Read More >>"> Du Swapped Soul (World Astronom1) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Du Swapped Soul
MENU
About Us  

Hari demi hari terlewati. Hari ini adalah hari emas, hari yang kutunggu-tunggu. Yup! Malam ini, aku dan ketiga sahabatku akan pergi ke konser Astronom1. Ini konser pertama dan terakhir kalinya yang aku datangi di Korea.

Aku tersenyum lebar saat kaus lengan pendek dengan warna hijau lumut berlogo Fantastar sudah berada di tanganku. Tapi....

“Hhh,” aku mendengus saat ingat kalau aku harus memilih antara rok selutut berwarna hitam, atau yang putih. Huh, memilih pakaian memanglah rumit dan melelahkan.

Akhirnya, aku memutuskan untuk memasangkan kaus hijau lumut dengan rok putih untuk konser malam ini.

“Myung-Joo yaa!” Aku melirik ke luar jendela. Ups, sahabat-sahabatku sudah menungguku!

“Sebentar, Shin-Hye!” Aku buru-buru berganti baju dan bersiap.

Lightstick sudah, tiket sudah, hp sudah, minum sudah, uang sudah, hand banner ada di Jae-Min, terus....” Aku berpikir. “Ah, untuk merchandise yang lain, aku beli nanti di tempat konsernya saja.” Aku suka lihat di tv, kalau biasanya di sekitar tempat konser selalu ada yang berjualan merchandise.

Aku pergi keluar kamar sambil membawa tas ranselku yang bertuliskan 'Astronom1'.

“Ma, Pa, aku pergi ke konser bersama sahabat-sahabatku dulu, ya. Aku pamit dulu,” pamitku.

“Iya, hati-hati ya.”

Aku berlari menuju tiga orang sahabatku yang telah menungguku.

"Yo, Myung-Joo! Semangat sekali?" goda Shin-Hye. Aku membalas godaan nya dengan ringisan. lalu aku beralih menatap Tae-In yang tampak berbeda.

“Eh, Tae-In? Itu....” Aku menunjuk rambut Tae-In dengan raut heran dan terkejut.

“Iya, rambutku baru di cat tadi sore. Ibuku yang menyuruhku. Katanya, biar aku mirip sama Eon-Suk, coba.” Kami tertawa. Kini, rambut Tae-In berwarna silver dan ditata rapi. Ia semakin mirip saja dengan Eon-Suk.

“Cocok, kok,” pujiku.

“Makasih.”

“Ayo, masuk!” Kami masuk ke dalam mobil Jae-Min yang mewah.

Ready? Let’s go!”

Brmmm!

__ __ __

Jae-Min sibuk menyetir, Tae-In sibuk dengan hp dan earphone nya, Shin-Hye sibuk mengawasi jalanan. Katanya, takutnya tiba-tiba dalam perjalanan bertemu mobilnya Astronom1. Makanya ia jadi was-was begitu sama jalanan.

Kulirik jam di mobil. 18.15. Konser dimulai pada jam 20.00. Masih ada banyak waktu.

“Jae.” Tiba-tiba Tae-In memanggil Jae-Min.

“Hm?”

“Apa kau tidak keberatan? Selama ini, kau yang terus menumpangkan mobilmu untuk kami. Apa tidak bergantian saja?” tanya Tae-In dengan nada datarnya.

“Aaah..., tak apa-apa kok. Aku sama sekali tak keberatan.”

“Bagaimana kalau kapan-kapan kita jalan-jalan dengan mobilku? Aku juga orang kaya,” ujar Tae-In sedikit menyinggung Jae-Min.

“E-eh?” Benar saja, Jae-Min agak tersinggung.

“Atau pakai jet pribadinya,” sambungku.

“Waw, memangnya Tae-In punya jet pribadi?”

“Punya,” jawabku dan Tae-In berbarengan.

“Oke deh! Kapan-kapan, ya.”

“Aaah, berisik banget sih, kalian. Menganggu konsentrasiku, tahu tidak?” omel Shin-Hye. Sepertinya ia terganggu dengan obrolan kami bertiga. Kami pun memilih untuk diam.

Akhirnya, kami sampai di tempat konser. Ramai sekali.

Brmmm!

 Setelah Jae-Min memarkirkan mobilnya, akhirnya kami keluar.

“KONSER, IM COMING, kyaaa!” jeritku dan Shin-Hye kompak.

“Ya, ampun...,” Jae-Min dan Tae-In menggeleng kepala pelan. Seketika, suasana di antara kami berempat hening.

“HUH,” tiba-tiba Jae-Min mendengus kesal.

“Kenapa, Jae?” tanya Shin-Hye.

