Hari ini hari sabtu pagi, di bangsal Orchid Mario sibuk merapikan barang Alessa karna hari ini Alessa sudah di perbolehkan pulang.
“Daddy, Ale kan udah boleh pulang nah kemarin kak Rio janji kalo bakal ngenalin Ale ke keluarganya kalo Ale udah boleh pulang berarti nanti kita langsung ke rumah keluarganya kak Rio ya dad?” tanya Alessa setengah ngelantur yang membuat Pambudi binggung
“hey hey bersemangat sekali kamu nak” kekeh Pambudi seraya mengacak puncak kepala Alessa
“Daddy sampai binggung dengan apa yang kamu katakan”
“Ale sebel sama daddy, udah di jelasin juga daddynya gak paham” Alessa merajuk
“jangan sebel dong sayang”
“Nanti Ale, kalo kamu benar-benar pulih ya” Mario menyambung sambil membawa tas besar yang berisi baju-baju Alessa selama menginap di rumah sakit
“Yuk pulang?” tawar Mario
“iya” balas Alessa lesu
Sementara itu di kediaman Pambudi ada Andre,Nina,Bryan, Andi sedang sibuk menghias ruang tengah untuk menyambut Alessa dengan balon Huruf yang tertempel di dinding bertuliskan WELCOME HOME,ALESSAMANTHA ditambah balon-balon yang dengan manisnya menghias pinggiran meja ruang tamu. Diatas meja ada kue tart berbentuk Doraemon yang pinggiranya di hias dengan mashmellow dan banyak mashmellow yang sengaja di sebar di atas meja ruang tamu
Tingg tong....Ting tonggg
“Ndre, ada tamu tuh” kata Nina yang masih sibuk menata mashmellow
“tamu? Ah bukan rumah gue jarang kedatengan tamu”
“Atau jangan-jangan itu Ale?” Briyan menebak
“Ale? Tapi kata daddy tadi masih di jalan?” Andre heran
“Rumah lo sama Rumah sakit itu deket bro, 15 menit perjalanan juga udah nyampe” Andi bersuara
“Semuanya bersiap ke posisi, lampunya dimatiin” perintah Briyan
“Kok jadi elo yang nyuruh-nyuruh?” Nina protes
“Udah jangan brisik buruan ke posisi” Andi menengahi
Dan saat pintu terbuka lampu tiba-tiba menyala suara terompet menyambut dan disambung dengan triakan histeris dari Andre, Andi, Nina, dan Briyan
“WELCOME HOME ALESSAYANGGG”
“OMEGADDD!!! Gue spechless” kata Alessa yang tidak bisa menutupi kekagetannya dan kegembiraanya
“Kalian-kalian..ahhh makasih” lanjut Alessa seraya berlari menuju Nina untuk memeluk
“God job boy” Pambudi mengacungkan dua jempolnya ke arah Andre
**********AlessaPOV**************
“OMEGADDD!!! Gue spechless” gue bener bener gak tahu harus bilang apa
“Kalian-kalian..ahhh makasih” gue lari ke arah Nina buat meluk dia, bukannya pilih-pilih sih karna Nina yang paling deket dari posisi gue berdiri ya jadi gue meluk dia aja
“Andre? Ini ide lo?” gue bertanya ke Andre
“Bukan, ide kak Rio” balas Andre
“Kak Rio makasih” gue melepas pelukan Nina dan beralih ke kak Rio
“Bukan sepenuhnya ide kakak, Andre dan teman-temanmu juga membantu”
“Makasih semuaaa” sumpah ya gue gak bisa menyembunyikan rasa bahagia gue. Makasih Tuhan, Engkau telah mengirimkan keluarga dan teman terbaik disisi hamba
-POV End-
Setelah selesai acara penyambutan dan setelah teman-teman Alessa pulang ke rumah mereka masing-masing. Alessa memilih untuk beristirahat di kamarnya, sedangkan Andre dan Mario memilih bermain PS di ruang tengah dan Pambudi hanya duduk menyaksikan kedua putranya tengah asik bermain, ya meskipun sesekali dia sibuk dengan HP nya
Tingg tongg...tingg toongg
“bang ada tamu noh, bukain sana” titah andre ke Mario
“Malah nyuruh, lo aja sana” kata Mario yang masih asik dengan stick PS nya
“Dad, can you open the door please?” kata Andre pada Pambudi dengan mata yang masih fokus menatap ke arah TV
“Gak sopan lo nyuruh-nyuruh orang tua” Mario menaruh stick Ps nya
“Biar gue yang buka”
Saat pintu terbuka betapa kagetnya Mario saat melihat ibu nya lah yang berdiri di ambang pintu
“Ibu?” tanya Mario heran
“Siapa yo yang datang?” Pambudi bertanya dari dalam rumah
*************MarioPOV**************
Gue gak percaya sama apa yang lagi gue lihat sekarang, ibu ke rumah? I mean okay gue akan bawa ibu ke rumah buat kenalan sama Ale dan Andre ya meskipun mereka pasti kenal sama ibu gue. Secara ibu yang merawat mereka dari kecil. Tapi ini mendadak, ibu juga gak bilang kalau mau kesini
“Oh..bu Anita, mari masuk” kata daddy yang entah sejak kapan ada di belakang gue
“Mario, ada ibunya malah bengong kenapa enggak di suruh masuk aja” lanjut daddy
“Oh..maaf bu, mari masuk” kata gue mempersilahkan
-POV End-
Setelah Anita dipersilahkan masuk dan duduk di ruang tamu Mario segera masuk untuk membuatkan minum dan menyampaikan perintah Pambudi agar memberii tahu kepada Andre dan Alessa jika di luar ada tamu yang harus mereka temui
“Ndre, matiin dulu gamenya ada tamu di depan”
“Tamu? Siapa? Kok tumben” jawab Andre penasaran
“Ibu gue, tolong bangunin Ale sekalian ya” balas Mario sambil berlalu menuju dapur
“hah seriusan lo banggg?” Andre setengah berteriak karna Mario sudah berjalan meninggalkan ruang tengah
Tanpa pikir panjang Andre segera mematikan Ps nya dan berjalan menuju ke kamar Alessa untuk membangunkan Alessa
***********AnitaPOV*********
Rasanya sudah lama aku tak menginjakan kaki di rumah mewah ini, terakhir mungkin ya 10 tahun yang lalu saat Alessa dan Andre masih kecil dan saat tuan Pambudi mengalami kebangkrutan. Aku memberanikan datang ke rumah ini lagi karna Tuan Pambudi lah yang menyuruhku datang melalui beberapa orang suruhannya tempo hari. Ku pencet bel dengan perasaan yang bercampur aduk antara rindu, canggung dan entah mengapa ada sedikit rasa takut tetapi untunglah yang membukakan pintu adalah Mario, ya meskipun aku lihat ada raut heran di wajahnya.
