Diary Jompi
Oleh : Ana Dwi
Teman lebih dari segalanya. Tempat curhat yang selalu pandai menyimpan rahasia. Bersedia merelakan tubuhnya dihiasi tinta warna-warni kehidupan tanpa merasa keberatan. Dialah diary Jompiku. ***
“Heiii.... nyurhatin siapa sih ?? dari tadi senyum-senyum sendiri.”
Jika sudah ada yang menegurku seperti itu biasanya aku langsung kasih senyuman terindah dan lalu kabur menghindari diri. Bahkan orang yang bisa dibilang sahabat pun aku tidak ingin ia membaca satu bagian pun dari diary ku. Ya aku memang tidak terlalu terbuka terhadap orang lain, paling-paling aku hanya menggantikan nama tokoh yang kumaksud dengan nama lain yang lebih unik.
Dear Jompiku,
“Mr. Cookie dengan kemeja merah kotak-kotak nya terlihat lebih manis. Melewati tepian danau lalu tersenyum pada bunga mawar berduri itu. Kemudian sang daun yang telah menguning gugur diterpa angin dan terbang ntah kemana.”
“Siapa Mr. cookie itu sayang ?”
“Siapa mawar berduri itu sayang ?”
“Dan siapa daun menguning itu sayang ?”
Malam itu tanpa kusadari ibuku membaca tulisan diary Jompiku. Oh tidakkkkk.. untung saja aku menuliskannya dengan nama benda. Tapi ibuku pasti tau maksudnya.
“ Mr. Cookie itu orang yang aku sayang ibu, mawar berduri itu seorang gadis yang selalu mencari-cari perhatian pria termasuk Mr. Cookie. Dan daun menguning itu adalah aku yang selalu tersakiti.” Malam itu tangisku tumpah dipelukan ibuku tersayang.
Tidakkkk....
Bagian diary Jompiku ada yang hilang.aku panik di pagi yang begitu cerah. Apa mungkin diterpa angin waktu aku berlarian mengejar bel masuk tadi? Itu bagian yang paling galau lagi. Aku galau seharian. Aku tidak konsen belajar. Kualihkan pandangku kearah lapangan yang diisi senior yang sedang berolah raga di pagi yang cukup terik itu. Mr. Cookie ada diantara mereka. Ahh,,,, lagi males dengan Mr, cookie.
Prakkkkkk.. ....!!!!!!
“Duh ,, diary ku.”Seseorang hampir saja membasahi diary Jompiku.
“Maaf mbak , enggak sengaja”. Kata pelayan kantin itu sopan.
“Iya engga apa-apa kok mas Ari selagi diary Jompiku engga basah.”
Tumben hari ini lama banget aku nungguin bus di halte. Sampai-sampai aku terkantuk-kantuk.
“ Heii... Gadis diary..
Suaranya seperti kukenal. Oh Tuhan. Mr, cookie sekarang dihadapanku secara nyata aku tak pernah sedekat ini sebelumnya dengannya. Tapi kenapa dia bisa menyebutku gadis diary.?
“kok bengong, ,? Kamu mau naik bis kan?”
Kali ini ia menarik tanganku untuk memasuki bus yang memang kutunggu dari tadi.
“Sorry, aku membangunkan tidurmu tadi”
“Heii,, kau sehat??”
Awwww.... kali ini aku teriak yang membuat geger seisi bus. Mendadak jadi hening sampai-sampai pengamen dalam bus pun terdiam mendengar suara ku yang sangat melengking.
“Ma...ma...af” kataku gugup.
“Ku kira kau bisu gadis diary”
“Sorry,, aku tadi ngantuk berat” Aku terpaksa ngeles.
“Oh, ya.. apa ini punyamu?” Mr.Cookie memperlihatkan sehelai kertas yang tak asing lagi dimataku.
“ I..ni..... iya ini punyaku...
“Dimana kau mendapatkannya?’
Mr, cookie tak menjawab pertanyaanku karena ia harus turun , ia tersenyum yang menurutku senyum paling indah yang pernah kulihat.
Setidaknya ia tidak mengetahui siapa itu Mr, cookie , mawar berduri dan daun menguning yang kumaksud.
Dear Jompiku sayang..
“senyum Mr, cookie bak coklat yang begitu lembut dan manis.”
***
Hari minggu menjadi hari yang paling membosankan dalam hidupku. Keluargaku selama setahun ini tidak pernah jalan-jalan dihari minggu. Ayah dan ibuku sibuk berjualan di pasar mingguan yang tak jauh dari rumahku. Sedangkan aku jika tidak sedang mengurus kelinci yang sebentar lagi lahiran pasti telah menyusul orangtuaku.
Bagi keluargaku bersantai adalah pantangan. Bahkan adikku yang masih SD setiap hari membawa mainan dan beberapa permen lolipop untuk ditawarkan kepada teman-temannya.
“ Heii,,, gadis diary.. kudengar kau punya banyak kelinci. Benarkah itu?
“Y, benar sekali. Mist,,,, em kak Rey mau kelinciku?” Aku hampir saja memanggilnya Mr.Cookie.
Si manis kelinci putih kesayanganku kurelakan untuk kak Rey sang Mr, cookie yang senyumannya begitu manis karena ia begitu menyukainya.
***
Hari ini tak seperti biasanya kak Rey pagi-pagi berada didepan kelasku. Diana si mawar berduri itu sok kecantikan di hadapan kak Rey yang ternyata nungguin aku datang.