“Ini, lho. Rencananya, tadi aku akan meminjam mobil saudaraku. Mobilnya bernuasa Astronom1. Jadi aku ingin pinjam. Eh... tapi ternyata mobilnya lagi dibawa keluar kota. Sebal, kan?” gerutu Jae-Min sebal.

“Seperti apa mobilnya?” tanya Shin-Hye penasaran.

“Ini.” Ia menunjukkan layar hp nya pada kami. Di situ, ada foto sebuah mobil yang luarnya bernuasa Astronom1. Catnya berwarna putih dengan satu garis lurus berwarna biru. Terdapat juga tulisan Astronom1 di bagian body. Di bemper belakang terdapat logo Astronom1. Mobilnya saja bermerek ‘Jadongcha Gise’, mobil termahal di Korea, yang juga iklannya pernah dibintangi oleh para artis ternama, termasuk Astronom1. Daebak!

“Aissss, keren sekali! Pengen jadinya,” mata Shin-Hye membulat sambil menatap foto itu lekat-lekat.

“Iya, makanya tadinya aku ingin pinjam.” Jae-Min kecewa.

“Mengapa kau tidak membelinya saja sekalian? Bukannya lebih mudah kalau begitu?”

“Mudah sekali kau bilang begitu. Harganya mahal!” Jae-Min melotot pada Tae-In.

“Waw. Untuk orang kaya sepertimu?” tanyaku tercengang.

“Bahkan saudaraku juga perlu menabung selama dua tahun untuk membeli mobil ini. Belum termasuk dengan waktu untuk menambahkan dekorasinya.”

“Memang berapa harga mobilnya?” tanya Tae-In penasaran.

Jae-Min menghela napas sebelum mengatakannya. “85 ribu won.” Kami tercekat.

“A-aku baru tahu kalau mobil bisa semahal itu,” kata Tae-In yang tampaknya juga tercekat. “Tapi setidaknya aku bisa membeli yang lebih mahal lagi,” bisiknya padaku. Aku terkikik. Bisa-bisanya ia bersikap ‘songong’ begini.

Astronom1!

Suara notifikasi hp tiba-tiba terdengar dari hp Jae-Min, yang membuat kami berempat terkejut. Lalu, raut wajah Jae-Min berubah. Seakan ia baru teringat sesuatu. “Guys, aku baru teringat sesuatu. Aku akan pergi ke klubku dulu sebentar,” pamitnya. Kami heran.

“Klub apa? Kan konsernya mau dimulai sebentar lagi? Kalau kau ketinggalan bagaimana?” cerocos Shin-Hye.

“Tenang. Klub fandom, kok. Aku ketuanya, jadi aku yang harus mengatur kali ini,” Jae-Min membuka bagasi mobil. Terlihatlah sekantung plastik besar.

“Waah..., keren. Sahabatku jadi leader klub Fantastar!” pujiku dan Shin-Hye kompak. Kami memang sudah tahu apa yang dimaksud dengan ‘klub fandom’. Mau tahu penjelasannya?

Klub fandom adalah perkumpulan fan-club se-nasional yang anggotanya akan saling mendiskusikan sesuatu yang berhubungan mengenai fandom itu sendiri. Misalnya klub Fantastar. Nama official mereka adalah ‘Korean Fantastar’. Jika ada konser, mereka akan berkumpul dan merencanakan suatu proyek. Terkadang, mereka juga suka membagi-bagikan merchandise resmi secara gratis, lho! Nah, jadi ini waktunya aku meminta merchandise nya.

“Ini hand banner yang kalian pesan waktu itu. Eon-Suk, Eon-Suk, Eon-Suk, dan aku... San-Ha!” Jae-Min membagikan hand banner yang kami pesan tempo hari itu pada kami.

Gamsahamnida!”

Aku menjulurkan tangan pada Jae-Min. “Apa?” tanyanya bingung.

Merchandise dari fandom nya mana?” tagihku.

“Wahaha, kau tahu saja. Okelah. Punyamu... mmm... nih!” Jae-Min meletakkan sesuatu di tanganku. Wow, kartu ID Fantastar!

Jadi, disini akan tertera nama dan foto kita. Bertanda tangan semua member Astronom1, dan juga terdapat barcode. Fungsinya, kita bisa memasuki museum Astronom1 dengan gratis jika mempunyai kartu membernya. Keren, kan?

“Akhirnya~, aku bisa punya ini juga,” sorakku. Lalu, Jae-Min memberikan kartunya pada Shin-Hye dan Tae-In masing-masing.

“Kok kamu punya foto kami? Dari mana?” Tae-In penasaran.

“Kami bekerja sama dengan panitia konsernya. Kebetulan, Tae-Yong Oppa yang jadi panitianya juga. Jadi aku bisa minta tolong.” Tae-In mengangguk. “Jadi kami bisa minta info, siapa saja yang akan datang ke konser ini,” lanjut Jae-Min. Kami lalu mengangguk serentak.

