GOD'S BLESSINGS : JAWS
Prolog
Written by :
Adinda Amalia
.
.
Selamat membaca~
“Aku akan mendengar keinginanmu.” Cahaya putih ada di sekeliling. Bahkan tak ada hal lain yang bisa dilihat selain warna putih bersih. Baik di atas, di bawah, kanan, kiri, dan segala arah. Suasana begitu sunyi, sepi, dan tak ada suara lagi selain kalimat yang terdengar barusan. Ajaibnya, suasana seperti ini justru menenangkan hati.
Seorang gadis berdiri di sana. Rambut panjang terurai yang menjuntai hingga ke pinggang. Pakaian gadis itu pun juga serba putih. Bahkan sekujur tubuhnya juga sangat mirip dengan warna putih, seperti yang ada di sekelilingnya. Mungkin hanya warna matanya lah yang terlihat sedikit berbeda, abu-abu yang nampak pucat. Gadis itu mendongak ke atas. Sosok yang begitu agung ada di sana. Jubah serba putih, mahkota berwarna emas, tongkat yang juga berwarna emas, dan sebuah singgasana mewah.
“Hamba … menginginkan seorang pelindung,” ujar gadis itu.
“Baiklah! Akan kukabulkan!” Sang gadis mengangguk pelan. Ia beranjak dari posisinya, dan berbalik. Langkahnya baru beberapa kali, namun ia mendadak terhenti. “Hanya itu?” Sang gadis kembali berbalik, menatap sosok agung di hadapannya. “Setelah kau jauh-jauh datang kemari, hanya itu permintaanmu?” Gadis itu hanya terdiam. “Bahkan setelah kau bersusah payah untuk menemukan jalan menuju tempat ini?” Sang gadis nampak terkejut.
“Bolehkan?” tanya gadis itu ragu.
“Tentu, aku akan mengabulkan permintaanmu yang lain.”
“Kalau begitu … hamba menginginkan seorang pasangan terbaik,” ujar sang gadis.
“Baiklah! Seorang utusanku akan mengirim pelindung untukmu, dan seseorang akan menjadi pasangan terbaikmu, cepat atau lambat.” Sang gadis tersenyum, ia nampak bahagia. Seakan-akan seperti sebuah perjuangan berat yang kini telah berbuah manis.
“Terimakasih sebanyak-banyaknya,” ujar gadis itu seraya membuat pose membungkuk. Ia kembali berbalik badan, lalu melanjutkan langkahnya yang sebelumnya sempat terhenti.
Cahaya putih di sekelilingnya mendadak menjadi semakin cerah. Begitu menyilaukan, hingga kini pandangannya hanya diisi oleh warna putih, tanpa noda sedikitpun. Perlahan, warna putih itu terasa semakin redup. Seperti lampu penerangan di malam hari yang mulai kehabisan sumber energi. Semakin redup, dan semakin redup. Kini hanya warna hitam yang tersisa. Lalu dalam sekejap, sang gadis telah mendapati pemandangan yang jauh-jauh berbeda.
Sebuah langit-langit yang sangat tak asing baginya. Sensasi hangat di sekujur tubuhnya, membuatnya sadar jika ia berada di bawah selimut tebal kesukaannya. Sinar matahari menyeruak dari jendela kamar, menarik pandangan gadis itu agar menatapnya. Ia menyadari, kini pagi telah menghampirinya. “Mimpi ya?”
Welcome to GOD'S BLESSINGS : JAWS!