Read More >>"> Mencintaimu di Ujung Penantianku (Awal dari Sebuah Cerita) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Mencintaimu di Ujung Penantianku
MENU
About Us  

       Ku berdiri di depan gedung sekolah SMU-ku yang sebentar lagi akan ku tinggalkan. Sekolah yang penuh kenangan, masa-masa remaja yang ceria dan penuh kisah kasih terjadi di sini. Mungkin tak semua manis ada masa yang sulit dan menyedihkan tapi karena itu kisah ini begitu indah. Karena tanpa kesedihan kita tidak akan tahu apa arti kebahagiaan, dan tanpa kebahagian kita tidak akan punya pengharapan. Kesedihan dan kebahagian menyatu dalam sebuah kisah yang indah. Termasuk kisah tentang kamu... Mungkin kamu tak akan mengerti tentang apa yang aku rasakan, dan aku berusaha untuk  tidak menuntutmu mengerti. Karena bila aku menuntutmu harus mengerti, maka mungkin saja kamu akan membenciku seperti aku membenci diriku yang terkadang bisa berbuat sesuatu yang di luar kendaliku. Tapi sudahlah, aku pikir tidak perlu menjelaskan ini padamu meski mungkin suatu saat kamu akan tahu perasaan ini. Itulah aku yang selalu mencari alasan untuk melogikan semua yang aku rasakan meski aku sering gagal bahkan selalu gagal melogikannya karena perasaan dengan logika aku pikir tidak bersahabat mereka punya jalan masing-masing... Dan aku pikir semua harus selesai disini. Aku akan melupakanmu Dewa... Seperti kamu juga melupakanku...melupakan janjimu padaku... Aku akan menjalani hari baruku sekarang di tempat dimana aku tidak akan mengingat tentang kamu lagi.. Dan kembali memulai ceritaku yang baru dan ku yakin akan ada kebahagian disana... Angin berhembus perlahan membelai lembut tubuhku seakan tahu apa yang ku rasakan dan membujukku untuk tidak lagi bersedih karenamu...

Cherise....” ketiga temanku datang aku menoleh pada mereka. Aldora, Meckha dan Adonia merangkul bahuku.

“Jangan sedih ya...” ucap Aldora, aku senyum.

“Meski kita berpisah ntar kita pasti akan bertemu lagi...” ucap Adonia.

“Iya...” ucap Meckha, aku senyum. Ketiga sahabatku ini memang akan meninggalkanku di kota kami tercinta ini untuk kuliah di kota lain. Aku sedih dan senang, sedih akan berpisah dengan mereka dan senang karena mereka akhirnya bisa kuliah di tempat yang mereka inginkan selama ini.

“Selamanya kita tetap sahabat...” ucap Aldora.

“Iya...” ucap Adonia dan Meckha.

“Iya...” ucapku lalu kami berangkulan. Aku sedih akan meninggalkan sekolah ini karena akan meninggalkan jejak-jejak persahabatan kami di sekolah ini. Tapi aku juga senang pergi dari sekolah ini karena aku akan meninggalkan jejak-jejakmu di sini, sehingga aku tak perlu lagi mengingatmu setiap memandang setiap sudut sekolah ini...

