Read More >>"> BANADIS 2 (Bantuan Spiritual) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - BANADIS 2
MENU
About Us  

XVI

Saat Dona sedang duduk santai menikmati keheningan,

 

Sungguh menyenangkan menghirup udara.

Seolah – olah tuhan merasuk ke dalam kesadaran.

Menggerakkan organ – organ tubuh hingga manusia bisa hidup.

Sungguh menghirup udara membuat kesadaran berpikir.

Menghargai sebuah kehidupan,

Dan mengisinya dengan keberkahan.

 

Dona tampak tersenyum kecil.

Sungguh parasnya menjadi semakin cantik.

Aura cewek itu tampak meneduhkan, mendamaikan kesenjangan.

 

Tiba – tiba penguasa Taragam itu terhenyak.

“Kayaknya aku harus mulai bergerak,”

Dona beranjak dari teras gubuk, hendak ke suatu tempat.

Dengan saksama cewek itu menyiapkan suatu hal.

 

 

 

XVII

Kerajaan Darmasih,

Tempat itu menjadi tenang oleh pancaran senja sang surya.

Angin berhembus sepoi – sepoi.

Juga suara cuit burung – burung bersahutan, menyemarakkan keteduhan.

 

Walaupun sudah melampaui jam tugas Tuan Ibeng, tapi beliau masih menerima dengan baik kedatangan Dona.

Dengan menikmati hangatnya teh hijau, kedua penguasa daerah itu tampak akrab membicarakan suatu hal.

Harumnya bau seduhan teh hijau itu membuat komunikasi mereka berjalan lembut walaupun bahasan itu berat.

 

“Sungguh saya tidak mengira Tuan Ibeng masih bersedia menerima kedatangan saya ini yang terlalu mendadak.”

“Haha,, tidak perlu nona meminta maaf, Layaknya pak Tuwang pasti nona mendapatkan kegentingan sesuatu hingga tiba di Darmasih sesore ini.”

“Tuan Ibeng, saya sungguh merasa terhormat tuan masih mengingat keberadaan mendiang bapak suku kami itu.”

“Haha,, Apalah saya, nona Dona? Jika bukan atas bantuan pak Tuwang mungkin keberadaan kami di dalam ketenangan hari – hari ini tidak terjadi.”

“Kami bersyukur malapetaka yang memilukan itu sudah berakhir, tapi, tampaknya sesuatu yang lain akan terjadi, Tuan Ibeng.”

Menjadi penasaran. “Apa maksud dari nona Dona?”

“Tampaknya ini berhubungan dengan tragedi yang terjadi di Sinter.”

“Ohh, Tampaknya kabar itu cepat berhembus hingga ke utara ya, nona?, Itu hanya kesalahpahaman saja antara kerajaan Sinter dan Tuan Surain, dan saat ini pun penasehat beliau sudah dilepaskan dari penahanan.”

“Tampaknya perlahan – lahan itu akan menjadi keseimbangan, dan jalur Karang Tengkorak menjadi tempat yang sangat penting nantinya untuk persekutuan tuan.” Lalu Dona menghirup minumannya.

Terhenyak. Tuan Ibeng terdiam sejenak.

“Maksud nona Dona kejadian di pelabuhan Sinter itu memang disengaja terjadi?”

“Bila tuan bisa melihat hingga jauh ke jalur Karang Tengkorak dan Kerajaan Urania pasti tuan akan mendapatkan jawabannya.”

“Haha,, tampaknya sosok mendiang pak Tuwang hidup dalam diri nona, Saya menjadi semakin bertanya – tanya dengan teka – teki nona.”

“Haha,, Tuan Ibeng sungguh menghormati beliau,, Terima kasih,”

 

Acara minum teh hijau berlangsung hingga sang surya terbenam.

Selanjutnya kedua penguasa daerah itu kembali ke dunianya masing – masing.

 

 

 

XVIII

Esok harinya,

Saat tinggi sang surya baru melewati sepenggalah.

 

Tuan Bajir menyambut tamunya di ruang depan.

“Pagi, Tuan Ibeng,, Pagi,,”

Tuan Ibeng menyambut jabat tangan itu.

“Pagi juga, Tuan Bajir,, Maaf, awal – awal hari sudah mengganggu anda.”

