Loading...
Logo TinLit
Read Story - ARABICCA
MENU
About Us  

Malam hari, Arabicca berjalan menuruni tangga. Berjalan menuju meja makan untuk makan malam. Arabicca mengambil tempat duduk di samping Vano. Dia menyendok nasi untuk Vano dan dirinya kemudian mengambil beberapa lauk lalu mulai memakannya.

Keduanya makan dalam keheningan. Seperti inilah hubungan Vano dan Arabicca sekarang.

Semenjak kepergian sang Bunda, Arabicca tumbuh menjadi sosok yang berbeda. Putrinya itu sekarang menjadi dingin. Dia sangat tertutup, pendiam dan juga cenderung menghindari interaksi. Dia lebih suka menyendiri. Hal tersebut membuat Vano sangat khawatir. Ia kemudian mengkonsultasikan hal tersebut kepada sahabatnya Jason, yang kebetulan seorang psikeater. Jason mengatakan bahwa Arabicca menderita schizoid personality disorder.

Vano tersenyum sedih. Arabicca menjadi seperti itu juga karena dia, salahnya karena sejak dulu dia kurang memperhatikan Arabicca. Dia tidak pernah memperhatikan tumbuh kembang putri kesayangannya itu. Dia selalu sibuk dengan pekerjaannya. Vano merasa gagal menjadi Ayah sekaligus Ibu yang baik bagi Arabicca.

“Sayang, Ayah minta maaf karena maksa Bicca untuk masuk ke sekolah formal. Ini itu demi kebaikan kamu sayang” Vano memecahkan keheningan.

”Mulai sekarang Bicca harus terbiasa dengan sosialisasi dan interaksi dengan orang lain”

“hmm…”, ucapnya lemah kemudian berlalu meninggalkan Vano sendiri.

Arabicca masuk ke dalam kamar. Dia berjalan menuju tempat tidur, tapi tiba-tiba langkahnya terhenti pada sebuah figura yang terpajang di meja belajarnya. Foto seorang wanita bersama seorang gadis. Keduanya sama-sama terlihat cantik dengan dress bermotif bunga. Ya, itu adalah foto Arabicca bersama bundanya. Foto bertahun-tahun yang lalu saat wanita itu masih ada disini. Dia memandangi foto itu dalam diam. Di sana Arabicca terlihat tersenyum bahagia.

Sangat berbeda dengan Arabicca yang sekarang. Gadis itu tidak pernah tersenyum sama sekali, mungkin dia sudah lupa bagaimana cara tersenyum. Yang ada sekarang hanya tatapan dingin tanpa ekspresi.

Arabicca membalik figura itu. Dia tidak ingin berlama-lama memandangi foto itu. Dia tidak ingin luka yang sudah tertutup itu kembali menganga. Sudah cukup.

Gadis itu naik ke atas tempat tidur. Dengan posisi terlentang Arabicca memandangi langit-langit kamarnya. Ingatan tentang cowok yang memberikan jaket itu berputar di kepalanya. Besok dia harus mengembalikan jaket itu.

***

Mobil Vano terhenti di depan gerbang SMA Angkasa. Arabicca yang duduk disebelah Vano bergegas keluar dari mobil.

“Semangat sayang” ucap Vano menyemangati.

Arabicca tidak menjawab.

Arabicca berjalan masuk ke dalam sekolah. Saat ini sekolah sudah ramai karena jam sudah menunjukkan pukul 06.45, sebentar lagi bel masuk pelajaran pertama akan berbunyi.

Banyak  siswa-siswi berlalu lalang di koridor membuatnya merasa tidak nyaman. Dia berjalan menuju kelas. Karena berjalan dengan terburu-buru Arabicca tidak melihat ternyata ada orang yang berjalan di depannya. Tanpa sengaja Arabicca menabrak punggung orang itu hingga ia terjatuh.

“Auwhh” Ringis Arabicca tanpa suara.

