Loading...
Logo TinLit
Read Story - Nirhana : A Nirrathmure Princess
MENU
About Us  

“Lepaskan! Jangan sentuh bajuku!”

Sina melepaskan tangannya dari jubah presdir Choi. Untunglah meski sempat bingung, ia akhirnya dapat mengandalikan kekuatan besar yang ada dalam dirinya. Bahkan sejujurnya, gadis itu masih belum yakin kekuatan apa saja yang dimilikinya. Tapi apapun itu, ia akan mengluarkan semuanya untuk melawan pria tua dihadapannya.

Tanpa aba-aba presdir Choi tiba-tiba saja menyerang Sina, ia meluncurkan panah hitam dari energi gelapnya yang amat mematikan. Untungnya, gadis itu bisa mengelak. Meski mengenai sedikit lengannya.

“Sok ya kau mau melawanku? Kau bahkan tidak pandai bertarung.”

Sina menahan sakit di lengan kirinya, lukanya cukup dalam. Ia meringis, darahnya menetes ke lantai. Saat lukanya hampir bisa ditahan, justru tangannya tak bisa digerakkan. Seperti ada sesuatu memberatkannya.

“Sakit ya? Ha? Ha?”

Presdir Choi kembali melancarkan serangannya. Ia melepaskan panah bertubi-tubi pada Sina. Untungnya, gadis itu masih sanggup berdiri dan menghindari panah yang menyerbunya. Namun luka ditangannya benar-benar memberatkan langkah Sina. Bahkan dalam beberapa detik terakhir, ia tak bisa melawan serangan pria itu. Tubuhnya seperti melemah.

“Ah, senangnya. Panahku yang paling beracun dan mematikan ternyata bisa melukaimu juga.”

Beracun? Mematikan? Sina terus berlari sebisanya. Ia sangat khawatir. Ia takut tidak bisa melawan lagi. Itu artinya, Sina akan membuat bibinya dalam bahaya.

“Argghh!!”

Panah beracun itu mengenai dirinya kembali. Kali ini ia tidak dapat menahannya, rasanya seperti terbakar. Ia tak sanggup lari lagi.

“Memang ya, kaum kalian mau berevolusi bagaimanapun takkan bisa menandingi kami. Setidaknya kematianmu, akan bisa membuat mereka sadar. Bangsa Lemuria yang lemah! Bibimu pun sama lemahnya!”

Sina roboh seketika dalam keadaan berlutut. Ia terus berusaha menekan pendarahannya. Sementara dipikirannya, terngiang terus kalimat terakhir yang didengarnya. ’Bangsa Lemuria yang lemah! Bibimu pun sama saja lemahnya!’ ’Bibimu’ ‘Lemah’. BIBIMU..

“Saatnya pertunjukkan berakhir!”

Presdir Choi hendak memberikan serangan kembali, namun sesuatu menghalangi penglihatannya. Sesuatu yang amat menyilaukan, sebuah cahaya yang amat terang. Amat sangat terang..

“Pertunjukkannya belum berakhir..”

Cahaya itu perlahan memudar. Samar-samar terlihat sosok Sina yang amat berbeda dari sebelumnya. Terlihat sebuah cahaya yang terus bersinar dibalik punggungnya. Ia lalu terbang dengan kepakan sayap cahaya dibalik punggung itu.

“Justru baru dimulai..”

Sina membuka matanya. Semua perasaan, benci, marah, kecewa memenuhi pikirannya. Kedua tangannya bergerak-gerak, muncul aliran listrik disana. Lantai diruangan itu bergetar, lalu kemudian retak. Kemudian angin muncul dengan sangat kencang, entah datang darimana.

“Enyahlah!!”

Dengan gerakan cepat, Sina menyerang dengan kekuatan listrik yang ia keluarkan. Tanah dibawah lantai diruangan itupun muncul kepermukaan dan menyerang, begitu juga dengan angin yang terus berputar.

Meski begitu, Presdir Choi tak gentar. Walau sedikit kewalahan, nampaknya ia masih bisa menangani semua serangan yang datang mendadak tersebut. Setelah semua berhasil ditanganinya, ia tersenyum licik.

