Loading...
Logo TinLit
Read Story - MY SCHOOL
MENU
About Us  

                                                                                PKL atau Prakerin

 

Hari ini adalah detik dimana kami sedang melaksanakan PRAKERIN (praktek kerja industri) di kota Medan.Hari ini juga adalah hari menuju bulan ke tiga kami ada di sini.Rasanya tidak seperti yang kamu bayangin.Di sini Renta kelihatannya terkena serangan nyamuk dan Melisa  sedang menggrutu kepalannay entah apakah banyak kutunya atau jangan-jangan nyamuk juga datang ke rambutnya.Aku tertawa dikit melihat mereka sambil menulis cerita ini.

HARI SEBELUM PKL

Kadangkala aku merasa malas untuk memulai kegiatan di pagi hari apalagi di waktu libur. Jangankan untuk memulai kegiatan, untuk membuka mata pun masih sulit dengan alasan masih ngantuk, dan alasan lain karena hari libur waktunya untuk bersantai tapi hari itu,aku harus berangkat ke sekolah dengan perasaan kesal terlebih lagi Friska,Bella,dan Melisa berlama-lama pergi dan terpaksa aku pergi menyendiri.

Hari itu,aku berjalan sendiri dari rumah ke sekolah.Di ujung sana aku telah melihat beberapa temanku telah hadir lebih dulu dari aku yakni Resna,Santi,Shella,dan Sri.Mereka adalah teman sekelasku.Sepertinya Resna tersenyum ke arahku.

”Ahhh…capek”,aku mengeluh setelah sampai di tempat dimana mereka istirahat.

”Dimana orang si Friska”,kata Santi dan Sri secarabersamaan.

”Masih di rumah…”,aku menjawab mereka dengan suara yang terengah-engah.

Kemaren,hari Kamis.Pak TP dan Miss RT menyarankan kami untuk datang ke sekolah yakni siswa yang akan berangkat Prakerin.Mereka bertujuan untuk membicarakan secara detail bagaimana tata cara kami berangkat esok hari ke Medan.Itulah sebabnya kami ada di sekolah hari Jumat itu tepatnya hari libur.

Jauh hari sebelumnya,guru-guru yang membawakan materi tentang kejuruan telah berdiskusi untuk membicarakan cara penempatan kami.Hari itu bukannya langsung bicara dengan Pak TP melainkan terlebih dahulu kami mengikuti les Miss RT.Miss RT menyuruh kami untuk pergi ke salah stau lab di sekolahku yakni  lab paling dekat dengan kantor guru.Ketika kami ada di ruang lab.kami pun mengikuti les hari itu dengan sungguh-sungguh karena hari itu adalah hari terakhir kami les persiapan Prakerin.Setelah berselang satu jam,kami tak lagi serius mengikuti les tapi kami asyik   bercerita-cerita dengan Miss RT tentang keluh kesah kakak kelas yang dulu Prakerin di sana.

 Hari itu,Johanes tidak mengikuti les Miss RT.Dia dipanggil Pak TP entah ngapain...

Kami pun selesai les…dan segera keluar.Di luar lab,Johanes tunjukin nama-nama kami sesuai tempat dimana kami akan melaksanakan Prakerin.Waktu itu aku,Johanes,Julham,Melisa ,Harjono,Dan Renta ada dalam satu tempat Prakerin yaitu di Kantor BKN Medan.Itulah sebabnya aku ada di sini malam ini.

Kami dipanggil oleh pak TP untuk berkumpul di depan lobi sekolah.Di sana,kami diberi arahan ama Pak TP,Miss RT,Dan Miss CWS.Karena baru baru itu Miss CWS datang ke sekolah berhubungan dia ada urusan.Mereka saling mengungkapkan nasehat-nasehat terhadap kami.Rasanya bosan deh...dengar kata-kata itu secara berturut-turut tapi gak papalah..kan itu memang yang terbaik untuk kami.Setelah perbincangan yang agak lama akhirnya kami harus kehilangan Johanes karena memang rumah dia ada di Kota Medan.Jadi,dia prakerin di tempat yang agak lebih dekat ama rumahnya aja.Posisinya digantikan oleh Memo.Memo adalah salah seorang senior kami dari kelas XII TKJ II.Demikianlah hari itu kami habiskan waktu di sekolah hampir tiga jam.Di sekolah,tak lupa juga guru-guru meminta kami untuk datang ke asrama sore hari atau malamnya supaya besok berangkatnya dari asrama.

