Loading...
Logo TinLit
Read Story - The World Between Us
MENU
About Us  

BAB IV

Sudah 3 hari semenjak kejadian itu Rodo tidak masuk sekolah. “Gimana nih, Rodo udah 3 hari alpa” ucap Sabrina kepada ketiga temannya. Yaps mereka sudah berbaikkan, Raka menjelaskan semuanya.

“Iya, gue jadi gaenak gini sama dia” ucap Raka sambil menyedot es nya.

“Emang seharusnya kamu gaenak” ucap Sabrina sambil menatap Raka sengit.

“Ish” ucap Raka lalu balas menatap Sabrina .

“Helllowwww disini masih ada kita berdua” ucap Ryan yang tidak terima mereka berdua liat-liatan. Sabrina langsung membuang tatapannya.

“Tau nih, lupa temen” ucap Fanya.

“Ish jangan gitu guyss” ucap Sabrina membujuk.

“Soory ya, gue kalo sudah sama dia bisa lupa segalanya. Memang cinta itu buta” ucap Raka dengan gombalan recehnya.

“Paan sih” jawab Sabrina datar. Namun percayalah jantungnya ingin loncat.

“Eihh gimana nihhh!!” ucap Ryan sudah tak sabaran karena Raka tak mau menyudahi gombalannya.

“Gimana kalo kita jenguk aja dia” ucap Sabrina menyarankan.

“Yaa bisa tuh, tapi gue gatau alamatnya” ucap Fanya.

“Gue tau” ucap Raka.

“Deal ya pulangan” ucap Sabrina  yang lainnya mengangguk.

 

“Beneran ini rumahnya ka?” tanya Sabrina yang merasa tidak yakin karena rumahnya sangat sepi.

“Iya ka, masa ini serem banget” ucap Fanya lagi.

“Ini kan yan? Gue gasalah” tanya Raka kepada Ryan.

“Iya, waktu itu kan kita main disini” ucap Ryan menambahkan.

“Coba kamu turun ka, tanya tuh sama orang itu” perintah Sabrina kepada Raka yang berada disampingnya.

“Lah kok gue” ucap Raka protes.

“Biasanya gitu ka, yang nyupir yang turun-turun juga” ucap Sabrina.

“Udah aahh turun cepat, sebelum om nya pergi” ucap Sabrina lalu dituruti Raka dengan malas.

 

Setelah Raka kembali dengan wajah...

“Kenappa ka?” tanya Fanya cepat.

“Bokapnya Rodo bangkrut, dia ga tinggal disini lagi rumahnya di sita bank. Katanya udah 2bulan lebih” ucap Raka dengan wajah murung.

“Dia emang gitu, gapernah mau cerita” ucap Ryan.

“Terus lo dapet alamat rumahnya?” tanya Fanya.

“Ada, Apa iya kita kesana ?, dia aja gak ngasih tau kita tentang ini. Emang dia mau ketemu kita” tanya Raka.

“Harus mau, ayo pergi kesana” ucap Sabrina meyakinkan.

 

“Wahh, sungguh berbeda” celetuk Ryan.

“Kenapa sih dia gabilang ke kita” ucap Fanya mencak-mencak.

“Yaudah ayo turun” ajak Raka.

Lalu Raka diikuti teman-temannya mengetuk pintu rumah Rodo itu. Terlihat sangat sepi.

CLEK

“Cari siapa kak” tanya anak SD yang sepertinya adik Rodo.

“Sarah” ucap Ryan yang mengenali.

“Kak Ryan, masuk ka” ucap Sarah.

“Sarah udah pindah kak” ucap Sarah.

“Rodo mana?” tanya Raka

“Bang Rodo lagi kerja, dia cari uang” ucap Sarah.

“Mamah juga lagi kerja di warung depan gang” ucap Sarah lagi.

“Papah sakit, lagi tidur dikamar” ucap Sarah lagi.

Sedihrasanya melihat anak SD bercerita seperti ini.

“Assalamualaikum” ucap Rodo yang baru datang.

“Ngapain kalian disini?” tanya Rodo emosi.

“Sarah, ke warung sana dicari mamah” ucap Rodo yang langsung dituruti Sarah.

“Gue sama Sabrina nemenin Sarah yaa” ucap Fanya lalu pergi.

“Do, kenapa sih lo gabilang sama kita” ucap Ryan sambil menatapnya.

“Gue gabisa ngasih tau kalian, lo kan tau gue gasuka dikasiani” jelas Rodo.

“Emang lo kerja apa?” tanya Ryan.