“OK, aku pergi dulu, ya. Byeee....” Jae-Min pun pergi dari hadapan kami.

Aku menyalakan hp ku. Pukul 19. 25. Wah, waktu sangat cepat berlalu ya.

Tap!

Seseorang memukul pelan pundakku. Aku memekik.

Aku pun menoleh kebelakang, supaya tahu ‘pelakunya’. “Oh, Tae-Yong.” Ternyata ia Ra Tae-Yong, kakak kelasku dulu. Sudah lama tak melihatnya sejak ia melanjutkan sekolahnya ke kuliah. Wah, dia agak berubah sekarang, ya.

Ia memakai kaus berwarna biru langit dengan celana jeans. Eh, tunggu. Di bagian kiri kausnya, tertera jelas logo Astronom1. Ia juga mengenakan name tag. Aku membacanya. Benar kata Jae-Min, ia jadi panitia konser ini.

Ia menatap kami satu-persatu. “Hai. Sudah lama tak lihat kalian. Kukira kalian tak akan datang,” sapanya. Dilihat jelas dari raut wajahnya, kalau sebenarnya ia mau mengungkapkan sesuatu.

“Mau bicara apa?” celetukku. Ia tampak terkejut saat aku bilang begitu.

“Yah..., mungkin ini yang terakhir. Selamat tinggal, ya,” ucapnya.

“Lho, kok bicaranya begitu? Kau mau kemana?!” Shin-Hye panik. Aku juga heran, sih, sebenarnya.

“E-eh, enggak, bukan!” Tae-Yong menggeleng kuat-kuat.

“Hng?”

“Eon-Suk Oppa nya mana??!” teriak Shin-Hye tiba-tiba.

“Emm... lagi sama temennya, eh, sama member lainnya maksudnya. Lagi latihan.”

“Latihannya kayak apa? San-Ha Oppa memang imut, ya? Eh, nanti mereka pakai baju apa? Lalu, bagaimana rasanya jadi adik sepupunya Sukie Oppa? EHH...,” cerocosan Shin-Hye tiba-tiba terhenti.

“Hm?”

“Tukaran posisi, yuk...?” Shin-Hye tiba-tiba jadi seram.

Jtak!

Tae-Yong menjitak kepala Shin-Hye. “Aw!”

“Aneh. Aku juga senang jadi adik sepupu Eon-Suk, tauk!” omelnya.

“Aduuh~ Aku, kan hanya menawarkan,” alasannya. Pandangan Tae-Yong yang semula ke arah Shin-Hye, lalu beralih pada Tae-In. Duh, mau apalagi mereka?

“Hei,” panggilnya dengan seringaian.

“Apa?” tanya Tae-In dingin.

Tangan Tae-Yong tiba-tiba menyentuh kepala Tae-In. “Adik kelasku yang satu ini... aku rindu, tahu tidak?”

“Hah?”

“Iya. Aku juga. Rindu bertengkar, bukan?” jawab Tae-In.

“Iya, hahaha!” ia tertawa. Baru kali ini aku melihat ia seramah ini. Hmm, mungkin ia sudah berubah. “Eh.” Raut wajahnya tiba-tiba berubah seketika. “Aku harus kembali! Bye, ya~!” pamitnya seraya berlari jauh dari kami. Tapi ia tiba-tiba berhenti di tempat. Ia berbalik dan menatapku sembari tersenyum.

“Eh?”

“OOY! JANGAN PANGGIL AKU TAE-YONG LAGI, YA! PAKAI ‘OPPA’! JAGA SOPAN SANTUNMU!” teriaknya dari kejauhan.

“Hahaha,” yang lain malah menertawaiku. Sedangkan aku? Owh, aku menatapnya dengan tatapan sinis. Aku begitu sebal dengannya. Bisa-bisanya ia mempermalukanku di depan umum. Ia pun pergi.

Drap! Drap!

Derap langkah kaki terdengar begitu Tae-Yong... ng... Oppa menghilang dari pandanganku. Ternyata itu Jae-Min.

“Myung-Joo, Shin-Hye, Tae-In! Let’s go!” panggil Jae-Min dengan raut wajah panik.

“Ada apa?” tanya kami bingung.

“Kok malah nanya? Lima menit lagi konser akan dimulai! Pintu venue nya saja sudah dibuka,” jelasnya. Kami mengangguk, lalu berjalan menuju aula konser. Ya, konser akan diadakan di dalam ruangan.

Di dalam sini gelap, malah gelap sekali. Bahkan kami sampai harus menyalakan lightstick untuk menerangi ruangan super duper luas ini. Aku mengatur lightstick dengan penerangan paling terang. Yup, lightstick Astronom1 memang serba bisa, alias multi fungsi. Bisa dipakai saat mati lampu juga, hihi. Jadi tidak sia-sia juga aku beli lightstick ini mahal-mahal.