Malam itu,kira kira jam sembilan kami berangkat ke asrama sekolah di antar oleh kakakku.Koper dan tas kami,disimpan di kamar Miss RT.Di asrama kami telah menjumpai teman-teman yang lain.Koper dan tas mereka banyak sekali beda dari apa yang ada padakau aku hanya memiliki tas yang kecil dan koper yang kecil.

HARI PEMBERANGKATAN

Pagi-pagi sekali ketika matahari belum nampak kira-kira jam empat,Nelsy datang ke kamar tempat dimana kami tidur dan bermimpi,dia mengetok dan membangunkan kami dengan suaranya yang sangat keras dan dia segera masuk ke kamar sambil menarik selimut yang sewaktu itu kami kenakan.Kami pun terbangun.Setelah berselang setengah jam,kami semua pun keluar dari kamar asrama diselimuti angin sejuk di pagi hari.Sangat dingin.

Kami pun pergi ke rempat dimana Miss RT tinggal.

“Mis...”,panggil Santi sambil mengetok pintu kamar Miss RT

“Ya...”,terdengar suara Miss RT dari dalam sambil membukakan pintu.Kami pun mengambil barang-barang yang kami taroh di situ semalam.

“Bentar lagi ya...miss mau mandi dulu..”,kata Miss RT

“Ya miss”,

Di luar rumah Miss Rt,kami senang bercerita-cerita.Mungkin hari itu adalah hari yang kami tunggu-tunggu sebagai anak SMK.Rasa lapar tak lagi tertahankan.Kami putuskan untuk pergi ke koperasi asrama.Kami pun beli beberapa makanan untuk dimakan pagi itu.Tapi tau nggak? pagi itu,bu kopersasi asrama belum bangun.Renta sekuat tenaga mengetuk pintu.Sampai akhirnya bu koperasi terbangun.

“Mau beli apa ni pagi pagi”,kata ibu koperasi dengan langkah yang lambat sambil mengusap wajahnya

“Beli kue ajah bu”,kata salah satu temanku sambil memilih makanan yang inign dibelinya.

Setelah itu,kami balek lagi ke tempat dimana kami duduk tadi.Mam Rh,wali kelasku memberi kami minuman yakni teh manis.Wah..rasanya menjadi hangat.

Pagi itu kami menunggu Pak Tp agak lama lama.Dia datang setelah satu jam kemudian.Sebelum bus datang menjemput kami,Miss Rt menyuruh aku dan renta memungut ongkos berangkat pagi itu.

Kira kira jam enam pagi,bus untuk membawa kami ke Medan pun datang.Aku dan Santi secara cepat memilih untuk duduk di depan berhubungan kami adalah seorang yang pemabuk kalau dalam perjalanan panjang.Dalam perjalanan,kami sering berhenti karena ada ada saja yang belum datang semalam ke asrama.Menjelang siang,perut kami benar-benar keroncongan disertai dahaga yang menyakitlan.Sebelumnya,Miss Rt dah bilang kalau kami sarapan di Balige tapi tidak jadi dan akhirnya,kami sarapan di tempat peristirahatan bus.Wah…kakiku rasanya gemetaran saking laparnya.Di tengah perjalan lagi,bus macet gara-gara ada pesta pernikahan  yang diadakan di tepi jalan besar.Pak sopir sempat marah- marah tapi aku dan Santi hanya tersenyum-senyum.Begitulah kami habiskan waktu selama tujuh jam di dalam bus.Setelah jam dua,Pak TP mengantarkan kami ke tempat prakerin masing-masing.

