Read More >>"> Satu Koma Satu (Trip(Part 2)) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Satu Koma Satu
MENU
About Us  

Boat putih bergaris biru itu merapat disebuah pulau kecil, para pria bergegas menurunkan barang bawaan kami. Walaupun hanya menghabiskan jarak tempuh satu setengah jam dari kota Jakarta, pulau ini seakan berada di sudut lain dari negara ini. Terpencil, bak surga tersembunyi.

Kami diantarkan oleh seorang pria berumur empat puluhan yang ikut menjemput kami di dermaga. Beliau menjelaskan sinyal handphone dapat dijangkau dan listrik pun tersedia. Hanya televisi yang tidak ada disini, jika butuh bantuan ia berada di pulau yang lebih besar sekitar 10 menit dari pulau ini. Saat kami sampai di main cottage sepasang suami istri menyambut kedatangan kami dengan welcome drink dan kalung untaian bunga.

“Wow… feel in like Hawaii!” Celoteh Salman.

Mereka mengantar kami berkeliling melihat-lihat tiga cottage yang tersebar di dalam pulau. Pulau ini rasanya hampir seluas kampus utamaku, hanya lebatnya pepohonan yang menjadikan sekat antara empat bangunan-bangunan itu. Kami sedikit terkejut setelah diberitahu bebas memilih kamar karena satu pulau ini telah disewa oleh Jessica. Serentak kami melirik padanya yang hanya melipat lengan dan memperhatikan ujung kukunya dengan sedikit senyum kebanggaan.

Cottage pertama berbentuk rumah Joglo, sekilas tampilannya hampir mirip dengan rumah keluarga Banyu. Terdiri dari ruang tamu, ruang makan dan dua kamar tidur besar. Kami memutuskan untuk menaruh barang di tempat ini, beristirahat sebentar baru kemudian berkeliling. Sepasang suami istri itu mengiyakan dan bergurau bahwa kami tidak akan tersesat di pulau ini walaupun tanpa panduan mereka. Kami tertawa bersama mendengarnya.

Banyu terlihat mengagumi detail ukiran di setiap pilar dan daun pintunya. Ini jelas terlihat sesuai dengan seleranya. Ia menggumamkan jenis kayu yang dipakai, tekhnik ukiran dan menerka-nerka berapa usia kayu itu. Salman hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah sahabat sekaligus Boss-nya itu.

Aku memutuskan untuk mandi lebih dahulu, mengingat pagi ini aku dibawa secara paksa. Aku melewati sebuah kamar tidur besar yang dindingnya berupa ukiran kayu yang ternyata bisa dibuka. Dan saat masuk ke kamar mandi batu-batu alam mendominasi, dan konsep menyatu dengan alam juga dipakai dalam kamar mandi ini. Mengejutkan, kamar mandinya hampir tanpa atap dan dindingnya pun hanya beberapa inchi lebih rendah dari tinggi badanku.

Aku kembali ke ruang tamu dan membisikkan hal itu pada Jessica, iya tertawa geli mendengarnya. Aku merajuk dan memintanya berjanji untuk menahan kedua lelaki itu tetap berada di dalam ruangan. Khawatir tiba-tiba mereka berada di belakang kamar mandi, Jessica mengangguk dengan mantap. Sekalipun bath ub berwarna abu-abu kelam itu menggoda untuk dipakai berendam, namun aku memilih untuk mandi dengan pancuran dengan secepat kilat.

Bahkan saat berganti pakaian pun, privasi ku sulit untuk dilindungi. Karena aku bisa melihat bayangan entah Salman atau Banyu yang sedang berjalan melintasi ruangan sebelah. Ya Tuhan, kenapa semua sekat itu harus diukir secara menembus? Menyisakan celah-celah kecil yang mencederai privasiku. Akhirnya aku kembali kekamar mandi dan berganti baju disana, ya walaupun atapnya terbuka setidaknya dindingnya tertutup.

Jessica masuk dan menyodorkan dua kantung kertas besar, ia memasang senyum genitnya.

“Aku lupa memberikan ini padamu.” Ucapnya.

“Apa ini?” Tanyaku sambil menggosok-gosokan rambut basahku pada handuk putih.

“Sebenarnya aku ingin melakukan ini bersamamu dari dulu.” Senyumnya makin membuatku takut.

Gaun-gaun cantik dengan warna-warna cerah dan bikini warna-warni. Aku tersenyum melihatnya, apa yang sebenarnya dia ingini?

