Tania menekan tombol panggil, suara sambungannyapun terdengar
"Halo "
"Ada apa Tania? "
"Besok Tania bisa ketemu sama om, om sibuk? "
"Kebetulan besok saya kosong, kalau begitu nanti saya suruh supir jemput kamu "
"Iya om "
"Ya sudah, saya sedang sibuk seakrang "
"Baik om"
Dan ambungan pun terputus
Tania menghembuskan nafas lega kemudian langsung masuk kembali kedalam kelasnya.
Hari ini Dimitrian terlihat namapk sibuk mengurusi kegiatan debat untuk calon calon ketua osis yang akan menggantikanya.
"Mil, rei "panggil Tania
"Ada apose mbak sis? "Tanya Mili
"Bantuin gue yuk "
"Ngapain lagi? "Tanya reina
"Itu ngejailin si Nadia sumpah gue kesel sama tuh bocah songong nya gak main "
"Sama gue juga sebel sama dia, masa kemarin waktu gue pulang sama jemie dia bilang gini ' kak jemie kok mau sih sama kak Reina yang buluk ' sumpah kaalu gak ada Jemie udah gue jambak tuh anak "Reina bercerita
"Ternyat cuman gue doang ya yang gak punya masalah sama si Nadia "kata Mili
"Terus lo gak mau ikut kita ngejailin si Nadia "Tanya Tania
"Ya ikut lah, musuh kalian musuh gue juga "
"Halah manis banget omongan lo giliran si sambel aja lo bilang gue gak ikut ikutan yah "cibir Tania
"Kan itu beda Taniaku "
"Udah ah debatnya entar lagi, sekarang mau gimana nih? "Reina langsung saja memberikan pertnyaaan
"Sini lo berdua duduk nya deketan "
Mili dan Reinapun menarik kursinya untuk lebih dekat dengan tania, setelah itu Tania membisikan rencananya kepada kedua temannya.
"Gimana? "Tanya Tania
"Setuju gue "ucap Mili dengan acungan jempolnya.
"Pulang sekolah kan? "Tanya Reina
Tania mengangguk "btw yang ngasih tau si Nadia suruh ke ruangan deket gudang siapa? "
Mereka nampak berfikir
"Gue punya nomer temen sekelasnya si nadia nih "kata Mili
"Nah cakep, sekarang lo chat deh ketemen sekelasnya nadia bilang kalau pulang sekolah si nadia di tungguin bu ratna di ruangan deket gudang "jelas Tania
"Terus kalau temenya nanya mau ngapain jawab gimana? "
"Dodol bilang aja gak tau, suruh bu Ratna penting gitu "
"Wah bawa bawa bu Ratna ketauan masuk bk kita "
"Gak deh gue jamin tuh anak gak akan berani bilang ke bk, apalagi dia jambak gue aja dia masih adem ayem gak keliatan takut masuk bk "
"Oke deh rencana kita mulai "
"Siippp deh "
" ya udah lo berdua balik ke kelompok lo ntar ketauan di jemur kita "
"Eh iya lupa kalau ada guru "
Merekapun melanjutkan kegiatan belajar nya.
Jam terakhir adalah jam yang sangat melelahkan terlihat dari semua raut wajah siswa siswi yang sudah tidka sabar untuk begegas merapihkan alat tulisnya dan pulang berbwda dengan Tania, Reina dan Mili ketiganya tampak bersemangat karena rencana yang dulu gagal mereka lakukan untuk sabel akan mereka lanjutkan kembali bukan kepada sabel kali ini target nya adalah Nadia junior yang tidak punya sopan santun terhadap Tania, Reina bahkan kepada semua kakak kelasnya.
Akhirnya suara bel pun bergema semua guru menghentikan kegiatan mengajarnya begitupun siswa mereka menghentikan aktifitas belajarnya. Setelah berdoa semua murid berhamburan
Mili dan Reina telah keluar terlebih dahulu untuk mempersiapkan rencananya sementara Tania bertugas untuk mengawasi Nadia jadi Tania datang belakangan.
