Jam pelajaran kosong, adalah yang paling di sukai semua pelajar termasuk Sia.
Sedari tadi Sia hanya memandangin pemandangan indah di depannya, Sia bukan orang yang munafik untuk tidak mengakui ketampanan Manu. Hanya saja Sia tidak mengungkapannya secara terang terangan seperti siswi lainnya, ia hanya mengagumi secara diam diam.
Tak terasa sudah dua jam Manu tertidur, dan selama itu pula Sia terus memandangi Manu"ganteng sih, tapi kebo banget ni anak, bawel pula" Sia pun menggeleng gelengkan kepalanya.
"SELAMAT SIANG ANAK - ANAK" teriak Pak Bondan guru Biologi, kumisnya yang tebal itu menambah kesan sangar pada dirinya, belum lagi Pak Bondan selalu membawa penggaris kayu kesayangannya itu kemana - mana.
Teriakannya yang mengelegar membuat seisi kelas kelimpungan untuk bisa segera kembali ke tempat duduk asalnya. Tak sampai satu menit seisi kelas sudah tertib dan diam.
Pak Bondan menyipitkan matanya dan melangkah maju ke arah bangku Sia. Semua murid terdiam, tak ada satu pun yang berani membuka suara.
Pak Bondan memukulkan penggarisnya di atas meja Manu "HEI BANGUN, AYO BANGUN" teriaknya.Manu derbangun dari tidurnya dengan kaget, Sia yang duduk di sampingnya sampai sedikit terlonjak dari duduknya saking kagetnya.
"Lari di lapangan sampai jam istirahat, AYO CEPAT" perintah Pak Bondan ke Manu.
"Yah..yah..pak maaf pak"ucap Manu dengan tampang memelas"janji gak ngulangin lagi pak, bapak ganteng deh, apa lagi kumisnya yang subur itu. Eh" Manu menutup mulutnya mengyunakan tangan karena merasa salah bicara sedangakan Pak Bondan yang berada di hadapannya makin melotot.
Anak anak hanya bisa menahan tawa melihat apa yang terjadi di hadapan mereka. "Iya.. iya.. pak" Manu berdiri dari bangkunya danberjalan keluar kelas. "CEPAT LARI" teriakan Pak Bondan sontak membuat Manu lari terbirit - birit.
"Ayo anak - anak sekarang buka buku kalian, cari bab 6!" Perintah Pak Bondan.
"Apa gue salah ya gak bangunin dia?" tanya Sia dalam hati, Sia hanya menaikan bahunya singkat.
--???--
KRING..KRING..
Bel pertanda istirahat berbunyi nyaring hingga terdengan ke seantero SMA TUNAS BANGSA, Pak Bondan akhirnya menyudahi kegiatan mengajarnya dan lekas meningalkan kelas.
Tak lama kemudian Manu masuk kedalam kelas dengan napas tak beraturan, ia berjalan mendekati meja Sia dan mengambil botol minum Sia.
"Eh mau ngapain lo sama minum gue?" Tanya Sia dengan mata yang sudah seperti inhin keluar dari tempatnya, Manu menghabiskan air minum Sia hingga bersih tak tersisa.
"Eh beruang kutub, gue cuman minta air minum doang kok, gak usah nyolot gitu, jugaan ini semua gara gara lo!!" Bentak Manu.
"Gara gara gue? Eh yang bener aja lo!" Balas Sia dengan tak kalah keras.
Bila sedari tadi sudah menarik Sia agar gak hanyut dalam amarahnya, namun itu semua tidak berpengaruh sedikit pun. Sedangkan anak - anak yang lain hanya bisa menyaksikan apa yang terjadi di antara Manu dan Sia.
"Iya gara - gara lo lah, coba aja lo bagunin gue, pasti gue gak kena hukum sam Pak Bondan "
"Salah lo sendiri kali, suru siapa tidur di kelas HAH !" Bila menarik Sia keluar kelas agar pertengkaran ini tidak bertambah besar.
"HEH! BERUANG KUTUB MAU KE MANA LO?! TUNGGU PEMBALASAN GUE!" Teriak Manu sambil menunjuk nunjuk punggung Sia yang semakin menjauh darinya.
