Tania sedang termenung sabil berbaring menatap langit -langkit kamarnya entah pikiran apa yang sedang berada di benak gadis itu.
Grup C2A
Alvingirl : assalamualaikum ada orang?
Alvinboy : berisik vin ganggu!!!
Alvingirl : sirik aja bang,Taniaa where are you
Alvingirl : Taniaaaaaaaaa melvaaaaaaaaAdrianaaaaaaaa woiiiii kamana sih elah
Tania yang sejak tadi termenenungpun tersadar oleh sebuah notif masuk yang berbunyi dari gawainya.
Apaa sayangku?
Alvingirl : kemana aja mbok gue nyari dari tadi kaleeeee.
Alvinboy : Ta tadi gue liat si Peter lagi pacaran di warteg depan universitasnya masa .
Alvingirl : nah gue juga mau ngasih tau kalau gue liat si Peter beli bunga gitu.
Alvinboy : Ta sumpah gak ada maksud kita buat manas-manasin lo ataupun bikin lo sakit hati kita sayang sama lo Tania ,kita cuman gak mau lo masih tetep mertahanin rasa suka lo sama dia.
Alvingirl : Taaa lo marah?
Alvingirl : sumpah ta kita gak maksud
Selo aja kali, gue oke oke aja
Gue udah gak ada perasaan kok sama si Peta, benci juga gue udah gak benci hahaha
Alvinboy : seriusan wah aing merasa bahagia sumpah
Alvingirl : seriusan, bahagia juga gue elah
Iya seriusan, kalau gue masih benci sama si Peta ngapain gue bolehin dia buat jemput gue kemaren.
Alvingirl : sumpah si Peter jemput lo?
Iya si peta chat gue nawarin mau di jemput apa enggak mumpung dia lagi gak ada dosen gitu, btw bukan tadi doang sih minggu lalu juga tuh anak jemput gue ngajakin makan berhubung gue gak punya duit yang gue ngikut aja toh di teraktir tapi sialnya lo tau gak Al, Vin
Alvingirl : tau apa lanjut ih ngetiknya.
Alvinboy : tau kebiasaan buat orang kepo kurang - kurangin ngapa
Hahahah soray - soray deh, jadi waktu mau bayar dompet si Peter ilang gitu kan kesel jadi gue yang bayar apalagi gue makan banyak.
Alvingirl : gak jadi hoki dung
Alvinboy : mampus Ta :)
Kurang ajar @Alvin?????boy kita gak sobatan enggak yah Al, tapi hari minggu gue mau ke rumahnya
Alvingirl : ??????
Alvinboy : nanaonan, ngeliatin dia pacaran? Sumpah pengen gue cakar liat aja tuh cowok nyakitin lo anjing tetangga bertindak.
Ahaha, ya nagih duit gue lah enak amat gak di gantiin uang jajan gue sebulan tuh
Alvingirl : uh... bagus deh mantan jadi teman hahah
Alvinboy : tapi lo harus inget Ta jangan kemakan omongan dia lagi oke
Alvinboy : cari yang lebih baik dari dia :)
Iya ya, ya udah yah gue mau bobok cantiks kacian bantal gue minta di temenin tidur, good nite have nice dream sayangku Alvina sayangku Alvino see you
Taniapun mematikan gawainya dan mulai merebahkan tubuhnya, hingga kesadaranya 100% telah hilang.
***
Seorang laki -laki masuk kedalam sebuah rumah mewah dengan mengendap-endap sudah seperti maling di tambah suasana setiap ruang lampunya telah di padamkan.
"Yes aman, mamah kayaknya udah tidur "gumamnya setalah itu melanjutkan aksinya.
"DIMITRIAN BARADIRGANTARA "teriak seorang wanita yang berdiri tegak sambil satu tanganya memegang saklar lampu
"Eh, mamah, Bara kira udah tidur " jawabnya dengan senyuman tanpa dosa.
"Eh mamah, Bara kira udah tidur "ulang Marwa, Marwa adalah ibu dari Dimitrian dan tentu saja sebagai nyonya besar dari keluarga Dirgantara "darimana kamu? "Tanya sang ibu.
