“I-iya, Ma. aku akan segera pulang.”
PIP!
Myung-Joo mematikan sambungan telephone nya. Ia lalu mengelap air matanya yang masih tersisa di kelopak matanya. Ia terlalu banyak menangis tadi.
“Huh. Ke mana Tae-In? Mengapa ia lama sekali? Bukannya tadi ia menyuruhku untuk bertemu di belakang panggung? Oh, ayolah. Aku bakal dimarahi Shin-Hye dan Jae-Min kalau begini caranya,” gerutu Myung-Joo.
Tap... Tap...
Suara langkah kaki terdengar dari belakang. Namun, Myung-Joo, alias Angel tak sadar. Ia tak mendengar suara langkah kaki itu.
Ya, tepat di belakangnya, berdiri seorang Tae-In yang terlihat begitu menyeramkan.
“Dengar lagu Always saja, ah,” gumam Angel. Lagu Always dari Astronom1 terdengar dari hp nya.
Sedangkan, Tae-In membuka telapak tangannya lebar-lebar. Dari telapak tangannya itu, menyalalah sinar biru, yang lama-lama membentuk sebuah bola cahaya biru. Inilah saatnya.
“Maafkan aku, Angel,” ucap Tae-In.
BLAAR!!
Angel menoleh tepat ke belakang, dengan mata yang terbuka lebar.
“KYAA!!” Handphone nya terjatuh, dengan keadaan yang masih memutarkan sebuah musik. Always.
__ __ __
Gelap, semua gelap.
Kelopak mataku terkatup rapat, sama sekali tak bisa dibuka sedikit pun. Dan seluruh tubuhku juga tak bisa digerakan sedikit pun. Pokoknya aku mati rasa total sekarang.
Setelah semua roh dan jiwaku masuk dengan sempurna, aku pun mencoba untuk membuka mata lagi. Oh, syukurlah kali ini bisa.
“Ugh....” Kepalaku masih terasa pusing.
Tiba-tiba, ada sebuah tangan yang terjulur di hadapanku. Pemiliknya adalah seorang pria berambut pirang dan bermata biru dan kuning. Ia menyapaku, “Hai, Angel. Senang bertemu denganku. Namaku Ganzi.”
“Hah?”
@SusanSwanshWkwk
Comment on chapter Peurollogeu