Loading...
Logo TinLit
Read Story - 3600 Detik
MENU
About Us  

Waktu itu, tahun 2008. Hujan mempertemukan kita dalam sebuah kebetulan yang ku sebut takdir. Dan untuk pertama kalinya, aku bahagia kala hujan turun. Bahkan, harapan aneh tiba - tiba saja muncul. Semoga hujan turun untuk waktu yang lama. Semoga.

Semua berawal dari pagi burukku. Yang membuatku lupa untuk membawa payung yang sudah disiapkan oleh ibu. Waktu itu, aku berangkat dengan perasaan yang amat kacau. Setelah mendengar perdebatan kedua orang tuaku yang akhir - akhir ini kian menjadi. 

Bukan cuma itu saja hari burukku. Bahkan setelah sampai disekolahpun, ada saja hal yang membuatku tak nyaman. Seragamku kotor karena tak sengaja terkena bola yang ditendang oleh salah seorang murid yang tengah bermain dilapangan yang becek. Becek karena air hujan semalam. Dan aku tak bisa marah. Kenapa? Karena aku tak mengenal mereka. Pun mau marah percuma. Kenapa? Karena mereka juga tak akan mendengarkanku yang orang asing. 

Kenapa orang asing? Karena baru beberapa bulan ini aku resmi berstatus sebagai murid di sekolah ini. Yang belum cukup tahu seluk beluk disini. Belum cukup paham orang - orang yang aku temui tadi. Apakah mereka kakak tingkat atau sebaya denganku.

Jangan heran, aku memang bukan orang yang cepat akrab. Dan aku juga tak banyak memiliki teman. Aku tak pandai bergaul. Bahkan, dalam satu kelaspun hanya ada beberapa yang baru ku ajak bicara. Sementara beberapa yang lainnya tak ku kenal. Hanya tahu sebatas nama saja. 

Dan kejadian yang memperparah hariku pun terus berlanjut. Ketika aku sampai di mejaku. Dan hendak meletakkan tas yang ku gendong. Sebuah tas lain, entah milik siapa ternyata sudah menghuni meja tersebut. Ingin ku pindah tas tersebut, ternyata yang punya langsung datang menghampiriku. Gadis berambut panjang yang sangat ku benci. 
Jangan tanya alasannya! Karena aku hanya benci, dengan sikap "sok" nya. 

"Maaf ya, siapa cepat dia dapat." katanya. Membuat tanganku yang sudah terulur kembali ku turunkan. 

Dan aku, kembali, tak bisa marah ataupun memprotesnya. Aku hanya bisa pasrah, pergi mencari tempat duduk lain. 

Dan disinilah aku, duduk dibangku deretan belakang. Bersama mereka yang asing, yang tak henti - hentinya berbicara. Tiga orang gadis yang dari pagi sampai siang terus saja membicarakan gosip tak jelas, entah itu gosip dari para artis indonesia atau gosip yang beredar disekolah ini. Dan aku, hanya bisa diam sambil menghela nafas pasrah. 

Aku ingin pindah, tak adakah tempat lain yang bisa ku duduki? 

Dan semua itu belum berakhir, semua keburukan itu masih berlanjut ketika bel pulang berbunyi.

Aku sudah bergegas untuk cepat keluar, agar terhindar dari cerewetan ketiga gadis tersebut. Tapi, hujan turun. Hujan yang tak pernah kusuka. Turun dengan derasnya menyapa bumi. Dan aku hanya bisa terpaku menyaksikan tetesan - tetesan air yang turun. Saat menyadari payung yang tadi pagi tlah ibu siapkan lupa ku bawa. 

Ahh, bagaimana ini. Rutuk ku. 

Tak mungkin kan aku pinjam, sedang mereka juga pakai. Tak mungkin juga aku ikut sepayung dengan mereka. Sedang aku tak kenal, pun mereka juga. 

Akhirnya, satu keputusan yang belum pernah ku ambil, kini ku ambil juga. Menerjang hujan. Satu hal yang belum pernah ku lakukan. 

Aku berlari cukup kencang. Menuju halte didepan sekolah. Tak mempedulikan tatapan yang mengarah kepadaku. Aku terus berlari, menerobos hujan, dengan tangan di atas kepalaku. Berharap dapat melindungi diriku. Tapi nihil. Aku tetap basah kuyup. 

Sesampainya di halte, tak ada tempat kosong untuk ku berteduh. Aku kembali terpaku. Melihat halte itu sudah penuh sesak oleh murid - murid yang juga sedang berteduh sambil menunggu angkutan. 

Hah, tak habis pikir, aku dan hari ini. Seperti tak bersahabat. Bahkan seperti musuh yang sedang membalas dendam. Dan berhasil. 

Aku memperlambat lariku. Menjadi jalan. Berjalan pelan ke arah halte sambil memperkirakan adakah tempat kosong untuk ku. Tapi sekali lagi, nihil. Dan sekarang aku harus berteduh dimana? Pikirku sambil melihat diriku sendiri yang sudah basah kuyup. 

Dan akhirnya kembali ku putuskan, berdiri disamping halte, dibawah sedikit atapnya. Dengan resiko, setengah badanku terterjang hujan. Tapi tak apalah, dari pada seluruhnya. Nanti, kalau ada yang pergi baru aku bisa masuk.

Tapi, sudah hampir 10 menit aku berdiri, tak ada yang berkurang. Tak ada yang naik angkutan. Dan angkutan yang melaju ke daerah rumahku pun tak kunjung datang. Dan aku sudah mulai menggigil. 

Hingga tiba - tiba satu peristiwa itu datang. Merubah kebencianku pada hujan. Dia, seseorang yang tak ku kenal, tiba - tiba saja membuka payungnya dan memayungiku. Dengan tiba - tiba.

