Malam itu hujan mengguyur kota Seoul, gemuruh petir memecahkan kesunyian.Seorang yeoja memakai sweater termenung menghadap jendela yang basah oleh titik-titik air hujan ditemani secangkir teh hangat. Saat hujan Hyo Mi merindukan boneka teddy bear putihnya yang selalu menemaninya kemanapun ketika kecil. Sayang, ia telah meninggalkannya beberapa tahun yang lalu di taman.
“Ku harap aku bisa menemukanmu lagi, My Lovely doll.”
Kini Pikirannya dipenuhi bayang-bayang hari esok. Ia akan menjadi murid baru di sekolah favorit di kota Seoul yaitu Hannyoung High School. Ia takut sulit mendapatkan teman karena status sosial yg rendah.
Pagi sekali, Hyo Mi berjalan ke sekolah barunya. Ia tak ingin datang saat sekolah tengah ramai. Tetes-tetes embun pagi membuat dedaunan Nampak segar. Tiba-tiba mobil mewah berlalu kencang melewati genangan air.
“Aish, siapa pengemudi mobil itu?”, Lee Hyo Mi kesal dan roknya sedikit basah.
Seorang namja memakai kaca mata hitam menurunkan kaca mobil dan menoleh ke arah Lee Hyo Mi.
“Miandhe.”, sambil tersenyum ke arah Hyo Mi dan langsung melanjutkan perjalanan.
“Ne, lupakan.”, Hyo Mi membalas senyumannya
“Haish, aku kan seharusnya kesal, awas kau kalau bertemu lagi!Menyebalkan!”,seohyon menampakkan muka cemberutnya.
Sesampainya di gerbang sekolah, alangkah terkejutnya Hyo Mi kembali melihat namja yang menyebalkan itu. Hyo Mi ingin memberinya pelajaran tetapi, namja itu sedang menengadahkan kepalanya ke langit, rambutnya tertiup angin dan tersenyum sambil memejamkan mata. Hyo Mipun hanya diam.
“ Tampan Sekali…”
Namja itupun tersadar bahwa seorang yeoja tengah memperhatikannya. Ia pun berjalan ke arah Hyo Mi.
“Hey, apa yang sedang kau lihat?”,sambil mengguncang guncang tubuh seohyon.
“Aah, apa-apaan kau ini.”,tersadar dari lamunannya dan menepuk-nepuk kecil pipinya.
“Mwo?”
“anio.”
“Choi Je Ah, panggil saja aku Je Ah. Senang bertemu denganmu.”sambil menyodorkan tangannya dan menunjukkan senyuman mautnya.
“Lee Hyo mi.”,sambil menyodorkan tangannya disertai rasa gugup.
“Apa yang kau lakukan sepagi ini?”
“Aku hanya ingin melihat-lihat dan berkeliling sekolah ini.”
“Aah, Apa kau murid baru?”
“Ne, Kau sendiri mengapa datang begitu pagi?”
“Aah,aku hanya ingin menikmati suasana pagi, Kau tahu?Pemandangan di sekolah ini sangat indah di pagi hari. Oh ya, Hyo Mi Maukah…?”,suasana hening sejenak.
Deg, Hyo Mipun berpikir yg tidak-tidak. Menurutnya terlalu cepat bila Je Ah mengatakan itu.
“Maukah kau aku temani menyusuri sekolah?”
Hyo Mipun sedikit kecewa dan mengangguk mengiyakan. Je Ah yang ceria terus bercerita tentang masa-masa di sekolahnya,sementara Hyo Mi sesekali berbicara tetapi lebih banyak tersenyum manis.
“Tak terasa ya? Sepertinya aku yang lebih banyak bercerita.Lain kali, giliran kau yang bercerita.”
“Ini bunga mugunghwa sebagai tanda pertemanan kita. Bunga ini mempunyai makna keabadian, semoga pertemanan kita abadi.” Choi Je Ah memetik bunga mugunghwa di taman sekolah.
