Read More >>"> Sepasang Mata di Balik Sakura (Complete) (Dua) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Sepasang Mata di Balik Sakura (Complete)
MENU
About Us  

Aku senang sudah berada di tempat ini pada bulan April ini. Ini berarti aku bisa menikmati idahnya musim semi atau yang dalam bahasa Jepangnya disebut Haru[1]. Menikmati indahnya bunga sakura yang bermekaran dan tunas-tunas baru bertumbuh di negeri Jepang ini, adalah hal-hal yang sudah aku impikan sejak dulu. Liena dan Yutaka, anak laki-laki dari keluarga Ikeda itu mengajakku untuk melihat festival musim semi di salah satu Kuil Budha di Nara. Berhubung kuliah masih di mulai seminggu lagi, aku pun menyetujui ajakan mereka dengan senang hati.

            Dapat ku rasakan udara musim semi yang hangat dan lembut membelaiku. Pemandangan di sana sini yang di dominasi oleh bunga-bunga dan pohon-pohon itu begitu indah. Tidak hanya kami bertiga, disana begitu banyak orang berkumpul untuk menikmati keindahan bunga yang menjadi maskot negara Jepang itu. Banyak keluarga berkumpul bersama menikmati indahnya bunga sakura itu, juga banyak para pasangan muda mudi yang berada di tempat itu untuk melakukan hal yang sama juga.

            Kami berjalan mencari tempat yang sepi yang bisa kita duduki bertiga. Mataku menyelidik mencari tempat sepi untuk bisa kita tempati. Tapi, tiba-tiba tanpa sengaja aku melihat sepasang muda-mudi yang tengah berciuman mesra di balik salah satu pohon sakura. Aku begitu terkejut bukan main ketika mata sang pria tiba-tiba menatap penuh selidik ke arahku. Aku sempat melihat sekilas sepasang, mata di balik sakura itu, namun segera ku tundukkan pandanganku. Aku tahu, bahwa aku tanpa sengaja telah mengganggu privasinya.

“Yutaka kun, kau membawa kami ke tempat yang tepat,” ucapku pada Yutaka yang duduk di samping Liena dengan masih memandangi bunga sakura yang menaungiku itu. Sementara itu, Liena asyik mengatur-atur fokus lensa kameranya sembari memakan beberapa cemilan yang di bawanya tadi. Gadis, putih itu memang sangat suka nyemil, tapi yang ku herankan badannya tetap saja masih proporsional walau sebanyak apapun ia memakan cemilan.

“Iya, aku tahu dari Liena san kalau Najwa san sangat menyukai bunga sakura. Jadi, aku merekomendasikan tempat ini,”

“Iya, terima kasih Yutaka san,” ucapku pada Yutaka sambil memberikan senyum kecilku.

            Liena menyuruhku berpose untuk mengambil fotoku. Aku berdiri dan mengambil posisi yang tepat dan bagus. Tapi, tiba-tiba saja kakiku menyandung sesuatu, aku kehilangan keseimbangan hingga hampir saja aku terjatuh, jika saja tidak ada seseorang yang menangkap dan menahan berat tubuhku. Seorang laki-laki berkulit putih dengan tubuh jangkung itu menyelamatkanku dari tanah berumput yang akan menyambutku jika saja aku jadi terjatuh. Aku melihat sekilas wajah orang itu dan begitu pula dengan orang itu yang sempat memandang wajahku. Namun, ketika aku memalingkan wajahku dan menunduk darinya dia seolah sadar bahwa saatnya melepaskan kedua tangannya yang telah meraih tubuhku untuk menyelamatkanku tadi, hingga kami pun berdiri dalam posisi yang normal kembali. Aku masih ingat jelas bahwa sepasang mata dari laki-laki yang menolongku itu, adalah sepasang mata yang sama yang tanpa sengaja ku lihat di balik pohon sakura.

“Arigato gozaimas...,” ucapku sembari membungkukkan tubuhku.