“Gue nganter-nganter pesanan orang, nah yang lo bilang kemarin, gue lagi nganter pesanan orang disana. Gue gamau kalian tau”

“Tapikan kalo gini kita jadi ngak tau do. Gue kira lo geng kurang ajar yang ngeroyok geng gue”

“Ya gamungkin lah ka, sepengen-pengennya gue ikutan tawuran gue gak akan ngeroyok temen gue sendiri”

“Soory ya do, besok sekolah lagi do” ucap Raka. Rodo hanya mengangguk.

“Sakit apa bokap lo?” tanya Ryan.

“Stroke,  kalo gak cepet-cepet diobatin bisa nyerang  jantung” ucap Rodo.

“Salut gue sama lo” ucap Ryan. “Kalo itu gue, gue pasti gakuat” lanjutnya.

 

“Guys aku ada ide nih, gimana kalo pas pensi kita adaain galang dana buat si Rodo” ucap Sabrina menyarankan.

“Setuju, nanti gue sama Raka nyanyi” ucap Ryan sangat pasti.

“Eh gila, enggak ah gue gabisa nyanyi” ucap Raka membantah.

“Bohong, dia pernah nyanyi suaranya bagus, apalagi nanti pasti cewek-cewek pada nonton lo” ucap Fanya.

“Iya ka, bener. Itu juga rencana gue. Kan lo bilang paling anti foto sama orang, gue bakal buka stand photobooth foto bareng lo” ucap Sabrina.

“Wah setuju-setuju” ucap Ryan dan Fanya berbarengan.

“Gak gue gamau” ucap Raka ogah-ogah an.

“Raka demi Rodo” ucap Sabrina.

“Iya ka.. Kan lo yang bikin Rodo gamasuk sekolah” ucap Fanya.

“Ishh tapikan...” ucap Raka membantah. Lalu mendapat tatapan paksaan dari ketiga temannya.

“Iyeeee” ucap Raka pasrah ahirnya.

“Yudah ka nanti kita latihan dulu ” ucap Ryan.

“Yaa”

“Liat yok na” ajak Fanya.

“Ehm, gue gabisa mau ada rapat PMR” ucap Sabrina.

“Dih, pilih PMR atau aku” ucap Raka yang langsung mendapat tatapan aneh dari ketiganya.

“Salah ngomong” ucap Raka yang sekarang menunduk. Ketiganya hanya terkekeh melihatnya.

 

“Jadi kenapa kita hari ini rapat?”

“Kita mau membahas tentang stand kita di PMR  nanti”

“Rencananya mau buat stand jualan aja nambahin cas pemasukan kita”

“Siapa kira-kira mau jadi panitia nya?”

Terlihat beberapa siswa yang pasti dia aktif mulai mengangkat tangan.

“Sabrina mau jadi panitia?” tanya Pasha lebih seperti tawaran.

“Gak kak, maaf gabisa. Hari H ada kepentingan lain” ucap Sabrina sopan.

“Oooh begitu”ucap Pasha lalu kembali berbincang.

“Jangan lupa dress code kita besok anak PMR hitam-hitam” ucap Pasha mengigatkan.

 

Pentas Seni akan belangsung besok semua persiapan yang dilakukan Raka dan Ryan sudah beres. Background photobooth telah disiapkan oleh Fanya. Ryan dan Fanya juga telah menyebar luas kan tentang penampilan Raka dan Photobooth bersama Raka yang dikenai biaya 5rb sekali foto.

“Lo gak lupa janji lo kan?” ucap Raka mengingatkan kepada Sabrina yang berada disampingnya.

“Yang mana yaa” ucap Sabrina seakan berfikir.

“Ohh gitu lupa, okay gue gamau” ucap Raka ngambek.

“Ihh iya iya , ingat kok ingat” ucap Sabrina sambil mencibir

Raka yang mendengarnya lalu tersenyum. “Gue harap jawabannya sesuai yang kayak gue mau” ucap Raka lalu Sabrina hanya terkekeh.

“Gimana backgroundnya Fay?” tanya Sabrina saat Fanya baru datang.

“Nih, pasang gih” ucap Fanya lalu menyodorkan.

“Gimana ka, udah siap lo” tanya Fanya kepada Raka yang duduk sambil memainkan handphonenya.

“Ga liat Fay bajunya udah nge hitz gitu” ucap Sabina sambil terkekeh.

“Ish, ngolok gue terus lo” ucap Raka kesal.

“Gak ka. Lo paling ganteng dahh..” ucap Fanya sambil menepuk-nepuk lengan Raka lalu ia beralih membantu Sabrina.

“Kamu maju ke-3 loh ka” ucap Sabrina mengingatkan.

“Iyee” ucap Raka sambil mengetes-ngetes gitarnya. Mungkin ia mengikuti Ryan.

“Udah kedua ka. Ke backstage yok” ucap Ryan mengajak.

