Loading...
Logo TinLit
Read Story - That Snow Angel
MENU
About Us  

PAN P.O.V

Aku sedang berbenah di kamarku karena hari ini hari libur dan aku juga sedang tidak ada pekerjaan dari papa. Jadi aku memutuskan untuk santai. Tapi tiba- tiba ada yang mendobrak masuk ke kamarku.

"PAN!!!!!!!!" mereka teriak. Sudah seperti dugaanku. Itu Tim, John dan Gary.

"Apaaaaa?" Kataku menghela nafas.

Gary loncat ke kasurku, "Heii... kenapa kau jadi lesu. Harusnya kau senang kita berkunjung bukan?"

"Hmmm..." jawabku.

"Kau tidak ada kerjaan Pan?" Tanya John. Aku menggeleng. "Bagus," katanya.

"Apa yang bagus?" Tanyaku.

"Ayo kita keluar," kata Tim.

"Tidak mau..." kataku berbaring lagi di tempat tidurku, "Aku ingin istirahat."

"Yasudah," kata Gary, "Kita di sini saja. Aku ingin main PS. Siapa yang mau main Fifa."

"You’re on playboy." Kata Peter.

Mereka berdua berjalan ke TV yang ada di kamarku dan mulai bermain.

"Bagaimana kalau kita main ini?" Tim tanya. Dan saat aku membuka mata dan melihatnya. Dia sedang memegang kartu UNO.

"Hohohoho. Kartu yang bisa merusak pertemanan," kata John, "Ayo aku ikut!"

"Hmm..." aku menutup mataku lagi. Tapi aku merasa ada yang menarik tanganku, "Apa!??"

"Ayo main!" Kata John, "Kalau cuma berdua tidak seru."

Aku menghela nafas dan bangun. Aku ikut mereka bermain. Selama setengah jam kami bermain Peter dan Gary juga ikut bergabung main dengan kami. Memang kartu UNO terbaik. Setelah puas bermain Peter meminta perhatian kami.

"Hey. Aku ingin bicarakan hal penting pada kalian." Kata Peter.

"Aku memberikanmu izin untuk berbicara," kata John. Peter memukul kepalanya dan John dengan dramatis berguling- guling kesakitan. "Ahhhh. Sakit sekali. Astagah. Hey Pete! Jika aku jadi bodoh atau gagar otak atau lebih parah. AKU MENJADI BOLOT!? Kau mau bertanggung jawab!?"

Peter melihat John dengan wajah datar. Lalu tiba- tiba, "Astagah Johnnn," Peter merengek lalu menghampiri John. Dia mengusap kepala John seperti seorang ibu, "Maafkan aku. Aku tidak tahu apa yang sedang aku lakukan tadi. Astagahhh bagaimana jika kau jadi bolot... kasihan Jess harus mengurusmu. Dia sudah cukup menderita pacaran dengan kau yang gila ini lalu kalau kau jadi bolot. Astagah kasian sekali dia."

Saat Peter ingin memeluknya, John langsung berdiri. "Baiklah. Kau menang."

Peter tersenyum menang . Kita semua tertawa dan John merasa jijik. Yah... mereka memalukan tapi merekalah teman- temanku.

"Kau ingin bilang apa Pete?" Tanyaku.

"Aku akan pergi lagi." Jawabnya.

"Apa?" Kita semua sekarang melihatnya.

"Kau kan baru saja kembali." Kata Tim.

Peter mengangkat bahu, "Papa menyuruhku menemaninya ke New York."

"Kapan kau akan kembali?" Tanya John yang sudah duduk kembali di kasurku.

Peter menggeleng, "Aku juga tidak tahu. Tapi tidak akan dalam waktu dekat. Tapi aku butuh bantuan dari kalian." Dia melihat kami dan kami memberi tatapan ’apa?’ Padanya dan dia melanjutkan perkataannya, "Tolong temani Kay."

Kami semua jadi bingung dengan perkataannya.

"Tolong jangan biarkan dia sendiri." Kata Peter.