“Haha,, tidak mengapa, Tuan Ibeng,, Tapi ada apa ya, tuan? Kok pagi – pagi sudah sampai sini?”

“Sebelum menjawab itu, saya mohon pertolongan tuan untuk mengajak saya berjalan – jalan di sekitar Karang Tengkorak,”

“Hah? Karang Tengkorak? Ada apa tuan mau ke tempat bandit – bandit itu?”

“Saya hendak mencari tahu jawaban dari rasa penasaran saya.”

“Hahaha,, Baiklah, Tuan Ibeng,, Baiklah,, Saya akan segera bersiap,”, sahut Tuan Bajir, hendak berganti pakaian dahulu.

 

Setelah berkuda beberapa mil ke arah selatan,

Tampak hutan kayu nan sangat luas.

Lokasinya berbukit – bukit dan terdengar hening.

Walaupun ada jalur karavan tapi tempat itu jarang dilalui orang.

Konon di daerah itu terdapat markas bandit – bandit kejam,

Mereka terkenal sadis dan tak segan menggorok korbannya jika melawan.

Di balik hutan nan luas itu ada sebuah pantai yang sebenarnya sangat indah, dengan suasana nan sangat asri namun pantai itu dikuasai oleh bandit – bandit itu juga sehingga pantai terbengkalai dan menjadi markas para perompak.

 

Dengan hati – hati rombongan Tuan Ibeng berkuda beberapa meter ke depan.

 

“Tampaknya di depan sudah memasuki hutan ya, Tuan Bajir?”

“Iya, tuan,, Baiknya kita sampai sini saja,”, sahut penguasa Urania.

Mereka menghentikan laju kuda masing – masing.

“Kira – kira berapa ya luasnya hutan di depan itu, tuan?”

“Wah, saya tidak tahu, tuan. Mungkin seluas dua kerajaan saya.”

“Astagaa,, Luas sekali ternyata hutan itu.”, ucap Tuan Ibeng, semakin penasaran. “Lalu bagaimana orang – orang jika ingin ke seberang sana, tuan?”

“Biasanya mereka lewat pertigaan Uramas tadi lalu menyisiri gunung Takbatat.”

“Waduh, bisa sehari semalam perjalanan kalo begitu.”

Rombongan persekutuan Darmasih hendak berbalik arah.

“Benar, tuan. Maka dari itu orang – orang sini jarang ada yang ke daerah seberang sana.” Sambil Tuan Bajir berkuda kembali ke kerajaan.

“Tapi di seberang sana itu apa ada kehidupan atau kerajaan, tuan?”

“Kelihatannya ada, tuan. Hanya karena makan biaya yang cukup besar tidak ada yang berminat berdagang ke seberang, Begitu pula mungkin sebaliknya.”

Sambil berkuda, penguasa Darmasih itu membatin,

“Lalu apa maksud nona Dona menyatakan kalo jalur Karang Tengkorak ini akan menjadi tempat yang sangat penting untuk persekutuan Darmasih.”

“Ada apa, Tuan Ibeng? Tampaknya tuan sedang memikirkan sesuatu,”

“Oh, iya,, Haha,, Saya jadi heran, Apa yang sebenarnya terjadi di Sinter kemarin itu?”

“Saya juga tidak mengerti, tuan. Itu seperti sebuah pengalihan saja.”

Gagal paham. “Pengalihan apa maksud Tuan Bajir?”

“Yaa,, pengalihan,, Saya juga tidak bisa menjelaskannya, tapi itu seperti menyembunyikan maksud yang tersembunyi.”

Tuan Ibeng kembali membatin, “Kayaknya saya juga harus ke Sinter sekarang.”

Penguasa Darmasih itu semakin membuncah rasa penasarannya.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • showmat

    @SusanSwansh hahaha,, iya,,

    Comment on chapter Penglihatan Masa Depan
  • SusanSwansh

    Keren ceritanya. Cuma EBI masih cukup berantakan. (Kayak saya) hehe. Semangat.