“Awas lo nonton gue na” ucap Raka memperingati.

“Aku bakal berdiri paling depan” ucap Sabrina dengan kekehan.

“Langsung turun gue, malu ahh jangan liat” ucap Raka lalu pergi.

 

“Tes”

“Ass..”

“Hay guyss”

“Whaaaaa”

“Kita nyanyi disini mau minta bantuan kalian buat orangtua dari teman kita Rodo yang sedang sakit. “

“Kita butuhsumbangan dari kalian. “

“Dan bagi siapa pun yang mau foto sama gue, datang aja ke stand itu” ucap Raka sambil menunjuk standnya lalu diikuti teriakkan histeris para fansnya.

Raka pun memainkan gitar sambil menyanyikan lagu Love Yourself dengan Ryan bergantian lalu Ryan bermain cajor.

“Ternyata suara Ryan bagus, Raka juga” puji Sabrina yang melihat dari stand.

“Iya, gue bilang juga apa” ucap Fanya yang berada disebelahnya.

“Kak disini beneran bisa foto bareng Kak Raka?” tanya seorang adek kelas.

“Bisa. Biayanya 5rb” ucap Fanya sambil menunjukan 5jarinya.

“Terserah mau gaya apa aja” ucap Sabrina sambil terkekeh membayangkan ekspresi Raka. Seketika ketiga adek kelas itu langsung berteriak histeris.

 

“Ka, ada yang mau foto lagi” ucap Sabrina kepada Raka yang telah terkapar dikursi.

“Huhhh naaa” ucap Raka mengeluh.


“Kak boleh gandeng gak?” ucap adek kelas itu takut-takut.

“Boleh kok”ucap Sabrina yang telah memegang handphone adek kelas itu.

“1,2,3” ucap Sabrina lalu mengklik.

“Kak satu kali lagi, saya bayar 10rb” ucap adek itu.

“Kak Raka rangkul aku yaa” perintah adek itu. Terlihat Raka yang ogah-ogahan.

“Ka!” bentak Sabrina smbil memberi tatapan maut. Raka hanya pasrah.

“Fay, aku pergi ke stand PMR dulu yaaa” ucap Sabrina meminta izin.

“Ehhh, gabisa! Lo lebih milih PMR atau gue” ucap Raka protes.

“Sebentar aja”

“Pokoknya gue gamau. Kalo gaada lo” ucap Raka mengancam.

“Yaelah ka. Gue gaenak sma yang lain”

“Iyasih, Raka lo kyk anak kecil” ucap Fanya menambahkan.

“Yudah ya ka. Daaaa” ucap Sabrina lalu ngacir tidak memperdulikan dumelan Raka.

 

“Inaa” panggil Nabila yang menyadari kehadiran Sabrina.

“Oiy” saut Sabrina.

“Tolong dong cariin kak Pasha mintain uang angsulan” ucap Nabila.

“Kak Pasha dimana?” tanya Sabrina.

 

“Kayaknya dia tadi jalan kearah gudang belakang” ucap Nabila yang lagi kebingungan.

“Okey” ucap Sabrina lalu ia pergi kearah gudang belakang.

 

‘Wah itu kak Pasha ! ’ seru Sabrina saaat melihat punggung seseorang berbaju hitam menggunakan topi berwana senada pula. ‘Wah kerennya, gasalah! masuk PMR.hihi.’

kok aku kayak pernah liat punggung itu ya’

‘Oiya, foto yang dikasih Raka’  lalu Sabrina langsung melihat foto yang Raka kirim ke dia. ‘Persis!’

“Halo”

“Habisi aja itu Rick!, Raka lagi sibuk disini” ucap Pasha.

Lalu Sabrina langsung menghubungi Raka. Namun tidak di angkat-angkat. Ia pun mencoba lagi.

“Mau telfon siapa Sabrina” ucap Pasha yang kini telah berdiri didepan Sabrina dan menatapnya dengan tatapan evil. Tatapan yang tidak pernah ia tunjukan.

“Hah! Kak Pasha” ucap Sabrina dengan suara kecil dan terlihat bahwa ia takut. Lalu Sabrina berniat untuk menyembunyikan handphonenya namun dengan cepat ditarik oleh Pasha.

“Gausah telfon-telfon Raka yaa” ucap Pasha dengan nada selembut mungkin dan senyum, bukan ini bukan senyum manis yang selalu ia sebar, ini senyum yang tak pernah diketahui orang.

Sabrina lalu mundur beberapa langkah dari Pasha namun Pasha tetap mendekatkan dirinya dengan Sabrina. Saat Sabrina ingin lari dengan cepat Pasha menarik tangannya dan membekap mulutnya lalu memukul belakang kepala Sabrina hingga membuat Sabrina pingsan.