Bagaimana kita bisa menemaninya di saat dia sendiri tidak mau. "Bagaimana kita bisa melakukan itu? Saat dia hanya ingin bicara denganmu? Kau kira aku tak mau menemaninya?" Kataku sedikit emosi dan Tim memegang pundakku. Saat aku melihat Tim, dia menggeleng padaku. Aku langsung merasa bersalah karena memarahi Peter saat itu bukan salahnya. "Ah... ma... maaf aku tidak tahu kenapa aku marah. Maaf bung."

Peter mengangguk dan tertawa kecil, "Tak apa. Aku mengerti. Nanti akan aku bilang pada Kay. Semoga saja akan didengar."

"Tapi serius bung" kata Tim, "Kenapa dia hanya mau bicara denganmu?"

Peter mengangkat bahu, "Mungkin karena aku teman lamanya. Tenang saja, dia pasti akan dekat dengan kalian. Pecaya padaku."

"Yang jadi pertanyaannya," kataku, "Itu akan memakan waktu berapa lama?"

PETER P.O.V

“Jadi Kay...” kataku.

Selama seminggu ini aku sudah bersamanya. Menemaninya setiap istirahat kedua, tapi ini hari terakhirku. Besok aku harus terbang ke New York untuk mengurus bisnis papa. Ada meeting dengan orang penting itu katanya.

“Kenapa kau tidak mau bicara pada yang lain? Ada alasan khusus?” tanyaku.

“Tidak ada,” jawabnya.

“Lalu kenapa?”

“Sebenarnya hanya tidak mau.”

“Kau tahu,” kataku sambil merenggangkan badan, “Mereka benar- benar ingin bicara padamu. Pan merengek terus agar bisa bicara padamu. Mereka bahkan menyuruhku untuk merekammu saat berbicara hanya untuk mendengar suaramu.”

“Jangan coba- coba.” Katanya dengan nada dingin.

“Makanya aku tidak mau. Tapi serius, mereka benar- benar ingin mengenalmu. Dan juga besok aku akan pergi. Aku tidak tahu sampai kapan tapi aku tahu tidak akan cepat.”

“Kau mau ke mana?”

“Papa memintaku menemaninya ke New York. Aku tidak akan kembali dalam waktu dekat. Kay aku tidak mau kau sendiri selama aku tidak ada.”

“Hm...” responnya. Lalu dia menutup mata.

“Mereka itu orang- orang baik Kay." Kataku. Aku diam untuk sebentar sebelum aku melanjutkan, "Aku tahu sudah banyak orang yang membicarakanmu dan aku tahu kau juga tahu tentang itu. Sudah banyak perempuan- perempuan yang menggosipkanmu, menjelek- jelekkanmu.”

“Lalu?” tanyanya, “Aku tidak peduli.”             

“Aku tahu itu,” kataku, “Tapi kau tahu. Teman- temanku tidak terima. Apa lagi Pan.”

Dia membuka matanya dan melihatku, “Maksudmu?”

“Waktu itu kita sedang berjalan di kantin dan beberapa anak mulai membicarakanmu. Pan tidak terima dan langsung mendatangi mereka. Kau harus mendengarnya. Pan yang seperti itu yang membuat semua perempuan terpana. Bahkan aku pun terpana. Untung saja aku tidak bengkok.” Dia lalu menyeringai, “Lalu, saat ada di kantin. Pacar Gary datang. Dia bilang kalau kau punya panggilan. ‘That Snow Angel’. Menurutku itu panggilan bagus dan pacar Gary mengubahnya menjadi... yah tidak enak lah ya. Lalu Gary yang membelamu. Sudah kubilangkan. Mereka itu baik.”

Dia mengangguk, “Sampaikan terima kasihku pada mereka. Tapi aku bisa mengurus diriku sendiri. Aku tidak mau, karena membelaku kalian malah dapat masalah.”

Aku terkekeh, “Kau itu masih belum berubah ya. Selalu mementingkan orang lain daripada diri sendiri. Kapan kau akan berubah?”

“Berubah maksudmu?”

“Kapan kau akan mulai memikirkan dirimu sendiri? Pikirkan kehidupanmu sendiri.”

Dia mengangkat bahu, “Kehidupan? Tidak merasa punya lagi. Kehidupanku sudah hangus terbakar pada hari itu.” Lalu dia berdiri dan pergi. Lalu dia tiba- tiba  menengok ke belakang lagi melihatku, “Pergi saja. Aku akan baik- baik saja. Jangan jadikan aku bebanmu. Kau tahukan aku benar- benar tidak suka itu.”

