Nah, sekarang gue mau cerita soal best friend. Yang gue maksud itu Jessy. Enjoy!
_________________________________________________________________________________________
Jessy adalah best friend gue sejak 3 SD. Seperti yang gue bilang di chapter sebelumnya, dia orang baik sama cool. Jessy itu juga lucu sebenernya. Dia sering bikin gue ketawa. Kayak kejadian yang satu ini :
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Jessy : 'Ren, gue mau nunjukin video lucu di rumah gue. Dateng ya!'
Gue : 'Okeh. Gue kesana sekarang.'
Gue langsung dianter nyokap sampe rumahnya.
Jessy :'Masuk cepetan.'
Gue : 'Iye.'
Gue masuk ke kamar Jessy dan ngeliat kakaknya, Jeremy, lagi nunggu kita berdua.
Jeremy : 'Jes, emang mau nonton apaan sih?'
Jessy : 'Eheheh...'
Gue :'Cepetan. Gue penasaran banget.'
Jessy nge-play videonya. Gue ngakak pas sadar videonya rupanya tentang masa kecil Jeremy.
Jessy : 'HAHHAHAHA LIAT TUH KAKAK GUE KEJEDOT TEMBOK HAHAHAHAHAH!! BENJOL KEPALANYA HAHAHAHAHA!!'
Gue : 'BAHAHHAHH NGAKAK BHAHAHHAAH!!'
Jeremy : ( minum baygon )
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
(Jeremy masih idup sampe sekarang kok. jangan khawatir) (LOL)
Setelah kejadian itu, gue ngga berani ngeliat Jeremy lagi. Takutnya gue ketawa-ketawa kayak orang gila kalo ngeliat mukanya. 3 bulan kemudian, gue beruntung. Jeremy harus pergi ke Jerman buat urusan kuliahnya. Akhirnya... gue ngga perlu menghindar lagi...
__________________________________________________________________________
Sekedar informasi aja, Jessy selalu lebih beruntung dari gue. Misalnya, dia dapet komputer pas ultahnya sementara gue dapet gantungan kunci. Huh. Lo nanya kenapa gue cuma dapet gantungan kunci buat hadiah ultah gue? Ya, salahin nyokap sama bokap gue dong! Another example, Jessy punya kucing Persia sementara gue cuma punya satu ikan koi di rumah bernama Udin. Itu pun milik bokap gue. Aneh. Nama ikan kenapa jadi Udin ya? Gue jadi inget sama abang tukang bakso pinggir jalan yang namanya Udin juga. Mungkin bokap gue terinspirasi dari namanya.
BTW, keluarga Jessy itu pemberani. Fearless. Apalagi nyokapnya. Jessy cerita ke gue kalo nyokapnya pernah ngancem seorang pencuri pake sniper rifle, semacam senjata tembak yang sering dipake saat perang. WOW. That's what I call "Power of emak-emak" . Sementara bokapnya adalah seorang jendral tentara. Keren ya. Tapi resikonya tinggi. Dan jangan pernah berharap gue bakal jadi tentara. Gue aja masak harus pake helm sama baju lengan panjang dulu gara-gara takut keciprat minyak panes. Bayangin deh, gue jadi tentara. Ya, gue lari duluan ke Antartika, biar aman. Huehuehuehuehue.
Another thing, Jessy itu termasuk golongan orang kaya. Dia lebih sering habisin duitnya buat beli popcorn di bioskop, nyokapnya beli perhiasan, bokapnya beli senapan, dan Jeremy beli sepatu olahraga. Beda sama gue yang ngga sekaya dia. Gue pake duit buat beli pecel lele, nyokap beli baju-baju diskon, bokap gue beli sepatu diskon, dan Intan (adik gue) beli squishy murah. Mantapz. Gue kalah berbanding dengan Jessy.
Meskipun gue lebih miskin dari Jessy, tapi kasih sayang kita sebagai sahabat itu berlimpah.
(AZEKKKKK)
"Meskipun gue lebih miskin dari Jessy, tapi kasih sayang kita sebagai sahabat itu berlimpah."
Comment on chapter BEST FRIEND STORYAYEE :b