Read More >>"> Jalan-jalan ke Majapahit (1. Nilai Kimia) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Jalan-jalan ke Majapahit
MENU
About Us  

Nilai Kimia

"Lo kok diem. Kenapa?"

Ella menghampiri meja Shinta, teman karibnya sejak kecil namun sekarang mereka dipisahkan oleh tembok kelas. Ella dan Shinta yang biasanya satu kelas sejak SD hingga tahun lalu, tahun ini ditempatkan di kelas yang berbeda, Ella di kelas XI A3 dan Shinta di XI A2. Masih bersebelahan, tapi rasanya tetap terpisah.

"Gue sedih La," jawab Shinta, murung.

"Kenapa, mama sama papa lo ke luar negri lagi?" tanya Ella berusaha bersimpati.

"Nggak. Nilai kimia gue, La..."

Ella mendengus. Dia benci sahabatnya ini jika sudah mulai membicarakan pelajaran. Bagaimana tidak? Shinta adalah juara umum kelas XI, sedangkan Ella, jangan ditanya. Karena peringkatnya tak layak disebutkan.

"Nilai kimia gue cuma 95," lanjut Shinta sambil menunduk melihat coretan indah merah di atas kertas A4 bertuliskan unsur-unsur, senyawa dan komplotannya.

Tuh kaaaaan... 95 CUMA? batin Ella. Dia ingin menangis meratapi dirinya yang hanya memiliki otak beku yang tak bisa diajak berfikir. Jika sahabatnya yang memiliki otak cair seperti itu saja masih mengeluh, lalu dia harus bagaimana? Bunuh diri? Ogah. Dirinya terlalu berharga untuk dibunuh hanya gara-gara nilai kimia. Dan Ella adalah anak yang tangguh, tak mungkin menangis hanya karena nilai jelek. Baginya, kesedihan baru benar-benar akan menghampirinya ketika stok makanan di dunia ini habis.

"Shin, bersyukurlah! Kalau gue nih, yang dapet nilai 95, gue bakalan sujud syukur sampe jidat gue item kayak Ustad Hilmi!" ucap Ella sambil menunjuk-nunjuk kertas yang dipegang Shinta.

"Lo nggak tau sih. Gue tuh cuma salah di sini doang," Shinta menunjuk tulisan kecil berupa angka 10 pangkat negatif 6. "Harusnya pangkat min 7," lanjutnya sedih.

Ella menggertakkan giginya geram. "Shin! Gue laper. Mending kita ke kantin. Meratapi nilai kimia lo nggak bakalan bikin kita kenyang!" Ella menyeret lengan sahabatnya itu, membawanya ke luar kelas melewati beberapa siswa di koridor menuju kantin.

"SELAMAAT ULANG TAHUUN KAMI UCAPKAN!!! SELAMAT..."

Segerombolan anak berseragam putih abu-abu tengah menyanyikan lagu ulang tahun mengelilingi seorang perempuan cantik berambut panjang yang berdiri di depan meja bundar dengan kue tart besar disertai lilin-lilin kecil diatasnya. Sungguh pemandangan yang menakjubkan.

"Yeeeei selamat ya Vita... makin cantik deh."

"Makasih."

"Makin langgeng ya sama Rangga."

"Makasih."

"Bahagia selalu ya Vita..."

"Makasih."

"Rangga mana, Vit?"

"... Hmm nggak tau, paling lagi main basket atau lagi ngerjain tugas."

"Yeee... gimana sih tu anak? Pacar ulang tahun, ngucapin selamat kek."

"Hmm... mungkin dia lagi nyiapin kejutan buat gue," jawab Vita dengan senyum malu-malu sambil memotong kue dan membagikannya ke teman-teman. "Eh, Shin! La! Sini-sini... makan kue bareng!" teriaknya sambil melambai-lambaikan tangan meminta mereka berdua mendekat.

"Eh, mereka siapa La? Kamu kenal?" tanya Shinta sambil berbisik. Tapi karena jarak mereka terlalu dekat, jadi banyak anak yang mendengar bisikannya.

"Ish. Dia Vita and the geng! Sekelas sama lo!" bisik Ella pelan sambil mencubit lengan sahabat tak tahu malunya itu.

"Iya? Sekelas sama gue? Beneran? Duh! Gue belum apal nama-nama sama muka mereka," bisiknya lagi.

"Lah, udah mau satu semester, Shin!"