Sebenarnya keadaan ruangan sudah agak ramai. Banyak sinar biru dimana-mana. Kami dapat tiket VIP. Kami berdiri di barisan paling pertama.

“Pukul berapa sekarang, Jae?” tanya Tae-In.

“19.59. Konser akan dimulai pada... 59..., 58..., 57....”

Aku melihat sekeliling aula. “Ramai...,” gumamku.

“47..., 46..., 45....”

Aku tersenyum simpul. Ini pertama kalinya aku akan menonton konser. Apalagi aku akan menontonnya secara dekat. Bagaimana, ya, rasanya? batinku.

“25..., 24....”

“Hei, tolong ambilkan hand banner di tasku, dong.”

“Okay.” Aku mengambilkan hand banner yang ada di dalam tasnya itu.

“10..., 9..., 8....”

“Sebentar lagi!” jerit Shin-Hye gregetan.

Kedua VCR yang ada di dua sini panggung mulai menyala dan menghitung mundur. Para Fantastar yang ada di sini pun juga ikut menghitung mundur.

Three..., Two..., One...!”

VCR menampilkan mv lagu Sweet Baby pada bagian reff nya, bagian Eon-Suk. Lagu Sweet Baby adalah lagu utama dari konser ini, sekaligus utama dari album mereka yang baru-baru ini rilis.

Saat itu juga, tirai panggung terbuka dan memperlihatkan keenam member Astronom1.

POF!

“KYAAAAA!!!”

__ __ __

Annyeong. Wanna be your star...,” Eon-Suk memulai.

Hello, we are Astronom1!” lanjut member yang lain.

“WOOO!!!” Fantastar kembali menjerit tak karuan. Panggung sedang disapu sekarang. Panggung kotor karena potongan confetti. Tapi Astronom1 tetap melanjutkan pembicaraan.

“Kita mulai dengan perkenalan dulu, ya.”

“Aku Ra Eon-Suk.”

“Kim Myung-Jae.”

“Woonie.”

“Wah, maaf Hyung. Tapi bukannya namamu Park Ji-Woon?” sela Myung-Jae.

“Tapi aku imut. Jadinya panggil Woonie saja, yah,” kata Ji-Woon dengan nada imut. Semua tertawa. Apalagi Min-Hyeok, ia sampai ngakak sambil menunjukkan raut wajah seakan berkata, “Apa hubungannyaaaa?”

“Aku Kim-Bin.”

“Jeon Min-Hyeok.”

My name is Yoon San-Ha kiyeowo.” Semua member menahan tawa.

“Jadi, jadwal setelah ini...,” perkataan Eon-Suk terpotong saat ia melihat Min-Hyeok yang tiba-tiba bertingkah aneh. Tangannya memegang gagang sapu. Ia berlari-larian kecil sambil menyapu panggung dengan wajah datar. Min-Hyeok kumat lagi.

“O-oke..., kami akan kembali lagi.” Mereka lalu pergi tanpa Min-Hyeok.

Min-Hyeok yang baru sadar kalau ia ditinggal, langsung memegang sapu di antara kedua kakinya, lalu... “WHUSSH!” Ia bertingkah seperti anak kecil yang sedang memainkan sapu terbang. Para Fantastar tertawa.

Mataku berkaca-kaca. Inikah rasanya melihat orang yang kagumi yang selama ini selalu hidup di layar kaca, tiba-tiba saja di depan mataku. WOW!

“Loh, konsernya udahan, nih? Cuma segitu saja?! Harga tiketnya mahal selangit, tapi ternyata cuma lima menitan saja?” oceh Tae-In sok tahu.

“Hahaha! Konsernya belum selesai, masih lama,” tawa Shin-Hye.

Tae-In bingung. “Lalu, mengapa mereka balik ke belakang panggung?”

“Mereka itu ke belakang panggung buat siap-siap untuk melakukan performance,” sambungku.

“Oooh! Jadi mereka akan bernyanyi sambil joget-joget enggak jelas?” Aku melotot. “E-e-eh, iya maaf. Lagu apa?” Ia mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.

“Sepertinya, sih, lagu War In Love,” jawab Jae-Min yang matanya tetap terpaku pada panggung.

War In Love?! Itu lagu kesukaanku! Yash, aku hapal fanchant nya,” ujar Tae-In seraya menyalakan lightstick nya.

“Wah, seru tuh!” ujar Jae-Min senang. Mungkin karena Tae-In yang lama-kelamaan menyukai Astronom1.

Tiba-tiba saja para member Astronom1 sudah berada di atas panggung dengan posisi awal. Intro lagu pun dimulai.

