Pada suatu hari di suku Baduy terdapat gadis cantik nan jelita. Ia adalah Delia, si kembang desa sekaligus cucu dari sesepuh desa. Ia sangat rajin membantu orang tuanya dan ia sangat senang menjaga nenek nya. Baginya hidup di desa lebih nyaman daripada di kota. Tapi disaat orang tuanya sedang mencari makan, ia meninggal disantap oleh kawanan singa. Akhirnya Delia tinggal bersama dengan neneknya. Genap 18 tahun umurnya, nenek meminta Delia untuk mencari buku tentang obat tradisional. Lalu, Delia menuruti permintaan nenek karena ia sayang kepadanya.
Dengan bekal seadanya, dan hanya membawa uang yang pas-pasan. Delia pun berangkat setelah matahari terbit. Delia berangkat tidak sendirian, ia ditemani sahabat karib sejak kecil. Namanya Eka, seorang yatim piatu seperti Delia yang orang tuanya juga meninggal satu hari setelah kejadian orang tuanya Delia.
Ia pergi ke kota dengan rombongan orang yang juga berasal dari suku Baduy yang berniat ingin menjual madu. Dengan arahan orang yang lebih paham. Akhirnya Delia dan Eka sampai di ibukota. Mereka berdua bingung bukan main, lantaran mereka berdua tidak ada yang bisa membaca. Ditengah perjalanan, mereka bertemu dengan 2 orang yang mencurigakan. Orang itu rupanya dalam keadaan tidak sadar akibat pengaruh alkohol. Tiba tiba, orang itu menggoda Delia dan Eka, Delia pun berteriak sekencangnya, tak lama ada yang datang menolong. Dengan keahlian silatnya orang itu mengeluarkan jurus kepada pemabuk itu. Pemabuk itu pun lari tak karuan.
Delia mengucapkan terimakasih kepada pemuda itu dengan menggunakan bahasa Sunda yang masih kental sekali. Eka berpikir bahwa pemuda itu tidak mengerti apa yang dibicarakan Delia. Tapi, pikiran Eka salah, pemuda itu juga fasih menggunakan bahasa Sunda. Mereka pun berkenalan, ternyata pemuda itu bernama Barrif. Akhirnya mereka berbincang bincang dan membahas maksud tujuannya pergi ke ibukota. Barrif pun mengajak Delia dan Eka kerumah nya karena matahari akan tenggelam. Ternyata Barrif memiliki orang tua yang memang berdarah Sunda maka tak heran bila ia fasih bahasa Sunda.
Delia dan Eka bertemu dengan orang tua Barrif dan menjelaskan tujuannya ke ibukota. Lalu orang tua Barrif mengajak Delia dan Eka untuk mencari buku tentang obat, karena memang orang tua Barrif sedang libur maka semuanya diajak ke toko buku. Delia dan Eka kaget melihat gedung besar yang biasa disebut mall. Karena memang mereka berdua berasal dari desa yang juga jauh dari peradaban, Barrif pun mengenalkan berbagai jenis teknologi yang kepada Delia dan Eka. Saat sampai di toko buku, Barrif sangat semangat mencarikan buku itu. Akhirnya, Barrif mendapatkan buku itu dan langsung membayar bukunya ke kasir, lalu memberikan buku itu ke Delia. Setelah mendapat buku itu, orang tua Barrif mengajak Delia dan Eka untuk makan disebuah restoran. Mereka berdua terlihat sangat aneh dengan makanan yang dipesan Barrif. Lalu Barrif mengajari Delia dan Eka cara makannya.
Selesai makan, mereka semua melanjutkan jalan jalan ke Monas. Mereka sangat senang pergi ke tempat yang baru. Seketika Delia terdiam melihat seorang anak kecil berjalan bergandengan dengan neneknya. Lalu Delia berbicara dengan orang tua Barrif bahwa ia ingin segera pulang. Mereka semua kembali ke rumah, sesampainya dirumah, Delia dan Eka segera berkemas untuk pulang. Barrif pun gelisah karena tak ingin Delia pulang. Ketika selesai santap malam, Barrif mengajak Delia berbicara. Barrif mengungkapkan isi hatinya, Delia terkejut dengan perkataan Barrif. Tak disangka, ternyata Delia juga mengungkapkan rasa suka nya kepada Barrif. Lalu mereka berdua berniat untuk melanjutkan kejalan yang lebih serius. Barrif dan orang tuanya berniat untuk bertemu dengan nenek Delia untuk meminta restunya. Esok harinya, mereka berangkat ke kampung nya Delia. Sesampainya disana, Barrif meminta izin kepada sang nenek. Akhirnya nenek merestui nya, tapi dengan syarat Barrif harus melakukan beberapa prosesi adat suku Baduy. Keesokan harinya, Barrif menjalankan prosesi itu dengan sungguh sungguh. Setelah selesai sang nenek langsung berbicara kepada seluruh penduduk desa bahwa minggu depan akan dilaksanakan pernikahan Delia dengan Barrif. Barrif memutuskan untuk tinggal di desa untuk beberapa tahun kedepan dan nantinya akan pindah ke ibukota lagi. Barrif memutuskan untuk membuka usaha madu untuk membantu orang dari suku Baduy atas usul dari Delia. Satu tahun kemudian, Barrif dan Delia dikaruniai dua bayi kembar yang diberi nama Adel dan Ika. Mereka pun hidup bahagia selamanya.
Ceritanya sangat menarik ....