Orang yang di tabrak itu tiba-tiba langsung berhenti melangkah. Dia menoleh, tepat dibelakangnya ia melihat seorang gadis terjatuh sambil meringis kesakitan.

Orang itu mencoba membantu Arabicca berdiri. Dia mengulurkan tangannya.

Arabicca yang tiba-tiba melihat uluran tangan di depannya sontak mendongakkan kepala. Dengan wajah datar, Arabicca mengabaikan uluran tangan itu. Dia berdiri kemudian kembali berjalan menuju kelas. Tanpa menghiraukan Arka, cowok yang di tabraknya.

Arka yang melihat hal tersebut hanya tersenyum kecil melihat tingkah Arabicca. Dia semakin penasaran dan tertarik dengan gadis itu.

Arka berjalan di belakang, memperhatikan punggung mungil gadis itu. Ada berbagai pertanyaan di kepalanya mengenai Arabicca.

Kenapa dia selalu menghindari orang lain?”

“Kenapa dia selalu berwajah datar?”

“Kenapa dia selalu sendiri”?

Dan masih banyak lagi pertanyaan lainnya yang butuh akan jawaban.

Dengan tetap pada posisi yang tadi dimana Arabicca berjalan di depan Arka, keduanya sampai di kelas. Arabicca langsung berjalan menuju tempat duduknya begitupun dengan Arka.

Sembari menunggu guru yang belum masuk ke dalam kelas, Arabicca mengeluarkan novel dari dalam tas lalu mulai membaca.

Kegiatan membaca Arabicca terhenti tatkala ada seorang gadis yang mendatangi bangkunya kemudian duduk disamping Arabicca. Gadis berambut panjang itu tersenyum manis melihat Arabicca.

“Hai…”

 “Kamu Arabicca kan? Salam kenal ya” ujarnya sambil mengambil tangan Arabicca kemudian bersalaman.

Arabicca tidak merespon. Dia memandangi genggaman tangannya dengan gadis itu. Kemudian tanpa aba-aba Arabicca langsung menyentak kasar tangan gadis itu hingga menimbulkan bunyi yang sedikit besar karena tangan gadis itu mengenai ujung meja Arabicca.

Gadis itu sedikit meringis tapi dia tetap tersenyum.

Tiba-tiba salah satu gadis lainnya yang melihat kejadian itu menyeletuk.

“Lo jahat banget sih jadi orang. Kaia kan cuma ngajak lo kenalan doang. Jangan sok jadi manusia”

Arabicca tetap diam. Wajahnya tidak menampilkan ekspresi apapun.

“Berasa bisa hidup sendiri lo?”

“Berasa gak perlu punya temen?”

“Gak minta maaf lagi”

“Apatis lo”

“Cih, dasar ansos”

“Murid pindahan aja belagu”

Gadis-gadis lainnya ikut memojokkan Arabicca.

Begitulah manusia, mereka adalah makhluk paling repot yang suka sekali ikut campur urusan orang lain. Mereka berbicara tanpa menyaring mana kata yang pantas dikeluarkan mana yang tidak. Mencap dan melebeli orang sesukanya.

 “Udah temen-temen aku gapapa” ujar Kaia kemudian kembali ke mejanya dengan tetap melempar senyum kepada Arabicca.

Arabicca, gadis itu tetap diam seakan menulikan telinga. Bahkan wajahnya tetap datar tidak menunjukkan emosi apapun.

Dari bangkunya Arka melihat kejadian itu. Rasa penasarannya tentang Arabicca sudah berada dilevel tertinggi.