“WOOO!!” Kami menggoyang-goyangkan lightstick sesuai tempo. “Ra Eon-Suk, Park Ji-Woon, Jeon Min-Hyeok, Kim Myung-Jae, Kim-Bin, Park San-Ha, Astro, WIL!!” Kami melakukan fanchant.

Semua member mulai melakukan part masing-masing. Terkadang kami juga melakukan fanchant singkat seperti, “War In Love!”, “Yes i do!”, “Yeongwonhi”, atau “Yeah, yeah!”, dan sebagainya.

Aku melirik Tae-In yang ada di sampingku, lalu tersenyum tipis. Oh, lihat. Bayi monster yang dulu ganas, sekarang sudah menjadi seorang fanboy!

Lagu habis.

“WOOO!!” Dan para member tampak keletihan sekali. Tae-In juga. Itu karena ia terlalu bersemangat untuk fanboy-an.

“Hosh... hosh... good job,” ucap Min-Hyeok ngos-ngosan. Waw, keringatnya. Ia terlihat....

“Hai lagi Fantastar~,” sambut San-Ha dengan senyuman manisnya.

OMG, OMG, OMG, OMG...,” kata Jae-Min berkomat-kamit setelah ia melihat senyuman manis San-Ha Oppa.

“Eit, eit, eit!” kami mencegah Jae-Min yang hendak pingsan.

“Sekarang, kami akan membaca dan menjawab pertanyaan dari Fantastar. Masing-masing member akan mebacakan pertanyaan dengan jumlah masing-masing 1. Jadi total pertanyaannya ada 6, ya,” kata Ji-Woon yang berpura-pura sebagai M.C.. Lucu sekali gayanya. Pertama, kumpulan gulungan kertas berwarna-warni dikocok di dalam sebuah wadah besar berwarna bening.

“Semoga pertanyaanku terpilih,” gumam seseorang yang ada di belakangku.

Disela-sela itu, tak sedikit orang yang tetap meneriaki nama-nama member. Tapi kami lain. Kami tetap diam, tegang.

Yang pertama, Min-Hyeok mengambil segulung kertas berwarna biru. Ia membacanya.

Dag! Dig! Dug!

“Dari @Fantastar_99. Woow~ “Oppa punya saudara kandung, tidak?” Silahkan, Eon-Suk yang pertama,” persilahkan Mi-Hyeok.

“Eh? Aku dulu?” tanya Eon-Suk terkejut.

“Iya.”

“Baiklah. Sebenarnya aku tidak punya saudara kandung. Hanya saja, aku punya adik sepupu laki-laki yang selalu menemaniku setiap saat. Ia juga sering bermain dengan member yang lain. Aku sayang padanya,” jelasnya. Ah, aku tahu, pasti itu maksudnya Tae-Yong.

“Kalau aku punya adik laki-laki, namanya Kim Gyeong-Ja. Umurnya baru 7 tahun. Masih kelas 1 SD,” ujar Myung-Jae.

“Aku anak tunggal. Tapi, aku punya hyung-hyung yang selalu setia kepadaku!” ujar Kim-Bin seraya memeluk Myung-Jae dan Eon-Suk yang berada di dekatnya. Semua member membalas perkataannya dengan senyuman tulus.

“Aku punya 2 kakak perempuan, namanya Park Lu-Na dan Park Chung-Ha,” ujar Ji-Woon.

“Aku punya kakak perempuan juga. Sekarang ia sedang bekerja di Amerika. I miss you, Noona!” Ouuuh, kasihan sekali San-Ha Oppa.

“Hmm..., kalau aku punya kakak laki-laki, namanya Jeon Min-Jeo. Nama Instagramnya adalah @J_Mjeyjey. Follow, yak!”

“EAA!!” sorak semua. Kami para Fantastar mempunyai kebiasaan khusus untuk Min-Hyeok, member yang paling narsis ini. Jadi, kalau Min-Hyeok lagi kumat, kita harus menyorakinya dengan, “EAA!” Ini, sih, katanya Jae-Min. Ternyata berguna juga.

Selanjutnya giliran Imbin, alias Kim-Bin. Ia mengambil segulung kertas putih, lalu membacanya. “Dari @Kim_Bin_Wife. What?” Ia tertawa kecil. “Baiklah my wife, “Apa type ideal kalian?” Oh, ini pertanyaan yang lumayan. Aku dulu yang menjawab, ya.” Ia berdeham. “Aku suka dengan wanita yang tinggi, berkulit putih, humoris, tetap cantik dengan gaya rambut apapun, pintar masak, suka membaca buku, dan menyukaiku apa adanya. Cukup simple,” sebutnya.

“Waw. Itu wanita robot, Hyung?” tanya San-Ha heran.

“Ya, bukan lah. Masa iya aku mau nikah sama robot? Selanjutnya kau.”