    Comment on chapter Penglihatan Masa Depan
Similar Tags
Petrichor
4109      1380     2     
Inspirational
Masa remaja merupakan masa yang tak terlupa bagi sebagian besar populasi manusia. Pun bagi seorang Aina Farzana. Masa remajanya harus ia penuhi dengan berbagai dinamika. Berjuang bersama sang ibu untuk mencapai cita-citanya, namun harus terhenti saat sang ibu akhirnya dipanggil kembali pada Ilahi. Dapatkah ia meraih apa yang dia impikan? Karena yang ia yakini, badai hanya menyisakan pohon-pohon y...
Sebuah Musim Panas di Istanbul
320      219     1     
Romance
Meski tak ingin dan tak pernah mau, Rin harus berangkat ke Istanbul. Demi bertemu Reo dan menjemputnya pulang. Tapi, siapa sangka gadis itu harus berakhir dengan tinggal di sana dan diperistri oleh seorang pria pewaris kerajaan bisnis di Turki?
Perjalanan Kita: Langit Pertama
1328      651     0     
Fantasy
Selama 5 tahun ini, Lemmy terus mencari saudari kembar dari gadis yang dicintainya. Tetapi ia tidak menduga, perjalanan panjang dan berbahaya menantang mereka untuk mengetahui setiap rahasia yang mengikat takdir mereka. Dan itu semua diawali ketika mereka, Lemmy dan Retia, bertemu dan melakukan perjalanan untuk menyusuri langit.
Rêver
5503      1642     1     
Fan Fiction
You're invited to: Maison de rve Maison de rve Rumah mimpi. Semua orang punya impian, tetapi tidak semua orang berusaha untuk menggapainya. Di sini, adalah tempat yang berisi orang-orang yang punya banyak mimpi. Yang tidak hanya berangan tanpa bergerak. Di sini, kamu boleh menangis, kamu boleh terjatuh, tapi kamu tidak boleh diam. Karena diam berarti kalah. Kalah karena sudah melepas mi...
THE WAY FOR MY LOVE
406      311     2     
Romance
Mencintaimu di Ujung Penantianku
4196      1151     1     
Romance
Perubahan berjalan perlahan tapi pasti... Seperti orang-orang yang satu persatu pergi meninggalkan jejak-jejak langkah mereka pada orang-orang yang ditinggal.. Jarum jam berputar detik demi detik...menit demi menit...jam demi jam... Tiada henti... Seperti silih bergantinya orang datang dan pergi... Tak ada yang menetap dalam keabadian... Dan aku...masih disini...
Sanguine
4434      1449     2     
Romance
Karala Wijaya merupakan siswi populer di sekolahnya. Ia memiliki semua hal yang diinginkan oleh setiap gadis di dunia. Terlahir dari keluarga kaya, menjadi vokalis band sekolah, memiliki banyak teman, serta pacar tampan incaran para gadis-gadis di sekolah. Ada satu hal yang sangat disukainya, she love being a popular. Bagi Lala, tidak ada yang lebih penting daripada menjadi pusat perhatian. Namun...
ALVINO
4140      1839     3     
Fan Fiction
"Karena gue itu hangat, lo itu dingin. Makanya gue nemenin lo, karena pasti lo butuh kehangatan'kan?" ucap Aretta sambil menaik turunkan alisnya. Cowo dingin yang menatap matanya masih memasang muka datar, hingga satu detik kemudian. Dia tersenyum.
in Silence
392      268     1     
Romance
Mika memang bukanlah murid SMA biasa pada umumnya. Dulu dia termasuk dalam jajaran murid terpopuler di sekolahnya dan mempunyai geng yang cukup dipandang. Tapi, sekarang keadaan berputar balik, dia menjadi acuh tak acuh. Dirinya pun dijauhi oleh teman seangkatannya karena dia dicap sebagai 'anak aneh'. Satu per satu teman dekatnya menarik diri menjauh. Hingga suatu hari, ada harapan dimana dia bi...
Mamihlapinatapai
5453      1516     6     
Romance
Aku sudah pernah patah karna tulus mencintai, aku pernah hancur karna jujur tentang perasaanku sendiri. Jadi kali ini biarkan lah aku tetap memendam perasaan ini, walaupun ku tahu nantinya aku akan tersakiti, tapi setidaknya aku merasakan setitik kebahagian bersama mu walau hanya menjabat sebagai 'teman'.