Read More >>"> Klise (Kisahku) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Klise
MENU
About Us  

Ayah dan ibu datang dengan senyum. Aku dan adhan juga menyambut mereka dengan penuh kehangatan. Seperti kebiasaan diusia dini. Setiap kali ayah keluar rumah,beliau selalu membawakan oleh-oleh untukku. Kali ini ayah juga membelikanku oleh-oleh.

“ dress batik khas Lombok? “

“ iya,cobalah ayah yakin sangat pas untuk kamu sayang”

“ dan ini dari ibu “ ibuku menyodorkan kotak hitam pekat. Aku menerima dan segera membukanya dengan perasaan bahagia. Betapa terkejutnya aku,ini adalah rangkaian perhiasan mewah. Dimulai dari kalung,gelang,cincin dan anting. Paket lengkap yang tidak pernah aku kira.

“perhiasan ini apa tidak berlebihan ibu? “

“tidak ada yang berlebihan,semua pas untuk kamu “ ibuku tersenyum lembut dan meraihku kedalam dekapannya. Aku bahagia dan juga kasihan. Kasihan pada Adhan yang pasti merasa diacuhkan kali ini.

“ lalu,apa hanya adik tercinta saja yang mendapat oleh-oleh “ suara cemburu itu jelas terdengar__hahahah_

“tentu saja ayah juga punya oleh-oleh untuk anak laki-laki kebanggaan Ayah. Ini untukmu “

Adhan menerimanya,dia menyingkirkan wajah musam yang sedari tadi dia pasang.

“ kemeja,wah bagus sekali Ayah. Terimakasih “ ayah mempersilahkan kami untuk mencoba oleh-oleh ini. aku berlari menuju kamarku dan mencoba gaun dan semua perhiasanku. Begitupun dengan Adhan,dia juga mencoba kemejanya. Setelah itu kami kembali kehadapan kedua orang tua kami,mereka tersenyum bahagia dan melontarkan pujian. Tapi,sejenak aku dan Adhan saling memeriksa. Kami merasa ada yang aneh dengan apa yang kami kenakan.

“ pakaian ini,kenapa senada Ayah? “

“ kenapa sama? “ emosi membludak diantara kami,kenapa ayah memilih motif pakaian yang sama? Ini seperti couple.

“ memangnya kenapa kalau sama, kalian tidak suka? “

Bukan tidak suka,tapi kami merasa aneh saja. Terutama aku,dulu memang aku sangat senang memakai benda yang terlihat couple dengan Adhan. Sekarang tidak,aku lebih suka benda yang tidak sama dengan siapapun.

-------o0o-------

Aku terbangun lebih awal pagi ini,aku melihat ibu menyiram bunga di halaman rumah. Aku heran dengan keluarga ini,mereka melakukan segalanya sendiri tanpa ada pembantu rumah tangga. Itu sebabnya setiap tidak ada kedua orang tua kami,aku dan Adhan selalu memilih membeli makan diluar. Mungkin ini juga sebabnya dulu Adhan sering mengajakku makan malam,atau menemaniku makan siang. Usai menyiram bunga,aku membantu ibu merias ruangan dengan aneka warna bunga. Ibu lebih suka menggunakan bunga asli sebagai pengharum ruangan. Ibu terlihat sangat tekun dan anggun dengan apapun yang beliau kerjakan. Semua mengingatkan aku pada Almarhummah Ibuku. Beliau tersenyum lembut melihatku. Tidak butuh waktu lama untuk bisa dekat dengan ibu tiri seperti beliau. Dengan telaten beliau mengajarkan aku ini dan itu,serta semua yang sekiranya belum pernah aku pelajari. Kami juga memasak bersama,beliau mengajariku untuk meracik bumbu,menumis dan bahkan membuat sayur kuah. Walau tidak jenius,aku cukup tanggap untuk menerima pelajaran dari ibu yang lemah lembut ini.

“wisuda kakak,tinggal menunggu hari bu. Apa dia sudah bersiap?pakaian,aku belum melihat dia memilih kemeja yang cocok,jas juga dasi “

“ kamu benar,sepatu juga belum ibu siapkan. Bagaimana kalau malam ini kita belanja ?,kamu juga harus memilih dress yang tepat untuk menghadiri wisuda kakakmu “

“ Maruko chan itu tidak pernah bisa memilih baju ibu. Dia selalu salah kostum disetiap acara “ Adhan tiba-tiba datang dan mengeluarkan argumen yang aku pikir sangat mengejek. Tapi dia memang benar,aku tidak pernah bisa menentukan pakaian yang cocok untuk acara-acara tertentu. Aku mendelik geram. Dia kakak yang baik benar,kakak yang suka mengejek juga benar.

            Wal-hasil malam ini kami sekeluarga berbelanja ria. Kami memilih pakaian khusus untuk hari wisuda Adhan. Dress,kemeja,dasi,jas,sepatu terlihat sangat sibuk memilih yang benar-benar cocok. Aku terpancing pada manekin yang sangat rapi menggunakan kemeja dengan putih dengan dasi maroon dan jas hitam. Manekin ini sangat elegan dan...

“ ehem... “ aku terjingkat melihat Adhan bertengger di sampingku. Dehemnya membuat aku serba salah. Dia mendekatkan wajahnya padaku,apa yang dia inginkan? apa dia ingin aku menamparnya? aku menarik mundur tubuhku.

“ katakan bahwa kamu sedang membayangkan Firas memakai itu “ dia melirik manekin yang sedari tadi menarik perhatianku.

“ tidak “

“ lalu,apakah itu aku? “

“ kalau kamu memakainya pasti akan sangat buruk jadinya “ kami berdiri tegap menghadap manekin rapi ini. Tanpa disangka,Adhan meletakkan lengan kirinya dipundak kiriku. Dia seperti menikmati pemandangan alam saja.

“ kamu mulai tertarik pada Firas? “ santai sekali dia melontarkan kata itu,sementara aku hanya diam tidak menanggapi. Mungkin benar atau mungkin salah. Aku juga belum tahu pasti. Aku hanya sering berfikir tentang kak Firas. Dan juga sedikit memperhatikan dia__hehehe___

“ kalian,apa yang kalian lakukan? lekas kemari dan coba pakaian ini “ suara ibu lantang menyadarkan kami. Aku punya alasan untuk meninggalkan Adhan. Ibu sudah memilih pakaian yang siap untuk aku coba,ibu juga memilih untuk Adhan. Mungkin hari ini Adhan sempat terbentur atau bagaimana,dia menghentikan langkahku menuju ruang ganti.

“kamu duduk saja dulu disini,aku akan mencoba pakaianku dan kalian yang menilai. Yang akan diwisuda kan aku,jadi harus aku yang lebih dulu diperhatikan “ gaya bicaranya yang dingin dan tegas bisa aku dengar dengan jelas. Al-hasil kami patuh pada permintaannya. Mungkin ada satu jam dia mengganti pakaian,lama sekali dia didalam ruang ganti. Padahal ibu hanya ingin dia mencoba setelan jas,kemeja dan dasi. Tapi lengkap dengan celana juga. Tapi apa harus selama ini?

Apa dia mandi dan mencuci bajunya sekalian didalam? atau dia sedang menjahit baju?

“ ibu,apa dia memasak didalam ruang ganti? “

“ kamu ini ada-ada saja Zhu,mungkin ukurannya kurang pas “

“tapi dia.... “ kataku terhenti melihat Adhan sudah keluar dari ruang ganti. Baiklah,apa yang dia kenakan saat ini sangat pas dan menawan. Dari dulu Adhan memang menawan,dan pesonanya selalu terpancar. Ibu berdiri membenahi sedikit kerah bajunya. Aku menyodorkan dasi berwarna biru yang  ibu pilih. Ibu sangat mahir memasang dasi, dalam sekejab dasi itu sudah sangat rapi terpasang.

“ Bagaimana Zhu? “ ibu meminta pendapatku,sementara Adhan hanya cengar-cengir tidak jelas. Dia pasti merasa sangat puas,karena memang pesonanya itu tidak pernah redup. Aku hanya mengangguk patuh saja,makmum pada pendapat ibu. Setelah itu,ibu memintaku untuk mencoba dress yang beliau pilihkan untukku. Aku rasa ibu memang orang yang sangat teliti dalam memilih. Beliau memilihkan dress yang sangat pas dan aku rasa cocok. Baik warna dan desainnya. Aku keluar dari ruang ganti dengan hati tidak menentu,aku tidak siap menghadapi tanggapan Adhan. Rasanya seperti pertama kali kami memilih pakaian dan mengomentari satu sama lain. Saat itu,saat aku masih sangat terbuai oleh pesonanya. Berbeda dengan keadaan sekarang yang sudah terkuak bahwa dia adalah kakakku. Mataku terbelalak,melihat kak Firas dan Jinny dihadapan mata. Mereka duduk berjajar dengan Adhan dan ibuku. Sedikit kebingungan aku menatap mereka. Sedangkan mereka hanya terdiam menatapku. Jantungku semakin tidak keruan saat menatap wajah kak Firas. Segera aku menetralkan keadaan,walau masih dengan jantung berdegup aku memasang senyum dan menyapa Jinny.