 

“Mana sih Sabrina bilng bentar” ucap Raka yang telah kembali duduk setelah meladeni para fansnya.

“Sabrina nelfon gue Fay” ucap Raka heboh.

Lalu Raka melihatnya “wih 10 panggilan” ucap Raka yang mulai geer.

“Ngapain coba Sabrina telfon-telfon deket juga” ucap Fanya heran.

“Itu namanya dia kira gue marah” ucap Raka yang senyum-senyum.

“Gue diemmin aja ahh” ucap Raka masih cengar cengir.

“Kok dia ga balik-balik sih, udah 1jam lebih” ucap Fanya.

“Iya yaa, Beneran nih masa lebih milih PMR daripadaa gue” ucap Raka mencak-mencak.

“Yudah biar gue kesana ka” ucap Ryan yang beberapa menit lalu baru datang.

“Okey-okey, jangan lupa dimarahin yaa” ucap Raka yang baru saja kedatangan pelanggan lagi.

 

“Mana Sabrina?” tanya Ryan kepada Nabila yang berjaga.

“Gatau tuh dia, disuruh cari Kak Pasha ambil uang angsulan, gabalik-balik. Tadi Kak Pasha ngasih angsulnya ke Eva terus Kak Pasha juga gabalik-balik” ucap Nabila sambil marah-marah.

“Selo wae” ucap Ryan lalu pergi ke stand nya.

“Masih baik gue mau kasih tau lo!”teriak Nabila kepada Ryan yang pergi.

 

“Ka, Ina gaada disana” ucap Ryan.

“Gue juga tadi udah coba nelfon dia nomernya gak aktif” ucap Ryan lagi.

“Lah dia kemana?” tanya Raka heran.

“ Kok firasat gue gaenak yaa” ucap Fanya.

“Aaah, apaansih Fay enggak ah” ucap Raka terlihat mulai khawatir.

“Kenapa coba tadi dia telfon lo sampe banyak gitu” ucap Fanya lagi.

“Iya terus kata Nabila si Pasha juga gaada” ucap Ryan.

“Kok firasat gue si Pasha ngapa-ngapain Ina ya?” ucap Fanya .

“Fotonya” celetuk Raka.

“Foto?” tanya Ryan.

“Iya, tadi Ina kirimin gue foto cowok pake baju hitam, persis kyk foto boss yang nyerang geng gue” ucap Raka sambil mencari foto tadi.

“Kaaa, lo mikir gak foto yang dikirimin itu fotonya Pasha. Dan Pasha boss dari The BRAND ” ucap Fanya.

“Iya gue mikir gitu juga Fay” ucap Raka sambil memandang fotonya.

“Coba liat ka” ucap Ryan, lalu Raka memberikan handphonenya.

Fanya dan Rian pun melihatnya “Iya bener, tadi gue liat Pasha pake baju ginian” ucap Fanya

“Ini kayaknya lorong ke gudang belakang” ucap Ryan.

“Yaudah ayo kesana” ucap Fanya lalu diikuti dua cowok itu.

 

“Gaada tanda apa apa” ucap Raka.

Ryan terlihat berfikir “Ayok kita ke Eva” ucap Ryan lalu ngacir tanpa memberikan penjelasan.

 

“Va! Tadi lo ketemu sama Pasha dimana?” tanya Ryan.

“Di gerbang depan, dia bilang mau keluar beli sesuatu” ucap Eva.

“Lo tau dia pergi kemana?” tanya Raka.

“Gatau gue, yang jelas dia bawa mobil. Emang kenapa sih?” tanya Eva.

So you can keep me ins—

“Halo?” ucap Raka membuka.

“Rick lagi ??”

“Anj***!!!!” teriak Raka lalu ia mematikan handphone.

“Kenapa ka?” tanya Fanya.

“Ini emang Pasha” ucap Raka sambil memijat keningnya.

“Kenapa sih” ucap Eva yang mulai kepo.

“Mending lo balik sana” ucap Ryan kepada Eva yang langsung dituruti namun tidak ikhlas.

“Lo tau gak tempat yang mungkin jadi markas The Brand?” tanya Fanya.

Sejenak Raka berfikir “Gue tau” ucap Raka dengan wajah getir.

“Yaudah ayok kesana!” ucap Ryan mantap.

“Ayok, gue telfon anggota gue duluu” ucap Raka lalu mengutak- atik handphonenya.

 

Flashback on

“Liat ka keren kan” ucap Pasha diatas gedung tua bersama Raka.

“Anjay, keren banget. Sunset disini mantap banget” ucap Raka yang memandangi matahari terbenam.

