Pulang kerumah? Harus nya pulang itu adalah kata yang membuat nyaman apalagi setelah pusing dengan semua pelajaran yang membosankanmembosankan. tapi pulang adalah kata yang paling tak di inginkan bagi tania, karena kehidupan bersama keluarganya yang indah itu telah kandas.
Sekarang ia sedang tidak mau berada di rumah, selepas pulang dari sekolah ia memutuskan untuk pergi menuju sebuah danau yang berada tidak jauh dari rumahnya, disana terdapat sebuah rumah pohon kecil bersebelahan dengan danau ia duduk termenung sambil menatap tenang nya air danau.
"Gak pulang lagi? "Tanya seseorang dari bawah pohon yang mulai memanjat.
Tania melihat kearah tangga yang terbuat dari kayu tersususun rapih tapi karena telah lama kayunyapun sebagian telah rapuh dilihatnya seorang gadis yang sedang memanjat "Lo ngapain ke sini? "
"Lagi kangen aja waktu kecil kita sering banget tidur disini sampe nyokap bokap gue nyari -nyariin takut anak nya di gondol setan hahha tau nya lo ada disini juga "tuturnya sambil tertawa mengingat masalalu yang begitu indah
"Sekarang cuman gue vin yang masih kaya dulu tidur di sini hahaha"
"Lo tuh yah udah gue bilang kalau lo gak mau pulang ke rumah bokap, lo nginep aja deh di rumah sakit temenin nyokap lo kalau gak ke rumah gue bandel amat sih "ucap nya sambil menjewer telinga Tania hingga gadis itu meringis.
"Sakit Alvina , ampun deh ampun "Tania memohon - mohon
"Gue lepasin kuping lo asal janji gak akan tidur disini lagi oke "
"Iya -i ya ih bawel " ledek Tania "lagian kan tidur disini juga kalau siang doang mana berani gue malem - malem disini wleeee"
"Anjir lo ya "
"Maaf Alvinaku yang cantiks"
"Dimana sodara kembar lo yang laknad itu? "
"Noh "ucapnya santai sambil menunjuk kepada seorang laki - laki yang sedang memainkan air
"ALVINOOOOOOOOOOOOOOO"teriak Tania dari atas pohon.
"Hilih ada manusia jadi - jadian sejak kapan lo ada di atas? " Tanya Alvino
"Enak aja, dari tadi sebelum lo berdua ganggu gue yang lagi berhayal padahal pangeran gue dikit lagi dateng tuh "
"Siang bolong gini woi sadar "ledek Vino
"apaan sih udah sini naek Al "titah Tania kepada Alvino, Sang empunya namapun menurut begitu saja.
Tania memang mempunyai dua sahabat sejak kecil mereka adalah Alvina dan Alvino saudara kembar yang selalu berada disisi Tania , meski mereka sama - sama sibuk karena berbeda sekolah tapi ketiganya masih sering bertemu apalagi Tania sering menginap di kediaman mereka.
"Al cewek lo gak ikut? "Tanya Tania pada Vino "lo juga si tiang listrik gak ikut? "Lanjutnya bertanya pada Alvina
Kedua sahabatnya itu sama sama telah memiliki pasangan itulah sebabnya Tania merasa sedikit mereka berubah, sedikit hanya sedikit tidak banyak.
"Enak aja Farel gue di sebut tiang listrik "Vina memanyunkan bibirnya.
"Gak usah manyun jelek "ucap Tania yang langsung menyentil bibir kecil milik Alvina.
"Pacar gue sih lagi sibuk bimbingan Tan "jelas Alvino
"Iya deh iya yang pacarnya orang cerdas hahha "
"Sirik aja lo manusia jadi - jadian "ledek Alvino bakik
"Tau Tan lo kapan coba punya gandengan liat noh angsa aja berdua "ucap Alvina sambil menunjuk ke arah dua angsa yang lagi berenang di danau.
