Hari ini tanggal 31 bulan oktober dan aku rasa musim gugur sudah melakukan tugasnya.
DI kala petang ini, kota bersinar terang dengan penerangan lampu jalan.
Setiap satu tahun sekali hari ini pasti tiba. Iya betul, Perayaan Halloween.
Disini aku melihat banyak keluarga, teman, dan para pasangan semua merayakan dengan pesta, permen, dan kue.
Senyum dan tawa mereka menyebar ke mana-mana, tetapi entah kenapa aku cuma duduk di atas kursi kayu tua yang panjang ini.
Seakan menunggu sendirian meringkuk dengan petang sambil membawa labu kecil.
Menatap orang-orang yang lewat.
Kadang aku mempertanyakan mengapa aku di sini.
Cahaya hangat dari jendela rumah mengelilingiku.
Membuatku betah walaupun hanya duduk di kursi dekat jembatan penghubung sungai kecil ini.
Sesekali angin bertiup dan daun yang gugur mulai jatuh.
Aku juga mendengar orang-orang bernyanyi dari kejauhan.
Akhirnya aku pun berbaring di kursi kayu panjang itu.
Bertanya-tanya akankah dia datang kembali.
"Aku akan menunggumu
Tidak peduli berapa lamanya
Tolong jangan biarkan aku sendirian pada malam ini
Aku ingin bersamamu
Tetaplah di sisiku
Di malam istimewa ini"
Menyedihkan tapi itulah kata hatiku, dan aku tidak bisa berdebat dengan hal itu.
Ketika aku melihat lampu jalan, aku melihat kembali masa lalu.
Semua hari yang kita habiskan, sepanjang waktu kita berbagi.
Hari dimana aku yang selalu melihat senyumnya.
Dia yang selalu gembira, apalagi di saat Halloween seperti ini.
Dia selalu mengepang rambutnya menjadi 2 bagian, dia yang selalu memakai topi penyihir buatanku, dia yang selalu menaruh apapun untuk menghiasi topi itu, dan dia yang selalu membawa buah labu kecil karena dia tidak kuat mengangkat labu yang besar.
"Ini adalah topi buatan ayahku," itulah yang selalu dia katakan pada semua orang disini.
Dan hal tadi yang selalu dia lakukan saat Halloween tiba. Aku memang tidak melihat langsung karena aku sibuk sekali dengan pekerjaan, aku hanya mendengar apa yang dikatakan orang - orang sekitar.
Dia adalah ERLIN, anak perempuanku satu-satunya, yang meninggal setahun lalu karena penyakit yang dideritanya.
Menyusul ibunya yang sudah pergi lebih dulu saat melahirkannya.
Tiba-tiba ada gadis kecil yang mengagetkanku.
"Tipuan atau permen?" katanya sambil tersenyum polos dengan gigi tengah yang ompong.
"Hahaha, Om cuma bawa labu kecil ini," kataku.
"Itu juga boleh Om. Om ngapain disini sendirian?" kata gadis kecil itu.
"Om habis bekerja. Dan Om baru tersadar kalo Om kehilangan seseorang karena terlalu bekerja keras," ucapku.
"Om jangan sedih. Apa yang Om lakukan untuk dia itu adalah hal yang luar biasa. Dan aku juga tahu kalo dia mencintai Om," katanya
"Terima kasih gadis manis. Tapi bagaimana kamu tahu kalau dia mencintai Om?" jawabku sambil menyerahkan labu kecil yang aku bawa.
"Aku bisa melihat dari bagaimana Om yang sangat mencintainya," jawabnya.
Apakah kamu akan tertawa atau marah ketika saya memberi tahu kamu bahwa tadi itu adalah mimpi?
Aku pun terbangun dan bintang-bintang berkelap-kelip di ketinggian sana.
Sepertinya salah satu dari mereka berkilau padaku.
Di suatu tempat di hatiku, aku tahu dan sadar bahwa dia telah pergi.
Jika keajaiban memang benar ada aku tidak berharap dia kembali, tapi aku ingin bersamanya. Selamanya.
BTW, ada yang melihat labu kecilku?