“Mengapa tidak dari tadi saja? Jika begini, aku tak merasa bersalah lagi karena harus melawan orang lemah. Mari kita mulai.”

Mereka bertarung membabi buta hingga membuat ruangan itu porak poranda. Bahkan begitu hebatnya, sampai membuat gempa yang cukup mengagetkan warga seluruh kota yang tengah terlelap.

 

***

 

“Apa itu tadi?” Ghara menyeimbangkan kembali tubuhnya. “Anda tidak apa-apa tuan Putri?”

“Aku baik-baik saja.”

Andrew mendesis, dalam sekejap pemuda usil dihadapannya kini menjadi sangat sopan pada Tiara. Tentu saja amat berbeda jika dengan dirinya.

“Lihatlah, semua orang bahkan sampai terbangun dari tidurnya.” Andrew menunjuk kepada beberapa warga yang sudah berada diluar rumah. Bahkan beberapa diantaranya ada yang panik dan menangis. “Padahal sedikit lagi, gara-gara gempa itu aku tidak bisa melanjutkan teleportasiku.”

Tiara menepuk pundak Andrew, lalu melihat jauh kedepan. “Meski masih jauh dari sini, bagaimana kalau kita berjalan dulu? Jika sudah lumayan aman, kau bisa berteleportasi kembali.”

“Yah, tidak ada pilihan lain sih.”

“Kau masih kuat kan, drew?”

“Hm, aku rasa begitu.”

“Bagaimana denganmu, Ghara?” Tiara melihat Ghara yang terdiam, sepertinya ada yang tengah dipikirkan pemuda itu sampai raut wajahnya amat gelisah.

“Ghar?”

Ghara masih terdiam, ia bergelut dengan pikirannya sendiri. Ia terus menatap ke tanah sedari tadi, dan tak bergeming sedikitpun.

Merasa geram, Andrew akhirnya mendorong tubuh Ghara. “Woy! Kamu kesurupan ya?”

Ghara mengisyaratkan dengan tangannya agar mereka diam sejenak. Beberapa saat kemudian, ia mengalihkan pandangannya kedepan. Tepat ke arah gedung yang akan mereka tuju.

“Gempa ini bukan fenomena alam.” Ia menunjuk kearah pandangnya. “Arahnya dari sana, dua kekuatan yang setara tingkatannya. Ah tidak, yang satu itu kekuatannya memang besar tapi ini sudah maksimal baginya. Sedang yang satu lagi, aku tidak tahu kekuatan macam apa itu.”

“Wah, beneran kesurupan nih anak.”

Tiara mencubit perut Andrew, yang kebetulan dekat dengan lukanya. Pria itu bahkan sampai berteriak, “Duh, kamu tidak punya hati ya! Lukaku belum sembuh sudah kamu cubit lagi!!”

“Lanjutkan, Ghara.”

“Aku tidak tahu firasatku benar atau tidak. Tapi aku rasa, Tuan Putri Sina telah membangkitkan kekuatannya.”

“A-apa?” Tiara berlari meninggalkan kedua orang dibelakangnya. Pikirannya kalut, memikirkan apa yang akan terjadi pada Sina. Semua hal buruk, terlintas di benaknya. Tidak, tentu ia tidak akan membiarkan anak itu terluka. Tidak lagi.

“Tiara!! Tunggu!” Andrew mengejar Tiara dengan lagkah yang sempoyongan, ia sendiri tidak bisa menjaga keseimbangannya. Meski tidak tahu apapun soal bangsa mereka, ia sangat yakin jika hal seperti ini pasti akan berakhir buruk.

Sementara itu, Ghara hanya terdiam menatap langit. Netra keemasannya menatap bulan dengan wajah sendu.

