(Februari, 2016)
Katanya, bulan ini adalah bulan penuh cinta, tapi untukku tidak. Mungkin itu hanya berlaku bagi orang yang memiliki hubungan khusus dan aku yang hanya selalu berdiam diri dirumah ini tidak peduli dengan adanya slogan "Valentine Days". Ah, entahlah tapi pokoknya aku senang kau datang tiba-tiba padaku di malam hari ini yang membuatku terbang tinggi seperti biasanya dan kemudian aku sudah bosan dan terbiasa dengan bagaimana rasanya dihempaskan kebumi, sehingga tak peduli lagi berapa kali akan begini.
Malam ini, sabtu malam kau datang hanya untuk menanyakan "Apa yang kau sukai ?" dan aku dengan mudahnya menjawab "Bunga dan coklat," yang tak kukira bahwa sebenarnya pertanyaan itu hanya patokan untuk kau yang akan membelikan bunga dan coklat itu sebagai hadiah untuknya dihari penuh cinta nanti. "Kenapa perlu repot kesini ?" kataku yang hanya dia jawab dengan "Gak apa aku cuman mau mampir aja," dan lalu pamit undur diri dari rumahku dan kenapa tak sekalian saja undur diri dari hidupku. Haha, harusnya aku bisa menduga bahwa kau bertanya bukan untukku tapi untuk kekasihmu.
Kadang aku suka rindu ketika kau dan aku saling melempar tawa, ketika kau dan aku berbagi cerita tanpa batasnya, dan ketika kau dan aku saling menyemangati ketika penat dikehidupan tak dapat tertahan lagi dipundak. Kadang aku juga rindu saat kau merindukan kita yang dulu semasa kecil bermain ditaman dan kemudian terjatuh lalu menangis karena sakitnya kaki tergores bumi, bukan seperti sekarang layaknya aku yang menangis karena sakitnya hati yang tergores oleh perlakuanmu yang selalu menarik ulur layangan yang sering kau mainkan saat dulu dilapangan bersama kawanmu yang dulu menjadi kawanku.
Sampai kapan kau akan begitu, pura-pura tak tahu bahwa aku sedang merindu disini, diayunan taman yang sedang kunaiki ditaman belakang rumahku dan tersadar bahwa kali ini aku sudah cukup lelah menantikan kau yang selalu kudamba selama belasan tahun ini. Pernah aku mencoba mencari orang yang dapat menggantikanmu tapi rasa itu hanya bertahan sebentar walau aku terus mencoba setulus mungkin padanya, namun aku tak bisa setulus aku padamu.
Aku tahu mungkin kadang ini membuatmu risih tapi memang inilah aku yang dari dulu sebelum mengenal apa itu arti cinta aku sudah mencintai Tuhan beserta makhluknya yang ia cipta seraya berterima kasih sudah mempertemukan aku dan kau di semesta ini dari milyaran orang yang Tuhan ciptakan.
Terima kasih, tapi semoga jangan selalu aku saja yang rindu, aku harap kau juga begitu.
***
Sang akal sudah menyerah.
Berkata bahwa sudahi saja dan untuk apa selalu begini.
Namun sang hati tak bisa menyerah.
Berkata bahwa pertahankan apa yang membuatmu bertahan sampai sekarang.
Aku yang hanya manusia biasa ini, hanya bisa mengikuti kata hati.
Yang aku tak akan menyerah mewujudkan semua ini.
Walau aku yang hanya.
***