mencintaimu
Jaljayo= selamat malam
Sunbae=kakak senior
Keundae=tapi
Gokjomalseyo= jangan khawatir