“Do itashimashite[2]...,”ucapnya.

            Lalu dia pun berjalan melewatiku yang berdiri di hadapannya. Aku masih membukukkan tubuhku hingga dia pergi dari hadapanku. Aku tahu, orang itu sepertinya aneh melihatku dari caranya yang begitu lama melihat wajahku, meskipun aku tidak berani untuk melihat balik kepadanya. Mungkin, seperti kebanyakan orang lainnya, dia merasa aneh dengan penampilanku. Saat itu aku memang tidak mengenakan gamis ku seperti biasanya. Aku mengenakan celana dan blus lengan panjang, dengan tetap mengenakan kerudung yang berwarna merah marun. Liena langsung menyuruhku kembali pada posisiku untuk segera di ambil foto. Setelah itu, gantian dia juga ingin di ambil fotonya. Karena ingin berfoto bertiga akhirnya kami pun meminta bantuan seseorang untuk memfotokan kami bertiga.

            Hari ini aku sedang libur bulanan seperti yang banyak terjadi pada wanita lainnya, jadi aku tak perlu mencari tempat sholat di antara pebuh sesak orang yang menikmati festival musim semi ini. Setelah puas berjalan-jalan dan berkeliling akhirnya kamipun kelaparan. Kami langsung mencari sebuah tempat makan dan aku memesan makanan yang di perbolehkan oleh agamaku untuk ku makan.

            Malam semakin larut tapi hiruk pikuk orang yang menikmati hanami[3] masih banyak di tempat itu. Beberapa orang masih melanjutkan acara jalan-jalannya, meskipun di sisi lain juga banyak orang yang memutuskan untuk kembali. Dapat ku rasakan udara malam yang cukup dingin merasuk ke dalam tubuhku, menembus blus merah muda yang ku kenakan. Sementara itu, ku lihat Liena masih asyik bercakap-cakap dengan Yutaka. Entah apa yang mereka obrolkan, aku tak ingin mencuri dengar sedikitpun. Aku hanya mengangguk atau menjawab sesekali jika mereka bertanya.

            Di antara keramaian itu, aku menikmati pemandangan banyak orang yang berlalu lalang di sana. Aku juga terkejut seketika, ketika mataku terpaku pada satu titik pandang. Sepasang mata di balik sakura yang pernah ku lihat tanpa sengaja tadi, kini memandang ke arahku. Bukannya, kegeeran dan kepedean bahwa orang itu tengah memandangku, karena tak ada siapa-siapa kagi di belakangku atau di sampingku selain Liena dan Yutaka. Tatapan, mata yang teduh itu tak mungkin menatap Liena yang sibuk mengobrol dengan Yutaka. Dia benar-benar menikmati memandangku tanpa seizinku, hingga seorang wanita di sebelahnya yang mengajaknya mengobrolpun tak di gubris sama sekali olehnya.

            Segera ku tundukkan pandanganku dan mengalihkannya ke tempat yang lain. Aku takut bahwa mata ini akan berbuat dosa lagi. Ini sudah tiga kalinya, aku melihat sepasang mata di balik sakura itu. Dan entah mengapa, ini membuatku merasa ada sesuatu yang aneh yang terjadi pada diriku. Rasanya jantungku berdetak begitu cepat tak terkendali, dadaku begitu sesak hingga seolah-olah udara yang telah ku hirup tak masuk ke dalam paru-paruku dan hawa dingin yang menjalari tubuhku tadi kini sudah berubah menjadi panas. Beberapa keringat ku seka dari dahiku yang sebagian tertutup oleh kerudungku.

Aku bertanya pada diriku. “Ada apa denganku............?”

 

 

 

[1] Musim Semi.

[2] Terima kasih kembali / sama-sama.