"Abis dari rumah Jemie mah "
"Abis dari rumah Jemie apa abis kelayaban gak jelas hah? "Tanya tegas Marwa
"Suer deh mah abis dari rumah Jemie "
"Awas aja kalau kamu berani bohongin mamah apalagi ikut-ikutan anak - anak Geng motor, mamah gak akan segen -segan bilangin kelakuan kamu ke papah "
"Iya mah Bara ngerti kok"
"Ya udah mandi, abis itu makan "
"Iya mah "jawab Trian kemudian melangkahkan kakinya menaiki anak tangga menuju lantai dua dimana kamarnya berada.
Dimitrian bukan lah seorang cool boy, good boy ataupun badboy dia hanyalah seorang remaja laki - laki biasa saja, tapi tidak bisa dipungkiri juga jika masa remaja adalah dimana seorang anak sedang mencari jadi diri
kenakalan remaja pun sudah tidak heran lagi karena Trian juga bukan sepenuhnya remaja laki - laki biasa saja kenakalan remaja yang sering meyesatkan para Abgpun nyatanya pernah di alami oleh Trian, dulu saat ia baru duduk di kelas 10 ia pernah bergabung dengan sebuah geng motor ,balapan liar sering di lakukannya dan semakin bertambahnya usia sampai duduk di kelas 11 Trian mulai mencoba sebuah benda bernama 'rokok' ia melakukan semua itu tanpa sepengetahuan kedua orangtuanya, Marwa ibu dari Trian pun baru mengetahui jika anaknya telah merokoko karena ia di panggil kesekolah dengan alasan anak itu ketahuan merokok di area sekolah hal itu membuat Marwah marah besar namun hal itu masih bisa Marwa tutupi dari sang suami Dirga ayah Trian yang pemarah.
Semenjak kejadian itu Trian mendapatakan pengawasan yang ketat, pemotongan uang jajan hingga penyitaaan semua kendaraan yang sering di gunakannyapun menjadi hukuman yang ampuh hal itu di lakukan karena Marwah Takut sang anak akan melakukan hal yang lebih parah lagi bukan hanya sekedar mengunakan' rokok' yang ia takutkan adalah sang anak akan terjerat oleh barang haram bernama 'Narkoba' barang yang merusak generasi bangsa. Belum lagi di tambah Dimitrian adalah anak sematawayang kelurga Dirgantara yang otomatis semua bisnis yang telah ayahnya rintis akan jatuh kepadannya kelak.
"Sial gue kira mamah udah tidur "gumamnya kemudian mengelurkan sebuah kotak dari dalam tasnya.
"Gara - gara lo gue bohong "ucapnya pada kotak tersebut.
"Bara... "Panggil Marwa yang masuk begitu saja ke kamar sang putra
"Eh ma.. Mah "jawabnha terbata - bata sambil menyembunyikan kotak teraebut.
"Mamah dari tadi nunggu kamu dibawah "jelasnya "itu apa yang kamu sembunyiin? "Tanya sang ibu.
"Eh enggak Bara gak ngumpetin apa - apa kok mah "
"Jangan bohong sama mamah Dimitrian "ucap tegas Marwa
Menurut Trian ibunya itu sangatlah menakutkan, jika sang ibu telah memanggilnya dengan nama lengkapnya itu adalah satu tanda bahwa ibu nya sedang tidak ingin bercanda seperti biasanya.
"Iya mah "dengan sangat terpaksa Trian mempeelihatkan sebuah kotak yang tadi di sembunyikanya.
Marwah berjalan mendekat ke arah Trian dan duduk di sisi tempat tidur sambil membuak kotak tersebut.