“Nanti, kalo kita sudah SMA kita jadiin ini markas buat kita nogkrong. Kayak anak nakal gitu. Kerenn “ ucap Pasha dengan kekehannya.

“Nanti kita jadi boss para gengster” ucap Raka menyeriangi.

Flashback off

 

 

“Iya bener ka, ini mobil Pasha” ucap Fanya.

“Gila gak gue sangka, ini beneran seorang Pasha” ucap Ryan heboh.

“Yaudah ayok masuk” ucap Raka saat teman-temannya sudah datang.

“Yan, fay lo dimobil aja ya” ucap Raka memerintah.

“Iya ka, hati-hati yaa” ucap Fanya.

Raka memimpin didepan diikuti anggotanya.

“Woy,ngapain lo ??” ucap salah seorang penjaga didepan pintu masuk.

“BACOT!” ucap Raka dengan wajah emosinya lalu meninju kedua orang itu.

“Boss lo keatas duluan aja biar kita habisi mereka disini” ucap salah satu anggota Raka.

“Okey gue duluan” ucap Raka lalu lari keatas.

Lalu Raka cepat-cepat menuju rooftop gedung itu yang dalam pikirannya hanya lah Sabrina- Sabrina.

“Waaw... Raka Nuraga cepat sekali” ucap Pasha yang mengetahui kedatangan Raka setelah gebrakan pintu.

‘Raka! Tolongin gue’ ucap Sabrina dalam hati. Karena ia sudah tidak dapat berkata apa-apa. Ia takut.

Raka tak memperdulikan ucapan Pasha dia hanya mementingkan dan mencari keberadaan Sabrina. Lalu ia melihat Sabrina diikat dikursi dalam keadaan sedang menangis dan terdapat angotta Pasha yang bernama Bagas disampingnya.

“Anj*** lo. Lo apain dia!!!!” teriak Raka saat melihat Sabrina.

“Santaiii, baru sekarang gue liat lo sepanik ini” ucap Pasha.

“Lepasin dia sekarang!!!” teriak Raka murka.

“Gimana dong ? gue gabisa ngelepasin dia. Dia sudah tau rahasia gue” ucap Pasha dengan wajah pembualannya.

“Sampe lo berani sentuh dia mati lo!!” teriak Raka sambil menunjuk kepada Bagas yang berniat mendekatkan tangannya ke pipi Sabrina.   Bagas hanya membalasnya dengan senyum meremehkan, dan tetap mengelus pipi Sabrina yang sudah meronta-ronta dan menguatkan tangisannya.

“AN****! MATI LO!!” ucap Raka lalu berlari kearah Bagas. Dan menghajarnya sampai tersungkur lalu Pasha mengambil balok dan memukul belakang kepala Raka yang merupakan titik tak sadarkan diri.

Raka dibawa ke ruangan lalu tangan dan kakinya diikat di tiang dan dihadapannya terdapat Sabrina yang menangis.

“Na!”shock Raka saat ia baru membuka mata dan mencoba melepas ikatannya.

“Jangan nangis gue bakal selamatiin lo” ucap Raka meyakinkan. Sabrina hanya mengangguk.

“gue percaya lo kaa” ucap Sabrina dalam hatinya.

Raka terus mencoba melepaskan ikatannya namun nihil.

“Wahh sudah sadar lo?” ucap Pasha memasuki ruangan bersama Bagas.

“Raka, raka gue kira geng lo yang paling keren. Cih baru begini aja anggota lo udah tepar semua” ucap Pasha meremehkan.

“Anggota gue gak semua ada gara-gara lo bonyokin” ucap Raka emosi. Mungkin kini ia hanya memiliki rasa benci kepada Pasha.

“Dan lo, lo gaada apa-apanya” ucap Pasha.

“Buktinya, gue bisa ngikat lo, kayak gini” ucap Pasha sambil menepuk-nepuk pipi Raka. Raka hanya menunduk.

“Gimana nih boss, cewek nya mau kita apain” ucap Bagas yang sudah kembali membaik setelah mendapat tinjuan dari Raka.

Raka yang mendengar obrolan tentang Sabrina langsung menengadahkan kepalanya “Jangan berani lo sentuh dia lagi”ucap Raka memperingati.

“Emang kalo gue sentuh dia, lo bisa apa” ucap Bagas meremehkan.

“Gue bisa bunuh lo!” ucap Raka dengan penuh emosi.

“Gimana ? lo diikat. Gak berdaya” ucap Bagas. Lalu ia mulai mengalihkan padangannya kepada Sabrina.

“Sentuh dia, mati lo !!!!!!” ucap Raka penuh penekanan. Lalu ia kembali meronta mencoba melepaskan ikatannya.

“Sabrina..” ucap Pasha mulai menggoda Sabrina.

