Loading...
Logo TinLit
Read Story - ARABICCA
MENU
About Us  

Bosan.

Itulah yang dirasakan Arabicca saat ini mendengar ocehan lelaki paruh baya yang ada di depan kelasnya itu. Sejak mulai jam pelajaran sampai sekarang Pak Jono tidak henti-hentinya berbicara dan menurutnya apa yang dibicarakan Pak tua itu tidak penting sama sekali.

Bukan membahas tentang pelajaran, dari tadi dia membahas tentang anaknya yang katanya sangat pintar sampai-sampai dia mendapatkan banyak tawaran beasiswa dari universitas-universitas ternama diluar negeri tapi dengan rendah hati dia lebih memilih universitas dalam negeri.

“Jadi, jika kalian ingin bisa seperti anak saya, kalian harus rajin belajar dan mengerjakan tugas. Walaupun sekarang kalian sudah kelas sebelas tidak apa-apa, masih belum terlambat untuk…”

Kriiiingg Kriiiingg Kriiiingg

Ceramah Pak Jono seketika terhenti karena bel istirahat sudah berbunyi. Tanpa meneruskannya, Guru dengan kepala plontos itu langsung meninggalkan kelas. Seketika itu juga siswa-siswi kelas 11 IPA 1 berhamburan keluar kelas menuju satu tempat yaitu kantin.

Tempat yang sangat di benci dan wajib harus di hindari oleh Arabicca. Terlalu ramai. Terlalu bising. Dan terlalu banyak mata memandang. Kalau saja tadi dia tidak melewatkan sarapan mungkin Arabicca tidak akan berakhir di tempat ini. Dia terpaksa harus ke kantin karena mengikuti kemauan perutnya yang lapar.

Arabicca mencari-cari meja kosong yang bisa ia tempati. Matanya tidak henti-hentinya menelusuri seluruh kantin untuk mencari meja kosong. Setelah beberapa menit mencari akhirnya ia menemukan meja dengan empat kursi yang terletak di pojok kantin.

Saat  Arabicca bersiap untuk duduk, secara bersamaan datanglah seorang cowok yang langsung duduk di meja itu.

Sedikit terkejut tapi dia buru-buru menetralkan ekspresi wajahnya kemudian bersiap untuk pergi. Namun sebelum Arabicca pergi, cowok itu berbicara.

“Lo mau duduk disini?” tanya cowok dengan senyum manis itu sambil nunjuk kursi kosong di depannya.“Duduk  aja”, lanjutnya.

Arabicca hanya diam memandang cowok itu dengan tatapan datar. Matanya beralih ke name-tag yang tepasang di dada cowok itu,  Kavin Kalandra.

Tanpa berniat untuk duduk sesuai permintaan Kavin, Arabicca buru-buru meninggalkan kantin. Keinginan untuk menuntaskan rasa laparnya sudah hilang secara tiba-tiba.

Setelah dari kantin, Arabicca berjalan menelusuri sekolah. Ia mencari tempat untuk memulihkan energinya. Bertemu dengan orang-orang sungguh membuatnya kehabisan energi.

Langkah kaki Arabicca berhenti di halaman belakang sekolah yang sepi. Hampir tidak ada siswa-siswi yang berlalu-lalang di sekitar sana. Arabicca mencari tempat untuk duduk. Setelah menemukannya, ia mengeluarkan headseat dari dalam saku, memasangnya kemudian memejamkan mata. Dia tidak tertidur. Dia hanya sedang bermain dengan imajinasinya.

Arabicca telat masuk ke dalam kelas. Beruntung saat memasuki kelas dia tidak melihat ada guru di dalam, sepertinya jam pelajaran sedang kosong. Arabicca berjalan menuju bangkunya. Bangku yang terletak di paling belakang pojok kanan.

Dia mengeluarkan novel yang sengaja dibawa dari rumah kemudian mulai membacanya. Membaca adalah aktivitas favoritnya. Tenggelam dalam apa yang dibacanya membuat Arabicca sama sekali tidak  menyadari tiba-tiba ada seseorang cowok yang duduk di bangku kosong di sampingnya.

Cowok itu menelungkupkan wajahnya di atas lipatan tangan. Mungkin cowok itu berpikir bahwa bangku yang diduduki itu kosong, sehingga dia tidak sadar jika dia sebenarnya ia tengah duduk di bangku seseorang. Siapa juga yang akan menyadari, jika orang yang duduk disampingnya membaca novel seperti patung. Tidak bergerak dan berekspresi bahkan suara nafasnya saja tidak terdengar. Pantas saja.

Keduanya orang berbeda jenis kelamin yang duduk berdampingan itu sibuk dengan kegiatan masing-masing. Sudah tiga puluh menit berlalu dan keduanya masih belum sadar dengan keadaanya. Arabicca sibuk dengan novelnya sedangkan si cowok sibuk tertidur.

