Loading...
Logo TinLit
Read Story - Surat Kaleng Thalea
MENU
About Us  

Jakarta, 09 Oktober 2015

Hari ini Thalea sudah menampakkan batang hidungnya di kampus ketika jam baru menunjukkan pukul 07.00 WIB, Ia datang lebih awal agar dapat meletakkan paper bag yang berisi kotak bekal berisi spagetti seafood untuk Afwan di dalam loker milik lelaki itu tanpa ada yang melihat. Thalea melirik jam tangannya, Ia menghembuskan napas bosan saat jam sudah menunjukkan pukul 08.30 WIB dan Afwan belum menampakkan batang hidungnya, seharusnya lelaki itu sudah ada di kampus sejak pukul 08.00 pagi tadi. Thalea sudah mencari tahu semua tentang laki-laki itu termasuk jadwal kuliah lelaki keturunan Arab itu.

Thalea melirik jam tangannya gelisah. Setengah jam lagi Ia ada kelas namun sosok yang ditunggunya tak kunjung datang. Ia pun memutuskan untuk segera menuju ke gedung fakultasnya agar tidak telat memasuki kelas, namun ketika hendak bangkit dari tempat persembunyiannya dibalik tembok, Thalea melihat lelaki yang memiliki alis tebal itu berjalan dengan terburu menuju lokernya kemudian membuka loker itu dengan tergesa dan tanpa sengaja menjatuhkan paper bag milik Thalea dan Afwan melirik paper bag itu sebentar kemudian berlalu begitu saja dengan terburu-buru tanpa mau mengambil paper bag itu.

Sekali lagi, Thalea menatap miris makanan buatannya yang teronggok begitu saja bagaikan barang tak berarti dan patut dibuang.

Thalea bangkit kemudian melangkah dengan lesu dan juga menahan sesak didadanya menuju gedung Fakultas Sastra dan Bahasa kebanggannya

"Ini masih belum apa-apa, kan ya? Tenang ajah seorang Thalea Neola Lawvoski gak akan menyerah hanya karena hal sepele kayak gini! Selama Afwan belum tahu siapa aku, maka aku masih aman" gumam Thalea menyemangati dirinya sendiri.

**************

Jakarta, 11 Oktober 2015

Thalea telah duduk manis dibalik kemudi Pajero Sport milik Raihan. Setelah meluncurkan berbagai macam bujukan maut miliknya, akhirnya kakak lelaki satu-satunya mau meminjamkan mobil kesayangannya dengan syarat : Thalea harus mau menemani Raihan pergi keacara pertemuan para pemegang saham perusahaan Ayahnya Sabtu minggu depan yang sungguh sangat membosankan dan sangat dibenci Thalea. Raihan akan sangat menikmati ketersiksaan Thalea yang notabenenya orang yang lincah dan cerewet harus menjadi seorang wanita yang anggun dan pendiam.

Hasil menjadi seorang stalker seorang Abdullah Afwan. Thalea mengetahui kegiatan rutin yang dilakukan setiap sebulan sekali di hari sabtu yaitu mengunjungi sebuah panti asuhan dibilangan Jakarta Barat yang bernama " Cahaya Kasih".

Thalea segera menancapkan gasnya setelah menstater mobilnya dan memakai sabuk pengaman. Thalea membelah jalanan sabtu pagi yang mulai dipenuhi oleh kendaraan-kendaraan lainnya.

Setelah menempuh satu setengah jam perjalanan Thalea sampai di panti asuhan "Cahaya Kasih". Dia memakirkan mobilnya tidak terlalu jauh dari pintu gerbang panti asuhan itu. Bangunan tidak bertingkat namun luas dan sederhana, serta memiliki halaman depan yang luas berumput hijau serta ditanami beberapa jenis bunga-bungaan yang bermekaran dengan cantik. Di samping rumah itu terdapat beberapa mainan anak-anak seperti ayunan, jungkat-jungkit, perosotan, dan sebuah kotak persegi yang berisi pasir pantai.

