Seperti malam-malam biasa, suara penghuni malam mulai menyuarakan suaranya, seolah-olah malam itu mereka tengah berorasi tentang sesuatu. Meski berada di tengah kota, keadaan lingkungan rumahku masih di dominasi oleh kebun dan lebatnya pepohonan. Bukan tanpa alasan di jam seperti ini aku masih terjaga, karena besok aku akan menghadapi UTS di kampusku.
Ponsel yang bisa mengganggu konsentrasiku pun sengaja kujauhkan. Suara dengkuran lembut kakakku yang tertidur di sampingku menjadi penambah suasana malam itu, ditambah malam ini kedua orang tuaku sedang menginap di luar kota, alhasil, malam ini benar-benar malam yang sebenarnya untukku.
Jam demi jam kulalui. Halaman demi halaman buku-buku pelajaran sudah kuselami. Kelopak mataku mulai berat, namun kecemasan akan soal-soal esok hari seolah mengalahkan segalanya. Aku sedikit meregangkan tubuhku, memijit-mijit pelan leher bagian belakang lalu bersandar sebentar sambil memalingkan pandanganku pada lain hal selain buku yang terbuka.
Kemudian, layar ponselku tiba-tiba menyala dari kejauhan, mungkin ada notifikasi masuk, mungkin teman-temanku masih terjaga di malam hari, mungkin ruang obrolan di salah satu aplikasi chat masih penuh dengan pesan masuk, dan kemungkinan-kemungkinan lain yang berputar di kepalaku. Nyatanya, yang terjadi selanjutnya bukan nada notifikasi pesan, melainkan suara lagu yang berputar melalui pengeras suara dari ponselku.
Tentu saja yang pertama muncul dibenakku adalah, kok bisa? Jangan-jangan ponselku rusak? Ah! tidak mungkin. Ponselku baru kubeli dua bulan lalu. Jangan-jangan ponselku memiliki sistem pemutar lagu otomatis? Tidak, tidak. Ponselku tidak secanggih itu juga. Lalu, kok bisa?
Lagu yang tiba-tiba berputar itu merupakan salah satu lagu yang dinyanyikan oleh grup vokal One Direction. Tapi jika lagu mereka tiba-tiba berputar secara otomatis di malam hari seperti ini, kesan lagu menyenangkan itu sudah tidak ada lagi. Kulihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Bulu kudukku tiba-tiba berdiri, seketika suasana disekitarku menjadi dingin, dan seolah-olah akan ada sesuatu yang muncul di balik jendela kamarku yang tertutup gorden.
Buru-buru aku mengambil ponselku, mematikannya dan melompat ke atas kasur, lalu menutup tubuhku dengan selimut serapat-rapatnya. Kulantunkan beberapa doa pengantar tidur agar setidaknya aku bisa sedikit lebih tenang.
Belum lama aku akan menutup mataku, aku mendengar sebuah suara tawa yang berasal dari jendela kamarku. Seperti suara perempuan yang sedang tertawa lepas, tapi tawanya tidak menunjukkan ia sedang senang, melainkan tawa yang misterius, tawa penuh kepuasan, dan tawa melengking yang semakin membuat sekujur tubuhku merinding. Semakin lama, suara itu semakin samar-samar dan menghilang begitu saja. Walaupun tidak sampai berjam-jam, tapi rasanya seperti lama sekali.
Kukira itu tadi adalah akhir dari malam pajangku yang mengerikan. Nyatanya, ada kejutan lain setelah suara perempuan tadi muncul. Tepat di samping telingaku, terdengar suara khas ponsel yang sheol baru dinyalakan, juga lagu yang beberapa lalu sempat berbunyi secara tiba-tiba.
Namun, liriknya tidak dimulai dari awal lagu,
One way or another I’m gonna see ya
I’m gonna meet ya
One day, maybe next week I’m gonna meet ya
I will drive past your house
And if the lights are all down
I’ll see who’s around
One way or another, I’m gonna find ya