[3]

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Kalopsia
385      313     2     
Romance
Based of true story Kim Taehyung x Sandra Sandra seharusnya memberikan sayang dan cinta jauh lebih banyak untuk dirinya sendiri dari pada memberikannya pada orang lain. Karna itu adalah bentuk pertahanan diri Agar tidak takut merasa kehilangan, agar tidak tenggelam dalam harapan,  agar bisa merelakan dia bahagia dengan orang lain yang ternyata bukan kita.  Dan Sandra ternyata lupa karna meng...
Tiba Tiba Cinta Datang
395      267     0     
Short Story
Cerita tersebut menceritakan tentang seorang lelaki yang jatuh cinta pada seorang gadis manis yang suka pada bunga mawar. Lelaki itu banyak belajar tentang cinta dan segala hal dari gadis dan bunga mawar
Dear Diary
578      374     1     
Short Story
Barangkali jika siang itu aku tidak membongkar isi lemariku yang penuh buku dan tumpukan berkas berdebu, aku tidak akan pernah menemukan buku itu. Dan perjalanan kembali ke masa lalu ini tidak akan pernah terjadi. Dear diary, Aku, Tara Aulia Maharani umur 25 tahun, bersedia melakukan perjalanan lintas waktu ini.
Rembulan
601      304     2     
Romance
Orang-orang acap kali berkata, "orang yang gagal dalam keluarga, dia akan berhasil dalam percintaan." Hal itu tidak berlaku bagi Luna. Gadis mungil dengan paras seindah peri namun memiliki kehidupan seperti sihir. Luna selalu percaya akan cahaya rembulan yang setiap malam menyinari, tetapi sebenarnya dia ditipu oleh alam semesta. Bagaimana rasanya memiliki keluarga namun tak bisa dianggap ...
Ethereal
1066      496     6     
Romance
Ada cowok ganteng, imut, tingginya 173 sentimeter. Setiap pagi, dia bakalan datang di depan rumahmu sambil bawa motor matic, yang akan goncenging kamu sampai ke sekolah. Dia enggak minta imbalan. Dia cuma pengen lihat kamu bahagia. Lalu, ada cowok nggak kalah ganteng dari sebelumnya, super tinggi, cool, nyebelin. Saat dideket kamu dia sangat lucu, asik diajak ngobrol, have fun bareng. Ta...
injured
1094      602     1     
Fan Fiction
mungkin banyak sebagian orang memilih melupakan masa lalu. meninggalkannya tergeletak bersama dengan kenangan lainya. namun, bagaimana jika kenangan tak mau beranjak pergi? selalu membayang-bayangi, memberi pengaruh untuk kedepannya. mungkin inilah yang terjadi pada gadis belia bernama keira.
Tyaz Gamma
688      494     1     
Fantasy
"Sekadar informasi untukmu. Kau ... tidak berada di duniamu," gadis itu berkata datar. Lelaki itu termenung sejenak, merasa kalimat itu familier di telinganya. Dia mengangkat kepala, tampak antusias setelah beberapa ide melesat di kepalanya. "Bagaimana caraku untuk kembali ke duniaku? Aku akan melakukan apa saja," ujarnya bersungguh-sungguh, tidak ada keraguan yang nampak di manik kelabunya...
Her Glamour Heels
465      314     3     
Short Story
Apa yang akan kalian fikirkan bila mendengar kata heels dan berlian?. Pasti di khayalan kalian akan tergambar sebuah sepatu hak tinggi mewah dengan harga selangit. Itu pasti,tetapi bagiku,yang terfikirkan adalah DIA. READ THIS NOWWW!!!!
Detective And Thief
3381      1005     5     
Mystery
Bercerita tentang seorang detektif muda yang harus menghadapi penjahat terhebat saat itu. Namun, sebuah kenyataan besar bahwa si penjahat adalah teman akrabnya sendiri harus dia hadapi. Apa yang akan dia pilih? Persahabatan atau Kebenaran?
Perihal Waktu
352      238     4     
Short Story
"Semesta tidak pernah salah mengatur sebuah pertemuan antara Kau dan Aku"