Malam itu yakni malam pertama kami sampai di sini,kami saling tukar informasi sama teman-teman lainnya.Mereka ada yang merasa bahagia dan ada juga yang merasa sedih karena mungkin kamarnya yang jelek atau gimana.Temanku Sri dan kawan-kawannya punya kamar yang serba pink.Bantalnya warna pink,selimutnya warna pink,dindingnya juga pink.Intinya serba pink tapi kalau kamar kami dipenuhi banyak warna yakni warna putih pada lampunya,merah pada rempat tidurnya,biru pada bantalnya,hijau pada sprainya,dan masih banya warna lainnya.Aku suka.Inilah tempat dimana kami ada selama tiga bulan nantinya,mess.

HARI PERTAMA PKL

Bagi setiap orang,hari pertama adalah hari yang begitu sulit untuk dijalani.Aku juga merasakan hal yang sama.Hari pertama kami bukannya merasa bahagia tapi khawatir dan tak tahu harus ngapain.Pak Tp adalah orang mengantar kami ke tempat ini tapi dia tak bilangin ke kita bagaimana cara masuk ke sana,dari mana jalannya,dimana pintuya,kami tidak tahu.Namanya juga hari pertama.

Tiba tiba Julham datang mengetok pintu kamar kami.Dia bilang kami pergi ke kantor setelah Pak Tp datang ke kantor.Kira-kira jam sembilan,Pak Tp sudah ada di kantor BKN tepatnya di ruang Bu Jojor (salah satu pegawai di kantor ini) dan di meminta kami untuk menemui dia di sana.Pertama kami pergi ke satpam untuk menanyakan pintu masuk kantor. Tau nggak mau nanya ama satpam aja saling nunjuk-nunjuk ama yang lain.Langkah ke dua,kami bertanya lagi ama satpam lain.Ke tiga,kami diantar ama satpam tersebut ke kantor Bu Jojor.Di sana Pak Tp tak bicara sepatah kata pun selama kami ada di kantor Bu Jojor yang ada dia hanya memegang hanphone.Entah dia lagi ngapain.Aku Sedikit Kesal Ama Bapak Itu tapi aku tidak dapat berbuat apa-apa.Setelah melewati beberapa proses,Bu Jojor meminta salah satu pegawai di kantor itu.Pak Julpan,itulah nama beliau.Pak Julpan pun mengantarkan kami ke tempat yang Ibu Jojor bilang.Tempat yang kami tuju ialah taka,tempat dimana berkas-berkas para pegawai di Sumatra Utara di simpan.

Setelah sampai di sana,kami melihat beberapa anak PKL dari sekolah lain sedang mengarsip data-data dan ada juga anak PKL yang akan dipindah tempatkan hari itu.Hal itu pun akan terjadi pada  kami setelah satu bulan kerja di taka nantinya.Di sana pak Julpan menyerahkan kami ama Pak Yasrul,kepala dari taka itu.Pak Yasrul pun menerima kami dengan ketulusan hatinya.Dia nemberi kami intruksi tentang bagaimana kerja disana,setiap pagi,kami akan memasuki kantor mulai jam delapan,istriahat jam dua belas,masuk lagi jam satu siang,dan pulang jam tengah.Setiap hari Sabtu,kantor libur.So,kami bisa bepergian kemana saja.Begitulah...

Di taka,Pak Yasrul meminta saah satu dari anak PKL mengajari kami.Kalau nggak salah nama anak itu adalah Silvi.Dia cantik.Dia pun mengajari kami bagaimana cara untuk memasukkan arsip ke dalam lemari taka itu.Detik itu,ketika dia mengajari kami,Julham sepertinya tertarik ama tu anak.Dia tersenyum-senyum setiap kali dia melihat Silvi.Sebelumnya,kami belum pernah melihat lemari seperti itu.Di setiap sudut lemari,ada sesuatu benda yang berfungsi untuk membuka lemari lainnya.Tak sadar Melisa memutar benda itu,rasanya berputar.Apa itu...kata salah satu dari kami.Akhirnya kami pun tertawa malu-malu.Seketika itu juga,teman Silvi datang ke tempat kami kerja.Dia sepertinnya cuek.Aku sungguh membenci dia pada hari itu.

