Jung Soo menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah kecil. Di pencet nya bel yang bertengger di samping pagar besi kecil itu. Kemudian seorang gadis muda keluar dari rumah untuk membuka pintu. Rasanya gadis muda itu sudah bisa menebak siapa yang berkunjung ke rumahnya malam-malam begini.
“My dongsaeng,” ucap Jung Soo dengan tersenyum lebar kepada gadis muda yang membukakan pintu rumahnya untuk dirinya.
Gadis muda itu mempersilakan Jung Soo masuk dengan memberi seulas senyum yang manis ke arahnya. Dia tahu betul siapa yang datang saat itu. Dia segera memanggil seseorang lagi yang berada di dalam rumah untuk keluar menemui Jung Soo yang hendak masuk ke dalam rumah.
“Hyong...,” pekik Jung Soo ketika mendapati lelaki yang berada di dalam rumah sebelumnya itu, kini berada di hadapannya.
Namun, lelaki itu tak heran dengan kedatangan Jung Soo. Dia sudah terbiasa menerima kedatangan Jung Soo yang selalu datang tanpa di undang. “Kau mau nginap sini lagi,” tanya lelaki itu.
“Iya hyong..,” kekeh Jung Soo.
“Kemana manajermu? Sedang sibuk?”
“Ya, tepat sekali dugaan hyong. Aku yang artis, tapi Hyo Joo hyong yang lebih sibuk dariku,”
“Ya, itu semua kan karna ulahmu. Masuklah, ayo kita makan bersama, In Jung sudah menyiapkan makanan,”
“Wah, kebetulan aku sangat merindukan masakan In jung. Jadi meskipun aku sudah makan malam aku akan menyantapnya dengan lahap,”
Usai makan Lee Jung Soo pun menceritakan acara makan malam yang direncanakan oleh ibunya tadi.
“Kau masih belum bisa melupakan Seo Young hingga detik ini?”
“Ya, bagaimana mungkin aku melupakannya Hyung. Aku hanya tidak ingin memikirkannya setiap hari. Tapi, setiap kali aku lihat orang-orang jahat itu aku selalu teringat lagi dengan Seo Young. Aku merasa sangat bersalah karena telah membuat hidup gadis itu menderita,”
“Jung Soo, ini semua bukan salahmu. Aku tahu kau sudah melindunginya dengan semampumu. Tapi, itu semua di luar kuasamu,”
“Iya aku tahu hyung. Tapi, yang tak habis pikir adalah sikap omma yang seolah tak pernah terjadi masalah apapun di masa lalu. Dia tetap saja ingin menjodohkanku dengan Min Joo. Dan ayah, ayah tak bisa melindungiku dia hanya mengikuti apa yang dikatakan omma. Aku tidak suka aboji jadi berubah seperti omma”
“Jung Soo ah, ayahmu tidak berubah. Hanya saja dia....,”
“Apa yang tidak berubah hyung. Dia membiarkan kakaknya sendiri meninggal tanpa memperdulikannya. Dia melakukan hal keji itu pada ibumu hyung,”
“Ya, aku tahu. Kau pun tahu kan karena hal itu juga aku ingin membalas dendam pada orang tuamu. Tapi aku....,”
“Jangan mempedulikanku hyung. Balaslah perbuatan mereka, aku akan mendukung hyung sepenuhnya. Tak peduli itu orang tuaku atau bukan jika mereka berbuat salah mereka harus menerima balasannya,”
“Tapi.. Jung Soo ah, kau akan kehilangan semuanya,”
“Bukan, bukan aku yang kehilangan semuanya hyung. Sejak awal semua itu bukanlah milikku melainkan milikmu,”
“Jangan berkata seperti itu, aku juga tidak menginginkan semua itu. Yang ku inginkan hanyalah.....,”
“Menghukum orang tuaku. Aku sependapat denganmu hyung. Aku merindukan keluargaku yang dulu. Yang meskipun tanpa memiliki apapun tapi kami bahagia. Apa penyelidikanmu sudah selesai?”
“Ya, sedikit lagi. Tapi aku...,”
“Jangan ragu untuk mengungkap semuanya,”
“Jika aku mengungkapkan semuanya kau juga akan..,”
“Ya, tak masalah bagiku. Meski karirku juga harus dipertaruhkan,”
“Jung Soo,,,,”
“Hyung, aku akan membantu ayah dari awal lagi. Dan aku akan membuat mereka menjadi orang tua yang hangat lagi seperti dulu. Seperti saat mereka tidak tergiur untuk mengambil alih perusahaan aboji,”
“Jung Soo...,”
“Ya sudah, hyung aku mau tidur. Hari ini aku lelah sekali,”
“Ya, baiklah. Tidurlah di kamar biasanya,”
Dia tidur di kamar sempit yang jauh jika di bandingkan dengan kamarnya sendiri yang seperti lapangan sepak bola. Tapi, dia merasa begitu nyaman di rumah itu. Rasanya dia selalu mendapatkan kehangatan di sana. Karena itulah setiap ada masalah dia selalu pergi ke rumah itu dan meninggalkan apartemennya yang mewah.