Saat melihat isinya marwah langsung menatap sang putra dengan tatap terkejut"bu.. Buat apa kamu sepatu cewek Bara? Gak mungkin kan buat mamah ukuran mamah bukan segitu! "Tanya Marwa dengan suara yang kini telah melembut "kamu normal kan? "
Trian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal" anu itu mah Bara.... "
"Kamu udah punya pacar? "Tanya sang ibu
"Eh bukan"
"Terus? "
Dengan terpaksa Trian mulai bercerita karena sang ibu terus memaksa" mmm sepatu itu bukan buat pacar Bara, orang Bara belum punya pacar "
"Terus buat siapa? "
"Buat minta maaf ke adik kelas Bara ma "
Marwah mengerutkan keningnya "Siapa? kamu ngapain dia? "
"Namanya Tania, dia tuh benci banget sama Bara, terus kemarin sepatunya Bara ambil satu sampe pulang sekolah makin aja kayaknya tuh cewek gak mau maafin Bara "
"Anak mamah ganteng gini ada yang benci kok bisa "
"Panjang pokonya deh "
"Ya udah jadi apa hubunganya sama sepatu ini "
"Ya... Ya gitu Bara mau nyoba minta maaf sambil ngasih sepatu ini kali aja dia udah gak sebel sama Bara "
Tawa Marwah mulai terdengar
"Kok mamah ketawa sih? "
"Heran aja sama kamu "
"Kan siapa tau mah, masa iya gak di maafin Bara udah muter - muter mall loh seharian bahkan sampe pulang malem cuman buat nyari sepatu model begini belum lagi di kejar- kejar sama tante- tante di ajakin karoke "
"Emang kamu tau, cewek itu sukanya apa? Atau gak sepatu model kaya apa? "
Bara tersenyum kecut"enggak "
Marwa benar benar tidak bisa menahan tawanya mendengar kelakuan dang anak
"Oke mamah mau tanya dulu sebenrnya kamu ngejar minta maaf dia atau ngejar? Kalau kamu minta maaf tulus aja menurut maaf itu udah cukup sayang tapi kayaknya kamu bukan ngejar maaf dia deh "
"Maksud mamah? "
"Kamu suka kan sama cewek siapa itu namanya? "
"Tania mah, eh enggak ya Bara cuman ya gitu aja ah pokonya udah deh Bara mau tidur mamah keluar sana "ucapnya sambil menarik sang ibu agar keluar dari kamarnya
"Iya iya mamah keluar, semangat anak mamah semoga Tania cepet- cepet respon kamu yah, kasian kan anak mamah yang ganteng ngejomblo terus "ucap Marwa meledek sambil pergi.
"Udah Trian mau tidur "
Dimitrian merebahkan tubunya di atas sebuah kasur sambil kedua tanganya di lipat untuk di jadikanya sebuah bantal, matanya terus menatap kearah jendela yang menapakan sebuah langit yang terang karena bertaburan begitu banyak bintang - bintang.
Sejak kapan gue jadi aneh gini sih?Tanya batinya bener kata mamah ucapan maaf yang tulus aja udah cukup kalau gue ngejar maaf Tania tapi kenapa gue sampe bela belain beliin dia sepatu yang jelas- jelas gue yakin gak akan di terima sama dia.
Trian mengubah posisinya menjadi duduk masih tetap menatap langit dengan pemikiran - pemikiranya
Apa gue suka sama Tania? Tapi masa iya sih gue kan cuman gak seneng aja liat dia lagi marah sama gue mangkanya gue berusaha buat minta maaf. Tapi jujur gue tertarik sama tuh cewek ,dia itu beda dari sekian banyak siswi yang suka bahkan ngidolain gue dia benci sama gue karena si Sabel, kalau suka gue masih belum yakin karena perasaan aneh ini emang bener - bener aneh.
Trian menghembuskan nafas berat sambil menjambak rambutnya sendiri
"Tau ah pusing "gumanya setelah itu menatap kotak sepatu yang berada diatas meja belajarnya setelah itu ia bangkit menggambil segelas air putih dan meminumnya hingga tandas kemudian melepaskan kaos tipis yang di kenakanya dan di lemparkan kesembarang arah baru lah ia merebahkan tubuhnya dengan posisi benar dan akhirnya ia terlelap tanpa menggunakan baju itu lah kebiasaan buruk trian tidur tanpa menggunakan atasan padahal Ac yang berada di kamarnya selalu menyala
Haripun semakin larut dan semua manusia telah terlelap di alam mimpinya masing - masing termasuk Tania dan Trian.