“ Jinny,kamu disini ? “

“ cantik sekali,kamu sangat pas memakai dress ini “ Jinny menghamburkan pelukan ditubuhku. Berkali-kali dia menimang dress yang aku kenakan,ibu juga mendekat padaku untuk sedikit merapikan lipatan di pundakku. Aku menebar senyum menerima pujian dari Jinny dan ibu.

“ Firas,tidak disapa? “ Adhan merusak suasana,jantungku semakin berontak spontan aku suguhkan sebilah senyuman.

“ hai kak Firas,kakak juga mau belanja? “

“ iya,aku juga ingin membeli pakaian untuk wisuda “ meski ramah,tapi mata kak Firas tetap tajam menatapku. Aku hanya tersenyum dan  sedikit menghakimi Adhan dengan mataku. Sementara dia hanya tersenyum puas. Dia membuatku malu,sejak kapan dia menjadi orang yang ceplas ceplos seperti itu? Aku lebih setuju dia menjadi orang yang arogan saja.

            Adhan mengajak kak Firas untuk memilih apa yang dia butuhkan. Sementara aku dan ibu membantu Jinny memilih dress yang pas untuknya. Sesekali aku melirik kak Firas yang sama sibuknya dengan kami memilih pakaian. Aku juga sempat melihat dia menuju manekin yang tadi aku nikmati. Mungkin dia akan memilih dan mengenakan pakaian itu,aku merasa dia akan sangat cocok menggunakannya.

            Kami kembali kerumah setelah lama kami berbelanja semua perlengkapan yang kami butuhkan. Membersihkan diri dan menuju alam mimpi. aku masih terngiang jelas wajah kak Firas saat dia melihatku keluar dari ruang ganti. Aku juga masih mengingat jelas degup jantungku yang tidak keruan. Entah mengapa akir-akir ini aku merasa berdebar dan bahagia saat membahas semua tentang kak Firas. Bahkan,ada keinginan di hatiku untuk melihat senyumnya. Aku ingin sekali melihat dia setiap hari. Aku sering berfikir tentang kak Firas,juga kebersamaan dengannya. Terdakang juga aku ingin dia hadir ditengah-tengah keceriaanku. Kalian ingat ? kak Firaslah yang selalu menguatkan hatiku saat aku sedang panas-panasnya jatuh cinta pada Adhan,namun kenyataan mengungkap cerita lain. Dia juga yang selalu memberi pesan-pesan sederhana yang mengena. Dan dia juga yang selalu tiba-tiba datang menenangkan aku saat aku dibakar cemburu pada gadis sok cantik yang memang cantik itu. Tapi akir-akir ini,dia juga sering tiba-tiba datang untuk menanam bunga di kebun hatiku. Dan entah kenapa apapun yang dia lakukan,membuat aku serba salah dan takut menatap matanya. Terkadang aku juga tersipu melihat senyumnya. Seringkali aku menyembunyikan senyumku saat perlakuan atau kata-katanya yang ku rasa sangat menyentuh hati. Aku rasa aku mulai gila,karena setiap mengingat kak Firas aku selalu tidak bisa menyembunyikan senyumku. Hatiku seperti kupu-kupu yang sedang terbang lepas,kemudian tertangkap dan diculik begitu saja. Rasanya kak Firas sudah mengenggap perasaan ini. Aku ingin terjatuh dalam kedalamnya,tapi aku masih takut membayangkan hal yang sebaliknya. Bagaimana jika nantinya halangan besar ada diantara kami,sedangkan aku masih belum yakin dengan perasaanku sendiri.

            Kubasuh wajahku dengan beningnya air,berharap mendapat kesegaran dari penat yang aku bayangkan sendiri. Ku teput-tepuk ringan kedua pipiku. Namun aku segera bergegas menyambar handuk dan menyudahi kegiatanku ini,saat telepon genggamku berdering meronta.

“ iya Jinny,, “

“ Zhu,besok jangan lupa untuk makan siang dirumahku. Mama sudah menyiapkan makanan kesukaanmu “

“ iya,,,aku akan minta ijin pada ibuku,setelah acara wisuda kakak kita “

“ baiklah,tapi mamaku mengundang keluargamu “

“ apa ? ibu dan ayahku juga ? “

“ iya,pokoknya jangan lupa... oke “ Kebiasaan buruk Jinny masih saja terjadi,dia mematikan panggilan tanpa ending yang baik. Dia selalu membuat orang bertanya-tanya. Tidak lama kemudian bongkahan hitam itu berdering lagi. Sedikit ragu aku menyentuhnya,panggilan ini dari kak Firas. Walau senyum  mekar di wajahku,tapi masih saja aku ragu untuk menjawabnya. Karena aku juga ingin mendengar suaranya,aku putuskan untuk menjawab panggilan ini.

“Hai kak Firas,ada apa ? “

“ Hai Zhu,besok usai acara. Apa kamu mau mengambil gambar denganku ? “

“ dengan keluarga kakak ? tentu saja,aku akan berfoto dengan kalian juga “

“ iya dengan keluargaku. Tapi berdua saja denganku,apa kamu mau ? “ TUHAN,, kalian tahu? Aku seperti sedang mendapat hadiah besar. Aku menahan senyum bahagiaku dan sedikit berjingkrak untuk ini. Tapi sebentar,ini hanya foto. Itu hal yang biasa bukan? Tidak seharusnya seheboh ini.

“ Zhu,apa kamu sedang tersenyum sekarang ? “ aku tersentak mendengar suaranya. Segera aku benahi suaraku agar tidak terlihat seperti orang kegirangan.

“ oh,, tidak,kenapa aku tersenyum ?”

“ Maruko chan !! “ suara Adhan bertengger di bibir pintu kamarku. Aku harus segera menyudahi percakapanku melalui telepone ini,kalau tidak Adhan akan semakin usil.

“ sampai jumpa besok,kak Adhan disini “

“ baiklah,selamat malam Zhu “

“ selamat malam “

Sudah tidak bisa dipungkiri,kakakku yang sangat usil ini cepat lancar menanyakan segala hal seputar si empu penelepon. Aku heran dengannya yang sekarang selalu mencampuri urusanku. Setelah aku menenggak habis isi gelas yang dia bawakan ini,dia segera berlalu walau terlihat enggan. Aku harus segera tidur agar besok aku tidak terlambat menghadiri upacara sidang terbukanya.

-------o0o-------

Adhan menghampiriku yang sedang bersiap. Aku memang membiarkan pintu kamarku terbuka,hingga dia tidak perlu membuka pintu untuk melihatku dengan jelas. Seperti biasa dia mengetuk pintu sebelum hinggap dalam kamarku. Aku mengarahkan pandanganku padanya. Dia terlihat sudah siap,sangat rapi dan seperti biasa pesonanya selalu terpancar. Berjalan sangat tegap menujuku seperti ini,membuatku menikmati pesonanya. Dia tersenyum manis padaku,sembari lengannya memungut kalung yang tepat berada didepan cerminku. Dengan lembut dia membantuku memasang kalung ini sebagai pelengkap. Usai itu,telapak tangannya mendarat dipipiku.

“ kenapa kamu cantik sekali hari ini ? “ ada badai apa Adhan berprilaku demikian? Apa dia salah makan atau salah minum? Aku hanya menyuguhkan senyum untuknya,dengan ringan dia menenggelamkan aku dipelukannya. Dia memelukku hangat,dan sangat hangat. Berbeda dari biasanya. Bahkan untuk keluar menyisir lantai kamar menuju halaman saja dia selalu menggandeng tanganku,setelah itu kami bergegas menghadiri acara wisudanya.

“ Z H U “ Jinny menyambutku di pintu masuk.

“ mama.. “ aku menyapa mama Jinny yang tentu sudah sangat akrab denganku,beliau juga segera mendaratkan kecupan sayang dikeningku.

“ cantik sekali kamu Zhu “

“ terimakasih ma “

“ papa “ aku juga menyapa papanya,yang juga sempat menjadi orang tuaku selama beberapa bulan waktu itu. Senada dengan isterinya,lelaki ini juga mendaratkan kecupan sayang dikeningku.