                                                                                                               *****

       Hari pertama kuliah di kampus baru, setelah seabrek perjalanan yang harus dituntaskan untuk bisa menghirup udara segar di kampus yang selama ini ada di dalam impianku... Termasuk perjalanan menuntaskan OSPEK. Sedikit seram mengingat hari-hari itu. Karena para senior yang notabene baik (mmm... sebagianlah termasuk kategori ini) berubah menjadi pemburu liar. Tak ada tempat untuk bersembunyi hanya menerima nasib tertangkap dalam jaring, perangkap dan mungkin juga tembakannya. Huuaaahhh... cukup mengenang masa-masa ajaib itu... Aku melangkahkan kakiku di tangga tangga kampus. Kampus baru... Suasana baru.. Teman-teman baru... Sebenarnya tidak terlalu nyaman namun ada angin segar dalam semua hal itu. Aku berjalan pelan dan mencari sosok-sosok yang aku kenal saat OSPEK. Aku harus cari komunitas baru. Aku melangkah ke ruang jurusan, urusan KRS (Kartu Rencana Studi) adalah hal penting yang harus diselesaikan hari ini. Aku melihat ruang jurusan ramai, dan di antaranya ada orang-orang yang ku kenal. Aku melihat mereka memegang kertas-kertas putih yang isinya seperti jadwal. Aku mendekati mereka dan akhirnya mengerti kalau itu memang jadwal, jadwal perkuliahan. Menurut petunjuk seorang teman jadwal itu bisa di ambil di fotocopi. Lalu aku mengambil fotocopian jadwal di ruang fotocopi lalu mencari tempat yang nyaman untuk mengisi KRS-ku dengan jadwal-jadwal perkuliahanku disemester ini. Akhirnya urusan hari ini selesai, karena dosen PA-ku (Penasehat Akademis)  sedang ada di kampus. Selesai tanda tangan PA aku menyerahkan KRS ke jurusan. Hmmm....apalagi yang harus aku lakukan ya... Sepertinya aku pulang saja... Mau nongkrong di kampus belum ada teman yang akrab. Aku sedikit sulit untuk cepat berakrab ria dengan orang yang baru aku kenal. Lalu aku melangkahkan kakiku menuju pintu keluar. Jurusan ramai dengan para mahasiswa baik yang baru datang maupun yang punya tujuan yang sama denganku...pulang.

Perkuliahan sudah dimulai, aku mulai bisa beradaptasi dengan perkuliahanku yang menuntutku mandiri. Hari ini selesai kuliah aku jalan ke taman kecil kampus, duduk di antara mahasiswa yang juga ramai mengunjungi taman ini. Bersandar di sebatang pohon yang rindang, duduk beralaskan akar pohon yang menyembul keluar dari tanah dan menjejakkan kaki di rerumputan yang terpangkas rapi. Angin siang ini berhembus sejuk, aku duduk sambil melamun. Tiba-tiba aku dikagetkan dengan sapaan seorang cewek cantik.

“Hei..., kamu anak jurusan Agronomi kan?” tanyanya sambil duduk di dekatku di bagian akar pohon yang lain.

“Ya “ jawabku sambil melihat wajahnya dan berpikir keras untuk mengingat di mana kami pernah ketemu.

“Namaku Lara...” ucapnya sambil senyum, aku menyambut uluran tangannya.

“Aku Cherise...” ucapku, dia tersenyum.

“Kita satu jurusan, kamu tidak ingat aku...” ucapnya sambil menunjuk wajahnya dengan jari telunjuknya... Aku tidak langsung menjawab lalu...

“Aku si bunga kaktus...” ucapnya, aku menyipitkan mataku seperti mengenal nama itu.

“O.. si kaktus yang dikerjai senior dengan memakai kostum kaktus golden barrel atau Echinocactus grusonii  yang bentuknya seperti gentong yang besar dan jadi bahan tertawaan para senior.” ucapku, Aku senyum.

“Nah sudah ingat kan...” ucapnya aku mengangguk.

“Tadi aku lihat kamu duduk di depan dan saat selesai perkuliahan langsung pulang...” ucapnya aku senyum. Inilah awal pertemanan kami, aku dan Lara.

“Kamu sudah daftar Kemah Bakti Mahasiswa tidak?” tanyanya

“Belum...” ucapku tidak terlalu tertarik dengan Kemah itu.

“Ayuk ikutan Cher...kan asyik tuh. Kita kembali ke alam dan bakalan makin akrab dengan para senior.” ucapnya mmm... Sebenarnya menyenangkan juga itu, anggap saja liburan. Aku pikir itu ide yang baik untuk ikut.

“Ayo dong Cher, kita sama.” Bujuk Lara yang terlihat tidak sungkan denganku meskipun kami baru kenal.

“Okelah, besok aku mendaftar.” ucapku akhirnya.

“Nah begitu baru seru...” ucap Lara ceria. Wajahnya terlihat sangat senang. Selanjutnya kami ngobrol tentang perkuliahan baru kami.