Senyum ceria anak-anak di kerumunan itu telah lama menghilang. Mereka benar-benar kesal sekelas dengan orang pintar tapi sombong seperti Shinta. Mereka sudah benci Shinta tak pernah mau membagi contekan pada mereka, dan kebencian mereka makin tumbuh dan berkembang tak terkendali saat mengetahui Shinta bahkan tak mengingat mereka sebagai teman sekelasnya. Tak sedikit tatapan membunuh menusuk mata Shinta, tapi Shinta dengan cuek mengabaikannya.

"Eh, kita sekelas ya, maaf ya gue emang pelupa," ucapnya tanpa memperlihatkan rasa bersalah sedikitpun.

Vita juga merasa sangat kesal karena sebagai perempuan paling cantik di sekolah yang selalu menjadi pusat perhatian di sudut manapun, tiba-tiba mengetahui ada satu teman sekelasnya yang tidak menyadari keberadaannya. Harga dirinya terluka. Hingga ia ingin melemparkan kue penuh lemak yang terpotong setengah di hadapannya itu ke muka anak sombong tak tahu malu itu. Tapi sayang, meski berlemak, kue itu sangat mahal. Jadi lebih baik ia memakannya saja.

"Lah, Vita? Lo ultah? Kok nggak bilang-bilang?" Rangga dan kedua temannya datang dari arah belakang Shinta. Pacar macam apa yang menanyakan pertanyaan bodoh semacam itu? Harusnya, dari sekian banyak penghuni sekolahan, pacar adalah orang pertama yang tahu tentang ulang tahun pasangannya bukan?

"Waaaah... kuenya kelihatan enak!" sahut teman yang berdiri di belakangnya.

"Lo beneran lupa, Ga? Gue aja tau gara-gara lihat status di IG dia hahaha!" celetuk temannya yang lain kini menertawakannya makin kencang saat Rangga mengangguk dengan muka polos membenarkan pertanyaannya.

Rasanya Vita ingin menghilang seketika. Dia sungguh malu. Malu pacarnya sendiri melupakan hari ulang tahunnya. Hari ulang tahun anak paling cantik di sekolah ini!!! Dan dia sudah mengumumkannya dari seminggu yang lalu di semua medsosnya!!! Teganya Rangga!!!

"Eh, gue mau makan nasi aja," ucap Shinta sambil menarik tangan Ella menuju kantin. Dia hanya ingin menghindari kerumunan dan tak mau melihat drama kehidupan nyata yang sebentar lagi akan terjadi.

PLOK!!! PLUK.

Suara benturan sesuatu yang lunak, seolah menghentikan waktu. Mereka semua terdiam.

Rangga mengusap wajahnya yang kini berlumuran krim kue.

Shinta dan Ella menghentikan langkah mereka, mereka benar-benar melongo dengan mulut terbuka lebar menyaksikan pemandangan langka di depan mereka. Akhirnya Vita benar-benar melemparkan kue tart yang tinggal setengah itu, bukan ke muka Shinta tapi ke muka Rangga, pacarnya.

Vita benar-benar tak tahan dan merasa dipermalukan. Dia menutup mukanya dengan satu tangan, lalu berlari menuju kelas, meninggalkan kerumunan anak yang terbengong menatap kue-Rangga-Vita bergantian. Kerumunan itu bingung, apakah mereka boleh memakan kue yang telah mereka terima sebelumnya atau tidak? Tapi mereka ingin memakannya. Tapi jika melihat si pemberi yang tengah bersedih mereka juga harusnya ikut bersedih bukan? Bagaimana menurut kalian?

Akhirnya, mereka lebih memilih memakan kue yang mereka dapat daripada mubazir, meski pemiliknya kini tengah menangis tersedu-sedu di atas bangku di dalam kelasnya.

"Mereka pacaran?" tanya Shinta polos.

Ella mengangguk.

"Emangnya pacar harus inget hari ultah pacarnya?" tanya Shinta lagi.

Ella kembali mengangguk.

"Berarti gue nggak boleh pacaran. Gue pikun. Ntar gue sering kena lempar kue kayak dia." Shinta menunjuk Rangga yang kini mendapat banyak tissue dari beberapa fans perempuannya.

Rangga tertegun mendengar ucapan polos Shinta, tapi dia mengabaikannya. Mukanya yang tampan harus segera dibersihkan kalau dia tak mau jerawatan.

Rangga masih membersihkan mukanya dari krim lengket kue tart itu sambil memikirkan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Dia tak menyangka Vita akan semarah itu mengetahui dia tak mengingat hari ulang tahunnya. Dia tipe orang yang tidak terlalu suka terbebani dengan apapun. Haruskah ia memutuskan Vita? Perempuan paling cantik di sekolah?

______________________________________________________________________________________________________

 Hewan favoritku.

