Read More >>"> Delia dan Buku Obat
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Delia dan Buku Obat
MENU
About Us  

Pada suatu hari di suku Baduy terdapat gadis cantik nan jelita. Ia adalah Delia, si kembang desa sekaligus cucu  dari sesepuh desa. Ia sangat rajin membantu orang tuanya dan ia sangat senang menjaga nenek nya. Baginya hidup di desa lebih nyaman daripada di kota. Tapi disaat orang tuanya sedang mencari makan, ia meninggal disantap oleh kawanan singa. Akhirnya Delia tinggal bersama dengan neneknya. Genap 18 tahun umurnya, nenek meminta  Delia untuk mencari buku tentang obat tradisional. Lalu, Delia menuruti permintaan nenek karena ia sayang kepadanya. 

 Dengan bekal seadanya, dan hanya  membawa uang yang pas-pasan. Delia pun berangkat setelah matahari terbit. Delia berangkat tidak sendirian, ia ditemani sahabat karib sejak kecil. Namanya Eka, seorang yatim piatu seperti Delia yang orang tuanya juga meninggal satu hari setelah kejadian orang tuanya Delia. 

Ia pergi ke kota dengan rombongan orang yang juga berasal dari suku Baduy yang berniat ingin menjual madu. Dengan arahan orang yang lebih paham. Akhirnya Delia dan Eka sampai di ibukota. Mereka berdua bingung bukan main, lantaran mereka berdua tidak ada yang bisa membaca. Ditengah perjalanan, mereka bertemu dengan 2 orang yang mencurigakan. Orang itu rupanya dalam keadaan tidak sadar akibat pengaruh alkohol. Tiba tiba, orang itu menggoda Delia dan Eka, Delia pun berteriak sekencangnya, tak lama ada yang datang  menolong. Dengan keahlian silatnya orang itu mengeluarkan jurus kepada pemabuk itu. Pemabuk itu pun lari tak karuan. 

Delia mengucapkan terimakasih kepada pemuda itu dengan menggunakan bahasa Sunda yang masih kental sekali.  Eka berpikir bahwa pemuda itu tidak mengerti apa yang dibicarakan Delia. Tapi, pikiran Eka salah, pemuda itu juga fasih menggunakan bahasa Sunda. Mereka pun berkenalan, ternyata pemuda itu bernama Barrif. Akhirnya mereka berbincang bincang dan membahas maksud tujuannya pergi ke ibukota.  Barrif pun mengajak Delia dan Eka kerumah nya karena matahari akan tenggelam. Ternyata Barrif memiliki orang tua yang memang berdarah Sunda maka tak heran bila ia fasih bahasa Sunda.  

Delia dan Eka bertemu dengan orang tua Barrif dan menjelaskan tujuannya ke ibukota. Lalu orang tua Barrif mengajak Delia dan Eka untuk mencari buku tentang obat, karena memang orang tua Barrif sedang libur maka semuanya diajak ke toko buku.  Delia dan Eka kaget melihat gedung besar yang biasa disebut mall. Karena memang mereka berdua berasal dari desa yang juga jauh dari peradaban, Barrif pun mengenalkan berbagai jenis teknologi yang kepada Delia dan Eka. Saat sampai di toko buku, Barrif sangat semangat mencarikan buku itu. Akhirnya, Barrif mendapatkan buku itu dan langsung membayar bukunya ke kasir, lalu memberikan buku itu ke Delia. Setelah mendapat buku itu, orang tua Barrif mengajak Delia dan Eka untuk makan disebuah restoran. Mereka berdua terlihat sangat aneh dengan makanan yang dipesan Barrif. Lalu Barrif mengajari Delia dan Eka cara makannya. 