Berselang 30 menit, sebuah Vespa Classic merah yang sangat amat Thalea hafal dan kenal memasuki gerbang panti asuhan itu. Afwan turun dan membuka helm serta jaket kulit hitamnya dan meletakkannya di atas jok motornya. Kemudian lelaki itu melangkahkan kakinya memasuki bangunan itu.

Belum sempat kakinya menyentuh pintu utama, puluhan anak-anak kecil berbagai usia dan berbeda jenis kelamin itu bersorak senang kemudian berlari menghampiri Afwan dan memeluk pinggang lelaki itu dengan rona kebahagiaan, Afwan tertawa lebar sambil mengusap kepala anak-anak itu penuh kasih sayang. Thalea terpaku melihat kegiatan tersebut, Ia tidak menyangka seorang Afwan yang Ia ketahui slengean dan tempramental bisa melakukan hal tulus seperti yang saat ini dilihatnya dari kejauhan. Thalea sangat bersyukur pintu gerbang serta tembok panti asuhan yang tidak terlalu tinggi memudahkannya untuk melihat kegiatan apa saja yang dilakukan Afwan.

Thalea tersenyum lembut dan menatap Afwan penuh binaran kebahagiaan dan haru melihat bagaimana Afwan bermain dan menghibur seluruh anak-anak itu dengan ceria dan bersemangat.

"Another Wonderful side by Abdullah Afwan" gumam Thalea sambil tersenyum manis, kemudian meninggalkan bangunan panti asuhan itu dengan perasaan bahagia dan kagum.

********************

Jakarta, 24 Oktober 2015

Afwan duduk termenung di kursi santai di balkon kamarnya dengan memegang sebuah cangkir keramik yang masih mengepul berisikan kopi hitam kesukaannya sambil menikmati cahaya matahari pagi yang baik untuk kesehatan kulit. Hari minggu yang cerah sepertinya tidak berlaku untuk suasana hatinya yang sedang mendung.

Afwan mendengus keras dan membanting cangkir itu ke meja yang ada di sampingnya hingga terdengar bunyi dentingan yang sangat kencang akibat gesekan antara permukaan meja kaca dan cangkir keramik itu. Tumpahan kopi hitam itu pun mengotori permukaan meja.

Otak cerdas lelaki itu benar-benar buntu saat mencoba memikirkan kemungkinan siapa orang iseng yang meletakkan surat-surat "sok bijak" di dalam lokernya. Dan Afwan benar-benar tidak bisa menebak siapa orang itu,namun satu hal yang dapat dipastikannya saat ini adalah pengirimnya itu seorang perempuan.

Ini memang bukan pertama kalinya Afwan menerima surat-surat yang mengisi lokernya, Ia sudah sering menerima surat, cokelat, dan banyak lagi barang kesukannya, namun orang yang kali ini mengirimkan surat padanya bukan surat yang berisikan kata-kata puitis nan romantis melainkan surat yang berisi nasihat agar memperbaiki hidupnya yang menurut orang itu tidak berada di jalan yang benar.

Pada awalnya Afwan membiarkannya dan sempat berpikir bahwa dalam beberapa hari kedepan mungkin orang itu tidak akan meletakkan surat-surat dan barang di dalam lokernya, namun kenyataannya adalah hingga kemarin pun Afwan masih menemukan benda-benda yang tak berguna itu di dalam lokernya.

Afwan bangkit dan berjalan masuk ke dalam kamarnya, kemudian kembali duduk dengan membawa setumpuk kertas berwarna-warni yang sangat menganggu hidupnya selama beberapa hari belangakan ini.

Afwan membuka kertas pertama yang berwarna biru muda yang manis. Ia mulai membaca apa isi surat itu.

"Sudah berapa banyak uang yang kamu bakar demi sebungkus rokok yang nantinya akan merusak organ-organ dalam tubuhmu? Jika paru-parumu bisa berbicara mungkin Ia memprotes dengan keras mengapa kau meracuninya dengan nikotin, bukan menyegarkannya dengan oksigen? Cintailah dirimu demi masa depanmu, Sayangkah kamu dengan tubuhmu?"

-WhiteRose-

Kemudian lelaki beralis tebal itu membuka kertas kedua berwana hijau muda.

