Pagi itu suasana diwarung makan sederhana milik pak Samsuri tampak ramai dikunjungi pelanggan. Dengan dibantu istri dan anak perempuannya-- Freya, mereka melayani satu persatu pelanggan yang berdatangan. Mereka datang untuk sarapan nasi uduk hangat dengan lauk ayam tepung dan sambal jeruk. Nasi uduk yang dijual diwarung itu terkenal enak dan murah, tapi kualitas tidak murahan.
Freya, 18 tahun, anak sulung dari 4 bersaudara. Rajin, dan cekatan. Tugas Freya setiap pagi membantu orang tuanya berjualan nasi uduk. Sorenya ia mengajar les private. Uang hasil dari mengajar, ia tabung untuk mewujudkan keinginannya berkuliah jurusan fashion. Ya, Freya sangat ingin berkuliah seperti teman-temannya yang lain. Hanya saja kondisi ekonomi keluarganya tidak memungkinkan. Oleh karena itu Freya harus mengumpulkan uang untuk membiayai kuliahnya dimasa depan
***********
Selepas sholat magrib, Freya mengajari adik-adiknya belajar. Bersyukur Freya dianugerahi otak yang cerdas. Sehingga ia bisa menjadi guru les gratis bagi adik-adiknya jika ingin bertanya tentang pelajaran disekolah yang belum mereka mengerti.
Tok, tok ,tok.
Pintu rumah yang terbuat dari kayu itu berbunyi 3 kali disusul suara Assalamualaikum dari luar.
"Waalaikumsalam." Balas Freya seraya beranjak dari duduknya untuk membukakan pintu. "Kiky?!" Seru Freya menyambut teman lamanya yang datang berkunjung. "Masuk Ky." Katanya pada gadis berbaju biru itu.
Kikypun masuk dan duduk disalah satu sofa berbalut kulit imitasi.
"Apa kabar? Udah lama ga ketemu. Makin cantik loh kamu." Puji Freya
Kiky tersenyum. " Bisa aja." Katanya tersipu. "Kabar baik nih. Kangen sama kamu yang ceriwis. Makanya mampir kesini. Kamu di-chat jarang bales sih."
"Ehehe. Missqueen kuota nih." Ujar Freya cengengesan
"Kamu sibuk apa sekarang? Kerja? Kuliah?"
"Cuma bantu-bantu Ayah-Ibu aja diwarung nasi, sama ngajar les juga. Aku ngelamar kerja kemana-mana gak dipanggil-panggil. Sedih, nyari kerja susah." Kata Freya curhat
"Iya sih. Apa lagi yang cuma lulusan SMA kayak kita."
"Kalo kamu kuliah apa udah kerja sekarang?" Tanya Freya
" Alhamdulillah, aku keterima kerja sih diperdagangkan management artis, jadi staffnya gitu." Jawab Kiky sedikit menyombongkan diri
"Wuih, asik banget. Kamu beruntung ya." Kata Freya iri
" Eh, tapi Frey, aku ada tawaran nih buat kamu. Aku baru inget, manager salah satu artis kami lagi nyari Art (asisten rumah tangga) nih buat kerja di-????di-dorm si artis ini. Kamu mau gak? Gajinya gedelah pasti."
"Ih, mau dong. Jadi ART ga papa lah. Kerjanya dirumah artis lagi, gue mauu."
"Nah, bagus nih. Kapan lagi bisa deket sama artis, yekan?"
"Emang siapa artisnya?"
"Adalah, band-nya terkenal banget. Ah, kamu pasti juga nge-fans deh sama dia. Aku yakin."
"Ih, mau,mau. Kapan aku bisa mulai kerja?"
"Besok aku temenin kamu ketemu sama managernya itu. Namanya pak Budi. Beliau lagi butuh banget ART buat ngurusin dorm artisnya dia."