"Lo normal kan tan? "Tanya Alvino memastikan " Lo itu cantik gue sebagai cowok aja nih ya nilai lo itu cantik, tapi heran gue kenapa lo gak pernah mau pacaran sih? "Lanjutnya
"Sembarangan ya normal lah, iya dong gue emang cantik hahaah"
"Lo sih Bang, tuh liat jadi kepedan kan tuh anak "Alvina menyalahkan Alvino
"Gue bukan gak mau pacaran, kalian tau kan gue cuman pengen nyari cowok yang bisa ngertiin gue kondisi keluarga gue dan juga setia, bukan setiap tikungan ada yah, tapi sampe sekarang gue belom nemu yang kaya gitu ya udah ribet amat sih kalian. "
"Uh sayang Tania deh "ucap Alvina langsung memeluk Tania diikuti oleh Alvino yang mendeket kemudian langsung memeluk keduanya.
Disetiap kekurang pasti ada kelebihan dan itu bener adanya buktinya aja Tania ia punya kekurangan yaitu jadi anak broken home tapi ia juga punya kelebihan yaitu punya sahabat yang care sama dia siap sedia kapan pun.
***
Laki - laki itu sedang mengulum senyum menyaksikan anak - anak kecil yang tinggal di dekat kompleks perumahanya sedang bermain riang, sambil duduk di atas balkon rumahnya Dimitrian mengamati mereka.
Dibenak nya masih berkeliaran nama gadis yang baru di ketahuinya.
"Tania "gumamnya pelan
Sampai saat ini Trian masih merasa aneh meski ia tahu alasan gadis itu membencinya toh dia membela temannya karena Trian pikir memang Sabel yang benar. Lagian itu terjadi sudah lama sekali tapi tetap saja entah mengapa hati nya merasa tak enak terus merasa bersalah.
Jika bukan pertemuan itu mungkin Trian merasa dirinya adalah orang yang terbebas dari musuh karena kebanyakan siswa atau siswi berlomba lomba untuk menjadikanya Teman ataupun... Kekasih bukan musuh meski ia yakin tak semua tulus, kini ia telah duduk di kursi paling tinggi pada jenjang sekolah menengah atas baru kali ini ia melihat seseorang yang sebal padanya menunjukan secara langsung tidak bermuka palsu.
"Hei bro, ngelamun aja gue naek kesini manggil - manggil lo tapi gak di jawab- jawab " keluh Jemie
"Haha sorry - sorry deh "
"Ngelamunin apaan sih lo yan? "Tanya Dion
"Gak penting juga buat kalian gue ngelamunin apaan ahhaha "jawab santai Trian .
"Jangan - jangan lo lagi mikirin yang bukan - bukan lagi? "Ledek Jemie
"Enak aja gue lagi gak enak hati "
"Kenapa sih di putusin sama si Sabel ? "Tanya Dion asal.
"Kapan si Trian jadian sama si Sabel ? "
"Tau ngaco lo kalau ngomong yon "jawab Trian tak terima
"Hahah abis gue kasian sama si Sabel berapa kali coba dia nembak lo tapi gak di terima - terima , buat gue aja deh bang "
"Gue cuman nganggap dia sahabat, lo berdua kan tau posisi dia sama kalian tuh sama "jelas Trian "kalau lo suka dia ambil deh yon ambil ikhlas gue sih "
"Iya deh iya, btw lagi gak enak hati kenapa sih lo yan? "Tanya Jemie penasaran
"Itu temen pacar lo jem? "
Jamie mengerutkan keningnya kemudian bertanya "Tania ? Kenapa lagi? Ribut lagi? "
"Gue ngerasa bersalah aja sama dia "
"Bersalah kenapa sih gue gak ngerti deh "tanya Jemie
"Dia sebel banget sama gue,judes banget kalau ketemu gue sumpah, tapi gue suka dia cewek yang jujur. "
"Sebel kenwhy sih? "Selidik Dion.
"Lo berdua inget gak waktu si Sabel berantem sama adik kelas terus jambak - jambakan gitu "
"Pas MOPD tahun lalu? "Tanya Jemie
"Bener 100 buat lo "
"Terus? "Tanya Dion tak paham.
"Bolot lo ya, cewek yang berantem sama si Sabel itu kan si Tania "jelas Trian.