"Apa lo liat - liat hah? Bubar gak!" Bentaknya ke anak - anak kelas yang sedari tadi asik menonton pertengkarannya dengan Sia. Sontak anak anak itu langsung pergi meningalkan kelas dan hanya menyisakan Manu dan daniel
"Sabar.. sabar" ucap Daniel sambil menepuk nepuk bahu Manu.
--???--
"Apaan sih bil!, urusan gue sama dia belum selesai" marah Sia ke Bila.
Bila hanya nyengir dan menggaruk kepalanya yang tak gatal,"hehe sori Si, nih ya gue kasi tau biarpun Si Manu itu belum genep seminggu di sini, tapi fansnya banyak Si, lo harus ati - ati" Bila memperingati sia dengan nada yang menakut nakuti membuat Sia tertawa meremehkan
"Se special apa sih dia sampe punya fans gitu? Tanya Sia meremehkan. Mereka akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perbincangannya di kantin sekolah.
"Bu jus mangganya 1 ya" pinta Sia pada ibu ibu kantin. Ibu ibu kantin memberikan jus itu ke Sia, dan Sia langsung membayar dengan uang pas.
"Dia itu special banget si, udah kaya martabak super spesial, tampan,tinggi, putih, menawan, pintar, dan point yang paling penting adalah kayaa. Emang paket komplit banget itu si Manu" Bila memuji muji Manu. Membuat Sia menaikan alisnya sebelah.
"Kok lo jadi muji muji dia sih?!" Tanya Sia heran.
"Hehe, gue akui dia emang cakep banget, tapi hati gue tetep buat daniel tersayang" ujar Bila dengan malu - malu. "Masa bagi lo Si Manu gak ganteng sih Si?" Tanya Bila.
"Dikit" jawab Sia setelah menghabiskan jus mangganya yang ia beli tadi.
Bila menyipitkan matanya dan mendekatkan wajahnya ke wajah Sia "lo apa apa an sih Bil?" Sia lantas memundurkan kepalanya.
"Sebenci itu lo sama dia?, sampe lo bilang dia gantengnya cuman sedikit" tanya Bila.
"Awas lo benci sama cinta itu cuman beda tipis, apa lagi kan lo sebangku sama dia, jadi bisa makin deket gitu dehh" Bila mengembangkan senyumnya, sedangkan Sia hanya terdiam menatapnya.
" yang ada tu ya, hidup gue makin gak tenang kalau sebangku sama dia terus" bantah Sia.
" iya- iya deh ibu ketua"
--???--
Tepat pukul setengah tiga Sia sudah sampai di kediaman rumahnya.
Sepi..ya itulah yang Sia rasakan sekarang
Sedari dulu Sia hanya di temani oleh Bi Mirah di rumah, papa dan , ama ya sudah bercerai sejak Sia kelas 1 SMP. Mama tak tahan dengan sikap papanya yang terus menerus berselingkuh. Ya bagai mana pun mama mencoba untuk mempertahankan rumah tangganya, hasilnya tetap akan sama. Hancur..
Semenjak saat itu hak asus Sia jatuh ke tangan mamanya. Semenjak saat itu pula Sia jarang bertemu mamanya, karena mamanya sibuk dengan urusan kantornya, ia sering berpergian ke luar kota bahkan luat negeri.
"Coba aja mama di sini, sekali aja...Sia mohon, sia pingin ngabisin waktu berdua sama mama" mohon Sia dalam hati
Mamanya menjadi workaholic demi kelangsungan hidup Sia. Sia tak butuh uang tetapi Sia hanya butuh kasih sayang. Tidak semuanya bisa di beli dengan uang.
Sia tersadar dari lamunannya karena ada seseorang yang menepuk pundaknya "Eh non Sia sudah pulang" pangil Bi Mirah
"Ah iya bi" jawab Sia dan tersenyum kecut. "Sia ke kamar dulu ya Bi" Sia pergi berlari menuju kamarnya meningalkan Bi Mirah.
--???--
TBC