Dengan pelan, ku toleh seseorang yang berdiri disampingku. Yang tubuhnya kering tak terkena air hujan. Berkebalikan dengan diriku. Ku tatap wajahnya. Seorang laki - laki dengan mata cokelatnya. Dan wajah tanpa senyum. Yang langsung membuatku terpaku. Untuk beberapa detik, aku tak bisa mengalihkan pandanganku darinya.

Siapa dia? 

Tapi ku biarkan saja dia memayungiku. Dalam diam, tanpa bicara. Daripada aku semakin kedinginan. Ku biarkan juga degup jantung ku yang kian menjadi. Ku biarkan juga rasa penasaranku yang terus menggelitik. Aku tetap diam, mencoba tak peduli.

Hingga, mobil berwarna hijau lumut itu datang. Dan aku langsung berlari masuk kedalamnya. Dengan diam juga, tanpa mengucapkan terima kasih. 

Mobil melaju dengan pelan, dan tanpa sengaja kedua mata kami bertemu. Dan tak terduga, dia tersenyum. Dan sangat itu, seakan waktu berhenti untuk sesaat. Dan suara hatiku tiba - tiba saja terus saja berteriak. Membodoh - bodohkan diriku. Rasa penasaranku tiba - tiba saja memukulku, ikut menyalahkanku.

Kenapa tadi aku tak mencoba membuka suara, minimal ucapan terima kasih. Mungkin dengan itu, aku bisa mengenalnya. 

Kembali, hari ini memang hari burukku. Tak ada satu hal pun yang berjalan benar untuk hari ini.

 

 

Tags: Twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Premium
The Secret Of Bond (Complete)
6459      1485     1     
Romance
Hati kami saling terikat satu sama lain meskipun tak pernah saling mengucap cinta Kami juga tak pernah berharap bahwa hubungan ini akan berhasil Kami tak ingin menyakiti siapapun Entah itu keluarga kami ataukah orang-orang lain yang menyayangi kami Bagi kami sudah cukup untuk dapat melihat satu sama lain Sudah cukup untuk bisa saling berbagi kesedihan dan kebahagiaan Dan sudah cukup pul...
Begitulah Cinta?
17822      2684     5     
Romance
Majid Syahputra adalah seorang pelajar SMA yang baru berkenalan dengan sebuah kata, yakni CINTA. Dia baru akan menjabat betapa hangatnya, betapa merdu suaranya dan betapa panasnya api cemburu. Namun, waktu yang singkat itu mengenalkan pula betapa rapuhnya CINTA ketika PATAH HATI menderu. Seakan-akan dunia hanya tanah gersang tanpa ada pohon yang meneduhkan. Bagaimana dia menempuh hari-harinya dar...
CINTA DALAM DOA
2478      999     2     
Romance
Dan biarlah setiap doa doaku memenuhi dunia langit. Sebab ku percaya jika satu per satu dari doa itu akan turun menjadi nyata sesungguhnya
Love and your lies
5708      1396     0     
Romance
You are the best liar.. Xaveri adalah seorang kakak terbaik bagi merryna. Sedangkan merryna hanya seorang gadis polos. Dia tidak memahami dirinya sendiri dan mencoba mengencani ardion, pemain basket yang mempunyai sisi gelap. Sampai pada suatu hari sebuah rahasia terbesar terbongkar
Sunset In Surabaya
373      272     1     
Romance
Diujung putus asa yang dirasakan Kevin, keadaan mempertemukannya dengan sosok gadis yang kuat bernama Dea. Hangatnya mentari dan hembusan angin sore mempertemukan mereka dalam keadaan yang dramatis. Keputusasaan yang dirasakan Kevin sirna sekejap, harapan yang besar menggantikan keputusasaan di hatinya saat itu. Apakah tujuan Kevin akan tercapai? Disaat masa lalu keduanya, saling terikat dan mem...
Ghea
476      314     1     
Action
Ini tentang Ghea, Ghea dengan segala kerapuhannya, Ghea dengan harapan hidupnya, dengan dendam yang masih berkobar di dalam dadanya. Ghea memantapkan niatnya untuk mencari tahu, siapa saja yang terlibat dalam pembunuhan ibunya. Penyamaran pun di lakukan, sikap dan nama palsu di gunakan, demi keamanan dia dan beserta rekan nya. Saat misi mereka hampir berhasil, siapa sangka musuh lamany...
Lavioster
4071      1142     3     
Fantasy
Semua kata dalam cerita dongeng pengiring tidurmu menjadi sebuah masa depan
Pertualangan Titin dan Opa
3553      1359     5     
Science Fiction
Titin, seorang gadis muda jenius yang dilarang omanya untuk mendekati hal-hal berbau sains. Larangan sang oma justru membuat rasa penasarannya memuncak. Suatu malam Titin menemukan hal tak terduga....
NI-NA-NO
1496      696     1     
Romance
Semua orang pasti punya cinta pertama yang susah dilupakan. Pun Gunawan Wibisono alias Nano, yang merasakan kerumitan hati pada Nina yang susah dia lupakan di akhir masa sekolah dasar. Akankah cinta pertama itu ikut tumbuh dewasa? Bisakah Nano menghentikan perasaan yang rumit itu?
injured
1496      783     1     
Fan Fiction
mungkin banyak sebagian orang memilih melupakan masa lalu. meninggalkannya tergeletak bersama dengan kenangan lainya. namun, bagaimana jika kenangan tak mau beranjak pergi? selalu membayang-bayangi, memberi pengaruh untuk kedepannya. mungkin inilah yang terjadi pada gadis belia bernama keira.