Loading...
Logo TinLit
Read Story - That Snow Angel
MENU
About Us  

PETER P.O.V

"Ya... sangat..."

Okeh aku akan jujur. Aku cemburu. Jika Pan mengenal Kay lebih dulu dari aku, dan jika Pan menyukainya dari dulu, itu berarti aku sudah kalahkan? Apa aku harus menyerah saja? Karena bagaimana aku bisa melawan Pan? Dia itu dasarnya semua impian perempuan jadi...

"Hei Peter?" Tanya Kay dari sana. Aku baru sadar kalau aku melamun, "Peter kau masih di sana?"

"Ya yaaa," jawabku, "Aku masih di sini. Apa yang baru saja kita bicarakan?"

"Tidak ada sebenarnya. Sudah selesai. Hoaamm," dia menguap dan aku tertawa. Sepertinya dia sudah lelah, "Peter aku akan mematikan sambungannya ya. Aku benar- benar mengantuk. Daah."

"Baik," kataku, "Akan aku chat lagi besok."

"Okehh. Sampai jumpa, selamat malam."

Aku tertawa kecil, "Sebenarnya di sini masih pagi."

Dia terkekeh, "Yeah yeah... Whatever you say..."

Aku tertawa, "Pergi tidur. Kau pasti lelah."

"Dahhh," katanya, "Oh iya!" Katanya tiba- tiba, "Aku baru ingat."

"Apa?"

"Kau memberi tahu Sasha Peach dan Kos tentangku?"

"Oh iya itu," kataku lalu tertawa.

"Peter..." katanya.

"Apa?" Tanyaku tidak berdosa, "Kau tidak mengharapkan aku diam kan? Mereka benar- benar khawatir tentangmu. Jadi aku tidak bisa diam saja."

"Hoahmm," dia menguap lagi, "Benar juga. Okeh Mataku sudah tidak sanggup. Sampai jumpa."

"Daaah," baru saja aku berkata itu dia memotongku lagi.

"Oh dan Peter," katanya lagi, "Terima kasih."

"Aku tidak melakukan apa- apa."

"Tapi sepertinya," kataku, "Alasanku berubah bukan sepenuhnya karena mereka."

"Karena Sasha, Peach, dan Kos..." kataku, "Apa aku benar?"

"Kau juga Pet dan teman- temanmu... Hoahmm... Yasudah. Kali ini aku serius. Sampai jumpaaa" katanya lalu mematikan sambungannya.

Aku menghela nafas dan mengamati handphoneku. Tiba- tiba aku tersadar. Melepaskannya? Yang benar saja. Aku sudah kehilangan dia selama 2 tahun mungkin memang iya aku pernah melupakannya. Tapi dia tidak benar- benar hilang dari pikiranku. Astagah aku terdengar seperti orang aneh sekarang.

Intinya aku tidak akan mundur. Aku tidak peduli jika lawanku itu Pan. Aku sudah mengenal Kay lebih lama dan apa yang dia bilang tadi? Kay melupakan Pan selama hampir 9 tahunkan? Jadi itu artinya aku satu langkah di depannya kan?

Tapi ayolah... Pan itukan temanku. Sahabatku malahan. Apa aku akan benar- benar meninggalkan temanku hanya untuk seorang perempuan yang mungkin saja tidak mempunyai perasaan yang sama denganku. Mungkin pada akhirnya kita akan membiarkan Kay yang memilih. Itupun jika dia bisa.

PAN P.O.V

"Hei," kataku menyapa teman- temanku, "Selamat pagi Ash," sapaku padanya dengan senyuman yang timbul secara otomatis di wajahku.

"Kenapa dia tidak pernah menyapa kita dengan senyum seperti itu?" Tanya John.

"Kenapa?" tanya Gary, "Kau tidak cemburukan? Ja... jangan- jangan?! Ternyata selama ini... kau diam- diam," Dia menutup mulutnya berpura- pura benar- benar terkejut. "Tim... astagah... adikmu. Aku tidak bisa membayangkan."

Tim dan aku hanya memutarkan bola mata. Sementara Ash hanya melihat kita dengan tanda tanya tidak terlihat di atas kepalanya.

"Kau," geram John, "Aku masih normal!"

"Apa kalian selalu seperti ini?" Tanya Ash tiba- tiba. Sebelum kita bisa menjawab dia sudah menjawabnya sendiri, "Jangan dijawab. Aku sudah tahu jawabannya."

John menatap tajam Gary, tapi dia tidak peduli. Dia hanya tertawa seperti tidak berdosa apa- apa.

"Hei Ash. Coba lihat ini," kataku sambil menunjukkan sebuah foto, "Aku menemukan ini kemarin saat melihat- lihat barang lama."