Selesai makan, mereka semua melanjutkan jalan jalan ke Monas. Mereka sangat senang pergi ke tempat yang baru. Seketika Delia terdiam melihat seorang anak kecil berjalan bergandengan dengan neneknya. Lalu Delia berbicara dengan orang tua Barrif bahwa ia ingin segera pulang. Mereka semua kembali ke rumah, sesampainya dirumah, Delia dan Eka segera berkemas untuk pulang. Barrif pun gelisah karena tak ingin Delia pulang. Ketika selesai santap malam, Barrif mengajak Delia berbicara. Barrif mengungkapkan isi hatinya, Delia terkejut dengan perkataan Barrif. Tak disangka, ternyata Delia juga mengungkapkan rasa suka nya kepada Barrif. Lalu mereka berdua berniat untuk melanjutkan kejalan yang lebih serius. Barrif dan orang tuanya berniat untuk bertemu dengan nenek Delia untuk meminta restunya. Esok harinya, mereka berangkat ke kampung nya Delia. Sesampainya disana, Barrif meminta izin kepada sang nenek. Akhirnya nenek merestui nya, tapi dengan syarat Barrif harus melakukan beberapa prosesi adat suku Baduy. Keesokan harinya, Barrif menjalankan prosesi itu dengan sungguh sungguh. Setelah selesai sang nenek langsung berbicara kepada seluruh penduduk desa bahwa minggu depan akan dilaksanakan pernikahan Delia dengan Barrif. Barrif memutuskan untuk tinggal di desa untuk beberapa tahun kedepan dan nantinya akan pindah ke ibukota lagi. Barrif  memutuskan untuk membuka usaha madu untuk membantu orang dari suku Baduy atas usul dari Delia. Satu tahun kemudian, Barrif dan Delia dikaruniai dua bayi kembar yang diberi nama Adel dan Ika. Mereka pun hidup bahagia selamanya. 

Tags: Bulbas35

How do you feel about this chapter?

1 0 2 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
Similar Tags
Kamu Lihat Aku, Aku Lihat Kamu
569      374     1     
Short Story
Mata digunakan untuk menatap. Menatap keindahan dunia. Menatap untuk memperkenalkan. Terutama menatap menjadi kekaguman lalu terikat sebuah persaudaraan antara mata dengan mata lainnya. Seperti yang dialami Ni Made Shaliha bersama teman-teman yang mengalami pengalaman berkesan karena negara mereka dikagumi oleh negara lain. Ya, semua berawal dari tatap lalu muncul kekaguman dari negara mereka lal...
CINTA INDONESIA
199      158     0     
Short Story
Tidak peduli seberapa kerennya budaya negara asing, aku tetap mencintai Indonesiaku.
Sari Si Penari Ronggeng
307      255     0     
Short Story
Karena menari ada didalam nadi saya
12 Jam di Kota Kenangan
416      282     0     
Short Story
Pernahkah kau mengira kalau suatu pengalaman bisa mengubah pandanganmu akan suatu hal?
Aku, Bahasa, dan Budaya Indonesia
697      454     0     
Short Story
Seorang anak lelaki yang menyadari bahwa keren tidak selalu menggunakan bahasa dan budaya asing
Fall in Love with Yogyakarta
368      250     0     
Short Story
Luna adalah seorang anak kota yang harus tinggal di Yogyakarta. Ia harus bisa beradaptasi di sana. Parahnya, ia hanya tinggal bersama Bude dan sepupunya!
Kiwari Nan Sangkil
270      241     0     
Short Story
Perasaan mempertemukan kita. Perbedaan menyatukan kita. Tak akan ada rasa mencintai tanpa memahami terlebih dahulu. Tak akan ada rasa menghormati tanpa menghargai terlebih dahulu. Budaya memang bukan makhluk yang hidup, akan tetapi, bisa menghidupkan berjuta-juta orang dalam satu bangsa. Budaya dan ke modern-an seringkali dianggap bertolak belakang. Tak banyak yang tahu, sesuatu yang b...
Daerah Wisata di Jakarta
539      341     0     
Short Story
Beberapa kawasan wisata di Jakarta dan Sejarahnya.
Tarian Sang Binar
493      313     0     
Short Story
Binar adalah salah satu penari dari sanggar pelita. Ia gadis yang sangat gigih pada apa yang ia mimpikan. Untuk mengapai mimpinya tidaklah mudah, ia harus melalui jalan yang penuh lika-liku untuk menggapainya. Ia gadis yang ingin menjelaskan pada dunia tentang indah dan beragamnya budaya Indonesia.
Cerita Ameera
266      227     0     
Short Story
Ameera diperintahkan oleh sang ketua kelas untuk ikut lomba cipta puisi untuk acara anniversary sekolahnya. Namun ternyata takdir berkehendak lain. Ameera tak hanya mengikuti lomba cipa puisi namun juga yang lain dan itu membuatnya murka. mau tidak mau Rangga harus ikut andil dalam membatu Ameera dengan hati yang ikhlas.