“ kamu cantik sekali nak “

“ terimakasih pa “

Ternyata kedua orang tuaku sangat dekat dengan kedua orang tua Jinny,mereka saling menyapa dan bercengkerama hangat. Kami juga segera mengikuti acara. Aku duduk disamping Jinny,sementara kakakku harus bergabung dengan semua peserta pendidikan. Tumakninah kami mengikuti acara,aku dan Jinny juga tidak sungkan untuk mensuarkan tepuk tangan terheboh saat kakak kami dinobatkan menjadi mahasiswa terbaik. Aku sudah menyiapkan rangkaian bunga untuk Adhan,sebagai tanda selamat dariku. Setelah upacara ini selesai,kami mengambil sesi pemotretan. Adhan dengan ayah dan ibu,Adhan dengan aku,ayah dan ibu. Dan juga hanya kami berdua. Dari semua pose konyol yang kami lakukan,aku paling tidak suka pose terakir. Karena tiba-tiba Adhan menarikku dalam pelukannya. Kami membuat pose seperti pasangan yang sedang preweeding saja. Setelah itu giliran keluarga Jinny melakukan pemotretan. Mereka juga mengajakku dan Adhan untuk bergabung. Kemudian keluarga kami membaur menjadi satu. Ini adalah moment bahagia yang tidak ternilai. Kami seperti keluarga besar yang sedang bersatu.

            Kak Firas,berdiri dan beranjak dari tempatnya. Dia menggenggam rangkaian bunga bernuansa pink dan putih pemberian Jinny. Yang membuatku terkejut adalah,dia sedikit berjongkok dihadapanku dan semua orang yang berada dibelakangku.

“ Zhu,will you marry me ? “ aku terjingkat mendengar ini. Dia pasti sedang bercanda,aku tidak ingin tampil kegirangan yang berujung memalukan. Aku melirik kedua orang tuaku perlahan,setelah itu melirik kekiri dimana kedua orangtuanya berdiri. Aku masing terkatut enggan berbunyi sedikitpun.

“ Aku serius “ tatapan mata itu memang serius,tajam dan membius. Tapi aku masih takut,takut jika ini hanya lelucon yang berakir memalukan. Adhan merangkulku hangat,mataku membuat tanda tanya untuknya. Dia hanya memejamkan mata dan sedikit mengangguk. Aku masih ragu,takut dan bingung harus bagaimana.

“ Zhu,kakakku serius. Dia sudah membicarakan ini dengan keluarga kami. Kami setuju,kami juga sangat lega jika itu adalah kamu “ mataku merayap menatap kedua orang tua Jinny yang tersenyum dan mengangguk bahagia.

“ Dia juga sudah bicara pada ayah. Kakak juga senang,jika itu Firas “ mataku berkaca-kaca menatap Adhan lekat,sementara dia tidak sedikitpun melepas lengannya dari pundakku.

“ sekarang tinggal jawabanmu nak. Apapun jawabannya,Firas harus ikhlas “ aku sedikit berfikir,aku benar-benar belum percaya akan hal ini. masih dengan menahan genangan air dimataku,aku mengangguk malu.

“ kamu,menerimanya?” Adhan bersuara lembut di telingaku.

“ Iya “ aku menjawab dengan nada takut dan bahagia bercampur menjadi satu.

“ Benar Zhu,kamu menerimaku?” kak Firas,berdiri cepat dan berusaha meraihku,tapi sigap Adhan menghempaskannya. Adhan menarikku dalam peluknya erat-erat.

“ dia adikku”

“ Adhan,kamu bilang kalau aku sudah melamarnya aku boleh menyentuhnya “

“ iya,tapi kamu belum punya hak. Biar aku yang memeluknya “

“ sudahlah,kemari Zhu beri aku pelukan. Aku senang,terimakasih kamu menerima kakakku. Dia sangat mencintaimu. Sungguh “ Jinny menghamburkan pelukan dengan penuh keceriaan. Sementara kedua orang tua kai saling bercakap hangat.

“ kamu bilang,kamu tidak ingin punya kakak ceroboh “

“ tapi akir-akir ini kamu berubah sedikit waras. Iya hanya sedikit,tapi apa boleh buat. Kakakku telah memilihmu “ aku masih belum bisa mempercayai ini. aku menatap kak Firas dengan mata berkaca. Sementara kak Firas tersenyum bersahaja. Dia lelaki yang dewasa,dia sangat bijaksana juga. Aku yakin dia tidak gegabah dalam mengambil keputusan.

            Kebahagiaan yang masih belum bisa aku percayai berjalan begitu saja. Kakaku sekarang sangat sibuk dengan kegiatannya bekerja di perusahaan ayah,menggantikan posisi ibu yang selalu sibuk bekerja mendampingi ayah. Sekarang ibu memilih untuk tinggal dirumah bersamaku. Aku masih melanjutkan aktifitas kuliahku seperti biasa. Jinny lebih sering menginap di kamarku sekarang. Setiap pagi,kak Firas juga menyempatkan diri untuk menjemput dan mengantarkan aku kuliah.

“ Assalamualaikum sayang “ kak Firas menyapaku hangat. Seperti biasa,dia sudah bertengger di depan rumahku lengkap dengan senyum manisnya. Memang masih sedikit asing dan kurang terbiasa dengan perlakuan lebih darinya. Tapi perlahan aku harus belajar untuk membuka diri dan terbiasa untuk menerima perlakuan apapun darinya.

“ rambutmu kenapa masih berantakan “ kak Firas merapikan sedikit rambut panjangku yang sengaja aku gerai pagi ini. Adhan keluar rumah dengan langkah terburu-buru. Akir-akir ini dia memang sangat disibukkan dengan segala aktifitas yang baru dia geluti. Dia juga jarang sekali menjahiliku,berbeda dari Adhan yang dulu.

“ kakak !! “ panggilanku menghentikan langkahnya,aku mendekat dan membenahi kerah kemejanya yang sangat tidak rapi. Dasinya juga belum dipasang,hanya tersampir alakadarnya saja.

“ terimakasih cantik “

“ hei !! “ Adhan mengacak-acak rambutku,padahal baru saja kak Firas merapikannya.

“ Firas,nanti siang aku makan ditempatmu “

“ baiklah aku tunggu “ kami berpisah disini. Kakakku yang tampan itu segera tancap gas ke kantor ayah. Aku dan kak Firas juga mengambil langkah untuk kekampus. Oh iya,satu lagi. Jinny adik ipar yang cantik juga berangkat bersama kami. Dia duduk di bangku belakang mobil berwarna hitam milenium ini.

Beginilah kehidupanku. Kehidupan setelah kak Firas melamarku dihadapan keduaorang tua kami. Kak Firas selalu mengambil tempat dihatiku. Dia orang kedua setelah Adhan,yang selalu menemaniku dalam segala hal. Mengajakku berlibur dan berusaha menjaga kebahagiaanku. Berbeda dari Adhan,kak Firas lebih pandai dalam mengungkapkan perasaan. Dia sangat hangat dan perhatian. Adhan adalah type orang yang dingin dan kurang pandai mengungkapkan perasaannya. Dia hanya bisa mengungkapkan rasa dengan prilaku. Seperti memelukku,menggandeng tanganku juga mengecup keningku. Adhan tidak pernah sungkan memelukku dihadapan umum. Walau sudah berulangkali aku katakan padanya,agar berhenti melakukan hal ini. aku sudah besar dan sangat malu harus dipeluk dan dikecup keningku dihadapan umum oleh kakakku sendiri.

“ kak Firas tidak pernah melakukan itu padaku,dia hanya memelukku sesekali. Tidak seperti kakakmu yang selalu dan tidak bisa dihitung. Seandainya ada orang yang tidak tahu kalian adalah kakak beradik,pasti mereka mengira kalau kalian adalah sepasang kekasih. Apa jangan-jangan Adhan itu penjahat kelamin ? “

“ JINNY ! “ mataku terbelalak,telingaku terasa terbakar mendengar perkataan Jinny. Aku tahu wanita ini ceplas ceplos,tapi bukan berarti dia bisa mengatakan kakakku adalah seorang penjahat kelamin. Adik manapun tidak akan rela mendengar itu. Masih dengan kekesalan aku meninggalkan Jinny ditempat dia duduk menikmati segelas juicenya.

“ Zhu,bukan itu maksudku.. Zhuuu ! “ aku hanya berjalan dan berjalan menjauh darinya. Apa yang ada diotaknya sehingga tidak sungkan melontarkan kata itu ? demi apapun aku akan sangat marah padanya. Adhan selalu melindungiku,selalu membelaku disaat bagaimanapun. Bahkan dia membentak Anita,gondoruwo itu tepat dua minggu sebelum wisuda. Saat dia menfitnahku telah mencuri Handphone miliknya. Aku juga tidak tahu menahu bagaimana bongkahan berwarna pink itu bisa berada didalam tasku. Anita menjambak dan menamparku di lobi kampus. Tentu saja banyak yang melihat kejadian itu. Bahkan dua orang temannya juga menyiram wajahku dengan juice alpukat yang berada ditangan mereka. Kepalaku terasa berat dan mual,aku sangat benci aroma ini. Tidak satupun yang menolongku saat itu,Jinny yang baru saja keluar dari ruang BEM berlarian menujuku saat melihat kejadian berlangsung.

“ kalian,tidak bisa menuduh dan menghakimi Zhu seenak kalian tanpa ada bukti “ Jinny memelukku,membentak tiga serangkai itu semampunya.