Setelah jam dua belas,kami melihat mereka keluar dari taka.Kami pun mengikuti tingkah mereka.Yah…kami istirahat.Setelah 45 menit berselang,kami berangkat bersama ke taka hari itu.Namun,pintu taka tertutup dan kami tak sadar kalau pintu itu memang selalu tertutup.Hampir seperempat jam kami menunggu di luar mana tahu Pak Yasrul atau pegawai yang lain belum masuk.Ada seorang pegawai kantor lewat dari sana.

”Ngapain klen di luar,masuklah…”,kata orang itu.Akhirnya,Julham pun memutuskan untuk bertanya apakah sudah jam masuk.dia mengetok pintu dan bertanya ama Pak Arifin,anggota Pak Yasrul.

”Pak..udah bisa masuk belum?”,kata Julham.

”Udalah…ini dah lewat…”,kata Pak Arifin.Kami pun masuk dengan wajah malu.Pada jam pulang,kami pun seperti itu.Kami menunggu anak pkl lainnya keluar duluan,baru kami keluar.Begitulah hari pertama kami lalui di kantor BKN.

DI MESS

Kalau nggak salah itu adalah hari yang kedua kami ada di mess kantor BKN.Pagi-pagi ketika aku keluar dari kamar untuk berangkat ke kantor,ada seorang CS memanggilku tapi saat itu aku tak nyangka kalau dia memanggilku aku bukannya berpaling tapi aku hanya berpura-pura tak dengar karena aku takut ama karena dia dia kelihatannya galak.

“Dek..”,kata CS tuh lagi dengan menaikkan nada suaranya.

“Ya pak...”,aku akhirnya menjawab dia

“Sinilah...kalo dipanggil ya jawab...”,kata bapak itu

Kami bertiga pun mendekati bapak itu bersama orang Julham, Harjono,dan Memo.

“Kalian dari Tarutung kan?”,Kata bapak itu mulai membuka pembicaraan.

“Ya pak...”kami menjawab dia dengan tegas.

“Berapa lama klen PKL?”

“Tiga bulan pak”,kami menjawab bapak itu secara bersamaan.

“Nah...selama klen di sini,anggaplah tempat ini rumahmu.Artinya kamu harus membersihkn ruangan ini dengan rutin. Tak mungkin kan...hanya kamarmu ajah kamh bersihkan?.Ruang ini juga perlu dirawat”,kata bapak itu memperingatkan kami.

“Ya pak..”

“Setiap klen pergi ke kantor,jalan lupa untuk mematikan kran air dan jangan lupa juga untuk mematikan lampu mengerti kan...”

“Ya pak...”

“Kalau klen mau tahu siapa aku...tanya ajah ama kakak kelas klen”

“Ya pak...”

“Siapa ajah kakak kelas klen yang pernah datang kesini?”

“Eska”,kata Renta

“Ya..eska.Siapa lagi yang kamu tahu?”

“Sri..”

“Ya udah..berati kamu tahu.Ingatlah apa yang bapak bilang tadi..udah balek lah”, kata bapak itu dengan sikap galaknya dan membuat kami gemetaran.Dengan perkataannya,kami tak pernah lupa untuk mematikan lampu kamar dan memastikan kran air mati sebelum kami berangkat ke kantor.Hampir setiap malam dalam satu minggu pertama,kami selalu menyapu ruang lobi yang ditunjuk ama bapak itu.Demikianlah hari-hari kami berjalan dengan lancar dalam satu minggu itu.