Dia tersenyum melihatnya. Dia lebih banyak tersenyum beberapa hari ini dan aku pasti tidak akan pernah bosan melihat senyumannya itu.

"Itu kita?" Tanyanya terlalu polos tapi sangat menggemaskan.

"Siapa lagi?" Balasku, "Kita sangat imut bukan saat itu?"

Itu foto yang kami ambil saat kami berumur 5 tahun memang warnanya sedikit remang tapi masih bisa terlihat jelas. Kita sedang berlibur bersama ke kebun binatang. Kita sama- sama menggunakan topi serta baju seperti penjelajah. Di umurku yang sekarang, aku mulai merasa malu dengan bajuku itu. Tapi jika sudah terjadi kita bisa apalagi dan sepertinya... aku masih menyimpan bajunya.

"Ya..." jawabnya dengan tenang, "Saat- saat bahagia bukan?"

~~~

Saat aku sudah sampai rumah, aku langsung kek kamarku dan tiduran. Aku mengamati foto kecilku dan Ash. Tiba- tiba ada yang membuka pintu kamarku. Papa? Papa sudah pulang? Kukira dia akan pulang 2 hari lagi.

"Hei! Anakku!" Katanya girang, "Bagaimana kabarmu?"

"Paaaa," gerutuku, "Apa kau tidak tahu bagaimana caranya mengetuk pintu?"

"Wow... aku juga rindu padamu nak setelah 1 bulan tidak bertemu," katanya kecewa, "Aku sudah mengetuk pintu asal kau tahu. Tapi kau terlalu fokus dengan fotomu itu sepertinya. Apa sih yang sedang kau lihat itu?"

Aku langsung menggeleng dan menyimpan foto itu. "Ti... tidak ada apa- apa dan maaf."

Dia menyipitkan matanya dan melihatku, "Ya sudah. Sudah remaja jadi punya rahasia ya. Ayo siap- siap kita akan makan di luar."

"Pa," panggilku sebelum dia keluar, "Aku rindu papa."

Papa tersenyum dan mengangguk ke arahku.

~~~

Saat makan malam, aku membuka topik tentang Ash karena aku tidak tahu apa yang terjadi padanya saat aku kecil. Jadi kupikir papa akan tahu.

"Pa," panggilku, "Papa masih ingat RD?"

Papa sepertinya terkejut dengan pertanyaan itu tapi langsung kembali seperti semula.

"Iya papa masih ingat," jawabnya, "Kenapa?"

"Seingatku dulu kita dekat dengan keluarga Reshton. Tapi sepertinya sekarang sudah tidak. Bahkan, apa kalian tahu apa yang terjadi pada mereka? Kecela..."

"Pan!" Kata papa tiba- tiba menganggetkan kami semua. Suaranya tegas dan sangat serius, jadi aku langsung diam tidak berani bicara lagi. "Papa tidak mau kau membahas tentang ini lagi saat makan malam. Sekarang mari kita makan malam saja dengan tenang dan tidak bicara tentang Reshton lagi. Mengerti?"

Aku langsung mengangguk. Mama menepuk pundakku dan aku tersenyum padanya, memberitahunya kalau aku tidak apa- apa. Tapi aku jadi lebih penasaran. Kenapa papa menyuruhku diam dari pada memberi tahuku jawabannya.

Pasti ada sesuatu di antara keluarga Herrington dan Reshton sampai terpecah begini. Karena menurut ingatanku hubungan keluarga kami benar- benar baik. Tapi kenapa semuanya menjadi seperti ini sekarang.

Di makan malam aku benar- benar tidak bicara apa- apa tentang keluarga Reshton. Sekarang aku sedang tiduran di kasurku, mencoba mencari jawabannya sendiri. Kenapa keluargaku sangat benci dengan keluarga Reshton? 

Aku mengambil salah satu bingkai foto aku dan teman- temanku. Aku juga mengambil foto kecilku dengan Kay dan memasukkannya ke bingkai. Lalu ada yang membuka pintu kamarku. Papa masuk ke kamarku, lalu dia melihat aku sedang mengamati foto. Dia mengambil fotonya dari tanganku.

Aku serius aku melihatnya tersenyum, tapi senyuman itu langsung hilang. Aku bertanya ada apa, dia hanya menggeleng dan duduk di kasurku dengan foto itu masih di tangannya. Lalu dia menghela nafas, "Aku ingat dia," katanya tiba- tiba dan membuatku terkejut, "Aku ingat kapan foto ini diambil. Terutama aku ingat Tara kecil. Anak paling manis yang aku tahu. Dia sangat- sangat baik kau tahu. Teman baikmu sejak kecil. Benarkan?" Aku mengangguk dan dia menghela nafas lagi, "Siapa sangka manusia brengsek seperti itu bisa membesarkan anak semanis ini. Untung saja dia sudah tidak ada, jadi Kay bisa bebas darinya."