“Baiklah, kalau aku sih simple. Aku ingin wanita yang mencintaiku apa adanya, dan sering tersenyum kepada siapa pun. Dan itu tanda kalau aku hanya ingin wanita yang ramah,” sebut San-Ha.

Aku melirik Jae-Min. “Kenapa? Aku sudah tahu tipe idamannya, kok,” kata Jae-Min. Aku mengangguk.

“Kalau aku hanya ingin cewek yang mirip denganku. Dah,” ujar Min-Hyeok singkat.

“Lho, mirip? Mirip dari segi apanya?” tanya Myung-Jae yang tampak kebingungan.

“Dari semua segi, Hyung. Wajahnya, sifatnya, kelakuannya, huahahaha!” tawanya. Enggak kebayang, tuh, kalau dia punya istri yang sama greseknya kayak dia.

“Kalau aku, sih, ingin wanita yang pintar, dan juga menyukai musik. Oh, jangan lupa. Aku juga ingin wanita yang bersuara indah,” sebut Myung-Jae.

“Kalau aku ingin wanita yang kalem, berambut panjang, dan suka memasak,” sebut Eon-Suk. Simple, tapi wanita pilihannya bagus juga.

“Aku ingin wanita yang... romantis, deh,” ujar Ji-Woon singkat.

“Nah, sekarang giliranku, ya,” sambar Eon-Suk. Tangannya hendak mengambi segulung kertas di wadah bening. Waduh! Aku, Shin-Hye, dan Tae-In mulai deg-degan.

Terepilih tidak, ya? Terpilih tidak, ya? Terpilih tidak, ya? Aku menebak-nebak dalam hati. Huuh, semoga saja aku terpilih.

Eon-Suk Oppa mulai membuka gulungan kertasnya. “Dari @zaeyong_aidi. Lho... ini ‘kan ig nya adik sepupuku, Ra Tae-Yong!” pekiknya.

It’s me, Hyuuung!” teriak Tae-Yong Oppa sambil melompat-lompat seraya menggoyang-goyangkan lightstick nya untuk memberi kode. Oh, ia berdiri tak jauh dari tempat kami berdiri.

Okay, my adik. Nah, ini pertanyaanya. “Aku ingin kalian memberikan pendapat kalian tentang Fantastar.” Ok, fine. Menurutku, Fantastar adalah bintang yang sangat berharga, yang selalu menemani kami dikala senang, maupun susah.”

“Menurutku, Fantastar adalah adik kami yang harus selalu dijaga dan dibela.”

“Menurutku, Fantastar adalah istriku.”

“Menurutku, Fantastar adalah teman yang paling setia.”

“Menurutku, Fantastar adalah malaikat.”

“Waw! Fantastar menurutku sangatlah berarti! Tanpa Fantastar, kami tak akan bisa di sini!”

Selanjutnya giliran Myung-Jae membuka gulungan kertas. “Dari Lee_Ju_Kyung. “Sebutkan nomor telephone kalian masing-masing.” Wahh... pertanyaan tidak bisa kami tolak. Aku akan mewakilkan jawaban dari semua member.” Benar saja, ia mengambil hp Apple X dari saku celananya. Ia akan membacakan nomor hp masing-masing member!

Kami semua langsung menyiapkan hp atau kertas kecil untuk mencatatnya. Astronom1 terkenal dengan boyband yang paling private. Jadi ini kesempatan emas untuk memiliki nomor hp mereka!

“Nomor hp Kim Myung-Jae, PIIP! Nomor hp Park Ji-Woon, PIIP! Nomor hp Ra Eon-Suk, PIIP! Bla, bla, bla....”

“Kenapa ada ‘PIIP, PIIP’ nya, Oppa?!” protes kami semua, para Fantastar.

“Itu di sensor, hehe,” katanya sambil menunjukkan jarinya yang membentuk huruf V.

“Yahh....”

Selanjutnya giliran bla, bla, bla, sampai akhirnya acara tanya jawab selesai. Mereka pun balik lagi ke belakang panggung.

“Habis ini akan ada performance lagu apa lagi?”

“Entahlah, aku juga tidak tahu.”

Semua member kembali dengan pakaian warna pastel yang kece~. Intro lagu segera terdengar.

“Oh, ini lagu Blooming-Blooming, ya?” tebak Shin-Hye.

“Yup! Very nice!”

Lalu, kami fokus dengan performance mereka. Saat posisiku dengan Min-Hyeok berdekatan, aku langsung menyapanya tanpa pikir panjang lagi.

Annyeong, Min-HYEOK!” sapaku dengan nada meledek. Dan yang tak disangka-sangka, Min-Hyeok melirikku. Kami melakukan eye contact! Aku di notiiice!

“Eh, nge-lirik!” pekikku kaget. Aku tak menyangka kalau Oppa swag itu akan melirikku.