Dimitrian jalan dengan tergesa gesa matanya melihat kanan kiri mencari seseorang hingga tidak fokus terhadap jalan
"Aww "pekik seorang gadis yang jatuh tersungkut.
"Eh Nadia maaf "ucap trian sambil mengulurkan tanganya membantu Nadia untuk bangkit.
"Lo gak papa? "
Tatap Nadia masih fokus terhadap Trian
"Heloo, Nadia lo gak papa kan "ucap ulang Trian bertanya yang berhasil membuat nadia tersadar
"Eh apa kak? "
"Lo gak papa kan? "
"En.. Enggak kok "jawab Nadia terbata -bata
"Ya udah gue duluan yah "
"Eh tunggu kak, mau kemana kok buru - buru banget? "
"Gue lagi nyari bu Ratna kalo liat gak? "
"Eh bu Ratna ya, gue juga di panggil bu Ratna katanya suruh ke ruangan deket gudang "
"Oh ya udah bareng gue juga ada perlu sama bu Ratna "
Nadia tersenyum "eh iya ayo kak "
Nadia dan Trian jalan beriringan, mata Nadia tidak bisa terlepas untuk menatapa Trian.
Tania, Reina dan mili yang sedang bersembunyipun mendengar suara langkah kaki
"Eh kayak nya udah dateng deh, kasih tau Tania deh "ucap Reina
Milipun mengetikan sebuah pesan untuk tania bahwa target nya telah datang, tania yang bertugas mengawasi ternyata tidak bisa mengawasi karena ia datang terlambat akhirnya ia memutuskan untuk bersembunyi di balik tembok yang berbatasan langsung dengan ruangan yang akan di tujuan Nadia
"Mil tarik "ucap Reina setelah mendengar suara pintu di buka
"Ahhhhhhhhh"teriakan nadia terdengar oleh Reina , Mili dan tentunya Tania.
Tania dengan pedenya keluar dari persembunyianya sambil tersenyum.
"Mam-"belum sempat tania meledek nadia matanya teralihkan oleh seseorang yang terkena jebakan ember tumpah di atas pintu karya Tania dan kawan - kawan, ternyata targetnya salah mengenai sasaran Mili dan Reinapun nampak terkejut saat keluar dari bersembunyianya.
"Kak Trian lo gak papa? "Tanya Nadia yang langsung menghampiri Trian yang sudah basah kuyup.
Trian sendiri malah menatap tajam kearah Tania sungguh tatapannya tidak bisa di tebak apalagi raut wajahnya yang berubah menjadi datar
Perasasaan Tania benar benar tak karuan sungguh perasaan bersalah hinggap begitu saja seperti nyamuk yang menyedor darahnya, tatapan Trian malah membuat semua energi yang selama ini Tania tampilkan di depan semua orang perlahan lenyap
Tania terus memaki - maki dirinya di dalam hati rasanya yang Tania rasakan itu aneh banget, kayak bubur ayam di campur keju anehkan nah itu yang sedang Tania rasakan tak karuan.
Semua hening seketika, Trian pergi begitu saja dengan tubuh yang masih basah kuyup
"Mampus masuk bk lo kak "ucap Nadia memojokan posisi Tania
"Gara - gara lo sih coba lo gak triak, gak mungkin kan kita nyangka sasaran kita kena "ucap Mili
"Nah iya ini semua salah lo pokonya lo adalah orang yang harus dan wajib di salahkan "lanjut Reina
"Lagian so soan mau ngerjain gue, ujung -ujungnya kena ketos kan hahhaha "tawa Nadia puas "gue doain deh ya semoga kak Trian laporin lo semua ke guru bk terutama sih lo kak Tania supaya lo di hukum eh gak di hukum sih kalau bisa di keluarin "
"Tuh mulut bisa diem gak? "Bentak Tania
"Suka - suka lah mulut mulut gue "balas nya meremehkan.