"Maksud papa?" Tanyaku bingung. "Siapa yang papa bicarakan dan kenapa itu keuntungan?"

"Tuan Cody Reshton, Ayah Kay."

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Po(Fyuh)Ler
928      500     2     
Romance
Janita dan Omar selalu berangan-angan untuk jadi populer. Segala hal telah mereka lakukan untuk bisa mencapainya. Lalu mereka bertemu dengan Anthony, si populer yang biasa saja. Bertiga mereka membuat grup detektif yang justru berujung kemalangan. Populer sudah lagi tidak penting. Yang harus dipertanyakan adalah, apakah persahabatan mereka akan tetap bertahan?
Secangkir Kopi dan Seteguk Kepahitan
584      329     4     
Romance
Tugas, satu kata yang membuatku dekat dengan kopi. Mau tak mau aku harus bergadang semalaman demi menyelesaikan tugas yang bejibun itu. Demi hasil yang maksimal tak tanggung-tanggung Pak Suharjo memberikan ratusan soal dengan puluhan point yang membuatku keriting. Tapi tugas ini tak selamanya buatku bosan, karenanya aku bisa bertemu si dia di perpustakaan. Namanya Raihan, yang membuatku selalu...
Someday Maybe
11173      2113     4     
Romance
Ini kisah dengan lika-liku kehidupan di masa SMA. Kelabilan, galau, dan bimbang secara bergantian menguasai rasa Nessa. Disaat dia mulai mencinta ada belahan jiwa lain yang tak menyetujui. Kini dia harus bertarung dengan perasaannya sendiri, tetap bertahan atau malah memberontak. Mungkin suatu hari nanti dia dapat menentukan pilihannya sendiri.
Sampai Nanti
496      275     1     
Short Story
Ada dua alasan insan dipertemukan, membersamai atau hanya memberikan materi
Irresistible
712      512     1     
Romance
Yhena Rider, gadis berumur 18 tahun yang kini harus mendapati kenyataan pahit bahwa kedua orangtuanya resmi bercerai. Dan karena hal ini pula yang membawanya ke rumah Bibi Megan dan Paman Charli. Alih-alih mendapatkan lingkungan baru dan mengobati luka dihatinya, Yhena malah mendapatkan sebuah masalah besar. Masalah yang mengubah seluruh pandangan dan arah hidupnya. Dan semua itu diawali ketika i...
Tasbih Cinta dari Anatolia
83      79     1     
Romance
Di antara doa dan takdir, ada perjalanan hati yang tak terduga… Ayra Safiyyah, seorang akademisi muda dari Indonesia, datang ke Turki bukan hanya untuk penelitian, tetapi juga untuk menemukan jawaban atas kegelisahan hatinya. Di Kayseri, ia bertemu dengan Mustafa Ghaziy, seorang pengrajin tasbih yang menjalani hidup dengan kesederhanaan dan ketulusan. Di balik butiran tasbih yang diukirny...
Ich Liebe Dich
11764      1799     4     
Romance
Kevin adalah pengembara yang tersesat di gurun. Sedangkan Sofi adalah bidadari yang menghamburkan percikan air padanya. Tak ada yang membuat Kevin merasa lebih hidup daripada pertemuannya dengan Sofi. Getaran yang dia rasakan ketika menatap iris mata Sofi berbeda dengan getaran yang dulu dia rasakan dengan cinta pertamanya. Namun, segalanya berubah dalam sekejap. Kegersangan melanda Kevin lag...
Titip Salam
3883      1472     15     
Romance
Apa kamu pernah mendapat ucapan titip salam dari temanmu untuk teman lainnya? Kalau pernah, nasibmu hampir sama seperti Javitri. Mahasiswi Jurusan Teknik Elektro yang merasa salah jurusan karena sebenarnya jurusan itu adalah pilihan sang papa. Javitri yang mudah bergaul dengan orang di sekelilingnya, membuat dia sering kerepotan karena mendapat banyak titipan untuk teman kosnya. Masalahnya, m...
Kamu!
2176      854     2     
Romance
Anna jatuh cinta pada pandangan pertama pada Sony. Tapi perasaan cintanya berubah menjadi benci, karena Sony tak seperti yang ia bayangkan. Sony sering mengganggu dan mengejeknya sampai rasanya ia ingin mencekik Sony sampai kehabisan nafas. Benarkah cintanya menjadi benci? Atau malah menjadikannya benar-benar cinta??
Tanda Tanya
437      317     3     
Humor
Keanehan pada diri Kak Azka menimbulkan tanda tanya pada benak Dira. Namun tanda tanya pada wajah Dira lah yang menimbulkan keanehan pada sikap Kak Azka. Sebuah kisah tentang kebingungan antara kakak beradik berwajah mirip.