Dimitrian, laki - laki itu merasa ada sesuatu di benak nya sejak kejadian itu, Trian jadi penasaran bukan main soal Tania , sudah satu bulan Trian tidak pernah bertemu dengan Tania mungkin hanya melihat sekilas begitupun sebaliknya apalagi Tania yang masih sebal terhadap dirinnya membuat gadis itu semakin acuh dan kadang mengumpat dari kejauhan dikala melihatat Dimitrian.
Selama satu bulan ini Trian mencari tahu tentang Tania tapi hasilnya tak ada, kebencian antara Sabel dan Tania ternyata benar seperti yang di katakan Jemie karena hari ini dengan mata kepalanya ia menyaksikan pertikaian antara Tania dan Sabel di belakang sekolah, sebelum nya ia melihat Tania yang di kerjain habis - habisan oleh junior nya gadis itu bukan diam saja tapi menantang meski percuma karena dia di kepung oleh tiga junior yang pernah Trian bela, Trian yang bodoh dan so cool itu malah menyaksikan tanpa berniat untuk melerai karena takut Tania malah makin membencinya.
"Gak bosen apa lo nyari ribut sama gue? "Tanya sabel.
"Heh sambel yang ngajak ribut situ duluan ya ngapain nyalahin gue heran deh "sahut Tania .
"dari dulu sampe sekarang itu lo yang mulai Tan , kalau pas dulu lo gak belaga bela temen lo gak akan gue sampe kaya gini "
"Hahahah hak gue dong, lagian siapa sih yang gak sebel liat lo so belaga jadi senior ? "Tania menantang
"Lo ya berani sama gue, gak pernah di didik lo ya? "
"Gue di didik buat ngehargain orang yang ngerhargain orang lain dan gue juga di suruh buat ngebela orang kalau dia gak salah"ucapnya "dan gue dulu ngebela temen gue karena dia bener dan sekarang gue gak mau ngerhargain lo karena lo aja gak bisa ngehargain orang paham gak hah? "
Tanpa aba - aba sabel maju dan mulai menjambak rambut Tania , di sana di belakang sekolah mereka berdua sedang bertengkar.
"Sambel sakit gila tangan lo juga kotor entar rambut gue banyak kumannya ah jauh - jauhin deh sana tuh tangan "ucap Tania berusaha melepaskan tangan Sabel dari rambutnya.
"Bodo amat emang gue peduli, lagian ya sebelum gue mau jambak lo tadi gue udah cuci tangan kok ".
"Tau amattt deh ya ini sakit lepasin boneka anabell, sambel, best frends dedemit bener -bener sama kaya nama lo nya ya Sabel gue sama lo deh "
"Please deh itu sebel, Ledek aja terus gak akan gue lepasin "
Seorang laki - laki bertubuh atletis yang berkulit putih itu menghampiri keduanya dan berhasil membuat aktifitas Sabel dan Tania berhenti.
"Bagus ya maen jambak - jambakan disini "ledek Trian ya laki - laki yang baru saja datang adalah Dimitrian.
"Eh Trian "sapa Sabel sambil melepaskan jambakan mautnya kepada Tania .
Sementara Tania melirik dengan malas sambil mengusap - ngusap rambut yang di jambak oleh Sabel .
"Lo apa apaan sih bel ke adek kelas bukan kasih contoh yang bener "kata Trian
"Gue gak ngapa - ngapin kok nih anak aja minta di jambak tadi soalnya di rambutnya banyak kutunya gitu jadi gatel katanya"
Dasar nenek lampir, enak aja rambut gue di bilang banyak kutunya, si dedemit juga ngapain sok jadi pahlawan disiang bolong begini. Ucap batin Tania
Trian melirik ke arah Tania , namun gadis itu malah balik menatap tajam ke arahnya.
"alesan lo ya bel bisa benget, pokoknya gue gak mau liat ya lo ngakuin hal kaya tadi, Udah sana lo balik ke kelas bel dicariin mrs Merry tadi "
"Iya bapak ketosku, ngapain mrs Merry nyari gue? "Tanya Sabel .
"HELOOOOOOOO KEPADA SENIOR KU YANG TERHORMAT KALAU MAU NGERUMPI MENDING BALIK KE KELAS SONO KALAU GAK DI KANTIN DEH JANGAN DI DEPAN GUE BERISIK TAU GAK "ucap Tania dengan nada tinggi
"Lo yang bersik yang ada "balas Sabel sewot
"Dih lo berdua lah ke gue - gue segala "
"Udah - udah, bel lo balik gih ke kelas "
"Iya - iya gue balik ke kekelas "ucapnya menurut setelah itu pergi namun sebelum pergi ia membisikan sesuatu ke telinga Tania sambil melewatinya.
"Siap gue tunggu "dengan santai Tania menanggapi bisikan Sabel
Kini tinggal Trian dan Tania , Tania tak memperdulikan Trian yang berada disana saat Tania akan melangkahkan kakinya untuk pergi namun suara Trian memanggilnya terdengar.