“Wihh Sabrina namanya aja bikin gue tertarik” ucap Bagas lalu mengusap puncak kepala Sabrina. Sabrina hanya bisa menangis dan terus menangis. Raka terus mencoba melepaskan ikatannya dengan penuh emosi.

“Lo pake pelet apasih, Raka Nuraga sampe cinta gini sama lo” ucap Pasha lalu menengadahkan kepala Sabrina lalu ia melepas lakban dimulut Sabrina.

“Sapa dulu dong Rakanya” ucap Pasha.

“Semangatain Rakanya” ucap Pasha lalu diseriangi oleh tawanya dan Bagas.

“Lo kurang ajar!!” ucap Sabrina sambil menatap Pasha dengan tatapan membunuh.

“Wow.. lo bisa ngomong gitu juga.. “ ucap Pasha.

“Coba lo ngomong sekali lagi” ucap Pasha.

“Lo Kurang Ajar!!!!!” ucap Sabrina penuh penekanan disetiap katanya.

“Sialan lo” ucap Pasha lalu menampar Sabrina.

“AN**** LO !!! ” teriak Raka menyaksikan Sabrin tertampar.

“Dia cewek! lo gapunya hati” ucap Raka lagi.

“Lo diem!” teriak Pasha lalu meninju pipi Raka.

“Rakaa...” ucap Sabrina lalu menangis.

“Uuuu cupcup jangan nangis, gue gatega liat lo nangis” ucap Bagas sok-sok an lalu ia mengelap air mata Sabrina.

“LO LEPASIN DIA!! JANGAN SENTUH DIAAA!!!!!!!!” teriak Raka emosi lalu ia meronta-ronta.

“Okey, lo boleh apain aja gue, tapi lo lepasin dia!!!” ucap Raka memberi pilihan.

“Lo udah dibutaiin sama cinta kaa” ucap Pasha.

“Itu urusan gue, bukan urusan lo. Lo bukan siapa-siapa gue” ucap Raka dengan emosi.

“Mati lo!!” ucap Pasha lalu meninju pipi Raka lagi, lalu perutnya.

Raka hanya menerima semua pukulan itu.

“SIALAN LO!” teriak Rodo yang baru saja muncul dan langsung memberikan tendangan kepada Pasha yang memukuli Raka lalu Ryan meninju Bagas tejadilah perkelahian Rodo Pasha dan Bagas Ryan. Fanya yang datang juga langsung melepaskan ikatan tangan dan kaki Raka. “Raka lo tolongin Sabrina, gue panggil Rick” ucap Fanya lalu ia keluar.

Raka melepaskan ikatan Sabrina “Lo gapapa?” tanya Raka sambil menatap Sabrina khawatir. Sabrina hanya mengangguk lemas.

“Lo duduk disini aja tunggu Fanya” ucap Raka memerintahkan.

Raka kemudian membantu Ryan yang terlihat kewalahan.

Saat Bagas sudah terkapar Raka membantu Rodo. Dan saat Pasha sudah terkapar juga Raka mengajak teman-temannya keluar.

“Yan lo panggil Fanya suruh dia cepat kesini” ucap Raka lalu langsung dituruti.

“ayok do, kita keluar” ucap Raka lalu berjalan disebelah Sabrina dan disebelah kirinya terdapt Rodo. Ternyata Bagas masih tersadar lalu mengambil pisau yang tergeletak dan ingin menusukan  bagian samping Sabrina namun Raka mengetahuinya dangan cepat Raka memeluk Sabrina dan mneyebabkan ia tertusuk. Sontak Sabrina dan Rodo shock.

Begitu pula Bagas yang menusuknya Rodo langsung meninju dan menghabisi Bagas.

“Kaaa...” ucap Sabrina lirih.

“Sorry ya, gue peluk lo” ucap Raka lalu terjatuh namun dengan cepat Sabrina menangkapnya.

“Rakaaaaaa!!!” teriak Sabrina lalu ia menangis tersedu-sedu.

 

Raka dibawa ke UGD, lalu ia dibawa keruang operasi untuk menjalankan operasi ringan. Kemudian ia keluar dari ruang operasi dalam keadaan tak sadarkan diri, lalu ia dipindahkan ke ruang perawatan, terlihat orangtua Raka yang baru saja datang. Dokter mengatakan ia tidak tau kapan Raka akan sadar.  Sabrina,Ryan, Fanya, dan Rodo akhirnya memutuskan pulang.

DAY 1

Sabrina memutuskan untuk menjenguk Raka.

“Ka, sorry gara-gara gue lo terkapar kayak gini. Lo juga, kenapa sih nolongin gue. Gue jadi ngerasa berslah gini. Lo nyebelinnn” ucap Sabrina pada Raka yang terbaring.