"Oke, oke. Besok ya." Freya menjadi tidak sabar untuk segera bekerja. Apalagi bekerja untuk idolanya. Ini bagaikan mimpi jadi kenyataan
*************
Freya meninggalkan rumahnya pagi-pagi sekali setelah sebelumnya berpamitan pada ke-2 orangtuanya untuk menemui Kiky dikantor tempat ia bekerja. Freya berpakaian rapi, mengenakan kemeja cream dan celana panjang hitam, rambutnya diluncurkan kuda, dengan bedak tipis diwajahnya serta bibir berpoles lipstick baby pink. Kecantikan yang natural. Ia ingin menunjukan kesan pertama yang tidak berlebihan.
Freya berjalan kaki keluar dari gang, kemudian berdiri di pinggir jalan selama 20 menit menunggu angkot lewat. Dan setelah mobil berwarna merah pudar itu berhenti didepannya, Freya segera masuk dan duduk berjejalan dengan ibu-ibu dan anak-anak sekolahan. Perjalanan dari rumah Freya menuju kantor Kiky memakan waktu 45 menit, karena jalanan di Jakarta memang selalu macet. Mobil angkot itu kemudian menepi 5 meter dari kantornya Kiky. Dengan berhati-hati Freya turun dari angkot dan membayar ongkos. Ia kemudian masuk ke halaman kantor Kiky dan disambut oleh security.
"Maaf mba, ada perlu apa ya?" Tanya security bertubuh tinggi lengkap dengan seragam security nya.
"Saya mau ketemu Rizky Febriani pak. Dia kerja disini. Saya udah buat janji ketemu sama dia hari ini." Jelas Freya
"Oh, ya udah silahkan masuk mba." Ujar security itu membiarkan Freya masuk
Freya sedikit gugup melangkahkan kaki memasuki gedung besar nan tinggi itu. Ia berjalan mendekati meja resepsionis dan menyampaikan maksud kedatangan nya. Mba-mba recepsionis itu mempersilahkan Freya untuk duduk menunggu Kiky diruang tunggu. Freya mengagumkan, ia duduk disalah satu sofa didekat jendela. Sambil menunggu, ia memperhatikan setiap pegawai yang berlalu-lalang di gedung ini. Pakaian mereka bagus dan rapi. Wajah mereka baik yang cewek maupun yang cowok semua berwajah cerah dan mulus. Mencerminkan pekerja kelas atas. Freya sungguh iri melihat orang-orang itu sukses dalam pekerjaannya. Tak lama kemudian Kiky datang menghampirinya. Pakaian yang Kiky kenakan tak jauh berbeda dengan pegawai disini, rapi dan elegan.
"Ikut aku yuk. Pak Budi udah nunggu didalam." Ajak Kiky. Freya mengaguk. Ia bangkit dari duduknya dan mengikuti langkah Kiky menyusuri lorong kantor dan memasuki salah satu ruangan. Saat pintu dibuka, tampak didalam ada seorang pria memakai kemeja hijau dan berbadan tegap duduk dibalik meja dengan kursi hitam.
"Permisi pak, ini temen saya yang saya ceritain kemarin." Kata Kiky
"Oh iya. Silahkan duduk." Tawar Pak Budi
Kiky kemudian pamit keluar agar ke-2nya bisa lanjut mengobrol. Freya duduk di kursi yang menghadap Pak Budi, ia masih sedikit gugup. Ini adalah wawancara kerja pertamanya.
"Nama kamu Freya kan?" Tanya Pak Budi membuka percakapan
"Iya pak." Jawab Freya kikuk
"Kamu bawa berkas lamaran kamu?"
Freya mengangguk, kemudian mengeluarkan amplop coklat besar dari dalam tasnya lalu memberikan ke Pak Budi. Pak Budi membuka amplop tersebut dan membaca satu persatu berkas yang dilampirkan.
"Kamu bisa masak?"
"Saya bisa masak berbagai jenis masakan Pak." Jawab Freya
"Kamu bisa beres-beres rumah?"
"Kalau itu sudah jadi keahlian saya Pak. Saya biasa beres-beres dirumah." Jawab Freya lagi. Ia sedikit ragu, apa kalimat yang dia ucapkan sudah benar?