“ bukti ? kurang jelas ya,bagaimana bisa handphone ku berada ditasnya kalau bukan dia yang mengambil “

“ sejak pagi dia berada didalam kelas denganku,kita bukan teman kelas. Lalu bagaimana Zhu bisa mengambil handphone milikmu itu ? “

“itu yang harusnya kami tanyakan padamu. Bisa jadi teman gembelmu ini menjarah handphone ini saat kami sedang menonton perlandingan basket tadi. Kalian juga duduk tidak jauh dari kami kan ?”

“ memang dasar gembel kurang ajar ! “ tiga pasang jangan ini mencoba menghujamku untuk yang kesekian kali. Jinny berusaha menyingkirkan tangan-tangan ini,tapi tetap saja mereka lebih kuat. Aku tersungkur,selain rasa sakit. Aku juga harus menanggung malu yang tidak terkira. Ada sepasang kaki yang mendekatiku,dia menyentuh pundakku dan membantuku untuk berdiri. Menatapku tajam dan segera mendekapku erat dalam tubuhnya.

“ Adhan,dia itu gembel yang pasti hanya akan memanfaatkan kamu saja. Lihat ini,dia baru saja mencuri handphone ku. Dia mencuri milik orang lain sekarang,nanti dia akan memintamu untuk membelikan ini itu dan setelah dapat yang dia mau dia pasti akan meninggalkanmu untuk laki-laki kaya lainnya”

“ CUKUP ANITA !! APAPUN YANG TERJADI,AKU LEBIH PERCAYA ADIKKU DARI PADA KALIAN !! “ Adhan memelukku erat dan sangat erat,aku bahkan gemetar mendengar suaranya yang lantang. Baru kali ini aku mendengar dia bersuara kasar seperti ini.

“ Adik ?? “ tiga serangkai itu terlihat bingung dan saling menatap.

“ ZHU ADIKKU YANG TIDAK AKAN MELAKUKAN APA YANG KAMU TUDUHKAN. KARENA DIA POLOS DAN SELALU JUJUR,DAN JIKA KALIAN BERANI MENYENTUHNYA SEKALI LAGI. AKU TIDAK SEGAN UNTUK KASAR PADA KALIAN LEBIH DARI YANG KALIAN LAKUKAN PADA ADIKKU “ aku menangis tersedu dalam tubuhnya,Adhan segera membawaku berlalu. Meninggalkan Anita dan semua temannya yang kasar itu. Mereka pasti bingung dan malu,karena menyakiti dan menfitnahku dihadapan Adhan. Jinny mengikuti langkah kami,dia juga mengingatkan Adhan untuk mengijinkan aku membersihkan aroma alpukat dari wajah,rambut dan tubuhku. Dia tahu benar aku tidak suka bau alpukat,dia juga pasti sudah menduga bahwa aku sedang mual dan pusing sekarang.

“Zhu,pakai ini ! “ Jinny menyodorkan tas kertas berisi pakaian untuk ku gunakan. Bau alpukat memang sangat menyengat,sedikit saja sudah membuatku mual. Tapi darimana dia bisa mendapat baju ganti secepat ini?. Setelah keluar dari kamar mandi,Adhan menyampirkan jaket di pundakku.

“ Jinny terimakasih sudah membantuku “

“ sama-sama Zhu,segera pulang dan istirahatlah “

“ Zhu,minumlah “ kak Firas menyodorkan cokelat hangat untukku,setelah berterimakasih Adhan segera membawaku pergi. Dia juga menemaniku dan membelai rambutku hingga aku benar-benar terlelap.

            Adhan sangat menjagaku,semua pelukan dan kecupan yang dia berikan. Aku yakin hanya ingin mengutarakan rasa sayangnya,kehawatirannya bukan karena dia penjahat kelamin. Kakakku adalah orang yang sangat menghormati wanita. Bahkan wanita adalah ratu dibenaknya. Baiklah lupakan semua yang Jinny ucapkan beberapa menit yang lalu,dia pasti hanya keceplosan saja. Tidak ada unsur serius dalam kata-katanya.

            Aku berada didepan tempat kerja kak Firas sekarang. Sebuah rumah makan classic dengan desain yang nyaman dan tidak mengurangi kemewahannya. Rumah makan ini sengaja didesain berbeda,karena memang ingin menonjolkan suasana unik yang nyaman. Segala benda ditata dengan rapi dan serasi. Semua pegawai disini sudah mengenalku,aku adalah kekasih pemilik rumah makan ini. Aku juga selalu berinteraksi dengan mereka,sesekali bercanda dan membantu hal kecil. Kalian masih ingat kan aku sangat ceroboh,bahkan satu minggu yang lalu aku sudah membuat rumah makan keluarga ini kehilangan lima piring dan dua vas bunga. Aku tidak sengaja melakukannya,aku hanya membantu mencuci piring dan membersihkan meja. Wal-hasil kak Firas melarangku untuk melakukan apapun,hanya saja kalau aku ingin membantu aku diijinkan untuk menerima pesanan. Aku tahu kak Firas pasti sedang berada didapur sekarang,dia pasti ingin menyiapkan makan siang untuk Adhan. Aku ringan saja melangkahkan kaki menuju dapur,tapi sesampainya dibibir pintu dapur aku melihat adegan yang kurang mengenakkan. Hatiku panas mataku berkaca. Aku merasa hari ini benar-benar tidak adil. Baru saja aku mendengar Jinny berbicara kurang sedap tentang kakakku dan sekarang giliran kakaknya yang menyakitiku. Bagaimana bisa dia bermesraan dengan wanita lain disini?

“ Zhu “ kak Firas menyadari keberadaanku,dia bergegas menghampiriku namun justru aku bergegas meninggalkan dia. Kenapa harus menghampiriku ? lanjutkan saja bermesraan dengan wanita itu. Mataku menangkap jelas telapak tangan wanita itu berada di dadanya. Dan anehnya kak Firas hanya membiarkan begitu saja.

            Dia menahan langkahku saat aku sudah berhasil keluar dari rumah makan yang sengaja diberi nama “ HEAVEN” ini.

“ Zhu,jangan salah faham aku hanya “

“ hanya bermesraan disela waktu,begitu  “

“ bukan,tidak seperti itu “

“ lalu seperti apa ? “

“ AAAARRRRRGGGGHHHHHTTT “ kami mengalihkan pandangan pada sumber jeritan itu,terdengar juga sebelumnya suara rem yang mendecit. Kami melihat tubuh yang melayang dan terhempas tergeletak begitu saja. Aku mengenalnya,pakaian itu dan orang itu adalah

“JINNYYY !! “ langkah seribu kami kerahkan mendekati tubuh yang tergolek tidak berdaya itu. Darah bercucuran dari kepalanya. Aku shock begitupun dengan kak Firas,dia memeluk erat tubuh Jinny yang berlumur darah dengan cepat. Berselang detik Adhan datang,kami segera membawa Jinny kerumah sakit menggunakan mobil Adhan. Tidak peduli dengan siapapun yang menabrak Jinny,yang kami peduli hanya Jinny mendapat pertolongan secepatnya. Sesampainya dirumah sakit,Jinny secepatnya mendapat pertolongan. Tim dokter sedang berusaha keras menyelamatkan Jinny. Tidak lama kemudian,kedua orang tua Jinny datang. Aku berusaha menenangkan mereka,Adhan juga selalu mendampingi Firas dan mencoba menenangkannya. Walau berusaha menenangkan orang lain. Sebenarnya aku juga orang yang tidak bisa menenangkan diri sendiri. Aku sangat ketakutan melihat Jinny terdiam seperti itu. itu sama sekali bukan typenya. Dia selalu banyak omong dan ceria. Selang dua jam,tim dokter keluar dan membawa kabar duka untuk kami. Aku lemas,begitupun dengan mama beliau limbung. Kak Firas segara memasuki ruangan tempat Jinny tertidur dengan pakaian serba hijau di tubuhnya. Dia gemetar memeluk adiknya dan menghujani wajah Jinny dengan kecupannya. Tidak satupun airmata menetes dari matanya,dia mencoba menahan dan menahan agar air mata itu tidak mengenai tubuh Jinny.

“ Kakak sayang sama kamu,kakak sayang kamu karena Allah “

Aku terpatung melihat wajah Jinny tanpa ekspresi. Itu bukan dia,dia selalu tersenyum dan tertawa lepas. Aku masih ingat keceriaannya saat berkata.