"Angin malam memang sangat menjanjikan untuk memberikan kesejukan bagi tubuh, namun tahukah kamu kalau Angin malam berbahaya bagi kesehatan tubuh? Cobalah kurangi intensitas keluar malammu, dan gunakan jaket atau sweater yang cukup hangat untuk melindungimu dari jahatnya angin malam"

-WhiteRose-

Afwan pun membuka kertas ketiga dan seterusnya dengan warna yang berbeda-beda.

*********************

Jakarta, 01 November 2015

Afwan membuka pintu lokernya dan lagi-lagi Ia melihat barang-barang asing yang bukan miliknya berada di dalam lokernya. Kurang lebih 3 minggu sudah berlalu dan Ia masih sering menemukan surat tak bertuan, makanan, barang-barang seperti kemeja, topi, gelang, sepatu, yang tak pernah Afwan tahu berasal dari mana.

Dan kali ini Ia sudah tak bisa menahan amarahnya lagi ketika melihat sebuah jam tangan keluaran terbaru milik brand ternama Itali dengan sebuah surat yang berisikan rangkaian kalimat yang benar-benar menyentuh egonya sebagai lelaki.

" Pernahkah kamu mendengar sebuah pepatah yang mengatakan bahwa "Time is Money" atau "Waktu merupakan sebuah hal terkejam diperadaban manusia" mengapa? Karena waktu sangat berharga. Waktu tidak akan pernah bisa terulang kembali sesuai kehendak kita maupun dipercepat. Aku ingin Kamu bisa menghargai waktu, Fwan. Berhentilah bermain-main dengan waktu! Sadarkah kamu berapa banyak waktu yang kau buang untuk bermain-main dan melalaikan tugasmu? Tidakkah kamu berpikir bagaimana perasaan kedua orangtuamu mengetahui anak lelaki kebanggaan mereka belum juga menyelesaikan kuliahnya? So, what are you waiting for? "

-WhiteRose-

Afwan membanting pintu loker besi itu dengan kuat hingga menimbulkan bunyi nyaring yang menggema dilorong kampus yang sepi. Napasnya memburu menahan amarah yang sudah mencapai ubun-ubun, kepalan tangannya meremas dengan kuat sebuah kertas berwarna biru muda membuat kertas itu menjadi sebuah gumpalan tak berbentuk.

Ia pun melempar sebuah jam tangan keluaran terbaru dari salah satu brand ternama buatan Itali. Jam tangan itu pun hancur seketika, menyisahkan serpihan beling yang bertebaran diatas lantai.

"Brengsek!! Tahu apa dia tentang Aku!" umpatnya kesal sambil melempar gumpalan kertas itu ke lantai marmer yang dingin.

"Siapa orang yang dengan iseng meletakkan kertas-kertas dan makanan tak bermutu di dalam loker ini?!"gumamnya masih dengan emosi yang menggelegak hingga menimbulkan urat-urat lehernya muncul kepermukaan.

"Dia belum tahu siapa Abdullah Afwan Alatas yang sesungguhnya! Lihat saja, Aku akan mencari tahu siapa orang yang selalu mengirim barang-barang dan kata-kata gak berguna ini ke dalam lokerku! Aku akan mencari 'WhiteRose' kurang ajar ini dan memberinya pelajaran yang setimpal!" Afwan menyeringai kejam. Mata hitam pekatnya kini terbakar amarah yang menggebu.

Afwan melangkah menjauh meninggalkan jam tangan yang rusak total beserta serpihan beling yang bertebaran dimana-mana.

Sosok lelaki bertubuh jangkung dan berkulit hitam manis pun keluar dari persembunyiannya saat melihat Afwan pergi. Dante yang berniat menemui Afwan pun menghilangkan niatannya tersebut saat melihat Afwan membanting keras pintu loker milik lelaki itu, hingga pada akhirnya Dante memutuskan untuk mengamati apa yang dilakukan Afwan dari kejauhan tanpa mau mendekat. Karena tak pernah ada yang mendekati seorang Afwan dalam keadaan marah.

