Mata digunakan untuk menatap. Menatap keindahan dunia. Menatap untuk memperkenalkan. Terutama menatap menjadi kekaguman lalu terikat sebuah persaudaraan antara mata dengan mata lainnya. Seperti yang dialami Ni Made Shaliha bersama teman-teman yang mengalami pengalaman berkesan karena negara mereka dikagumi oleh negara lain. Ya, semua berawal dari tatap lalu muncul kekaguman dari negara mereka lalu keinginan agar mereka diundang ke negara mereka. Untuk apa? Untuk memperkenalkan budaya dan bahasa Shaliha dan teman-teman, yaitu Indonesia.

Semua berawal dari Kamelia, gadis yang berdarah Inggris yang sudah lama tinggal di Indonesia pindah ke sekolah Shaliha karena tak tahan akan perlakuan orang-orang di sekolah yang lama. Padahal masih satu provinsi, namun Kamelia benar-benar tak tahan. Karena Shaliha membantunya dari orang-orang tersebut, timbulah keinginannya untuk pindah ke sekolah Shaliha. Rupanya nasib menguntungkan bagi Kamelia maupun Shaliha dan teman-teman setelah Kamelia pindah. Ternyata ayah Kamelia yang bekerja di kedutaan negara asal Kamelia lahir mengundang sekolah Shaliha terutama ekstrakurikuler kesenian dan orang yang ahli dalam seni untuk memperkenalkan Indonesia kepada negara mereka. Darisitu juga munculah perdamaian antara Shaliha, pencinta budaya Indonesia dengan beberapa teman yang menghindar dari budaya Indonesia karena bagi mereka, budaya Indonesia itu kuno. Mereka yang mencintai budaya modern rupanya juga terlibat dalam memperkenalkan budaya Indonesia kepada negara tempat Kamelia lahir. Awalnya mereka tidak suka, namun perlahan, mereka mulai mencintai budayanya, yaitu Indonesia.