“ apa kamu sedang berfikir kakakku menyukaimu ? aku juga sama sebenarnya. Tuhan... jangan sampai aku punya kakak ipar sepertimu. Tapi tenang saja,selera kakakku cukup tinggi. Tidak mungkin dia menyukai gadis sederhana sepertimu “

Aku ingat dia selalu membuatku tertawa dengan ulahnya yang ada-ada saja. Aku ingat dia memelukku erat saat dia baru saja datang setelah bepergian jauh,

“ bagaimana kabarmu,katanya kemarin demam. Maaf ya,aku baru bisa datang. Aku membawakan oleh-oleh khusus untukmu dari Malang “

Aku juga ingat dia berusaha selalu melindungiku dari Anita,gondoruwo wanita itu

“ dia semakin mendekat,siapkan dirimu aku akan memukulnya dengan tasku kalau dia berani menyentuhmu “

“ kalian,tidak bisa menuduh dan menghakimi Zhu seenak kalian tanpa ada bukti “

Kejadian disaat aku menerima lamaran kak Firas,

“ Zhu,kakakku serius. Dia sudah membicarakan ini dengan keluarga kami. Kami setuju,kami juga sangat lega jika itu adalah kamu “

Dan disaat dia menyakinkanku untuk menghadapi kenyataan bahwa Adhan,orang yang aku cintai adalah kakakku sendiri.

“Jalani saja apa adanya,biarkan mengalir dan jangan dipaksakan. Suatu hari nanti kamu pasti bisa menjalani ini dengan alami dan semestinya”

Dia yang menguatkan aku saat itu,dia yang selalu memberiku dukungan sat aku jatuh. Aku menangis menjadi,tanpa aku sadari aku tenggelam dalam kegelapan. Mungkin aada satu jam aku tidak sadarkan diri. Wajah pertama yang aku lihat adalah wajah kakakku. Aku memaksa agar tetap pergi ke tempat peristirahatan Jinny. Walau masih berkecamuk dengan segala perasaan,aku tetap berangkat menuju tempat dimana Jinny harus beristirahat untuk selamanya. Ayah dan Ibu juga menghadiri pemakaman Jinny. Masih dengan derai airmata,aku melihat mama menebarkan bunga di makam ini. Ibuku mencoba menenangkan,Adhan juga berada disamping kak Firas yang masih berusaha kuat menahan airmata itu. aku tahu kak Firas tidak pernah menangis dihadapan semua orang. Kak Firas tidak pernah menangis dihadapan Jinny. Jemarinya gemetar membelai lembut batu nisan bertuliskan nama Jinny. Dia juga mengecup lembut batu berwarna hitam pekat itu.

“Jinny,kenapa harus begini jadinya ? aku hanya kesal sesaat padamu,meninggalkanmu sebentar saja. Lalu kenapa kamu meninggalkan aku untuk selamanya ? jawab aku Jinny “aku berbincang dengan pikirku sendiri. Derai airmataku mengalir begitu saja,aku tidak seperti kak Firas yang bisa berusaha kuat dihadapan semua orang. Aku terduduk pilu memeluk gundukan tanah ini.

“ Zhu “ Adhan bergegas menenangkan aku

“Dia sahabat terbaik,yang pernah aku miliki “aku sesenggukan tidak tertahan.

“ kakak tahu “

“ tidak ada satupun seperti dia,kenapa dia harus pergi kak ? KENAPA ?”

-------o0o-------

Malam yang sangat mencekam. Aku ingat dengan jelas Jinny sering tidur di kamar ini,kami sering bercanda tawa ria disini. Mengutarakan segala hal,menceritakan apapun. Penting atau tidak penting pembicaraan selalu mengesankan jika bersama Jinny. Kami mengomentari foto ini dan itu,bahkan dia juga menceritakan masa kecilnya bersama kak Firas. Menceritakan semua tentang kak Firas,juga menceritakan kekonyolan yang tidak pernah orang tahu tentang kak Firas. Jinny mengisi sebagian dari hari-hariku. seolah semua ruangan ini masih bisa menggemakan suara tawa riangnya.

Aku termangu sendiri menatap jauh keluar jendela. Kubiarkan desah angin malam membelai wajahku. Aku berharap mereka menyampaikan pesan sayangku pada Jinny,aku hanya bisa berharap dan berdoa. Dia damai disana,tenang dan tetap bisa bercanda ria disana. Dan aku,,

“ Zhu,angin malam tidak baik untukmu “ Adhan datang dan segera menutup jendela kamarku. Aku masih terdiam seribu bahasa. Tidak mengucap sepatah katapun,mataku masih tajam menerawang kebahagiaanku tadi pagi. Keceriaan Jinny yang memilih style rambut untukku. Dia ingin aku menganti style rambutku yang selalu ini itu saja. Adhan menyentuh jemariku,menggenggam erat dan menyadarkan aku dari semua bayangan itu.

“ tadi siang,aku kesal padanya. Dia bilang,kamu adalah penjahat kelamin karena sering memelukku didepan umum tanpa malu. Aku kesal,aku meninggalkan dia. Aku pergi ke “Heaven” tapi disana justru aku dibuat diam dengan tingkah kak Firas. Dia bermesraan dengan wanita lain,aku melihat sendiri wanita itu meletakkan tanganya di dada kak Firas dan kak Firas hanya membiarkan begitu saja “

“ kamu cemburu ? “

APAH ?? Cemburu ?? bukankah itu perasaan yang pernah aku rasakan saat Mayang datang dan merebut perhatian Adhan dariku ? aku terdiam dan entah apa yang aku fikirkan.

“ Zhu,Firas melakukan segala hal untukmu. Mungkin dia juga rela mati konyol untuk mu “ Adhan bersuara sendu,aku menatap dia lebih dalam lagi. Sejuta tanya ingin aku ungkapkan,apa maksud dari pernyataannya itu ?

“ kamu,perlu tahu,aku dan Firas berencana untuk kuliah diluar negeri setelah kami lulus. Bagiku,kuliah diluar negeri sangat menarik. Lebih menarik dari menjalin hubungan dengan seorang wanita. Bagi Firas,kuliah di luar negeri adalah impiannya,cita-citanya. Menurutnya,masa depannya akan lebih terjamin jika dia adalah lulusan luar negeri. Tapi semua itu berubah. Aku punya ayah,ibu dan adik yang mewarnai hari-hariku. aku mengganti posisi ibu,karena aku ingin ibu selalu ada bersamamu. Aku ingin kamu merasakan kasih sayang seorang ibu yang sempat hilang darimu. Walau aku tahu,ibuku tidak bisa menggantikan posisi ibumu di hati. Aku juga ingin kamu tidak merasakan kesepian seperti yang selama ini aku rasakan. Aku sudah sangat bahagia disini,setidaknya aku berusaha menjadi anak dan kakak yang baik dikeluarga ini. Firas,dia memutuskan untuk tinggal disini dan bergelut dengan hal yang baru sedikit dia mengerti. Semua itu karena kamu. Dia tidak ingin jauh dari kamu,dia ingin kamu tidak merasakan kesedihan. Secara tidak langsung,dia mengorbankan masa depannya untuk kamu. Zhu,aku mengenal Firas lebih dari semua orang mengenal dia. Dia tidak akan melakukan hal yang menyakitimu. Wajar bila kamu cemburu melihat kejadian tadi. Tapi setidaknya,dengarkan dulu penjelasan darinya. Dia sudah dewasa,dia bisa membedakan mana yang baik dan mana yang kurang baik. Jika tadi dia diam dan hanya membiarkan begitu saja. Mungkin itu yang dia rasa baik,maka berilah dia cela. Kesalah fahaman sering terjadi dalam sebuah hubungan. Entah dalam berucap atau bersikap. Kamu hanya perlu mengenal pasanganmu lebih dalam lagi. Menjalin hubungan denganmu bukan berarti dia tidak boleh bertemu,berkomunikasi atau bekerja dengan selain kamu kan. Karena itu kembali pada komitmen sebuah hubungan,kenali dia,percaya padanya dan yakinkah hatimu untuknya. Jika kamu bisa mengenal pasanganmu dengan baik. Itu berarti kamu juga bisa mengenal masa depanmu. Pasangan itu ibaratnya masadepan,jika kamu tidak mengenal pasanganmu bagaimana bisa kamu mengenal masadepanmu? Kamu akan hidup dengannya dikedepan hari,itu sebabnya kamu perlu tahu seperti apa dia. Tapi aku sangat yakin,Firas sangat tepat untukmu. Sekarang yang perlu kamu lakukan hanya datang padanya,temani dia dan hapus semua kesedihannya saat ini. jika dia ingin menjelaskan apa yang sebenarnya,dengarkan dia dan berilah sebilah kepercayaan lagi padanya “ Adhan membuatku tertegun tidak bergerak. Apa benar yang dia ucapkan? Apa kak Firas benar sejauh itu ?. Setidaknya aku harus mulai membenahi diriku,aku perlu dewasa. Aku butuh kedewasaan untuk menjalin hubungan. Adhan benar,aku harus mengenali pasanganku agar aku juga bisa  mengenal masadepanku. Tentunya nanti aku akan tinggal dan hidup dengan pasanganku. Kak Firas pasti sama sedihnya denganku malam ini. Bahkan mungkin sangat sedih,dia tidak punya tempat berbagi saat ini. Kehilangan Jinny pasti menggores luka dalam,sama seperti yang aku rasakan. Kak Firas sangat menyayangi Jinny,dia selalu memanjakan Jinny dengan caranya.