***

 

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Nafas Mimpi yang Nyata
288      234     0     
Romance
Keinginan yang dulu hanya sebatas mimpi. Berusaha semaksimal mungkin untuk mengejar mimpi. Dan akhirnya mimpi yang diinginkan menjadi nyata. Karna dengan Usaha dan Berdoa semua yang diinginkan akan tercapai.
Warna Untuk Pelangi
8562      1818     4     
Romance
Sebut saja Rain, cowok pecinta novel yang dinginnya beda dari yang lain. Ia merupakan penggemar berat Pelangi Putih, penulis best seller yang misterius. Kenyataan bahwa tidak seorang pun tahu identitas penulis tersebut, membuat Rain bahagia bukan main ketika ia bisa dekat dengan idolanya. Namun, semua ini bukan tentang cowok itu dan sang penulis, melainkan tentang Rain dan Revi. Revi tidak ...
She Never Leaves
5271      1542     4     
Inspirational
Dia selalu ada dan setia menemaniku, Menguatkanku dikala lemah, Menyemangatiku dikala lelah, dan .. Menuntunku dikala kehilangan arah.
The Twins
4544      1591     2     
Romance
Syakilla adalah gadis cupu yang menjadi siswa baru di sekolah favorit ternama di Jakarta , bertemu dengan Syailla Gadis tomboy nan pemberani . Mereka menjalin hubungan persahabatan yang sangat erat . Tapi tak ada yang menyadari bahwa mereka sangat mirip atau bisa dikata kembar , apakah ada rahasia dibalik kemiripan mereka ? Dan apakah persahabatan mereka akan terus terjaga ketika mereka sama ...
Black Lady the Violinist
16126      2866     3     
Fantasy
Violinist, profesi yang semua orang tahu tidak mungkin bisa digulati seorang bocah kampung umur 13 tahun asal Sleman yang bernama Kenan Grace. Jangankan berpikir bisa bermain di atas panggung sebagai profesional, menyenggol violin saja mustarab bisa terjadi. Impian kecil Kenan baru kesampaian ketika suatu sore seorang violinist blasteran Inggris yang memainkan alunan biola dari dalam toko musi...
Sebuah Musim Panas di Istanbul
415      300     1     
Romance
Meski tak ingin dan tak pernah mau, Rin harus berangkat ke Istanbul. Demi bertemu Reo dan menjemputnya pulang. Tapi, siapa sangka gadis itu harus berakhir dengan tinggal di sana dan diperistri oleh seorang pria pewaris kerajaan bisnis di Turki?
Bulan dan Bintang
6060      1619     1     
Romance
Orang bilang, setiap usaha yang sudah kita lakukan itu tidak akan pernah mengecewakan hasil. Orang bilang, menaklukan laki-laki bersikap dingin itu sangat sulit. Dan, orang bilang lagi, berpura-pura bahagia itu lebih baik. Jadi... apa yang dibilang kebanyakan orang itu sudah pasti benar? Kali ini Bulan harus menolaknya. Karena belum tentu semua yang orang bilang itu benar, dan Bulan akan m...
Dream Space
688      426     2     
Fantasy
Takdir, selalu menyatukan yang terpisah. Ataupun memisahkan yang dekat. Tak ada yang pernah tahu. Begitu juga takdir yang dialami oleh mereka. Mempersatukan kejadian demi kejadian menjadi sebuah rangakaian perjalanan hidup yang tidak akan dialami oleh yang membaca ataupun yang menuliskan. Welcome to DREAM SPACE. Cause You was born to be winner!
School, Love, and Friends
19572      3003     6     
Romance
Ketika Athia dihadapkan pada pilihan yang sulit, manakah yang harus ia pilih? Sekolahnya, kehidupan cintanya, atau temannya?
Toget(her)
1525      721     4     
Romance
Cinta memang "segalanya" dan segalanya adalah tentang cinta. Khanza yang ceria menjadi murung karena cinta. Namun terus berusaha memperbaiki diri dengan cinta untuk menemukan cinta baru yang benar-benar cinta dan memeluknya dengan penuh cinta. Karena cinta pula, kisah-kisah cinta Khanza terus mengalir dengan cinta-cinta. Selamat menyelami CINTA