“Eh, iya, tadi dia melirikmu,” bisik Shin-Hye padaku.

“Wah, beruntung, tuh.”

“Hahahahaha.” Padahal tadi aku hanya iseng-iseng saja, batinku.

“Astronom1, Blooming!! WOO!!” Berakhir juga performance nya. Lalu mereka pun kembali ke belakang panggung. Hanya sebentar. Oh, ternyata mereka hanya berganti baju saja.

Mereka mengganti bajunya dengan kaus lengan pendek berwarna putih, bertuliskan tema konser kali ini, yaitu ‘One Astronom Concert’, dengan botol minum di genggaman tangan.

Lagu Sweet Baby versi instrument juga terdengar sebagai latar lagu. Ini yang versi full nya. Wah, tanda-tanda kalau waktunya acara fans service, nih! Di saat seperti ini, semua akan menyalakan hp masing-masing untuk merekam kegiatan fans service.

Member-member Astronom1 saling berpencar. Kebetulan kami kebagian Kim-Bin dan Myung-Jae. Tapi, letak Myung-Jae duduk agak berjauhan dari kami. Tapi aku malah sibuk menyanyikan lagu latarnya.

Oppa ya~!” jerit Shin-Hye. Kim-Bin Oppa hanya menjawabnya dengan senyuman.

“Yo, Bro! Lagu kalian keren-keren, lho! Eh, performance kalian juga aju nice.” Tae-In jadi sok akrab dengan Kim-Bin Oppa. Fanboy seperti Tae-In saja sampai tertarik sekali dengan Kim-Bin, apalagi kami para fangirl yang tak berdaya dengan ketampanan oppa-oppa ini?

Really? Aku senang mendengarnya,” ungkapnya sambil tersenyum manis. Lalu ia beralih ke fans yang lain. Ia tiba-tiba berpose layaknya model. Dari yang kiyeowo~, sampai yang cool abiss. Lumayan untuk di post di medsos, laah.

Dan ternyata, mereka akan bertukar-tukar posisi. Terkadang mereka juga melakukan hal yang aneh di depan fans. Aku juga sempat dipuji karena suaraku bagus. Padahal yang punya tubuh ini bukan aku.

Terakhir, kami dapat bagiannya Eon-Suk Oppa. Ia duduk tepat di depanku. Aku berhenti bernyanyi dan mulai mengoceh.

Aku merangkul sahabat-sahabatku. “Kami sahabatnya Tae-Yong,” beritahuku. Raut wajahnya terlihat terkejut sekaligus senang. Sebenarnya aku juga begitu, Oppa. Hehe.

Selesai berkeliling, mereka mulai gresek. Apalagi Min-Hyeok (tentunya). Ia tiba-tiba menyiram air minumnya tepat di atas kepala Ji-Woon. Usil sekali, Min-Hyeok. Itu di dorm bagaimana dia, ya?

Lalu, ada fans yang melempari Myung-Jae dengan sebuah boneka dino berwarna hijau. Dengan sigap, ia langsung menangkapnya. Waah... mau dibawa ke dorm, tuh!

Lagu latarnya pun selesai.

“Pukul 21.55. Acara utamanya sebentar lagi akan dimulai,” peringat Jae-Min. Aku buru-buru memasukkan hand banner ke dalam tas. Akan repot jika harus memegang hand banner dan lightstick secara bersamaan.

Seusai istirahat sebentar, mereka kembali ke belakang panggung. Ini saatnya mereka akan menampilkan lagu Sweet Baby.

Aku bisa merasakan irama-irama lagu yang perlahan memasuki telingaku.

~Aku tak bisa tidur malam ini~

Ah, apa ini yang dirasakan para Kpopers jika sedang menonton konser?

~Pikiranku hanya terisi olehmu~

Sensasi menonton konser yang luar biasa.

~Semua ini karenamu woo yeah yeah yeah~

Wajah tampan mereka terlihat jelas, irama musik mengalun di telinga, berinteraksi dengan mereka, malaikat tanpa sayap. Inikah...?

~Tatapan dan senyummu yang malu-malu~

Dengan lightstick menyala di tangan, hand banner terangkat, fanchant yang berseru-seru.

~Malam ini begitu menggangguku woo yeah yeah yeah~

Ku tak mengira, kalau menjadi Kpopers begitu menyenangkan.

~Idaero jamjaeugien buri buteun~

Genggaman tangan hangat begitu terasa di tanganku.

~Nae maeumi shikji aneul geot gataa...!~

Inikah tangis bahagia Kpopers?!

OH YEAH!

POF!!!

~Baby!~

AKU BANGGA!

~Jigeumiya oh my baby!~

~Sumgyeojin neoye jinshime~

~Nan oh gunggeumhoe yeah yeah yeah~

Air mataku menetes, lalu lama-kelamaan mengalir.