"Tania lo mending kejar kak Trian minta maaf biar nih cewek kita aja yang urus "Mili menyarankan.
Tania menatap kedua temannya dan langsung menganguk kepala kemudian berlari mengejar Dimitrian yang telah jauh pergi meninggalkanya.
"Heh kak Tania mau kemana lo tungguin gue, jangan sampe yah kak Trian luluh lagi sama lo "teriak nya sambil berusaha melepaskan diri karena kedua tanganya di pegang oleh Reina dan Mili
"Mau kemana lo hah? "Tanya Reina
"Mau kejar kak tania lah, supaya di gak deket - deket kak Trian lagi "
"Susah ya idup lo liat orang bahagia "
"Susah apalagi kalau orang yang gue suka deket - deket sama musuh gue "jawab Nadia
"Dih malah curhat nih anak "kata Mili
"Lepasin gue woi, maenya kroyokan ya gak seru gue aja gak pernah tuh kroyokan cemen "
"Terus waktu lo jambak - jambak si Tania bareng kedua kurcaci lo itu namanya apa sayang? Kalau bego jangan dipiara dong lo di sekolahin buat jadi pinter "jelas Reina
"Udah sih ikut kita aja, gak usah ganggu Tania dulu "ajak Mili dan Reina masih memegangi tangan Nadia
"Gak mau ah sama lo berdua bisa- bisa gue kena virus "
"Kita di katain virus Rei, hajar? "Tanya Mili
"Hajar "
Mili dan Reina pun menarik lengan Nadia untuk mengikutinya
"Lo di jemput gak? "Tanya Reina kepada Nadia yang masih pasrah.
"Gak lo berdua mau nganterin gue kak? "Tanya balik Nadia
"Dih ogah, udah sono pulang lo ganti baju, makan, cuci kaki tidur deh "ledek Reina sambil mendorong tubuh Nadia pelan agar segera pulang karena Reina dan Mili dari tadi menarik Nadia ke depan sekolah agar gadis itu cepat cepat pulang.
"Ih gue gak mau pulang, minggir ah mau ketemu kak Trian "
"Dududu gak bisa "
Sebuah mobil berwarna putih berhenti di depan mereka dan keluarlah seorang supir
"Non ayo pulang ibu udah nunggu di rumah "ucap supir itu kepada Nadia.
"Hah?tumben pak bukan mamih yang jemput? "ucap Nadia
"Nyonya lagi gak enak badan, ayok non "ajak supir tersebut sambil membukakan pintu untuk sang majikan
"Udah sono pulang dadah" ucap Reina dam Mili mengejek
"Awas aja yah lo, lo pada kak "ancam Nadia yang telah memasuki mobil kemudian mobil nya itu telah melaju dan hilang di pertigaan
"Dedemit, woi tunggu gue kenapa sih "teriak Tania masih mengikuti Trian yang berjalan ke arah kelasnya
"Budek yah gue ngomong lo dengerin gak sih ?"tutur Tania
Dimitrian berbalik dan menatap Tania dengan pandangan tak bisa di tebak "apa lagi lo puas kan? "Tanya nya "apa dengan kaya gini lo puas tan? Gue capek ngejar - ngejar maaf lo "tuturnya dengan amarahnya yang keluar begitu saja.
Tania diam membisu
"Jawab gue Tan "
"Dari awal gue... Gue emang benci sama lo tapi gue anggap itu angin lalu tapi lo mucul lagi buat gue makin sebel sama lo, gue gak butuh permintaan maaf lo, gue gak minta dan gue gak ngemis itu kalau lo capek, berhenti usik kehidupan gue "jelas Tania setelah itu memutuskan percekcokan yang terjadi antara dirinya dan Trian.
Perkataan Tania mendadak membuat Trian jadi serba salah , Dimitrian menggigit bawah bibirnya setelah itu merutuki dirinya sendiri sambil terus menatap punggung Tania yang perlahan -lahan menghilang.