                                                                                                   *****

       Mengikuti perkemahan dari jurusan aku pikir akan membuatku lebih fresh...ternyata dugaanku salah. Kemah Bakti Mahasiswa ternyata menjadi OSPEK kedua bagi kami. Karena sudah terlanjur ikut yah...dinikmati saja saat para senior melakukan aksinya. Melelahkan dan rasanya ingin segera pulang ke kamarku yang nyaman dan istirahat dengan tenang. Si Lara yang cantik pun sepertinya sedikit menyesal untuk ikut, kasihan apalagi anaknya yang lembut seperti itu habis dikerjain terutama dengan para senior cewek. Termasuk si senior cantik yang bernama Keisya, dan Lara yang selalu kena omelannya. Hmm...sabar ya Lara...

Di antara semua senior cuma satu yang terlihat tidak terlalu peduli dengan kegiatannya karena dia hanya sibuk dengan buku-bukunya. Aneh banget...terkadang dia terlihat asyik baca buku di atas pohon. Dia hanya beraksi saat ada junior yang disuruh menemuinya. Dan itu pun dia cuma menyuruh bernyanyi di depannya atau disuruh mengambil minum untuknya. Tapi yang paling lucu kalau dia memerintahkan si junior duduk di sampingnya karena terkadang dia lupa kalau ada orang di sisinya dan akhirnya si junior cuma bengong atau terkadang terkantuk-kantuk beberapa jam di sampingnya. Saat senior lain lewat dan menyapanya dia baru sadar kalau ada orang di sisinya. Benar-benar aneh senior satu ini.  Sama seperti namanya camilo. Mmm... sebenarnya nama itu tidak aneh kalau diartikan karena nama itu berasal dari bahasa latin. Arti nama camilo adalah sang pembebas. Bang camilo sering dipanggil cemilan sama teman-temannya karena katanya lebih mudah diingat dan diucapkan hehehe... ada-ada saja...

Salah satu senior yang paling menonjol adalah Bang Anggara, tampan, cool dan smart tapi juga paling sadis wihhh... Dia tidak banyak bicara tapi kalau dia bicara suaranya sepertinya terdengar seantereo perkemahan dan sekelilingnya. Ada beberapa teman kami yang cewek menangis karena dibentak Bang Anggara, dan aku salah satu kena bentakannya karena terlambat masuk barisan pagi tadi. Sebenarnya sih sudah mau nangis lihat wajahnya yang jadi seram saat marah tapi aku menahan diriku untuk tetap kuat. Hari ini hari terakhir perkemahan ini dan mungkin inilah yang di rasakan para pejuang saat menantikan detik-detik Proklamasi menandakan Kemerdekaan Indonesia hahaha...

Dan malam terakhir di perkemahan tiba, api unggun sudah menyala. Para senior berbicara di depan kami tentang tiga hari perkemahan ini dan sekaligus minta maaf atas kekhilafan mereka (khilaf??? kayaknya di sengaja deh...) Lalu kami semua berjabat tangan tanda permintaan maaf dan perdamaian diantara senior dan junior. Lalu semua duduk mengelilingi api unggun dan kami bernyanyi bersama. Bang Anggara menyumbangkan sebuah lagu dengan permainan gitarnya. Suaranya bagus hmmm... sayang suaranya dipakai untuk marah- marah. Selesai Bang Anggara menyanyi semua bertepuk tangan. Kemudian dilanjut oleh senior yang lain, kami bernyanyi bersama sambil bergandengan tangan. Suasana menjadi haru dan romantis. Memang kedamaian itu lebih menyenangkan seperti saat ini. Para senior sudah kembali normal kayaknya semua pada tersenyum tidak ada lagi pasang wajah sangar. Hanya ada satu yang tidak berubah Bang Camilo dia tetap seperti apa dirinya. Hmmm... satu lagi perjalanan yang sudah di lewati di masa ini... Saatnya kembali ke kehidupan nyataku.  Kamarku tunggu aku akan datang kembali menemanimu...

Sepulang dari kemah bakti, suasana kampus rasanya semakin ramai... Ramai dengan orang-orang yang ku kenal maksudnya karena setelah pulang dari perkemahan itu semua merasa menjadi dekat. Lebih akrab dan peduli satu terhadap yang lain. Para senior juga sudah menjadi teman yang menyenangkan... 