            Ku biarkan malam menulis kisahnya,hingga fajar hadir menyuguhkan pena untuk melukis kisah yang lain. Hari ini aku tidak pergi ke kampus. Aku yakin kak Firas juga tidak pergi bekerja. Aku harus berusaha keras menghapus kesedihannya. Setelah bersih diri dan menyiapkan mental untuk bisa kerumah Jinny,aku bergegas menuju gedung mewah itu. Masih sangat sepi,mama dan papa juga belum terlihat. Tidak ada suara sama sekali dirumah ini. Aku lancang menuju kamar Jinny. Perlahan ku buka daun pintu yang tidak terkunci ini. aku ingat benar dulu Jinny selalu tersenyum saat menyambut kedatanganku. Tapi sekarang semua penuh kebisuan. Masih dengan wajah haru aku menghirup aroma kamar ini. Bisa aku rasakan bau Jinny sangat segar,seolah dia masih berada dikamar ini. Mataku menyisir semua arah dan dinding kamar ini. Betapa terkejutnya aku mendapati seseorang yang duduk terdiam di kursi tempat Jinny selalu melepas penatnya. Jinny sangat suka kursi bulat itu. Itu adalah kursi pemberian kak Firas untuk ulang tahunnya tujuh tahun lalu. Saat memasuki kamar,dia akan duduk disana dan bercerita segala hal dengan gaya khasnya yang lincah. Ku ayunkan langkahmu mendekat padanya. Dia hanya diam dan terdiam,matanya terpejam lelah. Wajah kak Firas bisa kulihat sangat pucat dan tidak bersemangat. Dia duduk di kursi kesayangan Jinny ini dengan khusyu’. Apa mungkin dia tertidur disini tadi malam ?. Aku menekuk kedia lututku di depannya,kuarahkan jemariku menyentuh tangannya. Dia hanya diam,dan membuka matanya perlahan.

“Zhu,, “ dia bangkit dan membangunkan aku dari tempatku. Kedua tangannya menyentuh pundakku. Kak Firas benar-benar sangat sedih,dia tidak seperti biasa yang selalu terlihat segar.

“ dia hanya membersihkan noda di bajuku,dia menumpahkan sauce disini “ dia menunjuk dadanya sendiri. Aku mulai memahami arah pembicaraannya. Dia sedang meluruskan kesalahfahaman kemarin siang. Ada airmata yang menggenang disana,dikelopak mata yang selalu membuatku terbius.

“ aku tidak pernah ada hasrat dengan wanita lain. Aku hanya ingin kamu,maafkan aku karena membuatmu terluka kemarin “ mataku tajam menatap matanya,aku hanya terdiam tidak berkata sepatah apapun. Rasanya aku ingin tenggelam,tenggelam dimanapun kak Firas ingin menenggelamkan aku. Aku pasrah,aku makmum. Aku mendekat,meletakkan kepalaku bersandar di pundaknya. Tangisku pecah tidak tertahan. Sementara kak Firas menyambut hangat tubuhku yang sudah tenggelam di pelukannya dan semakin erat memelukku.

“ aku mencintaimu Zhu,aku mencintaimu “ dia berbisik lirih di telingaku. Tidak ada yang bisa aku lakukan selain mengangguk dan mempererat lenganku yang sudah melingkar ini.

            Beginilah kesalahfahaman itu berakir. Adhan benar,aku harus mendengar dan memberinya kepercayaan. Aku tidak boleh hanya terbang dengan keegoisanku saja,setidaknya bijak dan dewasa selalu menjadi salah satu hal terpenting dalam sebuah hubungan. Aku hanya terbayang masalalu yang selalu berakir pedih. Aku pernah menanam kepercayaan berlebih untuk seseorang,namun semua hanya berbalas kedustaan.

            Kak Firas sangat dewasa,dia bisa menguasai hatiku dalam hitungan hari. Aku sangat percaya dan yakin padanya. Aku berusaha selalu hadir dalam hembusan nafasnya. Dia terbuka dan selalu membicarakan segala hal denganku. Kami kerap menghabiskan waktu bersama. Sekali dalam sepekan,aku menghabiskan waktu dengan kak Firas dan kakakku Adhan. Selain menjadi pasangan dan masa depan yang baik untuk kak Firas. Aku tetap harus menjadi adik yang terbaik untuk Adhan. Karena dia selalu menjagaku dan menjadikan aku ratu dihidupnya. Dia bahkan selalu membantuku mengerjakan tugas di semester akirku. Bertemu dengan dua orang ini membuatku merasa tidak masuk akal. Terkadang,kak Firas sedikit kesal dengan tingkah Adhan yang berlebihan padaku. Terkadang Adhan juga kesal dengan kak Firas,mereka benar-benar makhluk yang aneh.

“ Sebaiknya kamu mulai memikirkan pasangan sekarang,itu jalan terbaik agar kamu tidak mengganggu aku dan Zhu “

“ Zhu,kamu merasa terganggu ? “

“e,, tidak “

“ tapi aku merasa terganggu “

“ karena kamu mulai berfikir kotor “

“ APA MAKSUDMU ?? “

Terkadang aku merasa berada dikalangan orang yang aneh dan aku adalah orang yang paling polos diantara keduanya. Tapi aku sangat bahagia. Ketika jam kuliahku berakir,aku menemani kak Firas di rumah makan. Aku membantunya menerima pesanan,mencuci sayur dan memasang celemek agar bajunya terhindar dari noda.

“ terimakasih sayang “ dia tersenyum dan aku terdiam. Aku baru mendengar kata itu hari ini,rasanya sangat asing terdengar.

“ boleh kan ? “ pertanyaan itu meyakinkan aku kalau dia memang nyata mengucapkan kata asing tadi. Aku hanya tersenyum dan mengangguk. Tubuh jangkung ini,merunduk dan mendekatkan wajahnya padaku. Mata kami berjarak dua belas centimeter (aku tidak mengukurnya,hanya berkira-kira saja __hehehe___ )

“ chef,dua pesanan lasagna ! “ kedatangan karyawan ini membuat kami terjingkat. kak Firas segera kembali keposisi semula. Kami saling mencuri pandang satu sama lain. Malu dan serba salah tapi biarkan mengalir begitu saja. Rumah makan ini memiliki chef khusus yang sudah handal dibidangnya. Kak Firas hanya menjalankan bisnis ini sebagaimana mestinya. Mengatur alur perjalanan bisnis dengan baik. aku fikir dia memang pandai dalam segala hal. Dunia teknologi,dunia perdagangan dan dia juga pandai memanage ruang hatiku___hehehe__.

Terkadang kami juga menghabiskan waktu dengan menonton film bersama. Ada aku,kak Firas dan Adhan. Kakakku yang usil dan jahil.

“Zhu.. “ kak Firas memberiku secangkir cokelat hangat. Malam ini hujan deras,secangkir cokelat hangat ini akan merubah perasaan. Adhan tidak membiarkan kak Firas duduk disampingku. Dia berada ditengah-tengah kami,membuat jarak antara kami.

Lain kali lihat film dirumahku saja

Aku tidak bisa menjangkaumu sama sekali

Rasanya aku ingin memberi obat tidur diminumannya

__kak Firas 20:00

Aku melirik wajah kak Firas diseberang dengan senyum kecil. Aku tahu dia pasti kesal dengan tingkah Adhan yang berlebihan. Entah kenapa aku juga merasa Adhan berlebihan sekarang. Dulu dia orang yang dingin dan arogan,tapi kenapa sekarang dia berubah menjadi kepo dan membuatku sangat terbatasi. Kak Firas terlihat sangat kurang nyaman berada disana,mungkin dia ingin duduk disampingku dan menggenggam tanganku hingga film berakir.

“ kakak ! kamu pernah pacaran ? “ celetukku iseng,Adhan menatapku tajam dan ada dua tandatanya di kedua bola matanya itu.

“ hahaha,kamu tidak tahu Zhu. Kakakmu ini... “ belum selesai kak Firas bicara,Adhan sudah menyelanya. Aku rasa hobby Adhan bertambah lagi yaitu “menyela kata-kata orang lain” menyebalkan sekali.

“ kenapa ? apa kamu meragukan aku tidak bisa seromantis itu ? “ Adhan menunjuk layar kaca yang memang sedang ber adegan romantis(kissing). Ups,aku bertanya disaat yang tidak tepat dan kurasa aku juga salah menikmati film bersama kedua orang ini. aku bergetar saat Adhan menatapku tajam dan dia perlahan mendekatkan wajahnya itu.