 

 

 

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • dede_pratiwi

    waaah kasihan sekali depresi sampai 12 tahun but premisnya oke banget, gimana kisahnya manusia depresi 12 tahunnn bikin penasaran??? 1 bulan ada masalah aja udah kaya org gila hehehe. :( udah kulike dan komen storymu. mampir dan like storyku juga ya. thankyouu

    Comment on chapter 1. Lost Then
Similar Tags
Pillars of Heaven
2982      960     2     
Fantasy
There were five Pillars, built upon five sealed demons. The demons enticed the guardians of the Pillars by granting them Otherworldly gifts. One was bestowed ethereal beauty. One incomparable wit. One matchless strength. One infinite wealth. And one the sight to the future. Those gifts were the door that unleashed Evil into the World. And now, Fate is upon the guardians' descendants, whose gifts ...
The Black Envelope
2855      1022     2     
Mystery
Berawal dari kecelakaan sepuluh tahun silam. Menyeret sembilan orang yang saling berkaitan untuk membayarkan apa yang mereka perbuatan. Nyawa, dendam, air mata, pengorbanan dan kekecewaan harus mereka bayar lunas.
Drapetomania
11054      2542     7     
Action
Si mantan petinju, Theo Asimov demi hutangnya lunas rela menjadi gladiator bayaran di bawah kaki Gideon, laki tua yang punya banyak bisnis ilegal. Lelah, Theo mencoba kabur dengan bantuan Darius, dokter disana sekaligus partner in crime dadakan Theo. Ia berhasil kabur dan tidak sengaja bertemu Sara, wanita yang tak ia kira sangat tangguh dan wanita independensi. Bertemu dengan wanita itu hidupnya...
Sejauh Matahari
559      345     2     
Fan Fiction
Kesedihannya seperti tak pernah berujung. Setelah ayahnya meninggal dunia, teman dekatnya yang tiba-tiba menjauh, dan keinginan untuk masuk universitas impiannya tak kunjung terwujud. Akankah Rima menemukan kebahagiaannya setelah melalui proses hidup yang tak mudah ini? Happy Reading! :)
Rela dan Rindu
8767      2230     3     
Romance
Saat kau berada di persimpangan dan dipaksa memilih antara merelakan atau tetap merindukan.
When Home Become You
433      326     1     
Romance
"When home become a person not place." Her. "Pada akhirnya, tempatmu berpulang hanyalah aku." Him.
Hujan Bulan Juni
392      270     1     
Romance
Hujan. Satu untaian kata, satu peristiwa. Yang lagi dan lagi entah kenapa slalu menjadi saksi bisu atas segala kejadian yang menimpa kita. Entah itu suka atau duka, tangis atau tawa yang pasti dia selalu jadi saksi bisunya. Asal dia tau juga sih. Dia itu kaya hujan. Hadir dengan serbuan rintiknya untuk menghilangkan dahaga sang alang-alang tapi saat perginya menyisakan luka karena serbuan rintikn...
Ignis Fatuus
2058      781     1     
Fantasy
Keenan and Lucille are different, at least from every other people within a million hectare. The kind of difference that, even though the opposite of each other, makes them inseparable... Or that's what Keenan thought, until middle school is over and all of the sudden, came Greyson--Lucille's umpteenth prince charming (from the same bloodline, to boot!). All of the sudden, Lucille is no longer t...
Bullying
572      352     4     
Inspirational
Bullying ... kata ini bukan lagi sesuatu yang asing di telinga kita. Setiap orang berusaha menghindari kata-kata ini. Tapi tahukah kalian, hampir seluruh anak pernah mengalami bullying, bahkan lebih miris itu dilakukan oleh orang tuanya sendiri. Aurel Ferdiansyah, adalah seorang gadis yang cantik dan pintar. Itu yang tampak diluaran. Namun, di dalamnya ia adalah gadis rapuh yang terhempas angi...
One-room Couples
1162      581     1     
Romance
"Aku tidak suka dengan kehadiranmu disini. Enyahlah!" Kata cowok itu dalam tatapan dingin ke arah Eri. Eri mengerjap sebentar. Pasalnya asrama kuliahnya tinggal dekat sama universitas favorit Eri. Pak satpam tadi memberikan kuncinya dan berakhir disini. "Cih, aku biarkan kamu dengan syaratku" Eri membalikkan badan lalu mematung di tempat. Tangan besar menggapai tubuh Eri lay...