"Oke, saya yakin kamu orang yang tepat untuk bekerja untuk artis kami. Yang penting adalah cekatan dan ulet." Ujar Pak Budi. " Oh iya Freya, syarat bekerja disana kamu harus menginap. Biar lebih mudah kamu bekerja melayani kebutuhan makan dan kebersihan apartemen artis kami. Kamu tenang aja, mereka orang baik-baik. Mereka gak akan berani macem-macem sama kamu. Saya jamin itu." Kata pak Budi meyakinkan
Freya tampak berfikir-fikir. Ya jika diwajibkan untuk menginap, mau tidak mau ia harus setuju. Lagi pula Freya yakin, majikannya itu tidak akan melakukan tindakan yang tidak senonoh kepadanya. Jika itu terjadi tentu akan merugikan si artis itu. Apalagi mereka adalah band besar yang sangat terkenal. Kalau sampai melakukan skandal, itu sama saja bunuh diri.
"Baik pak, saya bisa." Kata Freya menyanggupi
"Oke." Pak Budi kemudian memberikan selembar kertas pada Freya. "Itu surat kontrak kamu selama 1 tahun. Kamu baca dulu isinya sebelum tanda tangan."
Freya mengagumkan. Ia membaca dengan teliti poin-poin yang tertulis dikertas itu. Setelah memahami isinya, ia menandatanganinya.
"Saya harap kamu bisa bersabar menghadapi artis kami yang cerewet dan sedikit merepotkan. Biasalah, artis itu banyak mau nya dan perfectsionis. Jadi kamu harus ekstra sabar." Pesan Pak Budi
"Iya pak saya mengerti."
"Oke, saya akan mengantarkan kamu i kapartemen artis kami." Pak Budi beranjak dari duduknya. Freya mengikutinya keluar dari ruangan, lalu ke-2nya berjalan menuju parkiran dan menghampiri mobil Van hitam yang didalamnya telah ada seorang sopir yang siap mengantar. Setelah ke-2nya masuk, Pak Supir segera menjalankan mobilnya menuju ke lokasi tujuan.
30 menit menempuh perjalanan, akhirnya mobil itu memasuki area parkir sebuah kawasan apartemen mewah. Dengan dibimbing Pak Budi, Freya berjalan menuju flat apartemen dimana majikannya tinggal.
"Jam segini mereka gak ada dirumah. Lagi ngisi acara musik di SSTV." Kata Pak Budi. Freya mengagumkan dan masuk kedalam lift ditemani Pak Budi. Pak Budi lalu memencet tombol 9, lift secara otomatis bergerak naik sampai kelantai 9. Pintu lift terbuka, ke-2nya berjalan keluar, menyusuri lorong apartemen dan berhenti di pintu 18 D. Setelah memencet sandinya, barulah pintu terbuka. Pak Budi masuk terlebih dahulu disusul Freya. Ruangan apartemen itu cukup luas, diisi barang-barang besar dan mewah. Meski tanpa di bantu ART selama ini, ruangan mereka cukup bersih, fikiran Freya.
"Nah, saya akan menunjukan kamar kamu." Pak Budi berjalan menuju salah satu kamar . "Kamar ini pernah ditempati ART sebelum kamu. Tapi dia berhenti 3 hari yang lalu karena ga tahan."
Oh, pantas saja rumah ini rapi, ternyata ada ART yang membersihkan sebelumnya, fikiran Freya lagi. "Kenapa dia gak betah kerja disini Pak?"
"Ya seperti saya bilang tadi. Artis kami itu cerewet, manja, dan perfectsionis. Ngerepotin banget karna banyak maunya. Kalau ga tahan sama sarkas nya mereka, ujung-ujungnya mengundurkan diri. Ini udah ke-4 kalinya mereka ganti ART. Jadi besar harapan saya kamu mampu bertahan."
Wow, separah itukah sikap mereka pada ART-nya? Padahal diluar mereka ramah. Tidak diduga kalo kelakuannya menyebalkan. Tapi Freya meyakinkan dirinya bahwa ia sanggup dan tak akan menyerah. Terlebih lagi bekerja pada idolanya. Semenya Allan apa pun mereka, Freya akan menerima sepenuh hati dan tetap mencintai idolanya itu.