“ apa yang ingin kamu lakukan ? Zhu,tidurlah sayang sudah malam. Selamat malam sayang “ kak Firas menyibak wajah Adhan yang menakutkan itu. Dia pasti sudah kurang waras,tapi kesalahanku juga ikut campur melihat film itu dan bertanya dengan pertanyaan seperti tadi. Aku bukan tidak yakin dia tidak bisa romantis,aku hanya heran kenapa dia selalu ikut andil dalam interaksiku bersama kak Firas. Dia selalu menjadi batas dan menulis batas jarakku dengan kak Firas. Bisa jadi dia tidak pernah pacaran dan akan berperilaku seaneh ini. Lagi pula sejak mengenalnya aku belum lihat dia pacaran,atau menceritakan tentang wanita. Dia hanya menghabiskan waktu denganku,mulai dari pertama kenal hingga terungkap bahwa dia adalah kakakku. Apa jangan-jangan dia tidak normal ? tapi tidak mungkin juga seorang “gay” bisa selalu memelukku,mengecup keningku dan selalu memperhatikan aku dengan segala kehawatirannya. Kalau seandainya dia benar-benar “gay”apa mungkin dia sedang tertarik pada kak Firas?. Dia selalu membuat jarak diantara kami. Itu hanya dilakukan oleh orang yang cemburu bukan ? aku semakin panik dengan segala fikirku yang penuh pertanyaan. Hingga malam membuat mataku terlelap,aku masih saja memikirkan hal gila yang seharusnya tidak aku fikirkan. Aku hanya ingin lelap dan lelap,hingga pagi menjelang.

            Pagi selalu menyuguhkan kisah yang berbeda,nada-nada teriknya mulai terasa. Aku berusaha selalu bahagia setiap pagi tiba. Dan aku juga penasaran,kisah apa yang akan terjadi hari ini.

“ SELAMAT PAGIIII “ aku mendengar suara aneh dari kamar sebelah,itu benar suara wanita dikamar kakakku. Memberanikan diri membuka pintu kamarku dan sedikit memeriksa keadaan dikamar sebelah. Wanita mana yang datang sepagi ini kekamar kakakku?. Terlihat dari belakang,tubuhnya semampai,rambutnya hitam sebahu,dia memakai baju berwarna biru muda dan aromanya wangi bisa kucium dari luar kamar. Dia memeluk seseorang didepannya yang baru saja keluar dari kamar mandi. Ya benar dari kamar mandi,karena handuk panjang berwarna putih itu masih tersampir menutup kepala dan wajah si pria.

“ ada apa sih ? “

“ entahlah,siapa dia ? “ aku menoleh kesumber suara yang berada tepat disebelahku. Dia juga sama denganku,sedikit mengintip dan penasaran. Tapi aku segera tersadar,saat mengetahui yang disebelahku itu adalah Adhan. Berarti yang didalam itu adalah kak Firas, aku segera mengambil langkah cepat dan menarik tubuh wanita yang mendekap tubuh kekasihku ini.

“ HEEIII “ aku melepas dekapannya dengan kasar dan segera membuka handuk yang menutup wajah kak Firas. Sementara empunya hanya berdiri keheranan.

“ FIRAS ?? “ wanita itu mengenal kak Firas,sementara aku masih manyun kesal karena dia sudah memeluk kekasihku sepagi ini.

“ LAILI ? “ Adhan tidak kalah herannya denganku. Disini aku semakin melongo dan bimbang,apa mungkin wanita ini adalah mantan pacar kak Firas yang pernah Jinny ceritakan dulu.

“ kuberi tahu ya,kakakku patah hati dua tahun yang lalu. Pacarnya selingkuh dan sampai sekarang kakakku tidak pernah menjalin perasaan dengan wanita lain. tapi kalau sekarang dia jatuh hati padamu,berarti seleranya sudah berubah drastis dan mendekati kata UNIK “

“ maaf Firas,aku fikir tadi Adhan. Kenapa kamu berada dikamar ini ?”

“ aku menginap disini semalam,,”

“kamu sendiri kenapa sepagi ini sudah disini Laili ? “ Adhan begitu antusias. Apa mereka pernah dekat ? tatapan mata Adhan juga berbeda dari biasanya dia menatap seorang wanita. Dia tidak pernah menatap wanita dengan lembut seperti itu,selain aku. Aku masih terbengong dan berkabut kekesalan.

“ dia adalah wanitanya kakakmu “ kak Firas membisikkan kata itu di telingaku. Menghapus dugaanku bahwa dia adalah mantan pacar kak Firas. Kalau sampai benar itu adalah mantannya,bisa mati berdiri aku disini. Wanita ini jauh lebih dari aku,dia rapi dan sangat menawan.

“ ini pasti Zhu,aku banyak mendengar hal tentangmu. Adhan bercerita tentang kamu setiap hari,rasanya aku sudah mengenalmu sebelum kita bertemu. Aku senang sekali bisa bertemu denganmu. Aku Laili calon kakak iparmu “ dia mendekat dan memelukku hangat,aku hanya menyambut dia dengan senyum yang canggung. Dia sepertinya lebih santun dan menyenangkan daripada Mayang sepupu yang sok cantik tapi memang cantik itu.

“kamu pasti cemburu,aku minta maaf ya aku kira itu tadi Adhan aku benar-benar tidak sengaja melakukannya “ wanita ini terlihat sangat menyesal dengan insiden tadi. Aku hanya tersenyum menghapus rasa sesalnya.

“ tidak apa-apa,asal jangan lagi saja hehehe “

“tidak akan “

“ ya sudah,kamu disini saja dulu. Silahkan habiskan rasa rindumu itu dengan Adhan,kami pergi dulu ya.. “ kak Firas,merangkul pundakku dan membawaku keluar dari kamar Adhan ini. aku melihat Adhan berseri-seri.

Mulai hari ini,kamu tidak akan bisa lagi usil dan selalu jadi orang ketiga dalam hubunganku. Orang ketiga adalah setan, sampai kapan kamu mau jadi setan ?

Pikirku mencambuk-cambuk tidak keruan. Aku dan kak Firas,berbincang kecil dikamarku yang penuh dengan nuansa biru muda. Hingga mencapai kesepakatan,kami akan membuat nasi goreng untuk menu sarapan. Kebetulan ayah dan ibuku sedang berada dirumah paman. Hanya berada di kabupaten sebelah,tapi mereka menginap beberapa hari. Kak Firas mulai mengiris bumbu yang diperlukan,sedang aku juga memotong sosis untuk kami bubuhkan dalam nasi goreng pagi ini. Dilihat dari gayanya,aku bisa menilai kak Firas sangat mahir dalam dunia iris mengiris __hehehe__. Aku yang setiap hari belajar memasak dari ibu saja belum bisa semahir itu. Tiba-tiba aku berada diantara kedua lengan berotot ini. Dia membantuku memotong sosis sesuai selera. Aku menatapnya lekat,bisa kuhitung jumlah pori-porinya dengan jarak seperti ini. Matanya yang tajam bersinar juga menatapku,membuat aku terbius oleh sinarnya. Jemarinya merayap disela jariku. Kami semakin erat mendekat dan semakin dekat. Aku merasa hembusan nafasnya membelai wajahku dengan lembut.

“ kalian membuat apa ? “ Laili datang memecah keheningan kami. Serentak kami terjingkat beraturan.

“ nasi goreng,kak Lai mau ?“ aku singkat sembari mengatur nafas yang tidak beraturan.

“Laili “ kak Firas membenarkan panggilanku pada wanita berambut sepundak yang berada dihadapan kami.

“iya,itu maksudku “ aku tersenyum malu. Wajahku pasti sedang memerah sekarang. Ini kejadian kedua yang pernah kami alami. Selalu ada orang yang membangunkan kami saat terbius keheningan.

“aku mau,oh iya Firas.. aku ada tawaran bisnis untukmu,bagaimana kalau rumah makanmu itu dilengkapi dengan cofee shop dan bakery. Aku sendiri yang akan membuat bakerynya. Bisnis ini pasti akan lebih pesat lagi “ kak Firas menatapku sejenak,mungkin dia sedang meminta ijinku untuk tawaran itu. aku hanya tersenyum dan mengangguk. Aku selalu setuju dengan apa yang menurutnya baik. Aku hanya akan selalu mendampinginya dan selalu menjadi semangat untuknya. Dia sudah dewasa,pasti sudah tahu apa yang terbaik.

“baiklah,kita bicarakan dikantor “ kak Firas mengamini tawaran itu dengan tegas. Dia mengusap rambutku dengan halus. Kami melanjutkan aktifitas memasak,sementara kak Laili beranjak menuju meja makan. Tidak lama kemudian Adhan datang dan berbincang hangat dengan pacarnya yang selama ini menjadi pertanyaan itu. lupakan saja mereka,aku hanya fokus dengan yang berada disampingku ini. Kami membuat telur mata sapi dan berakir dengan melahap nasi goreng dengan dua pasangan sejoli tadi di meja makan.