Dante melangkah mendekat menuju sebuah jam tangan yang telah teronggok menjadi barang tak berguna kemudian mengambil jam tangan itu dengan berbagai macam pertanyaan yang langsung bermunculan di dalam benaknya. Dante pun akhirnya memasukkan jam tangan itu kedalam ransel yang tersampir dibahu kanannya kemudian pergi meninggalkan tempat itu.

**********

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Kisah Kita
1968      692     0     
Romance
Kisah antara tiga sahabat yang berbagi kenangan, baik saat suka maupun duka. Dan kisah romantis sepasang kekasih satu SMA bahkan satu kelas.
Tenggelam dalam Aroma Senja
296      206     0     
Romance
Menerima, adalah satu kata yang membuat hati berat melangkah jika harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Menunggu, adalah satu kata yang membuat hati dihujani ribuan panah kerinduan. Apakah takdir membuat hati ikhlas dan bersabar? Apakah takdir langit menjatuhkan hukuman kebahagian? Entah, hanyak hati yang punya jawabannya.
KESEMPATAN PERTAMA
516      358     4     
Short Story
Dan, hari ini berakhir dengan air mata. Namun, semua belum terlambat. Masih ada hari esok...
DIAMNYA BAPAK
478      320     5     
Short Story
Kata Bapak padaku bahwa hidup itu ibarat senja, hadirnya selalu ada walau hanya sementara. Harus kutelusuri jejaknya dengan doa.
ARRA
1294      597     6     
Romance
Argana Darmawangsa. Pemuda dingin dengan sebentuk rahasia di balik mata gelapnya. Baginya, hidup hanyalah pelarian. Pelarian dari rasa sakit dan terbuang yang selama ini mengungkungnya. Tetapi, sikap itu perlahan runtuh ketika ia bertemu Serra Anastasya. Gadis unik yang selalu memiliki cara untuk menikmati hidup sesuai keinginan. Pada gadis itu pula, akhirnya ia menemukan kembali sebuah 'rumah'...
Confession
547      398     1     
Short Story
Semua orang pasti pernah menyukai seseorang, entah sejak kapan perasaan itu muncul dan mengembang begitu saja. Sama halnya yang dialami oleh Evira Chandra, suatu kejadian membuat ia mengenal Rendy William, striker andalan tim futsal sekolahnya. Hingga dari waktu ke waktu, perasaannya bermetamorfosa menjadi yang lain.
Unending Love (End)
16224      2374     9     
Fantasy
Berawal dari hutang-hutang ayahnya, Elena Taylor dipaksa bekerja sebagai wanita penghibur. Disanalah ia bertemua makhluk buas yang seharusnya ada sebagai fantasi semata. Tanpa disangka makhluk buas itu menyelematkan Elena dari tempat terkutuk. Ia hanya melepaskan Elena kemudian ia tangkap kembali agar masuk dalam kehidupan makhluk buas tersebut. Lalu bagaimana kehidupan Elena di dalam dunia tanpa...
A & A
189      136     2     
Romance
Alvaro Zabran Pahlevi selalu percaya bahwa persahabatan adalah awal terbaik untuk segala sesuatu, termasuk cinta. Namun, ketika perasaannya pada Agatha Luisa Aileen semakin dalam, ia sadar bahwa mengubah status dari teman menjadi pacar bukanlah perkara mudah. Aileen, dengan kepolosannya yang menawan, seolah tak pernah menyadari isyarat-isyarat halus yang Alvaro berikan. Dari kejadian-kejadian ...
Mencari Cinta Suamiku
597      317     2     
Romance
“Mari berhenti melihat punggung orang lain. Semua yang harus kamu lakukan itu adalah berbalik. Kalau kamu berbalik, aku ada disini.” Setelah aku bersaing dengan masa lalumu yang raganya jelas-jelas sudah dipeluk bumi, sekarang sainganku adalah penyembuhmu yang ternyata bukan aku. Lantas tahta apa yang tersisa untukku dihatimu?.
detik-detik terakhir
4364      1444     2     
Inspirational
Sudah hampir tiga tahun aku berada di pondok pesantren Al-khurasani ini (nama pondok ini hanya rekayasa).o,ya aku hamper lupa ,namaku Zafira larasati teman-temanku sering memanggilku fira tapi lain halnya jika keluargaku memanggilku Afi.