“Oh ya,,, tuh dia gadis diary yang kakak cari” kata Mr.Cookie kepada sih mawar berduri.
Aku tertawa kecil melihat tingkah mawar berduri itu Pasti dia malu banget.
Mr, cookie ternyata datang pagi-pagi hanya untuk bilang terimah kasih padaku atas kelinci itu. Memang sudah kuduga. Bahkan ia tak tau namaku, nasib si gadis diary. Apa mungkin lebih baik kutinggalkan saja si Jompi di rumah. Dia lebih aman dan membuatku tidak dipanggil si gadis diary lagi pikirku.
“ Sita.... ini titipan dari kak Rey buatmu” Annisa memberiku sebungkus coklat Silverqueen seukuran penggaris 30 cm.
“ kenapa bengong ??” kata Anissa kemudian yang melihatku diam mematung dan kemudian pergi meninggalkaku yang masih mematung.
“Dasar aneh” katanya lagi sedikit berbisik namun aku mendengarnya.
“ Kepada Asita Dewi Anasifa,
Coklat ini sebagai ganti kelinci yang lucu itu. Kamu boleh minta lagi jika kamu ingin.
Oh, ya,,, sore ini aku akan kerumah mu dengan temanku karena dia ingin melihat-lihat kelincimu yang lucu-lucu itu.
By: Rey Handika
Sore yang ditunggu-tunggu telah tiba. Benar saja Mr Cookie datang membawa seorang temannya.
Aku terkaget-kaget ternyata ia datang bersama kak Lucky, kakak sepupuku yang bersekolah di salah satu Universitas ternama dikota kami. Setelah ditelusuri ternyata kak Rey itu teman SD kak Lucky.
“ Kak Lucky kok enggak pernah cerita tentang kak Rey sih ??”
“ Sita.... Rey itu baru ketemu kakak akhir-akhir ini setelah sekian lama. Gara-gara hampir numbur kelincinya itu kakak jadi ketemu dia lagi deh.”
Sejak saat itu Mr,cookie jadi sering datang kerumah. Tapi bukan untuk ketemu aku, tapi kak Lucky. Aku tetap dengan Diary ku. Si Daun menguning yang hampir kering menunggu sang hujan menyirami.
Aku mulai hari-hariku tanpa si diary Jompiku lagi.ya ku matikan pikiranku tentang kak Rey. Aku sadar coklat itu hanya ucapan terima kasih belaka yang bahkan saat ini aku belum sempat memakannya.
***
“Sita, ,, coklat dimeja belajarmu kakak makan “
Tidakkkkk.....
“ Itu coklat dari kak Rey” kataku lemas.
“ Apaa.....? Gak biasanya Rey ngasih coklat gituan. Dia suka samamu tuh. Ntar biar kakak bilang sama Rey buat gantiin coklatmu lagi ya” Jawab kak lucky santai.
Dear jompiku yang mulai terlupakan.
“Tidak mungkin Mr, Cookie suka denganku kan?
“Gadis polos yang nyaris tak memiliki teman,
“Tapi apa benar arti coklat itu?
“Akh,,, sudahlah
“ Daun menguning tetap daun menguning”
Minggu ini kak Rey datang dengan seorang gadis. Aku sudah menduga itu pasti pacarnya. Aku sengaja berlama-lama mengurus kelinci-kelinciku.
“ Sita,,,, pergilah mandi. Kak Rey, Kak Nilam, sama kak Lucky mau ngajak kamu main ke pantai”
“Enggak akh, Sita dirumah aja”. Jawabku lesu
“ Eh kok gitu,,, pokoknya kamu harus ikut. Titik” kini kak Lucky memaksakku yang terpaksa aku ikut dengan hati yang menolak. Akupun dandan seadanya.
“ Oh ya,,, Sita... ini kak Nilam pacar kak Lucky “ kata kak Rey.
“Cantik kan? “ katanya lagi dan aku pun mengangguk mengiyakan kata kak Rey.
Apaaaa...... ternyata aku salah duga. Hampir saja nyesel enggak mau ikut dan hampir saja aku melewati hari liburku dengan kelinci-kelinciku dalam hatiku.
“ Ngomong-ngomong pacar kak Rey kok engga ikut?” Tanyaku basa-basi saat tiba dipantai.
“Kamu yang jadi pacar kakak aja ya ... “ Jawab kak rey datar .
“ Kakak pasti bercanda kan... ?? Tanyaku masih ragu.
“ Diantara deburan ombak yang menyapu pasir pantai, izinkan Rey Handika menjadi Mr, Cookie Asita.” Kali ini kak Rey bersujud dengan mawar merah ditangannya. Aku tak tahan untuk tidak bilang iya.
Mr.Cookie = “Ngomomg-ngomong kenapa disebut diary Jompi?
Sita =“ Karena ia dibeli di dekat panti jompo.
Mr.Cookie =“ Dan kenapa mr, cookie?
Sita =“Karena dia anak dari penjual dikedai coklat”
Mr.Cookie =“Bagaimana dengan mawar berduri?
Sita = “ Oh itu si ganjen diana.
Hahaha. Tawa pun menyelimuti hari mingguku kali ini yang takkan terlupakan karena ini pertama kalinya aku jadian dan orang itu adalah orang yang menjadi tokoh dalam diaryku.
Dear jompiku,,
“Kini daun menguning itu telah tersirami hujan sehingga warnanya kembali hijau”.
******selesai*****