Pertemuan merekapun diakhiri dengan lambaian tangan satu sama lain. Sejak saat itu Lee Hyo Mi mulai menaruh hati pada Je Ah. Berjalan kearah kelas dan sesampainya di sana mata Hyo Mi tertuju pada seorang namja yang duduk sendirian di bangku paling belakang,tatapannya begitu dingin. Hyo Mi menghampiri dan duduk di sampingnya dengan ragu-ragu. Ia pun memberanikan diri untuk memperkenalkan diri.
“Hallo…,namaku Lee Hyo Mi.”
“Kim Sang Jae.”,masih dengan tatapan dingin.
Bel istirahatpun berbunyi, riuh murid-murid pergi ke kantin. Hyo Mi melihat Sang Jae masih tidur sedari pelajaran dimulai. Hyo Mipun mengeluarkan kotak bekal dari tasnya,Ia pun membukannya.
“Apa itu?”, Tanya Sang Jae mengagetkan.
“Sebuah bekal makanan, Apa kau mau makan bersamaku?”
“ Bolehkah?”
Merekapun makan dan berbincang asyik bersama . Tiba-tiba seorang namja yang dikenal dengan Cheerful Boy mendekati mereka,membawa sebuah bekal makanan.
“Bolehkah aku bergabung?”, sambil menunjukan senyum termanisnya.
“Tentu saja.”
“Kau anak baru ya? Bolehkah kita berteman?Aku Lee Sang Bin.
“Aku Lee Hyo Mi, senang bertemu denganmu.”
Di luar kelas Je Ah sedang mencari-cari dan menoleh ke jendela kelas Lee Hyo Mi. Ia menatap lekat pemandangan di dalam kelas Seohyon.
“Mengapa temannya lelaki semua? Apa tidak ada perempuan yang mau berteman dengannya? Dasar!”, Je Ah tak sengaja memukul kaca jendela dan sontak membuat semua menoleh kearah Je Ah.
“Miandhe.”,sambil tersenyum dan langsung berlari.
“Je Ah…”,Hyo Mi tanpa sadar berdiri dari bangkunya
“Haruskah dia terus menunjukkan senyum manisnya ke semua orang?”,berjalan ke arah kelasnya.
“Kau Kenal dia? Dia itu murid terpopuler di sini.”, sahut Sang Bin
“Benarkah?”, Hyo Mi sedikit terkejut.
Bel terakhir pertanda pulang, Hyo Mi mencari-cari Je Ah untuk pulang bersama dan ia menemukan Je Ah sedang bersandar di gerbang sekolah sambil mendengar earphone yg terpasang di telinganya.Saat ia akan mendekati Je Ah, tiba-tiba tiga orang yeoja menghadang Hyo Mi.
“ Kau tidak tau malu ya?”
“Apa maksud kalian?”
“Ku dengar, ayahmu hanya seorang penjaja makanan dan ibumu tukang selingkuh!Sekarang kau juga akan mengikuti ibumu, menggoda Je Ahku dengan wajah polosmu?”
“Hentikan!”, Je Ah tiba-tiba datang dan merangkul Hyo Mi.
“Aku tegaskan pada kalian!Aku yang selalu menggodanya. Jadi berhenti mengganggunya!”
Sore itu langit menunjukkan warna kemerahan. Hembusan angin disertai debu membawa lembaran-lembaran daun yang kering. Je Ah menggenggam erat jemariku, berjalan dan berbincang santai.
“Hyo Mi, Apa benda yang paling kau sukai?’
“Sebuah boneka.”
“Boneka apa itu?”, Tanya Je Ah penasaran
“Boneka teddy bear putih yang kutinggalkan beberapa tahun lalu di taman saat musim hujan.”
“Uhuk,Uhuk.”Tiba-tiba Je Ah batuk kecil karena terkejut.
“Waeyo?”
“Aah, anio.”
“Esok jam 09.00 kau akan kujemput. Aku tidak menerima penolakan.”