“Lihat ini semua satu warna, aku tahu kamu tidak akan mau memakai yang terlalu terbuka jadi aku memutuskan hanya memadukan warna yang sama saja. Selama tiga hari ini kita akan kompakan memakai baju dengan warna yang sama. Bukankah itu lucu?” Jelasnya dengan gemas.

Aku tak kuasa menolak permintaannya.

“Jadi sekarang kita pakai yang mana?” Aku mencoba bersikap penuh semangat.

Ia langsung melonjak-lonjak kegirangan dan mencubit pipiku gemas. Ia menyodorkan gaun dari bahan chiffon yang ringan berwarna biru muda. Aku langsung memakainya, kemudian ia menawarkan diri untuk membantuku mengeringkan rambut dengan hair dryer yang dibawanya. Di tengah proses ia tiba-tiba berhenti, kemudian berlari keluar ruangan.

“Mon … mon…” Teriaknya.

Ia langsung menyeret Salman ke kamar dan mengalungkan kamera padanya.

“Take our picture!” perintahnya.

“Foto gimana?” Salman kebingungan.

“Ini! Kebersamaan ini!” Tegasnya.

“Kebersamaan ngeringin rambut?” Tanyanya.

“OMG… Just take our picture!” Bentaknya.

Salman langsung menurutinya, dan berlagak layaknya fotografer professional mengarahkan kami melakukan banyak gaya yang membuat kami tertawa terpingkal-pingkal.

 

***

Matahari sudah hampir berada tepat diatas kepala kami, saat kami memasuki cottage utama untuk menyantap makan siang. Sepasang suami istri itu menjelaskan hidangan yang dimasak ini berasal dari tangkapan nelayan sekitar. Makanan-makanan laut segar disajikan dengan bumbu-bumbu khas Indonesia yang memanjakan lidah. Jessica dan Salman banyak menyuapi dan menaruh makanan di piringku, memaksa aku mencoba semua makanan yang dianggapnya lezat.

“Berhenti memperlakukannya seperti binatang peliharaan yang perlu diberi makan!” Ketus Banyu.

“Apa sih lo?” Bentak Jessica.

“Neng, yang ini juga enak nih!” Ucap Salman sambil menaruh sepotong ikan berkuah kuning dipiringku.

“Man!” Banyu memandang tajam pada temannya itu.

“Ya, Des? Mau gue pilihin makanan juga?” Ledeknya.

“Enggak perlu!” Jawabnya.

Jessica menggeser kamera tepat ke hadapan Salman, seakan memberikan isyarat Salman untuk bertugas lagi. Dengan lebih santai Salman mengambil gambar-gambar kami secara candid. Setelah selesai makan kami kembali ke Cottage berencana menggelar notebook kami dan memutuskan untuk berkeliling pulau saat matahari sudah tergelincir.

Kami mengambil posisi masing-masing menyelesaikan tugas-tugas yang memang tak bisa ditinggalkan. Berkomitmen menyelesaikan semuanya hari ini agar esok lebih santai.

Tiba-tiba aku merasa sedikit mual, mungkin karena terlalu banyak makan atau karena pagi ini aku sama sekali tidak sarapan. Lama kelamaan rasa mual itu naik ke tenggorokan, membuat aku langsung berlari ke kamar mandi. Sebelum sempat menggelegak memuntahkan semua isi perutku. Jessica berteriak-teriak di luar kamar mandi, Banyu dan Salman datang menghampiri. Dua tangan kekar, menepuk-nepuk punggungku dan memijat lembut leherku. Setumpuk tisu diberikan, dan aku menarik nafas lega.

“Sorry, Puppy aku enggak bisa bantuin kalau yang itu!” Ucapnya sambil membelai rambutku dan memintaku untuk berbaring.

“Kamu pucat. Apa perlu obat? Apa perlu ke dokter?” Tanya Banyu khawatir.

Aku hanya menggelengkan kepala.

Salman membawakan secangkir teh manis hangat.

“Minumlah ini! Ini akan membuat perutmu hangat.” Ucapnya.

Banyu mencoba membelai rambutku namun aku menghindari sentuhannya.