"Tan "
Tania menoleh dengan enggan "gue bukan setan dasar dedemit "
"Maksud gue tania "
"Ngapain lo manggil-manggil gue? "
"Ketus mulu tuh mulut ya, gue cuman mau bilang -"
"Bilang apa? "Potong tania
"Bilang maaf, gue tau gue salah tan sama lo "
"Bagus kalau lo tau "
"Jadi lo maafin gue? "
"sorry , gue belum mau maafin lo gimana dong "
"Terus gue harus gimana supaya lo maafin gue? "
"MATI BARENG SABEL "ucap Tania kemudian pergi.
"Gila gue di suruh mati, terus aja tinggalin gue kalau lagi ngomong"gerutu Trian
"Tania "panggil Trian sambil berlari
"Apa lagi? Mau mati sekarang? "
"Heran tuh mulut ya "ucap Trian sambil mencubit pipi kiri Tania .
"Sakit bego"
"Bodo amat "jawab Trian sambil tersenyum kemudian pergi menjauh.
"Resee, dasar dedemit gila "teriak Tania sambil melemparkan sepatunya ke arah Trian .
"Gak kena Tan , kurang tenaga lo lemparanya"
"Ih nyebelin lo sumpah, siniin sepatu gue "
"Oh lo masih butuh nih sepatu? "Tanya Trian sambil mengangkat sepatu milik Tania dengan tangan kirinya.
"Siniin gak, atau -"
"Atau apa? "Tantang trian "kalau lo butuh sepatu ini ambil pulang sekolah ke kelas gue yah bye Tania "lanjutnya setelah itu pergi
"DASAR DEDEMIT GILA, WOI BALIKIN OGAH GUE KE KELAS LO WOI BALIKIN GAK"suara teriakan -teriakan Tania dengan lantang tapi percuma saja karena di abaikan oleh Trian .
Sementara Trian yang mendengar umpatan - umpatan Tania malah tersenyum sambil berjalan mengabaikan teriakan teriakanya.
Dengan sangat terpaksa Tania berjalan menuju kelasya dengan sebelah sepatunya yang tersisa banyak tatapan matanya yang menjadikanya bahan tertawaan terutama di kalangan juniornya.
Dedemit gila awas aja ya udah bikin gue malu.
" abis dari mana aja lo tan? "Tanya Reina
"Abis duel sama si Sambel "
"Kebiasaan, kapan coba kalian akur? "Tanya Mili yang sambil mengunyah sebuah roti.
"Akur sama dia idih ogah"
"Ya udah sama kak Trian aja deh baekannya "Reina memberikan saran.
"Si dedemit ogah lo liat gak hah gue jalan pake sepatu sebelah itu gara- gara si dedemit "
"Maksud lo "Reina yang penasaran langsung bertanya.
"Sepatu gue di bawa sama dia gara - gara tadi gue lempar ke dia "
"Hahahaah "tawa Mili dan Reina terdengar meledek "lagian kuker banget lo lempar sepatu segala"lanjut Mili .
"Sumpah hari ini dedemit bener - bener nyebelin, ngapain juga tuh orang pake nunjukin muka lagi ke gue "
"Awas nanti suka "kata Reina yang membuat Tania langsung menatapnya tajam.
"Gue suka? "Tanya Tania sambil menunjuk dirinya "gedeg yang ada "lanjutnya.
"Please deh Tan , kak Trian tuh yah udah gans , baik, humoris lagi "jelas Reina .
"Gans? Gantengan juga jungkook, baik? Heloo baik dari mananya kalau dia baik gak akan gue dendam sama dia dan yang terakhir humoris? Mana ada humoris nyebelin jail kaya gitu "
"Hem, herman gue sama lo apa sih kurang nya kak Trian sampe - sampe dia masih jadi objek kebencian di mata lo Tan , lagian dia kan gak salah dia cuman bela si Sabel gara - gara si Sabel bilang kalo lo yang salah "
"Tetep aja harusnya dia bisa cari tau dulu yg salah sebenernya tuh siapa? "
"Hey kalian bertiga sedang bicara apa? "Tanya seorang guru yang ternyata telah datang sejak tadi.
"Anu bu lagi bahas pelajaran ibu kok "ucap Mili beralasan.
"Iya , lagi bahasa Enzim bu kita "lanjut Reina .
Kedua sahabatnya telah menjawab kecuali Tania tatapan bu Sista mengarah pada Tania
"Oke kalau gitu bagaimana kerja enzim Tania ? "
Tania langsung memberikan tatapan bertanya - tanya kepada kedua sahabatnya.
"Nah itu bu kita belum paham mangknya kita tadi ngobrolin itu "ucap Tania asal
"Jadi kalian bertiga belum paham materi itu? "
Ketiganyapun kompak mengangguk.