Pagi datang, Dentingan jam tengah menunjukkan tepat pukul 09.00. Lee Hyo Mi memakai dress cantik berwarna pink, rambutnya dibiarkan terurai dan dihiasi jepit berbentuk pita. Entah mengapa Hyo Mi ingin terlihat cantik di depan Je Ah dan cepat menemuinya. Degup jantungnya berpacu sangat kencang.
Je Ah nampak keren dengan lamborghininya, keluar dengan cepat dan menarik Hyo Mi ke mobilnya.
“ Apa yang akan kau lakukan padaku, mau ke mana kita?”, Tanya Hyo Mi penasaran.
“Aish, kau ini ternyata begitu berisik. Duduklah dengan manis.”
Mobil pun terhenti di pulau Nami, berjalan menyusurinya Je Ah tak sedetikpun melepaskan genggaman tangannya pada Hyo Mi.
“Hei, mengapa kau mengajakku ke sini?”
“Apa kau tidak menyukainya? Kalau begitu kita cari tempat indah lainnya.”
“Je Ah, ada apa denganmu?”
“Setelah itu kita akan ke Jeju.”
“Ayo katakan apa yang terjadi? Apa maksud semua ini?”
“Bukankah dulu kau ingin sekali ke pulau jeju?”
“Bagaimana kau tahu?”
“Aah ituuu, bukankah setiap orang menyukai pulau Jeju?”
Sampai di pulau Jeju, J Ah meninggalkan Hyo Mi dan meminta Hyo Mi tak beranjak kemanapun. Dinginnya malam di pulau Jeju membuat Hyo Mi menggosok-gosok tangannya yang sedingin es dan keluarnya asap dari mulutnya. Tanpa sengaja Hyo Mi menemukan sepucuk surat di tempat ia menunggu.
Setiap hari pergi ke taman,
Dari kejauhan
Melihat senyuman seorang yeoja kecil
Suatu hari ia bersedih
Ku harap teddy bear putih menghiburnya
Esoknya teddy bear putih itu menemaninya kemanapun
Suatu hari yeoja itu meninggalkannya di taman
Basah oleh hujan
yeoja kecil itu menghilang
Hari demi hari
Bulan ke bulan
Musim berganti musim
Penantian tak akan usai
Pada akhirnya dia kembali
Lebih cantik
Membuatku lebih banyak bicara
Membuatku cemburu
Membuatku pertama kalinya ingin mengatakan
Maukah menjadi yeoja chinguku?
Usai membaca surat itu, terdengar suara indah piano yang dimainkan seseorang.Hyo Mi melangkah mengikuti suaranya,terlihat Je Ah memakai jas abu-abu,jemarinya lincah memainkan piano. Melihatnya, Hyo Mi langsung menghampirinya.
“ Kau menyukainya?”,masih memainkan piano
“Bagaimana kau bisa…”, jawab Hyo Mi masih tidak percaya
“Kita sudah bertemu sejak kecil,tapi aku tak berani menyapamu.”
“Je Ah, Gomawo.”
“Ne, cheonma.”
“Jadi apa jawabanmu?”
“Mwo?”
“Maukah menjadi yeojachinguku?,menyodorkan sebuah boneka teddy bear putih.”
“Ne.”,membisikkan ke telinga Je Ah.
Tiba-tiba alunan musik dansa terdengar. Je Ah menunjukan senyuman mautnya.
“Maukah berdansa denganku, nona Hyo Mi?”
Lama berdansa tiba-tiba terhenti karena rinai hujan. Lama menunggu hujan dan mobilpun mogok, Je Ah memanggil seseorang untuk memeriksa mobilnya lalu melepaskan jasnya. Ia terlihat lebih tampan hanya memakai kemeja putihnya. Je Ah akan mengantarkanku pulang dengan merelakan jasnya basah untuk kami berteduh sepanjang perjalanan pulang. Tercium aroma badan Je Ah yang harum.
“Sampai jumpa di sekolah yeojachinguku,”sambil melambaikan tangannya.
“Akhirnya My lovelly doll datangnya dari seorang namja tampan yang menjadi pacarku.”