Jessica meminta kedua pria itu untuk mengikutinya keluar dan membiarkan aku untuk beristirahat sejenak. Aku memejamkan mata berharap meredakan ketidak nyamanan tubuh ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • zalsa

    Comment on chapter Epilog
Similar Tags
Ingatan
7408      1797     2     
Romance
Kisah ini dimulai dari seorang gadis perempuan yang menemui takdirnya. Ia kecelakaan sebelum sempat bertemu seseorang. Hidupnya terombang-ambing diantara dua waktu. Jiwanya mencari sedang raganya terbujur kaku. Hingga suatu hari elektrokardiogram itu berbunyi sangat nyaring bentuknya sudah menjadi garis yang lurus. Beralih dari cerita tersebut, di masa depan seorang laki-laki berseragam SMA menj...
TERSESAT (DILEMA)
15861      3092     27     
Mystery
Cerita TERSESAT ( DILEMA ) ini ada juga di situs Storial.co, lho. Sedang diikutkan dalam kompetisistorialmei19, nulissukasuka, ceritainaja. Isi Sinopsis dan beberapa Episode di dalamnya sudah direvisi ulang agar lebih berbeda dengan isi sebelumnya. Bagi yang penasaran, yuk ikuti di link ini: https://www.storial.co/book/tersesat-dilema/ Ditunggu ulasan, saran, masukan, dan kritik kalian di s...
Nothing Like Us
31939      3865     51     
Romance
Siapa yang akan mengira jika ada seorang gadis polos dengan lantangnya menyatakan perasaan cinta kepada sang Guru? Hal yang wajar, mungkin. Namun, bagi lelaki yang berstatus sebagai pengajar itu, semuanya sangat tidak wajar. Alih-alih mempertahankan perasaan terhadap guru tersebut, ada seseorang yang berniat merebut hatinya. Sampai pada akhirnya, terdapat dua orang sedang merencanakan s...
Senja Belum Berlalu
3639      1295     5     
Romance
Kehidupan seorang yang bernama Nita, yang dikatakan penyandang difabel tidak juga, namun untuk dikatakan sempurna, dia memang tidak sempurna. Nita yang akhirnya mampu mengendalikan dirinya, sayangnya ia tak mampu mengendalikan nasibnya, sejatinya nasib bisa diubah. Dan takdir yang ia terima sejatinya juga bisa diubah, namun sayangnya Nita tidak berupaya keras meminta untuk diubah. Ia menyesal...
Premium
Sepasang Mata di Balik Sakura (Complete)
7155      1826     0     
Romance
Dosakah Aku... Jika aku menyukai seorang lelaki yang tak seiman denganku? Dosakah Aku... Jika aku mencintai seorang lelaki yang bahkan tak pernah mengenal-Mu? Jika benar ini dosa... Mengapa? Engkau izinkan mata ini bertemu dengannya Mengapa? Engkau izinkan jantung ini menderu dengan kerasnya Mengapa? Engkau izinkan darah ini mengalir dengan kencangnya Mengapa? Kau biarkan cinta ini da...
Unthinkable
11543      1924     6     
Romance
Cinta yang tidak diketahui keberadaannya, namun selalu mengawasi di dekat kita
Midnight Sky
1423      678     2     
Mystery
Semuanya berubah semenjak kelompok itu muncul. Midnight Sky, sebenarnya siapa dirimu?
Secret�s
3542      1170     6     
Romance
Aku sangat senang ketika naskah drama yang aku buat telah memenangkan lomba di sekolah. Dan naskah itu telah ditunjuk sebagai naskah yang akan digunakan pada acara kelulusan tahun ini, di depan wali murid dan anak-anak lainnya. Aku sering menulis diary pribadi, cerpen dan novel yang bersambung lalu memamerkannya di blog pribadiku. Anehnya, tulisan-tulisan yang aku kembangkan setelah itu justru...
Attention Whore
195      163     0     
Romance
Kelas dua belas SMA, Arumi Kinanti duduk sebangku dengan Dirgan Askara. Arumi selalu menyulitkan Dirgan ketika sedang ada latihan, ulangan, PR, bahkan ujian. Wajar Arumi tidak mengerti pelajaran, nyatanya memperhatikan wajah tampan di sampingnya jauh lebih menyenangkan.
Cinta Aja Nggak Cukup!
4760      1525     8     
Romance
Pernah denger soal 'Triangular theory of love' milik Robert Sternberg? The one that mentions consummate love are built upon three aspects: intimacy, passion, and commitment? No? Biar gue sederhanakan: Ini cerita tentang gue--Earlene--dan Gian dalam berusaha mewujudkan sebuah 'consummate love' (padahal waktu jalaninnya aja nggak tau ada istilah semacam itu!). Apa sih 'consummate love'? Penting...