Happy Reading ...

How do you feel about this chapter?

1 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • amandanurmala

    Kocak

    Comment on chapter 2. Sejarah yang membosankan
Similar Tags
Cinta (tak) Harus Memiliki
4847      1231     1     
Romance
Dua kepingan hati yang berbeda dalam satu raga yang sama. Sepi. Sedih. Sendiri. Termenung dalam gelapnya malam. Berpangku tangan menatap bintang, berharap pelangi itu kembali. Kembali menghiasi hari yang kelam. Hari yang telah sirna nan hampa dengan bayangan semu. Hari yang mengingatkannya pada pusaran waktu. Kini perlahan kepingan hati yang telah lama hancur, kembali bersatu. Berubah menja...
DELION
2567      984     2     
Mystery
Apa jadinya jika seorang perempuan yang ceria ramah menjadi pribadi yang murung? Menjadi pribadi yang dingin tak tersentuh, namun dibalik itu semua dia rapuh sepert bunga i Dandelion tapi dia tidak bisa menyesuaikan dirinya yang mulai hidup di dunia baru dia belum bisa menerima takdir yang diberikan oleh tuhan. Kehilangan alasan dia tersenyum itu membuat dirinya menjadi kehilangan semangat. Lal...
My Sweety Girl
10074      2254     6     
Romance
Kenarya Alby Bimantara adalah sosok yang akan selalu ada untuk Maisha Biantari. Begitupun sebaliknya. Namun seiring berjalannya waktu salah satu dari keduanya perlahan terlepas. Cinta yang datang pada cowok berparas manis itu membuat Maisha ketakutan. Tentang sepi dan dingin yang sejak beberapa tahun pergi seolah kembali menghampiri. Jika ada jalan untuk mempertahankan Ken di sisinya, maka...
Nothing Like Us
31669      3754     51     
Romance
Siapa yang akan mengira jika ada seorang gadis polos dengan lantangnya menyatakan perasaan cinta kepada sang Guru? Hal yang wajar, mungkin. Namun, bagi lelaki yang berstatus sebagai pengajar itu, semuanya sangat tidak wajar. Alih-alih mempertahankan perasaan terhadap guru tersebut, ada seseorang yang berniat merebut hatinya. Sampai pada akhirnya, terdapat dua orang sedang merencanakan s...
The Friends of Romeo and Juliet
17756      2623     3     
Romance
Freya dan Dilar bukan Romeo dan Juliet. Tapi hidup mereka serasa seperti kedua sejoli tragis dari masa lalu itu. Mereka tetanggaan, satu SMP, dan sekarang setelah masuk SMA, mereka akhirnya pacaran. Keluarga mereka akur, akur banget malah. Yang musuhan itu justru....sahabat mereka! Yuki tidak suka sikap semena-mena Hamka si Ketua OSIS. dan Hamka tidak suka Yuki yang dianggapnya sombong dan tid...
She Never Leaves
4500      1267     3     
Inspirational
Dia selalu ada dan setia menemaniku, Menguatkanku dikala lemah, Menyemangatiku dikala lelah, dan .. Menuntunku dikala kehilangan arah.
The Invention of the Uninvited
409      275     2     
Short Story
An adventure of unexpected events with a twist of philosophical ideas along the way whilst zooming into the current trend of inventing,
F.E.A.R
8161      1408     5     
Romance
Kisah gadis Jepang yang terobsesi pada suatu pria. Perjalanannya tidak mulus karena ketakutan di masa lalu, juga tingginya dinding es yang ia ciptakan. Ketakutan pada suara membuatnya minim rasa percaya pada sahabat dan semua orang. Bisakah ia menaklukan kerasnya dinding es atau datang pada pria yang selalu menunggunya.
PENTAS
971      593     0     
Romance
Genang baru saja divonis kanker lalu bertemu Alia, anak dokter spesialis kanker. Genang ketua ekskul seni peran dan Alia sangat ingin mengenal dunia seni peran. Mereka bertemu persis seperti yang Aliando katakan, "Yang ada diantara pertemuan perempuan dan laki-laki adalah rencana Tuhan".
BlueBerry Froze
3436      1071     1     
Romance
Hari-hari kulalui hanya dengan menemaninya agar ia bisa bersatu dengan cintanya. Satu-satunya manusia yang paling baik dan peka, dan paling senang membolak-balikkan hatiku. Tapi merupakan manusia paling bodoh karena dia gatau siapa kecengan aku? Aku harus apa? . . . . Tapi semua berubah seketika, saat Madam Eleval memberiku sebotol minuman.