Loading...
Logo TinLit
Read Story - Between us
MENU
About Us  

Ini bermula ketika aku terpengaruh oleh ajakan teman laki-lakiku yang memberitahuku apa itu ciuman pertama. Aku meng-iyakan segala ajakannya dan kami berdua melakukannya di pinggir pantai, tempat kami berlibur. Waktu itu hari yang cerah, langit begitu terang memperlihatkan cahaya bulan penuh yang indah. 

Liburan musim panas kali ini benar-benar sempurna, ditambah lagi aku dikelilingi oleh orang-orang terkasih. Billy, Alma, dan Travis. Kami berempat berlibur mengunjungi salah satu pulau pribadi yang disewa Travis. 

Malam itu, aku menikmatinya, semua permainan Billy. Dia begitu lihai membuatku terbang ke angkasa. Sampai naas, sebuah benda tajam menusuk punggungku. Membuat mataku terbelalak, namun pagutan ini masih berlangsung. Setelahnya Billy melepaskan ciumannya, ia tersenyum, dan menatap sesuatu dibelakangku. 

Aku memegangi dadaku, terasa sesak, dan darah mengalir deras di punggungku. Entah apa yang dilakukan Billy setelah itu, tetapi yang jelas. Aku merasa ditusuk berkali-kali dan dihantam dengan sesuatu yang berat. Dan mataku menutup sempurna. 

Setahun kemudian...

Mereka kembali, ke tempat mereka menodai tangan masing-masing dengan darahku. Bodohnya, wajah mereka sama sekali tidak merasa bersalah. Mereka datang penuh tawa dan riang. Liburan musim panas kali ini, mereka membawa Carla. Sahabatku. Aku menatap mereka dari kejauhan. Tampaknya mereka sedang menebar romansa, diusia mereka yang beranjak dewasa. 

Aku melangkah perlahan memdekati mereka, duduk di belakang Billy tanpa berbicara apapun. 

"Gadis bodoh itu sudah hilang sekitar satu tahun, aku rasa dendam kita sudah terbalaskan." kata Billy. Dendam? Dendam apa? Apa mereka membenciku?

"Yap! Aku bisa melakukan apapun semauku. Tanpa harus takut pada gadis bodoh sepertinya." kali ini Clara yang berbicara. Hey? Apa maksud sahabatku itu?

"Dia pikir dia siapa? Beraninya menyebarkan video bodoh itu." sambung Travis.

"Aku puas telah menusuknya berkali-kali."  tawa Alma meledak. Tangan kirinya mengangkat sebilah pisau yang berkilat-kilat.

"Lupakan, kita harus bersenang-senang hari ini." Billy mengangkat segelas anggur ke udara.

"Cheers!!" 

 

****

 

‘Billy’

‘Billy kau mengingatku?’

‘Billy kau bilang kau mencintaiku. Tapi mengapa kau memukulku dengan stik baseball?’

‘Billy’

"Arrrghhh!" aku melihat Billy terbangun dari tidurnya, dan menjambak rambutnya sendiri, hey? Apa dia terganggu dengan bisikanku? 

Aku rasa iya, dia terganggu, itu membuatku tersenyum senang. Billy bisa mendengarku. Kini saatnya aku pindah ke kamar Alma.

Alma terlihat memainkan ponselnya dengan earphone terpasang ditelinganya. Mari kita coba.

‘Alma’

Alma refleks melepaskan earphonenya. Apakah itu sinyal bahwa ia ingin mendengarkanku?

‘Alma, kau mendengarku?’

‘Alma aku ingin bertanya, mengapa kau menusuk punggungku berkali-kali? Apakah itu menyenangkan bagimu?’

"Aaaaaaaa!!!" teriaknya.

Alma melompat dari tempat tidur dan berlari keluar.

Lihatlah, aku rasa mereka menyadari bahwa aku hadir diantara mereka. Apa mereka juga menyadari kalau aku akan membunuh mereka juga? Apa mereka sadar? 

Aku tersenyum licik, senyum menyeramkan yang menghiasi wajah burukku ini. Aku tertawa kejam menatap Alma dan Billy yang berdebat. Entah masalah apa. Tapi yang jelas aku akan menyelesaikannya malam ini. Hi! I'm Laura! And i'll kill u! Aku berada di antara mereka, dan tentunya akan membunuh mereka satu persatu, atau bahkan memperalat mereka agar mereka saling membunuh? Ah itu menyenangkan. 

Hi! I'm Laura! And i'm here, between u guys! 

Tags: thwc18

How do you feel about this chapter?

0 1 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (4)
Similar Tags
Behind the Three Face
724      396     4     
Short Story
"Pepatah tua jepang mengatakan setiap orang punya tiga wajah. Wajah pertama adalah yang kau tunjukan pada dunia, wajah kedua hanya kau tunjukan pada keluarga dan teman dekat saja, dan wajah ketiga adalah yang tidak ingin kau tunjukan pada siapapun, inilah yang mereflesikan dirimu yang sebenarnya."
Bells Flower
406      277     2     
Short Story
Bella mendekati ibunya. Dia mencoba untuk melepaskan ikatan namun tak bisa. Mata sang ibu melotot dengan mulut terbuka, menatap tajam ke arah Bella. Mulut terbuka itu menyemburkan kunyahan kelopak bells flower ke wajah Bella. Bau menyengat dan busuk jadi satu. Seketika Bella bangun dari mimpinya.
Death Game (Permainan Kematian)
956      581     3     
Short Story
Sebuah iklan permainan kematian muncul. Pierre yang penasaran dan menyukai tantangan, mengikuti permainan itu. Permainan yang mendebarkan. Apa kamu cukup berani? Kalau kamu pengecut, lebih baik urungkan niatmu untuk bermain.
Denting 12
455      318     1     
Short Story
Tak masalah untukku kapanpun kau singgah. Jika menetap buatlah aku terbiasa. Jika sudah, ya sudahlah aku pasrah.
BALAS NALANGSA
674      412     1     
Short Story
Aku harus melihatmu lebih dekat, namun jangan menjauh saat aku menghilang.
Job
802      479     5     
Short Story
Ah, kau bertanya tentang pekerjaanku? #thwc18
2 Kehidupan
439      287     1     
Short Story
Kisahku, bermula saat aku mulai berajak smp, hidupku menyendiri entah apa yang ada di pikiranku selama ini.
Reflection
438      313     1     
Short Story
Ketika melihat namun, tak mampu melakukan apapun
Killed
369      236     1     
Short Story
Bad Dream
451      308     1     
Short Story