"Hah? Seriusan gue lupa, terus apa hubunganya sama lo? "
"Dia tuh sebel sama gue karena gue dulu Belain si Sabel so jadi pahlawan kesiangan dan yang salah itu emang Sabel terus waktu hari terakhir MOPD kemaren gue belain junior yang salah juga "
"Hem pantesan si Tania sebel banget sama lo " ucap Dion .
"Menurut kalian gue harus gimana ? "
"Minta maaf lah "jawab kompak Dion dan Jemie
"Gue yakin dia gak akan maafin gue kejadianya juga udah lama berarti dia dendam sama gue udah lama juga "jawab Trian murung.
"Usaha lah bego lo ya dasar "
"udah ah bodo amat pusing gue mikirin si Tania "
"Tania tuh bukan cewek sejenis Sabel yan, dia itu susah buat di taklukin "kata Dion
"Kok lo bisa tau? "Tanya Jemie dan trian berbarengan.
"Eh anu itu, tau ah gue mau minta bikinin minum dulu deh yah ke si bibi "ucap Dion kemudian pergi.
"Woi yang punya rumah gue, Dion Adidharma "teriak Trian yang di abaikan oleh pemilik nama.
"Sabar bro sabar temen lo tuh yah "ucap Jemie sambil menepuk - nepuk punggung Trian.
Pikiran tentang Tania masih terus terngiang di benak Trian meski kedua sahabatnya menghiburnya sebisa mungkin Trian tidak memikirkan hal itu lagi.
"Lo betah amat jadi jomblo yan, padahal yang ngantri banyak noh "ucap Jemie
"Enak jomblo, gue deket sama siapun gak ada yang tersakiti bebaskan "
"Gue juga jomblo loh jem "sindir Dion yang baru saja datang.
"Lo mah jomblo karena di tolak beda lagi sama si Trian "
"Sama aja lah, sama sama jomblo iya gak bang? "Tanya Dion kepada Trian sambil memainkan kedua alisnya.
"Iya deh gue iya in supaya lo seneng "
"Mampus lo yon " ledek Trian.
"lo kenapa gak pacaran aja sih sama si Sabel , iya -iya gue tau lo cuman nganggep dia sahabat tapi kenapa gak lo coba jalanin aja sih? "Tanya Jemie
"Ya gue gak bisa, sedikitpun gak ada rasa cinta buat Sabel kalau gue maksain kasian dia "
Dion dan Jamie menganguk.
"Ngomong - ngomong perdebatan antara senior dan junior itu masih berlanjut loh yan "
"Maksud lo jem? "
"Maksud gue ya si Sabel sama si Tania perdebatan mereka itu masih berlanjut awalnya kalau bukan tadi lo ngomong karena masalah pas MOPD gue nyangka selama ini mereka suka sindir - sindir tuh karena masalah baru taunya udah lama toh "
"Lo kata siapa jem? "Tanya Trian penasaran
"Gue sering liat aja gak sengaja, si tania sering banget jailin Sabel atau sebaliknya emang gak bisa akur kayaknya "
"Emang iya mereka masih saling dendam itu sih fakta "jawab datar Dion
Mata Trian dan Jemie lamgsung menatap Dion yang sedang duduk sambil bersandar
"Lo kok tau banyak tentang Tania ? "Selidik Trian.
Trian benar benar merasa penasaran dengan semua ucapan Dion yang seakan - akan dia mengenal dekat dengan Tania .
"Tau lah "jawab nya santai
"Darimana? "Tanya Jemie "jangan bilang lo diem diem suka ngegosip bareng geng Maudy? "Lanjut nya
"Enak aja gak ada kerjaan amat gue gabung buat ngegosipin orang bareng mereka "
"Gue nanya serius yon, lo kok bisa tau banyak? "Ucap Trian tegas.
"Gue sering di ceritain sama sepupu gue, si Alvin sama si vina "
"Sepupu lo yang kembar itu? "Tanya lagi Trian
Dion menganguk "mereka sahabat si Tania dari kecil "
"Oh gitu "jawab Trian kemudian pergi begitu saja
Dion dan Jemie saling melemparkan pandangan
"Kenapa tuh anak? "Tanya dion pada Jemie
Jemie sendiri hanya menaikan kedua pundaknya setelah itu pergi menyusul Dimitrian untuk turun ke bawah.