"Hem baik lah, kalau begitu besok pulang sekolah kalian ke ruangan ibu akan ibu jelaskan karena hari ini kita sudah bukan tentang materi itu lagi "
"Si.. Siap bu "jawab Tania sambil menyikut mili
"Siap bu "jawab mili dan reina.
"Sekarang kalian fokus kesini dan dengarkan ibu"ucap guru biologi bernama bu Sista atau yang sering di panggil bu sintesis "
Semua kelas 11 - mipa 1 pun hening hanya terdengar suara bu Sista yang sedang menjelaskan.
Waktu yang di tunggu - tunggu Tania akhirnya datang juga kini bel pulang sekolah telah berbunyi di semua penjuru ruangan kelas, Tania dengan cepat memasukan semua alat tulisnya kedalam tas dan langsung bangkit membuat Mili dan Reina merasa heran.
"Mau kemana lo Tan buru buru amat "
"Kekelas dedemit "jawabnya singkat
"Gak akan nebeng sama gue lo? "Tanya Mili .
"Libur duluuuuuu byeeeeee "ucap Tania sambil melambaikan tangan kemudian menghilang.
"Dasar Tania alig " teriak Mili
Tania telah memasuki kawasan kelas 12 hal yang paling menyebalkan selanjutnya bagi Tania ya seperti ini menginjakan kakinya di daerah yang kini berlalu - lalang begitu banyak senior - seniornya.
Di depan pintu yang menunjukan kelas 12 mipa 2 Tania melihat jemie dan Dion yang sedang asik ngobrol sambil bergitar.
"Jem " panggil Tania tanpa embel - embel 'kak'.
Jemie yang merasa namanya disebut langsung menoleh dan mendapat Tania yang sedang mendekat ke arahnya jemi dan Dion saling melemparkan tatapan bertanya - tanya dan aneh juga 'tumben tuh cewek mau kesini' itulah kira - kira pertanyaan yang berada di benak Dion dan juga jemie
"Eh ada apa Tan? "Tanya Jemie
" dedemit ada gak, eh maksudnya Trian ada gak? "
"Tumben lo tanyain dia "tanya Dion to the point.
"Gak penting, buruan tuh manusia dimana? "
"Selo dong mbak sis jangan ngegas, tadi dia bilang katanya mau ke lapangan "jelas Jemie
"Hah? Tuh orang ngerjain gue apa ya, ya udah makasih "Tania .
"Heh ngaapin lo disini mau jadi cewek pengoda ya lo? "Tanya Sabel yang baru saja keluar dari dalam kelas.
"Hilih sorry gue cari si dedemit bukan mau jadi penggoda "
"Ngapain lo cari Trian jangan bilang lo mau tebar pesona, awas aja lo coba coba deketin Trian gue makan lo "
"Kepo lo terserah gue dong mau ngapain, ambil aja sono ambil siapa juga yang mau deketin tuh dedemit, udah ah bye "ucap Tania sambil berlalu
"Yah... Yah, yon acara tv nya udahan "ucap Jemie .
"Apa lo bilang tadi "tanya Sabel pada Jemie sambil memanyunkan bibirnya.
"Eh enggak bel, kalau gitu kita balik yah byeeee "
"Yon gue nebeng "teriak Sabel sambil berlari menyusul dion dan jemie.
Di lihatnya seorang laki - laki sedang memainkan bola basket seorang diri
"So soan maen basket, anak basket aja bukan" Oceh tania dari kejauhan
"Woi dedemit "teriak Tania yang bergema
Trian menoleh sambil melemparkan bolanya begitu saja.
"Dateng juga "ledeknya.
"Lo ngerjain gue yah, mana sepatu gue "tanya Tania
"Ada nih "ucapnya sambil menujukan sepatu milik Tania .
"Sini "ucap Tania sambil berusaha meraih sepatunyanya yang di angkat tinggi oleh Trian
"dedemit sini in ih gak lucu tau gak "
"Suruh siapa pendek" ledek Trian.
" tau ah "ucap Tania yang mulai pasrah karena sepatunya tak terjangkau"ambil aja tuh sepatu gue gak butuh "lanjutnya setelah itu melangkahkan kakinya pergi dari sana, tetapi sebelum kaki Tania melanglah lebih jauh tangan Trian telah menarik tubuh Tania lembut agar gadis itu berhenti.
"Apa , hah? "Tanya Tania dengan malas
Tanpa menjawab pertanya Tania Trian berjongkok dan langsung memakaikan sepatu milik Tania tanpa persetujuan sang pemilik.
Hal itu membuat Tania terkejut bukan main lagi.
"Lo... Lo ngapain? "Tanya Tania terbata - bata.
"Udah selesai, lain kali jangan lemparin sepatu sembarangan ya "ucapnya lembut sambil bangkit dan pergi meninggalkan tania yang masih berdiri mematung.
Trian kok sosweet, eh apaan sih lo tania gila lo ya, dia lagi tebar pesona bego. Tania terus berdebat dengan batin nya
"Dasar dedemit aneh, gila "umpat Tania .