“Cepet sadar ya kaaa” ucap Sabrina lagi

DAY 2

“Kaaa gue dateng lagi.”

“gue harap lo gabosen sama kedatangan gue”

“Kaa kapan lo sadar, gue bosen dikelas”

“Vino ganggu gue mulu, gaada lo yang belaiin gue”

“Cepet balik kaa”

DAY 3

“Ka, lo masih inget gak waktu lo nyataiin perasaan lo ke gue”

“Lo ga sosweet banget. Itu udah kayak becanda doang”

“Lo sebenernya serius atau becanda sih ka?”

“Ngangguk sekarang! cepat !”

“Gue harap lo serius”

FLASHBACK ON

“Na! Gue gamau ikut ahh.. malu gue” ucap Raka malas.

“Ihh.. kamu mahh. Kalo aku yang nyanyi gaada yang mau nonton” ucap Sabrina kesel.

“Entar gue yang nonton” ucap Raka dengan senyum kecenya.

“Raka nahh... seriuss!!! Kamu harus mau pokoknya !!”

“Percuma kamu ganteng tapi malu-malu. Ganteng-ganteng mubazir namanya” lanjut Sabrina.

“Ahahaha, gue ganteng, ahirnya lo bilang gue ganteng”

“Gue mau deh.. tapi ada syaratnya” ucap Raka dengan senyum penuh arti.

“Apaan?”

“Lo jadi pacar gue”

“Hah! Apaan!” ucap Sabrina kaget

“Gue serius ini.. sumpah! Gue jatuh hati sama lo!!”

“apaan sih ka.. lo becanda mulu...” ucap Sabrina malu-malu.

“Sumpah serius !!”ucap Raka dengan muka serius. Lo bisa jawab pas selesai pensi” ucap Raka masih dengan tampang yang sama.

“Beneran?” tanya Sabrina yang ikutan serius.

“Beneran pake banget”

“Gue harap jawabanya sesuai keinginan gue” ucap Raka lalu tersenyum,Aaah..

FLASHBACK OFF

DAY 4

“Kaa lo belum sadar juga ?”

“Katanya lo mau tau jawaban gue bangun dong.. sekarang!cepat!”

“Lo gak bangun-bangun gue pacaran sama Vino nihh”

“Lo kelamaan keburu gue cari yang baru”

“Na, lo ngomong terus” ucap Raka dengan suara paraunya.

“Raka!” ucap Sabrina kaget.

“Rakaa.....!!! raka lo beneran sudah sadar. Aaaa!!!” teriak Sabrina histeris.

“Na, rumah sakit” ucap Raka dengan kekehannya melihat tingkah Sabrina.

“Akhirnyaa kaaaa, gue sudah kang—“ ucap Sabrina terhenti lalu ia menutup mulutnya rapat-rapat dan diam.

“Kang apa, kang agus, kang Rony atau kangkung” ucap Raka menunggu-nunggu jawaban Sabrina. Lalu Sabrina berbicara dengan bahasa isyarat ‘kangen’.

“apa na ?? gue gangerti” ucap Raka.

“Udah ah ka. Gabaik baru sadar udah ngomong terus” ucap Sabrina.

“Lo yang ngomong terus, ganggu tidur panjang gue”

“Makasih ya kaa.. lo udah nolongin gue waktu itu. Mungkin kalo gue yang kena gatau deh gue bakal selamat atau enggak. Makasih juga ya kaa lo sudah sadar, kalo lo gasadar mungkin gue bakalan ngerasa selalu bersalah” ucap Sabrina lalu dengan senyum semanis-manisnya.

“Apasih yang enggak buat lo na, btw lo belum jawab permintaan  gue” ucap Raka.

“Yaelah ka, lo beneran yang kemaren, lo ga sosweet banget” ucap Sabrina.

“Lo mau yang gimana sih na, kurang apalagi coba perjuangan gue” ucap Raka

“Iyadeh ka, lo udah hebat, ngalahin tentara kalo soal berjuang”

“Yaudah jawaban lo harus iya”

“Tapi ka, dunia kita beda gue takut lo gak bisa beradaptasi sama dunia gue”

“gue bakal usaha adaptasi!, berubah! biar bisa masuk kedunia lo.”

“Emang lo bisa ?”

“Kan lo bilang gaada yang gabisa kalo usaha”

“Iyasih..”

“Tunggu perubahan gue. Dan jangan pindah kelain hati!” ucap Raka dengan tegas.

Sabrina terdiam.

“SIP!” balas Sabrina mantap. Raka dan Sabrina lalu tertawa.