Cowok itu mengubah posisi kepalanya menghadap ke sebelah kanan. Matanya sayup-sayup terbuka,  pandangannya masih buram sehingga dia belum sadar sepenuhnya. Setelah sadar, matanya langsung membesar melihat pemandangan di depannya.

Sejak kapan di kelas gue ada bidadari?

Bening amat anjir.

Ini gue pasti mimpi.

Cowok itu masih menatap Arabicca dengan tatapan kagum. Dia mengedipkan matanya beberapa kali kemudian mencubit lengannya untuk memastikan apa yang dilihatnya nyata atau hanya sekedar halusinasi.

Sakit, ringisnya.

Fix ini nyata, gue mesti ajak kenalan.

Cowok itu menegakkan badannya. Dia berdehem singkat untuk menyadarkan Arabicca dari kegiatannya. Tidak ada respon.“Hallo”, ucapnya. Tetap tidak ada respon.

Ini cewek budek kali

Sedikit kesal karena tidak di respon, akhirnya cowok itu memberanikan diri untuk menyentuh lengan Arabicca.

Arabicca merasakan ada seseorang yang menyentuhnya. Dia menoleh dan mendapati seorang cowok asing di sampingnya. Arabicca bingung, sejak kapan ada cowok duduk disampingnya?. Arabicca cepat-cepat memberikan tatapan dingin dan datar.

Melihat tatapan Arabicca yang tidak bersahabat, cowok itu merasa tidak enak karena telah mengganggu.

“Maaf, hehehe”, cowok itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. “Gue cuma mau kenalan, nama lo siapa?”, tanyanya sambil mengulurkan tangan.

Arabicca hanya diam menatap uluran tangan itu tanpa ingin membalas.

“Oh oke, kalo lo gak mau”, cowok itu menarik uluran tangannya. “Lo anak baru kan?, kenalin gue Sagan Faresta Matteo, lo bisa panggil gue apa aja terserah. Gue salah satu cowok popular di sekolah ini”, ungkapnya dengan pede.

Arabicca tetap membisu. Dia sama sekali tidak peduli. Menurutnya hal seperti ini hanya pura-pura dan pecitraan semata. Di dunia ini tidak ada manusia yang tidak menggunakan topeng. Semua menggunakan topeng. Dan sekarang cowok ini sedang memperlihatkan topeng terbaikknya.

***

Arabicca terpaksa harus pulang dengan menggunakan transfortasi umum. Ayahnya tidak bisa menjemputnya karena sedang banyak pekerjaan di kantor. Sejak tadi mencari-cari angkot yang lewat tapi tidak ada sama sekali.

Siang ini langit tidak sedang berwarna biru, gumpalan-gumpalan awan berwarna kelabu menutupinya. Pertanda hujan akan turun. Arabicca masih berjalan, sepuluh menit lagi dia akan sampai rumah. Beruntung, jarak rumah dan sekolah tidak terlalu jauh, sehingga dia bisa berjalan kaki seperti sekarang.

Perlahan-lahan langit mengeluarkan tangisnya. Setetes demi setetes, lama kelaman berubah menjadi deras. Arabicca berlari mencari perlindungan. Dia berteduh di pinggiran sebuah toko alat tulis yang sedang tutup. Tempat ini sepi, hanya ada dia.

Arabicca diam memperhatikan rintik hujan yang berjatuhan. Rasanya ia ingin sekali cepat sampai ke rumah, duduk di balkon kamar sambil menyeruput secangkir coklat panas kemudian tenggelam dalam dunia yang dia buat sendiri.

Angin bertiup, membuat udara semakin dingin. Arabicca memeluk erat tubuhnya sendiri. Cewek itu kedinginan karena seragam sekolahnya sudah basah. Dan hujan semakin bertambah deras seakan-akan tidak ingin berhenti.

Samar-samar terdengar suara sepeda motor. Semakin kesini suaranya semakin dekat. Ternyata ada orang lain juga yang datang untuk berteduh. Seorang cowok yang menggunakan seragam yang sama seperti Arabicca.

Arabicca sama sekali tidak menghiraukan cowok itu. Dia tetap focus memperhatikan rintik hujan sambil memeluk tubuhnya. Sedangkan si cowok membuka jok motornya kemudian mengeluarkan sebuah jaket. Cowok itu kemudian berjalan ke tempat Arabicca berdiri, tanpa aba-aba dia menyampirkan jaket itu ke pundak Arabicca. Arabicca yang mendapatkan perlakuan seperti itu kaget, tapi ekspresi wajahnya tetap datar.