Pada suatu saat,aku dan anak-anak lainnya termasuk cowok pergi ke arah depan kantor.Ketika perjalanan ke sana,bapak itu memanggil kami.Tanpa berpikir panjang,kami pun berhenti pada detik itu juga dan segera mendatangi bapak itu.

“Ya pak...?”,Kata Julham.

“Udah bapak peringatkan stiap kalian pergi ke kantor lampunya jangan lupa untuk dimatiin.Kami pun mulai gentar lagi.

“Ya pak..”

“Jangan hanya iya..lakukan lah..ini terakhir bapak ingatkan..!!”

“Ya pak...”,kami pun meninggalkan bapak itu dengan rasa sebel.

“Lampu mana sih mau dimatiin?”,tanyaku ama Renta.

“Entah...”kata Renta

“Kalian ya?”,Kata Renta ama Julham

“Apasih...kami ingatnya truss matiin lampu..”

“Jadi?” kat Melisa.

“Ohh mana tau lampu ruang tengah...”,aku mulai mengingatkan mereka.Akhirnya kami pun sadar kalau setiap pagi mau berangkat kantor,kami tak pernah ingat matiin lampu ruang lobi mess.

“Ya udah...”setiap malam kami pun matiin lampu.

 “Tuh lihat bapak itu..”,kata ku sedikit berbisik ama Renta

“Jangan truss liat..entar bapak itu marah”,Renta mengingatkanku.

“Ya...”,kata Melisa setuju dengan pendapat Renta.

Dan ternyata bapak itu bukannya marah sewaktu dia melihat kami.

“Kenapa? Orang batak juganya aku..”,jelas bapak itu.

“Ehh..ya pak”,kata Melisa.Kami bertiga pun tertawa sedikit bahagia.

            Pada minggu kedua tepatnya hari Rabu ketika pulang dari kantor,bapak itu memanggil kami.

“Adek...sini bentar”,kami pun pergi ke arah bapak itu.

“Kalian harus pindah sekarang juga...”

“Sekarang?”,tanyaku sedikit berbisik dengan persaan terkejut.

“Ya..”,kata bapak itu

“Emang ada apa yan pak..?”,kami bertanya ama bapak itu.

“Ada tamu…mereka akan nginap di kamar ini”,bapak itu menjelaskan tanpa bertele-tele.

Dengan perasaan yang amat kesal,kami pun beres-beres dan segera berangkat ke kamar yang ditunjukkan ama bapak itu.Kamar itu sungguh tidak nyaman bagi setiap orang apalagi bagi perempuan.Di sana tak ada kunci kamar.Jadi,setiap pagi kami harus serahkan tasku ama Memo supaya tasku disimpan ama dia kebetulan di tas tersebut adalah barang-barang yang paling penting untuk kami.Di kamar itu juga,kloset kamar mandinya sumbat.Sering sekali kamar kami dipenuhi bau jijik dan bukan hanya itu,nyamuk juga paling banyak di sana.Hampir tiap malam kami bangun karena gigitan nyamuk.Namun,di kamar itu kami tak berlangsung lama.Pada minggu ketiga pada hari Kamis,kami dipindahkan lagi oleh bapak mess yang lain.Dia memanggil kami dari luar pintu.

“Dek...”

“Ya pak..”,kami bertiga keluar dari kamar secara bersamaan.

“Ada nggak keluhan saat klen disini?”,Misalnya airnya tak ada...”,bapak itu sedang bertanya

“Pak..klosetnya sumbat dan lampu kamar mandinya juga mati...”,kata kami agak bersamaan

“Ohh...nanti sehabis dari kantor,balik lagi ke kamar dulumu”,

“Ohh ya pak..”,kami kegirangan

Bukan hanya kepada kami saja bapak itu bicara tapi juga kepada Julham dan kawan-kawannya.

Begitulah..sehabis dari kantor jam setengah.lima,kami segera beres-beres dan berangkat kembali ke kamar dulu kami.Namun,ada juga CS yang tak suka kalo kami kembali ke kamar dulu disebabkan dia capak bersihin kamar yang akan kami tempati hari lagi.Emangnya itu kamarnya? bisikku dalam benakku.