~Baby i sungane oh my baby~

Tanganku menggenggam erat lightstick yang sedari tadi kupegang sudah kupegang erat-erat.

~Neon eotteon kkumeul kkwo neoda nawa gatgil~

Aku melemparnya ke atas.

~Oh wonhago isseo tonight~

“Hidup Fantastar dan Kpopers!”

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
Similar Tags
Petrichor
4109      1380     2     
Inspirational
Masa remaja merupakan masa yang tak terlupa bagi sebagian besar populasi manusia. Pun bagi seorang Aina Farzana. Masa remajanya harus ia penuhi dengan berbagai dinamika. Berjuang bersama sang ibu untuk mencapai cita-citanya, namun harus terhenti saat sang ibu akhirnya dipanggil kembali pada Ilahi. Dapatkah ia meraih apa yang dia impikan? Karena yang ia yakini, badai hanya menyisakan pohon-pohon y...
Sebuah Musim Panas di Istanbul
320      219     1     
Romance
Meski tak ingin dan tak pernah mau, Rin harus berangkat ke Istanbul. Demi bertemu Reo dan menjemputnya pulang. Tapi, siapa sangka gadis itu harus berakhir dengan tinggal di sana dan diperistri oleh seorang pria pewaris kerajaan bisnis di Turki?
Perjalanan Kita: Langit Pertama
1332      655     0     
Fantasy
Selama 5 tahun ini, Lemmy terus mencari saudari kembar dari gadis yang dicintainya. Tetapi ia tidak menduga, perjalanan panjang dan berbahaya menantang mereka untuk mengetahui setiap rahasia yang mengikat takdir mereka. Dan itu semua diawali ketika mereka, Lemmy dan Retia, bertemu dan melakukan perjalanan untuk menyusuri langit.
Ręver
5503      1642     1     
Fan Fiction
You're invited to: Maison de rve Maison de rve Rumah mimpi. Semua orang punya impian, tetapi tidak semua orang berusaha untuk menggapainya. Di sini, adalah tempat yang berisi orang-orang yang punya banyak mimpi. Yang tidak hanya berangan tanpa bergerak. Di sini, kamu boleh menangis, kamu boleh terjatuh, tapi kamu tidak boleh diam. Karena diam berarti kalah. Kalah karena sudah melepas mi...
THE WAY FOR MY LOVE
406      311     2     
Romance
Mencintaimu di Ujung Penantianku
4206      1158     1     
Romance
Perubahan berjalan perlahan tapi pasti... Seperti orang-orang yang satu persatu pergi meninggalkan jejak-jejak langkah mereka pada orang-orang yang ditinggal.. Jarum jam berputar detik demi detik...menit demi menit...jam demi jam... Tiada henti... Seperti silih bergantinya orang datang dan pergi... Tak ada yang menetap dalam keabadian... Dan aku...masih disini...
Sanguine
4434      1449     2     
Romance
Karala Wijaya merupakan siswi populer di sekolahnya. Ia memiliki semua hal yang diinginkan oleh setiap gadis di dunia. Terlahir dari keluarga kaya, menjadi vokalis band sekolah, memiliki banyak teman, serta pacar tampan incaran para gadis-gadis di sekolah. Ada satu hal yang sangat disukainya, she love being a popular. Bagi Lala, tidak ada yang lebih penting daripada menjadi pusat perhatian. Namun...
ALVINO
4140      1839     3     
Fan Fiction
"Karena gue itu hangat, lo itu dingin. Makanya gue nemenin lo, karena pasti lo butuh kehangatan'kan?" ucap Aretta sambil menaik turunkan alisnya. Cowo dingin yang menatap matanya masih memasang muka datar, hingga satu detik kemudian. Dia tersenyum.
in Silence
392      268     1     
Romance
Mika memang bukanlah murid SMA biasa pada umumnya. Dulu dia termasuk dalam jajaran murid terpopuler di sekolahnya dan mempunyai geng yang cukup dipandang. Tapi, sekarang keadaan berputar balik, dia menjadi acuh tak acuh. Dirinya pun dijauhi oleh teman seangkatannya karena dia dicap sebagai 'anak aneh'. Satu per satu teman dekatnya menarik diri menjauh. Hingga suatu hari, ada harapan dimana dia bi...
Mamihlapinatapai
5458      1521     6     
Romance
Aku sudah pernah patah karna tulus mencintai, aku pernah hancur karna jujur tentang perasaanku sendiri. Jadi kali ini biarkan lah aku tetap memendam perasaan ini, walaupun ku tahu nantinya aku akan tersakiti, tapi setidaknya aku merasakan setitik kebahagian bersama mu walau hanya menjabat sebagai 'teman'.