“Tadi gue liat dari jauh kayaknya lo kedinginan, jadi gue berhenti dan pinjemin jaket. Gue Radit, lo bisa balikin itu jaket di sekolah kalo ketemu gue. Lo juga akan Angkasa kan? See! seragam kita sama. Gak perlu berterima kasih, anggap aja gue bantuin temen. Gue cabut dulu” ujar cowok itu kemudian pergi mengendarai motornya menerobos hujan.

Arabicca diam saja melihat kepergian Radhit. Dia mengambil jaket itu dari punggungnya. Memperhatikannya dengan seksama. Matanya tidak sengaja menangkap sebuah tulisan yang berada di punggung jaket “THE ARKS”.

***

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
SarangHaerang
2242      909     9     
Romance
(Sudah Terbit, sebentar lagi ada di toko buku dekat rumahmu) Kecelakaan yang menimpa saudara kembarnya membuat Hae-rang harus menyamar menjadi cewek. Awalnya dia hanya ingin memastikan Sa-rang menerima beasiswanya, akan tetapi buku harian milik Sa-rang serta teror bunga yang terjadi memberikan petunjuk lain kalau apa yang menimpa adiknya bukan kecelakaan. Kecurigaan mengarah pada Da-ra. Berb...
The Secret Of Donuts
1335      840     9     
Fantasy
Masa lalu tidak dapat dibuang begitu saja. Walau, beberapa di antara kita berkata waktu akan menghapusnya, tapi yakinkah semuanya benar-benar terhapus? Begitu juga dengan cinta Lan-lan akan kue donat kesukaannya. Ketika Peter membawakan satu kue donat, Lan-lan tidak mampu lagi menahan larangan gila untuk tidak pernah mencicipi donat selamanya. Dengan penuh kerinduan, Lan-lan melahap lembut kue t...
Shut Up, I'm a Princess
991      576     1     
Romance
Sesuai namanya, Putri hidup seperti seorang Putri. Sempurna adalah kata yang tepat untuk menggambarkan kehidupan Putri. Hidup bergelimang harta, pacar ganteng luar biasa, dan hangout bareng teman sosialita. Sayangnya Putri tidak punya perangai yang baik. Seseorang harus mengajarinya tata krama dan bagaimana cara untuk tidak menyakiti orang lain. Hanya ada satu orang yang bisa melakukannya...
Premium
Sakura di Bulan Juni (Complete)
20338      2255     1     
Romance
Margareta Auristlela Lisham Aku mencintainya, tapi dia menutup mata dan hatinya untukku.Aku memilih untuk melepaskannya dan menemukan cinta yang baru pada seseorang yang tak pernah beranjak pergi dariku barang hanya sekalipun.Seseorang yang masih saja mau bertahan bersamaku meski kesakitan selalu ku berikan untuknya.Namun kemudian seseorang dimasa laluku datang kembali dan mencipta dilemma di h...
Kumpulan Quotes Random Ruth
2121      1117     0     
Romance
Hanya kumpulan quotes random yang terlintas begitu saja di pikiran Ruth dan kuputuskan untuk menulisnya... Happy Reading...
ARTURA
319      257     1     
Romance
Artura, teka-teki terhebat yang mampu membuatku berfikir tentangnya setiap saat.
Apakah Kehidupan SMAku Akan Hancur Hanya Karena RomCom?
4098      1184     1     
Romance
Kisaragi Yuuichi seorang murid SMA Kagamihara yang merupakan seseorang yang anti dengan hal-hal yang berbau masa muda karena ia selalu dikucilkan oleh orang-orang di sekitarnya akibat luka bakar yang dideritanya itu. Suatu hari di kelasnya kedatangan murid baru, saat Yuuichi melihat wajah murid pindahan itu, Yuuichi merasakan sakit di kepalanya dan tak lama kemudian dia pingsan. Ada apa dengan m...
Rumah Laut Chronicles
2717      1149     7     
Horror
Sebuah rumah bisa menyimpan misteri. Dan kematian. Banyak kematian. Sebuah penjara bagi jiwa-jiwa yang tak bersalah, juga gudang cerita yang memberi mimpi buruk.
My Andrean
11172      1965     2     
Romance
Andita si perempuan jutek harus berpacaran dengan Andrean, si lelaki dingin yang cuek. Mereka berdua terjebak dalam cinta yang bermula karena persahabatan. Sifat mereka berdua yang unik mengantarkan pada jalan percintaan yang tidak mudah. Banyak sekali rintangan dalam perjalanan cinta keduanya, hingga Andita harus dihadapkan oleh permasalahan antara memilih untuk putus atau tidak. Bagaimana kisah...
Parloha
10784      2572     3     
Humor
Darmawan Purba harus menghapus jejak mayat yang kepalanya pecah berantakan di kedai, dalam waktu kurang dari tujuh jam.