“Bagaimana kabar anda bu?” Tuan Pambudi memulai pembicaraan
“Baik tuan, bagaimana dengan Tuan?” ah bodohnya aku sudah tentu keadaan tuan Pambudi baik-baik saja
“Yah masih sama” jawab Tuan Pambudi, dan menit selanjutnya diisi dengan keheningan dan kecanggungan. Untungnya Mario datang dengan membawa nampan berisi dua gelas teh
“Ini bu, silahkan di minum” Mario menyodorkan satu gelas teh di hadapanku
“Trimakasih nak”
“Dad, ini tehnya” lanjut Mario sambil menyodorkan satu gelas lainnya ke arah tuan Pambudi. Sungguh suasana ini sangat canggung
-POV End-
“Dad” sapa Alessa yang memecah keheningan
“Oh Ale, Andre” Pambudi menyapa kedua anaknya
“lebih baik kalian bersalaman dulu dengan ibu Anita, ibu nya Mario” lanjutnya
“Hallo tante, namaku al-“ saat menyalami Anita, Alessa sekalian memperkenalkan dirinya tapi kalimat Ale langsung di potong oleh Anita
“Alessa Samantha dan kamu Andreas Sanjaya kan” kata Anita sambil menerima jabat tangan Ale dan Andre secara bergantian
“Kok tante bisa tau nama kita?” Andre heran
“Tunggu tunggu Ale hafal sama suara ini..tapi suara siapa ya?” Alessa menerka-nerka
“Ayo coba tebak” Pambudi menggoda
“Aduh.. kak Rio bantu jawab dong, Ale lupa. Seriusan Ale kenal suara ini tapi lupa”
“Ini ibu Anita Ale” Sahut Mario
“Ibu Anita, Ani, Nani..ohh” rupanya Alessa mengingat sesuatu
“Bi Nanii” kata Alessa dan Andre serentak
“seratus buat kalian. Aduh kalian berdua sangat cantik dan tampan sekali” puji Anita untuk Alessa dan Andre
“Trimakasih” kata Alessa dan Andre hampir bersamaan
“Jadi bibi ibu kandungnya kak Mario? Kak Mario kenapa gak pernah ngasih tau kita-kita?” tanya Andre mengintimidasi Mario
“ya karna belum nemu waktu aja buat ngasih tau kalian” Mario menjawab pertanyaan dengan enteng
“kalian ini malah ribut sendiri, ada yang mau daddy bicarakan dengan kalian” kata Pambudi serius
“Besuk pagi daady harus kembali ke Australia, ada urusan disana” yang dikatakan Pambudi barusan bukan hal baru bagi Ale, Andre, dan Mario jadi mereka bertiga sudah mengerti
“Bu Anita”
“Iya, saya tuan”
“Bisakah anda mengawasi ketiga anak saya?” pinta Pambudi yang sontak membuat ketiga putranya kaget dan tidak menyangka
“Udah bi gak usah dipikir-pikir lagi, bibi tinggal disini aja ya ya ya” Ale memohon
“Tapi, bibi tidak bisa” Anita menolak karna ia mengingat masih ada ke Enam anaknya yang harus ia urus di rumah “Bibi masih mempunyai tanggungan untuk merawat ke enam anak bibi”
“Hahh? Enam?” Andre tak percaya
“ayolah bu, anda tidak harus mengawasi mereka 24 jam anda hanya perlu menyiapkan sarapan, makan siang dan makan malam saja. Dengan kata lain anda bekerja dengan saya lagi” Bujuk Pambudi
“Ibu bisa membawa adik-adik ke rumah ini” Mario menambahi
“Mau ya bi?” Andre menimpali
“em..baiklah bibi mau, trimakasih tuan telah memberi pekerjaan kepada saya”
“Yeayyy..makasih bi Nani” Alesa bersorak kegirangan
“Bi, bolehkah kalau saya dan Andre ikut memanggil anda dengan sebutan Ibu?” sambung Alessa dengan kepolosan nya
“Tentu boleh, ibu mario ibu kalian juga” kata Pambudi
Malam itu mereka membicarakan banyak hal mulai dari Mario yang akan melanjutkkan kuliahnya yang sempat terputus, sekolah si kembar, sampai kepada cerita Anita tentang ke enam anaknya
Mangats muut
Comment on chapter PROLOG