Pemilik rumah kecil yang membuat Jung Soo selalu merasa nyaman bila berada di sana adalah pasangan kakak beradik, Kim Tae Young dan Kim In Jung. Mereka adalah anak dari kakak perempuan ayah Jung Soo dari Jepang. Ya, ayah Lee Jung Soo juga merupakan orang jepang yang kemudian menikah dengan ibunya dan menjadi orang korea saat ini. Sejak ayahnya meninggal sejak mereka masih kecil dan ibunya yang meningal dua tahun yang lalu mereka tinggal berdua di rumah kecil itu. Tae Young adalah seorang pengacara yang handal, meskipun gajinya tidak cukup untuk membeli rumah yang cukup megah karena dia harus mengkuliahkan adik semata wayangnya Kim In Jung di fakultas kedokteran di Kota Seoul.
Mereka hidup dalam kecukupan meskipun tak jarang kadang juga kekurangan. Tapi mereka menolak pertolongan Jung Soo, meskipun Jung Soo terkadang selalu memaksa untuk membantu mereka. Tae Young berusia lebih tua tiga tahun dari Jung Soo sementara In Jung berusia lima tahun di bawahnya.
Jung Soo masih tertidur ketika dia mendengar pintu kamarnya di gedor. Terdengar suara dari luar yang memanggil-manggilnya. Di bukanya pintu kayu itu. Dengan mata yang masih menyipit.
“Ada apa hyong? Aku masih mengantuk,”
“Sudah siang cepat bangun, kau tidak ada syuting hari ini?”
“Iya aku akan berangkat sebentar lagi. Aku sudah bilang hyung akan datang terlambat,”
“Kau mempersulit Hyo Joo lagi?”
“Hyooongg, apa aku anak yang selalu menyulitkan orang lain?”
“Kau sudah tahu, kenapa masih bertanya. Cepat mandi, dan makan. Aku berangkat dulu,”
“Ya, baiklah. In Jung sudah berangkat kuliah?”
“Ya, dia berangkat pagi-pagi sekali. Katanya ada buku yang harus di carinya di perpustakaan,”
“Ah, baiklah kalau begitu. Aku segera berangkat sebentar lagi,”
Kim Tae Young masih memikirkan masalah Lee Jung Soo. Ketika Lee Jung Soo tahu bahwa orang tuanyalah yang mendalangi kematian bibinya, dia malah mendukung Kim Tae Young untuk menghukum orangtuanya sendiri. Dia tak habis pikir dengan sikap Lee Jung Soo yang bijaksana dan bertolak belakang sekali dengan orang tuanya. Meskipun tahu bahwa hal itu akan menghancurkan dirinya juga, tapi Lee Jung Soo tetap berdiri di pihaknya untuk ikut balas dendam. Sepertinya Lee Jung Soo juga sangat membenci kedua orang tuanya karena memaksanya menikahi gadis yang tidak di cintainya. Terlebih lagi gadis itu terkait dengan kematian kekasihnya.
Jadi, tak heran jika itu membuatnya membenci kedua orang tuanya. Tapi, bagaimana jika dia tahu jika di balik kematian tak wajar Han Seo Young kekasihnya itu, orang tuanya juga terlibat secara tidak langsung dengan menyetujui usulan dari besannya itu untuk menjauhkan Han Seo Young dari dirinya. Lee Jung Soo pasti benar-benar sangat hancur dan membenci orang tuanya lebih dalam lagi. Sanggupkah dia melihat seseorang yang sudah di anggapnya sebagai adiknya sendiri itu hidup penuh kebencian di sepanjang hidupnya sama seperti dirinya kini. Di letakkan map berisi file-file itu ke dalam laci kerjanya.
Kim Tae Young mendesah,” apa yang harus ku lakukan denganmu, Jung Soo....,”
Kim Tae Young masih duduk merenung di meja kerjanya hingga tak menyadari bahwa teman-teman sekantornya berulang kali menyapanya dan mengucapkan selamat pagi kepadanya. Dia masih memikirkan nasib Lee Jung Soo jika mengetahui kebenaran yang di sembunyikan yang juga baru di ketahuinya dari anak buahnya yang disuruhnya menyelidiki dengan diam-diam.
“Apakah kau masih mau mema’afkan kedua orang tuamu, jika kau tau orang tuamu terlibat dalam pembunuhan Han Seo Young-sshi...,” Kali ini Kim Tae Young pun mendesah lagi.
Dan lamunannya pun berakhir ketika dia mendapati teman sekerjanya menghampiri mejanya dan menyapanya dengan menepuk bahunya.
“Kau, sedang memikirkan apa?” tanya Min Jae Kyung teman sekerjanya.
“Oh, Jae Kyung-sshi..,” Kau sudah datang. Ah, tidak kok, aku tidak sedang memikirkan apa-apa?”
“Em,, benarkah.. Tapi kenapa kau tidak menyahut ketika Gwang Tae dan Chae Wook mengucapkan selamat pagi padamu?”
“Oh...itu....,” Kim Tae Young tertangkap basah sedang melamun dan tidak bisa menjawab apa-apa.
“Baiklah kalau tidak mau bicara. Sekarang kita mulai bekerja saja,” ucap Min Jae Kyung sambil kembali ke meja kerjanya sendiri.