                                                                                                         *****

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Petrichor
4109      1380     2     
Inspirational
Masa remaja merupakan masa yang tak terlupa bagi sebagian besar populasi manusia. Pun bagi seorang Aina Farzana. Masa remajanya harus ia penuhi dengan berbagai dinamika. Berjuang bersama sang ibu untuk mencapai cita-citanya, namun harus terhenti saat sang ibu akhirnya dipanggil kembali pada Ilahi. Dapatkah ia meraih apa yang dia impikan? Karena yang ia yakini, badai hanya menyisakan pohon-pohon y...
Sebuah Musim Panas di Istanbul
320      219     1     
Romance
Meski tak ingin dan tak pernah mau, Rin harus berangkat ke Istanbul. Demi bertemu Reo dan menjemputnya pulang. Tapi, siapa sangka gadis itu harus berakhir dengan tinggal di sana dan diperistri oleh seorang pria pewaris kerajaan bisnis di Turki?
Perjalanan Kita: Langit Pertama
1328      651     0     
Fantasy
Selama 5 tahun ini, Lemmy terus mencari saudari kembar dari gadis yang dicintainya. Tetapi ia tidak menduga, perjalanan panjang dan berbahaya menantang mereka untuk mengetahui setiap rahasia yang mengikat takdir mereka. Dan itu semua diawali ketika mereka, Lemmy dan Retia, bertemu dan melakukan perjalanan untuk menyusuri langit.
Rêver
5500      1642     1     
Fan Fiction
You're invited to: Maison de rve Maison de rve Rumah mimpi. Semua orang punya impian, tetapi tidak semua orang berusaha untuk menggapainya. Di sini, adalah tempat yang berisi orang-orang yang punya banyak mimpi. Yang tidak hanya berangan tanpa bergerak. Di sini, kamu boleh menangis, kamu boleh terjatuh, tapi kamu tidak boleh diam. Karena diam berarti kalah. Kalah karena sudah melepas mi...
THE WAY FOR MY LOVE
406      311     2     
Romance
Story Of Me
3097      1115     6     
Humor
Sebut saja saya mawar .... Tidaak! yang terpenting dalam hidup adalah hidup itu sendiri, dan yang terpenting dari "Story Of me" adalah saya tentunya. akankah saya mampu menemukan sebuah hal yang saya sukai? atau mendapat pekerjaan baru? atau malah tidak? saksikan secara langsung di channel saya and jangan lupa subscribe, Loh!!! kenapa jadi berbau Youtube-an. yang terpenting satu "t...
Sanguine
4424      1448     2     
Romance
Karala Wijaya merupakan siswi populer di sekolahnya. Ia memiliki semua hal yang diinginkan oleh setiap gadis di dunia. Terlahir dari keluarga kaya, menjadi vokalis band sekolah, memiliki banyak teman, serta pacar tampan incaran para gadis-gadis di sekolah. Ada satu hal yang sangat disukainya, she love being a popular. Bagi Lala, tidak ada yang lebih penting daripada menjadi pusat perhatian. Namun...
ALVINO
4140      1839     3     
Fan Fiction
"Karena gue itu hangat, lo itu dingin. Makanya gue nemenin lo, karena pasti lo butuh kehangatan'kan?" ucap Aretta sambil menaik turunkan alisnya. Cowo dingin yang menatap matanya masih memasang muka datar, hingga satu detik kemudian. Dia tersenyum.
in Silence
392      268     1     
Romance
Mika memang bukanlah murid SMA biasa pada umumnya. Dulu dia termasuk dalam jajaran murid terpopuler di sekolahnya dan mempunyai geng yang cukup dipandang. Tapi, sekarang keadaan berputar balik, dia menjadi acuh tak acuh. Dirinya pun dijauhi oleh teman seangkatannya karena dia dicap sebagai 'anak aneh'. Satu per satu teman dekatnya menarik diri menjauh. Hingga suatu hari, ada harapan dimana dia bi...
Mamihlapinatapai
5453      1516     6     
Romance
Aku sudah pernah patah karna tulus mencintai, aku pernah hancur karna jujur tentang perasaanku sendiri. Jadi kali ini biarkan lah aku tetap memendam perasaan ini, walaupun ku tahu nantinya aku akan tersakiti, tapi setidaknya aku merasakan setitik kebahagian bersama mu walau hanya menjabat sebagai 'teman'.