“Tinggalinlah kamarnya dengan bersih…”,kata salah satu CS sepertinya dia agak menyindir kami dengan halus.Kami pun membersihkan kamar yang akan kami tinggalkan sekarang,mulai dari sprainya,lantai,kasur,meja,dan yang lainnya.Seusai itu,kami kembali ke kamar dulu lagi.Sesampainya di kamar baru,rasa nyaman mulai terasa lagi.

Setelah satu bulan lebih berada di kamar itu,kami disuruh lagi pindah.Di luar kamar kami,terdengar percakapan antara Julham dengan Pak CS galak tapi aku dan Renta pura-pura tak tahu.

“Dek...”,kata Bapak CS galak tersebut

“Ya pak…”kata julham

“Sekarang juga…keluarin barang-barang kamu”

“Ya pak....”tanpa bertanya mengapa kami pindah,Julham pun memberesi barang-barangnya bersama Harjono dan Memo.

Setelah percakapannya itu,Julham datang mengetok pintu kamar kami

“Ren...”,awalnya kami tak mau membuka pintu tapi karena Julham mendesak akhirnya kami buka juga.

“Apa sih...?”,kata Renta sembari membuka pintu

“Kata bapak itu..keluarin sekarang barang-barang klen”

“Apa? “,gertakku bersamaan dengan Renta

“Kita pindah kamar sekarang...”

“Astaga..matilah aku”, keluh renta

“Kenapa di keluarin?”,tanyaku ama Julham

“Gak tahu….pokoknya keluarin ajah..”,kata Julham dengan muka keselnya

“kog bodok kali sih….masa disuruh pindah tapi kau gak nanya kemana?,kata Renta

“Terserah…!!!”,kata Julham dengan nada sebel

Meski dalam keadaan kesal,kami tetap segera beres-beres untuk pindah.

Setelah berselang 15 menit,barang-barang kami pu  selesai tapi Melisa masih sibuk si luar sana.Aku dengan rasa marah segera  memanggil Melisa.Semua barang-barang pun akhirnya terkumpul di ruang lobi mess.Kami dipindahkan kekamar yang dulu sebelum kami kembali ke kamar yang sekarang.Setelah itu,kami pun mengantar tas dan koper serta barang-barang lainnya ke sana.Sesampainya di sana,kami melihat betapa parahnya kamar itu bahkan lebih parah dari dulu.Seisi kamar itu berantakan semua mulai dari pintu, jendela,tempat tidur,kamar mandi.Di atas ranjang tidur,ada sapu lidi.Kamar mandi juga tersumbat.Intinya aku sangat sangat tak suka. Pertama yang kami lakukan adalah menggeser lemari yang sudah lapuk untuk menutup pintu belakang.Setelah itu,aku mulai menyapu lantai kamar dan mereka  pergi ke lobi untuk meminta kain pel ama CS.Setelah mereka kembali ke kamar dengan membawa kain pel,ada seorang CS memberi kami dua pilihan:satu tetap di kamar itu atau di kamar orang si Julham.Akhirnya,kami pun memilih kamar Julham dan mereka dipindahkan ke lantai atas mess.Kami bukan memilih kamar Julham karena nyaman tapi kami pilih karna itu mungkin lebih baik daripada melihat buruknya kamar yang satu ini.Ya udah...kami pun ada di kamar yang dulunya Julham tempati.Meski tak nyaman,kami terpaksa untuk menahannya.Pada hari pertama,di kamar sekarang sungguh kami tak bisa tidur dikarenakan nyamuk yang sungguh banyak.Menurut perkataan bapak CS galak,mungkin kami di sini hanya dua hari atau tiga hari saja tapi nyatanya kami disini sudah dua minngu lebih..”dasar pembohong”,pikirku dalam hati.Begitulah kesulitan yang kami terima di mess.

 

                                                                                              *****

Tags: SCHOLL

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags