Muhammad Raka Zainal, nama yang diberikan untuk bayi mungil itu. Raka tumbuh menjadi anak yang cerdas , aktif , sedikit ceriwis , dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Sekarang Raka berusia 3 tahun, dia sudah bisa protes jika bundanya pergi saat dia hendak tidur malam. Tapi Amanda menjelaskan “ Bunda pergi ke rumah sakit untuk menolong orang sakit, yang namanya sakit tidak tahu kapan datangnya , jadi bunda ikut menolong agar rasa sakit pasien cepet hilang dan cepat sembuh. Kalau pasien sembuh dia akan bahagia. Dan membuat orang bahagia akan mendapat pahala. Kalau pahala bunda banyak, bunda bisa masuk ke surga“
Raka sedikit demi sedikit mulai memahami pekerjaan ibundanya. Dan lagi Zain selalu ada untuk menemani putranya tidur jika bundanya tidak dirumah.
Raka baru memasuki tahun pertamanya sekolah di PAUD. Dia sudah mempunyai banyak teman . Raka selalu bersemangat setiap kali berangkat sekolah. Dan dia juga sudah menghafal beberapa surat pendek. Zain selalu sengaja membacakan beberapa surat pendek saat berada bersama Raka. Tidak berniat memaksa untuk hafal , tapi ternyata Raka mendengarkan dan dengan sendirinya hafal surat pendek yang dilafalkan Abinya.
Setelah itu Raka akan sangat bangga memamerkan hafalannya ke bunda. Saat bekunjung ke rumah Uti ( umi Zain ) atau nenek ( mama Amanda ) Raka seperti radio yang tidak mau berhenti . Dia terus bercerita mengenai banyak hal , tentang hafalannya, tentang sekolahnya, teman – temannya, dan bagaimana kalo bundanya marah. Tante Sinta juga suka menggoda keponakannya itu. Dia bahkan memberikan reward jika Raka sukses menghafal 1 surat. Bulan lalu Sinta memberikan robot transformers Bumblebee saat Raka selesai mengahafal surat An Naba. Raka sangat girang waktu itu mendapatkan teman tidur baru. Tidak pernah dia lepaskan robot itu dimanapun.
Suatu hari Raka menonton TV ditemani abi dan bunda. Mendadak Raka teringat dengan cerita temannya kalau ada tempat bermain baru di sebelah kompleks. Sebagian besar teman – temannya sudah mengunjungi tempat bermain itu.
“ Bunda, kata Mahesa ada tempat bermain baru lho. Semua temen – temen Raka udah pada main kesana. Masak cuma Raka aja yang belom kesana Bun “ kata Raka dengan sedikit cedal, dia mendekat ke bundanya mencoba merayu
“ Tempat bermain baru ? kok bunda belom tau ya ?” jawab Amanda melirik ke putranya, dia sudah menangkap keinginan Raka. Tempat bermain yang baru saja dibuka bulan lalu, berjarak 2 km dari rumah.
“ Ada yo Bun, keluar komplek terus belok kanan. Luruuuuuuss aja, ntar ada disebelah kanan. Ada lampu – lampunya” Raka menjelaskan dengan gaya yang menggemaskan
“ Dek Raka pengen kesana ??” goda Amanda dengan mencubit kecil pipi Raka yang gemesin
“ Iya Bun , besok kesana ya” ajak Raka dengan semangatnya
“ Besok bunda masuk kerja , gimana kalo hari Jumat aja. Bunda pas libur itu, brati 2 hari lagi. OK !!” jawab Amanda sambil mengangkat tangan mengajak toss
“ Kelamaan Bun , 2 hari itu lama “ Raka mulai merengek
“ Raka sabar ya ... besok Abi juga ga bisa nganter. Kan Abi juga pengen ikut main, masak Raka main sendiri Abi ga diajak “ Zain membantu menenangkan Raka sambil menggelitiki badan anaknya
“ Udah Bi ... udah ... geli . ya udah 2 hari lagi ... janji ya !!” Raka memaksa orang tuanya untuk berjanji mengantar ke tempat bermain.
“ iya , janji pak bosss ... insyaallah” jawan Zain dan Amanda bersamaan
Sesuai janjinya, Amanda dan Zain mengantar Raka ke tempat bermain seusai sholat Jumat. Raka sudah senang dan bernyanyi – nyanyi sedari pulang sekolah tadi. Zain menyiapkan mobil setelah pulang dari masjid. Tidak lama kemudian mereka pun berangkat.
Amanda meminta Zain untuk mencari ATM dulu sebelum ke tempat bermain. Hanya ada 1 ATM di daerah itu, di ujung jalan turunan tidak jauh dari tempat bermain.
“ Bunda mau kemana kok turun .. kan belom sampe ?” tanya Raka sedikit protes
“ Turun sebentar mau ke ATM ambil uang Nak “ jawab Amanda sebelum turun dari mobil
“ Jangan lama – lama Bun, ntar keburu rame ... Raka ga bisa main banyak – banyak “ Raka sudah tidak sabar untuk segera ke tempat bermain
“ Raka ngaji dulu aja yuk sama Abi, kalo bisa hafal lancar 1 surat ini... Abi bolehin main sepuasnya disana “ Zain menengahi dan mengalihkan perhatian Raka yang mulai mendesak bundanya
Zain mengajak Raka menghafal surat At Takwir. Raka sudah mulai menghafal tapi belum lancar. Entah kenapa Amanda merasa ada yang aneh dengan susana saat itu. Amanda seperti mendapat feeling tidak enak, dia seakan enggan untuk pergi ke tempat bermain dan memilih untuk pulang ke rumah.
“ Raka , gimana kalo ke tempat bermainnya besok aja. Besok bunda ambil libur lagi deh , nanti dirumah bunda masakin ayam bakar kesukaan Raka “ Amanda mencoba membujuk Raka
“ Bundaaaaaaa ..... ga mau ... ga mau” Raka berteriak dan hampir menangis
Zain hanya melirik Amanda seolah menanyakan apa maksud dari ucapan Amanda yang mendadak berubah pikiran. Amanda hanya tersenyum minta maaf , tapi perasaan tidak enak ini kembali muncul. Dia juga tidak tahu firasat apa ini.
Amanda pun turun dari mobil , sebelum menutup pintu mobil dia sekali lagi berbalik untuk melihat anak dan suaminya. Dia melihat keceriaan Raka kembali dan mau melanjutkan mengaji dengan abinyadi dalam mobil. Tanpa membuang waktu Amanda bergegas masuk ke ATM .
Belum sempat Amanda membuka pintu ATM, dia mendengar suara yang begitu keras
“ DUAARRRRRRRRR .... “
Amanda spontan membalikkan badan untuk mencari sumber suara keras itu. Amanda tercengang , dia mengatupkan tangan ke mulutnya yang menganga lebar. Amanda tidak percaya dengan apa yang dia lihat.
Dari arah jalan menurun terdapat sebuah mobil yang berjalan cukup kencang. Sopir dalam keadaan mabuk dan sepertinya menjadi tidak sadar diri, lalu mobil melaju cukup kencang ke arah mobil Zain. Dan kecelakaan pun tidak bisa dihindari, mobil bertabrakan cukup keras sampai mobil Zain terlontar dan berguling – guling.
Zain terseret bersama mobilnya dan terjebak tidak dapat keluar , sopir mabuk itu mati seketika. Raka yang duduk di bagian belakang terpental keluar mobil menembus kaca, mereka berlumuran darah.
Amanda shock menyaksikan kejadian ini, lalu berlari sekencang mungkin mengejar mobil yang masih berguling. Ada beberapa orang yang mencoba manarik untuk menghentikannya karena situasi masih kacau dengan pecahan kaca berserakan. Tapi Amanda tidak perduli dan tetap berlari . Dia melihat Raka yag sudah terpental keluar dengan penuh lumuran darah. Sedangkan sang suami di dalam mobil ikut terseret.
Amanda menghampiri Raka yang berjarak lebih dekat dengannya. Dia memangku tubuh Raka sambil menangis lemas tidak bisa mengeluarkan kata atau berpikir. Amanda memangku tubuh kecil terkulai lemah tidak berdaya dan berlumuran darah. Amanda mengusap darah yang mengucur menutupi wajah Raka, Amanda membersihkan pecahan kaca yang menancap di wajah putranya.
“ Raka, Raka denger bunda .... Raka , bangun Nak” Amanda menatap lekat wajah Raka dengan deraian air mata yang tidak terbendung lagi.
“ Sakit Bun, sakit Bun ... “ Raka masih bisa berkata dengan suara lirih
“ Raka , bertahan ya Nak ... sebentar Nak . Bunda panggil ambulan dulu, kita ke rumah sakit“ Amanda tidak kuasa melihat kondisi anaknya yang terluka parah. Tangannya meraba kaki Raka yang kemungkinan mengalami patah tulang.
“ Abi mau ngajak Raka, tempat.nya bagus Bun ... “ Raka berkata dengan nafas mulai tersengal – sengal.
Amanda menyadari bahwa kondisi Raka sudah tidak memungkinkan lagi , benturan keras dengan luka yang begitu parah untuk anak usia 3 tahun. Amanda hanya bisa terkulai menangis dengan memangku putranya.
“ Raka anakku , ikuti bunda ya Nak ...Asyhadu alla ilaha illallah, wa asyhadu anna muhammadar-rasulullah” Amanda menuntun anaknya perlahan hingga Raka selesai mengucapkan kalimat syahadat. Dia juga tidak tahu dengan apa yang dia lakukan , hanya syahadat ini yang terpikirkan olehnya saat ini.
“ Raka sayang bunda “ Raka memberikan kata terakhir untuk sang bunda . Raka menghembuskan nafas terakhir di pangkuan ibunya.
Amanda menangis sekeras – kerasnya, dia menciumi Raka yang sudah tidak bernyawa. Dia juga melihat banyak orang yang mengerubungi mobil suaminya, polisi juga sudah datang dan mendekat ke mobil – mobil yang sudah hancur tidak berbentuk itu. Seorang polisi tampak berhasil mengeluarkan tubuh Zain dari dalam mobil. Dan dia berteriak dengan suara yang dapat ditangkap telinga Amanda
“ Korban meninggal” teriak polisi itu
Amanda semakin menangis menjadi – jadi , seakan – akan dunia runtuh dan mengambil semua dari hidup.nya dalam sekejap mata. Dia merasakan sakit yang mencengkeram jantungnya, hatinya hancur dan remuk berkeping – keping. Dia tidak dapat mengerti mengapa ini harus terjadi padanya. Dua orang yang sangat dia cintai hilang seketika di depan matanya, mereka pergi dengan cara tragis yang benar – benar tidak terduga.
"Apakah ini adil ? Apakah ini adil untukku ?"
Terima kasih untuk like dan coment.nya mb. Dede_pratiwi
Comment on chapter aku