 

Jangan lupa likenya ya ehehehe^^

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
She Is Falling in Love
521      326     1     
Romance
Irene membenci lelaki yang mengelus kepalanya, memanggil nama depannya, ataupun menatapnya tapat di mata. Namun Irene lebih membenci lelaki yang mencium kelopak matanya ketika ia menangis. Namun, ketika Senan yang melakukannya, Irene tak tahu harus melarang Senan atau menyuruhnya melakukan hal itu lagi. Karena sialnya, Irene justru senang Senan melakukan hal itu padanya.
Sanguine
5457      1682     2     
Romance
Karala Wijaya merupakan siswi populer di sekolahnya. Ia memiliki semua hal yang diinginkan oleh setiap gadis di dunia. Terlahir dari keluarga kaya, menjadi vokalis band sekolah, memiliki banyak teman, serta pacar tampan incaran para gadis-gadis di sekolah. Ada satu hal yang sangat disukainya, she love being a popular. Bagi Lala, tidak ada yang lebih penting daripada menjadi pusat perhatian. Namun...
Communicare
12334      1746     6     
Romance
Menceritakan 7 gadis yang sudah bersahabat hampir lebih dari 10 tahun, dan sekarang mereka dipersatukan kembali di kampus yang sama setelah 6 tahun mereka bersekolah ditempat yang berbeda-beda. Karena kebetulan mereka akan kuliah di kampus yang sama, maka mereka memutuskan untuk tinggal bersama. Seperti yang pernah mereka inginkan dulu saat masih duduk di sekolah dasar. Permasalahan-permasalah...
Pertualangan Titin dan Opa
3445      1326     5     
Science Fiction
Titin, seorang gadis muda jenius yang dilarang omanya untuk mendekati hal-hal berbau sains. Larangan sang oma justru membuat rasa penasarannya memuncak. Suatu malam Titin menemukan hal tak terduga....
Veintiséis (Dua Puluh Enam)
800      441     0     
Romance
Sebuah angka dan guratan takdir mempertemukan Catur dan Allea. Meski dalam keadaan yang tidak terlalu baik, ternyata keduanya pernah memiliki ikrar janji yang sama sama dilupakan.
About love
1236      577     3     
Romance
Suatu waktu kalian akan mengerti apa itu cinta. Cinta bukan hanya sebuah kata, bukan sebuah ungkapan, bukan sebuah perasaan, logika, dan keinginan saja. Tapi kalian akan mengerti cinta itu sebuah perjuangan, sebuah komitmen, dan sebuah kepercayaan. Dengan cinta, kalian belajar bagaimana cinta itu adalah sebuah proses pendewasaan ketika dihadapkan dalam sebuah masalah. Dan disaat itu pulalah kali...
BAYANG - BAYANG JIWA
9203      2302     8     
Romance
Kisah aneh 3 cewek sma yang mempunyai ketidakseimbangan mental. Mereka tengah berjuang melewati suatu tahap yang sangat penting dalam hidup. Berjuang di antara kesibukan bersekolah dan pentingnya karir dengan segala kekurangan yang ada. Akankah 3 cewek sma itu bisa melalui semua ujian kehidupan?
AKSARA
6067      2117     3     
Romance
"Aksa, hidupmu masih panjang. Jangan terpaku pada duka yang menyakitkan. Tetaplah melangkah meski itu sulit. Tetaplah menjadi Aksa yang begitu aku cintai. Meski tempat kita nanti berbeda, aku tetap mencintai dan berdoa untukmu. Jangan bersedih, Aksa, ingatlah cintaku di atas sana tak akan pernah habis untukmu. Sebab, kamu adalah seseorang yang pertama dan terakhir yang menduduki singgasana hatiku...
seutas benang merah
2130      856     3     
Romance
Awalnya,hidupku seperti mobil yang lalu lalang dijalan.'Biasa' seperti yang dialami manusia dimuka bumi.Tetapi,setelah aku bertemu dengan sosoknya kehidupanku yang seperti mobil itu,mengalami perubahan.Kalau ditanya perubahan seperti apa?.Mungkin sekarang mobilnya bisa terbang atau kehabisan bensin tidak melulu berjalan saja.Pernah mendengar kalimat ini?'Jika kau mencarinya malah menjauh' nah ak...
Everest
1867      775     2     
Romance
Yang kutahu tentangmu; keceriaan penyembuh luka. Yang kaupikirkan tentangku; kepedihan tanpa jeda. Aku pernah memintamu untuk tetap disisiku, dan kamu mengabulkannya. Kamu pernah mengatakan bahwa aku harus menjaga hatiku untukmu, namun aku mengingkarinya. Kamu selalu mengatakan "iya" saat aku memohon padamu. Lalu, apa kamu akan mengatakannya juga saat aku memintamu untuk ...