Dia tersenyum. Benar- benar senyuman yang tulus kali ini. Lalu dia melanjutkan jalannya lagi. Ini pertama kali aku melihatnya senyum setelah sekian lama. Aku merindukan senyumannya.

Aku ikut tersenyum melihatnya tersenyum. Kay benar- benar tidak berubah sama sekali. Sama saja keras kepala, tapi masih bisa memikirkan orang lain.

Tapi permintaannya. Bagaimana bisa aku memenuhinya. Bagaimana bisa aku tidak memikirkanmu... 2 tahun kau menghilang tanpa kabar dan sekarang kau kembali tapi seperti orang yang tidak aku kenal sama sekali tapi juga sangat tidak asing secara bersamaan. Kay yang aku kenal hampir saja hilang bagaimana bisa aku tidak memikirkannya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Story Of Me
3654      1360     6     
Humor
Sebut saja saya mawar .... Tidaak! yang terpenting dalam hidup adalah hidup itu sendiri, dan yang terpenting dari "Story Of me" adalah saya tentunya. akankah saya mampu menemukan sebuah hal yang saya sukai? atau mendapat pekerjaan baru? atau malah tidak? saksikan secara langsung di channel saya and jangan lupa subscribe, Loh!!! kenapa jadi berbau Youtube-an. yang terpenting satu "t...
Aku Tidak Berlari
678      477     0     
Romance
Seorang lelaki memutuskan untuk keluar dari penjara yang ia buat sendiri. Penjara itu adalah rasa bersalahnya. Setelah bertahun-tahun ia pendam, akhirnya ia memutuskan untuk menceritakan kesalahan yang ia buat semasa ia sekolah, terhadap seorang perempuan bernama Polyana, yang suatu hari tiba-tiba menghilang.
High School Second Story
3960      1198     5     
Romance
Pekrjaan konyol yang membuat gadis berparas cantik ini kembali mengingat masa lalunya yang kelam. Apakah dia mampu menyelesaikan tugasnya? Dan memperbaiki masa lalunya? *bayangkan gadis itu adalah dirimu
Angkara
999      591     1     
Inspirational
Semua orang memanggilnya Angka. Kalkulator berjalan yang benci matematika. Angka. Dibanding berkutat dengan kembaran namanya, dia lebih menyukai frasa. Kahlil Gibran adalah idolanya.
The DARK SWEET
593      444     2     
Romance
°The love triangle of a love story between the mafia, secret agents and the FBI° VELOVE AGNIESZKA GOVYADINOV. Anggota secret agent yang terkenal badas dan tidak terkalahkan. Perempuan dingin dengan segala kelebihan; Taekwondo • Karate • Judo • Boxing. Namun, seperti kebanyakan gadis pada umumnya Velove juga memiliki kelemahan. Masa lalu. Satu kata yang cukup mampu melemahk...
Seteduh Taman Surga
1395      581     3     
Romance
Tentang kisah cinta antara seorang santriwati yang barbar dan gemar membuat masalah, dengan putra Kyai pengasuh pesantren.
Memoria
327      273     0     
Romance
Memoria Memoria. Memori yang cepat berlalu. Memeluk dan menjadi kuat. Aku cinta kamu aku cinta padamu
If...Someone
1727      730     4     
Romance
Cinta selalu benar, Tempatnya saja yang salah.
Senja Belum Berlalu
3879      1384     5     
Romance
Kehidupan seorang yang bernama Nita, yang dikatakan penyandang difabel tidak juga, namun untuk dikatakan sempurna, dia memang tidak sempurna. Nita yang akhirnya mampu mengendalikan dirinya, sayangnya ia tak mampu mengendalikan nasibnya, sejatinya nasib bisa diubah. Dan takdir yang ia terima sejatinya juga bisa diubah, namun sayangnya Nita tidak berupaya keras meminta untuk diubah. Ia menyesal...
Peringatan!!!
2254      959     5     
Horror
Jangan pernah abaikan setiap peringatan yang ada di dekatmu...