-------o0o-------

Pagi ini kak Firas sudah disibukkan dengan aktifitas pekerjaannya. Aku juga sudah menghadapi ujian di kampusku. Selain Adhan,kak Firas selalu membantuku dalam belajar. Memberiku masukan ini itu dan memberi asupan semangat yang berlebih. Dia selalu sabar menghadapi sikapku. Sejak kak Laili datang,aku juga punya teman untuk berbagi cerita. Kak Laili selalu menceritakan apapun yang dia lakukan selama belajar di Malang. Dia lulusan tata boga,yang mana setiap hari dia akan bergelut dengan aneka masakan. Wajar saja kalau setiap kue yang dia buat selalu menjadi “Top Searching”. Dia juga kerap membawa kue dan juga membuat kue di rumah bersama ibu dan aku. Kami sangat akrab,dan hampir tidak ada batas. Ungkap di ungkap,ternyata kak Laili ini sudah lama menjalin hubungan dengan kakakku Adhan. Dia harus belajar di Malang,dan Adhan bertahan di sini. Kalau boleh berfikir,mereka adalah pasangan yang hebat. Aku juga pernah menjalin hubungan jarak jauh,tapi berakir dalam waktu satu tahun saja. Sementara mereka bisa bertahan empat tahun GILA bukan ??. Adhan dan kak Lai ini berteman sejak kecil ternyata,mereka sudah mengenal baik dan buruk kedua belah pihak. Aku juga lebih sering melihat kakaku tertawa lepas sekarang. Kak Lai itu sama persis seperti Adhan,usil dan jahil. Setiap hari mereka menjahili satu sama lain. Berbeda dengan aku dan kak Firas. Aku cenderung pasif dalam hubunganku,hanya pasrah dan makmum. Sementara kak Firas juga sangat misterius,tiba-tiba datang dan aku fikir dia mulai romantis beberapa hari terakir. Aku masih sangat malu untuk mengungkapkan perasaan. Jujur saja sampai detik ini aku masih belum berani menatap langsung wajah kak Firas. Aku akan menurunkan pandanganku jika kak Firas menatap mataku. Aku juga selalu membisu saat mata tajam itu menatapku lekat,tersipu dan menyuguhkan sebilah senyum. Memang terlihat munafik,tapi aku benar belum bisa berani menatapnya seperti dia menatapku. Aku hanya sangat suka berada disampingnya,nyaman dan begitu menyenangkan. Aku hanya akan datang dan berbincang kecil dengannya. Entah kapan aku memiliki keberanian,walau sekedar mengungkapkan perasaan saja. Berbeda dengan kak Lai,yang selalu berani. Dia akan menatap kakakku lekat-lekat. Terkadang aku juga mendengarnya memanggil kakakku dengan panggilan khusus. Tapi hanya saat mereka sedang berdua saja.

“Adhan !! “ suara kak Lai aku dengar sepagi ini. Dia sudah bertengger di dapur bersama dengan ibu. Sementara Adhan berjalan tergesah. Hari ini dia ada pertemuan dengan klien,mungkin takut terlambat. Kak Lai mendekat dan membenarkan dasi kakakku yang selalu kurang rapi. Mereka bertatapan lekat dan sangat tajam. Aku belum pernah melihat Adhan seserius itu. Dulu saat denganku dia memang sangat tajam,tapi ketajaman matanya berbeda saat melihat kak Lai.

“ Ehem “ aku berdehem di tengah-tengah keseriusan mereka. Sepagi ini mereka ingin menulis adegan apa ?

“maruko chan ! “ Adhan gelagapan melihatku berada ditengah-tengah jarak mereka.

Rasain,memangnya enak di ganggu ??

“kamu tidak kuliah ? “

“ aku libur “

“baiklah aku berangkat dulu,Laili kamu bersamaku atau berangkat sendiri ? “

“bersamamu “ kak Lai lugas menjawab,Adhan segera mengecup keningku dan bergegas. Dua orang ini sangat dewasa dalam hal apapun. Pakaian,sikap dan sifat. Kak Lai tidak merasa cemburu sedikitpun saat melihat Adhan mengecup atau memelukku. Dia sangat ringan dan santai. Memang benar,dalam menjalin hubungan kita perlu ketenangan. Disanalah kita akan menemukan rasa nyaman dan aman.

            Hari ini tanpa sepengetahuan Adhan,kak Firas mengajakku menikmati indahnya bintang malam. Tempat yang sangat indah,dan disini aku bisa menikmati lampu malam dan hamparan bintang yang membaur. Kami berlibur untuk beberapa hari,menuju rumah kakek kak Firas yang berada di kota Malang. Benar-benar tempat yang dingin dan indah. Keluarganya yang ramah dan menerima kehadiranku dengan hangat,membuat aku betah berada disini. Memang baru pertama kali aku bertemu mereka,tapi mereka seolah sudah sangat dekat denganku. Membicarakan segala hal,mereka juga menanyakan segala hal. Kak Firas selalu menjagaku,membuatkan minuman hangat setiap saat. Mengajakku berkeliling kota Batu,Malang. Menghabiskan waktu di taman bermain ini itu dan lain sebagainya. Sementara berkali-kali Adhan menghubungiku,hanya untuk menanyakan sesuatu yang aku rasa sangat ringan,aku makan apa dan kapan akan pulang. Tidak jarang juga dia menghubungi kak Firas hanya untuk mengingatkan agar dia menjagaku dan tidak berbuat macam-macam. Mungkin dia hanya ingin agar aku tidak terluka dan apapun yang dia inginkan pasti hanya untuk kebaikanku saja,terkadang memang terdengar over. Tapi begitulah Adhan menjagaku,menjaga adiknya. Dia hanya ingin memastikan aku bahagia tanpa harus terluka terlebih dahulu. Dia tidak pernah sadar,aku pernah terluka karenanya. Aku pernah merasa perasaan yang lebih untuknya,walau kusadari itu adalah sebuah dosa. Tapi terkadang aku akan tertawa geli bila mengingat semua itu. Terkadang hidup memang perlu ditertawakan,aku tertarik dan jatuh cinta pada kakakku. Sementara dia hanya berusaha menjagaku. Caranya menjaga,caranya memperhatikan memang sangat berbeda dari kakak pada umumnya. Mungkin wajar kalau aku pernah tertarik dengan perhatiannya. Wanita mana yang tidak akan luluh dengan perhatian yang bertubi-tubi.

            Aku berdiri tegak menatap indah kemerlip lampu kota dari halaman samping rumah ini. Walau udara sudah terasa dingin dan sejuk,tapi angin malam masih tega menghembuskan nafasnya. Terasa halus membelai setiap pori-pori tubuhku. Rambutku yang panjang terurai,berkibar lepas. Aku terkejut saat sebilah jaket bertengger di kedua pundakku. Kak Firas menyapaku dengan senyum aku hanya menjawabnya dengan senyum pula.

“Zhu,kamu sudah tidak punya perasaan apapun pada Adhan ? “ entah apa yang membuat dia berfikir untuk melontarkan pertanyaan itu. Aku sempat menyuguhkan sorot mata bertanya-tanya dan gugup.

“ kamu memberinya cinta yang lebih ? “ matanya menyelidik,aku semakin gugup dan bimbang.

“aku hanya memberinya cinta sebagai seorang adik untuk kakaknya “ suaraku mendadak gemetar

Aku sudah memilihmu,dan hanya ingin kamu

Aku hanya bisa menjerit dalam hati,kata itu tidak bisa terlontarkan dari bibirku.

“ aku tahu,kamu tidak pandai mengucapkan perasaan. Tapi apakah ada aku disana ? “ matanya tajam menyelidik,kerutan wajahnya sangat serius kali ini. Aku menurunkan pandanganku,hanya menatap sekenanya saja. Bingung dan tidak tahu harus bersikap apa?itulah yang aku rasakan sekarang. Aku serba salah,salah tingkah dan bagaimanapun.

Kamu ada disini,kamu ada dihatiku dan setiap guratan nafasku mentasbihkan namamu kak Firas

Lagi-lagi aku hanya bisa mengucap dalam hati.

“aku takut kehilanganmu,tapi aku juga tidak akan memaksa perasaanmu. Perasaan adalah hak setiap individu,tidak bisa dipaksa atau diarahkan “ aku semakin kalut dan takut. Bagaimana aku bisa menjawab pernyataan itu. Apa sekarang dia benar akan meninggalkan aku ? aku harus berani jujur dan bicara. Ternyata sikap tidak cukup untuk mengungkapkan perasaan. Tapi aku tidak tahu harus bermulai darimana,aku hanya bisa menatapnya sesekali dengan bibir yang enggan bergetar. Sementara dia menatapku semakin tajam dan menyelidik.

“ aku… “ aku terdiam sejenak,apa aku harus mengucapkannya?. Tapi apa yang bisa kulakukan selain itu ?.

“ sayang kamu “ akirnya kata itu terucap juga meski hanya lirih dan perlahan.

“Apa ? “ sementara kak Firas terbengong seperti orang yang cacat pendengaran.

“aku sayang kamu “ aku mengulang kata itu masih dengan suara lirih. Aku ingin jujur tanpa kebohongan,tapi rasanya sangat malu mengucapkan itu.

“ emmm,, aku rasa suara angin lebih keras dari suaramu. Lagi pula kamu bicara menatap tanah,mungkin suaramu terbawa arus dan tidak sampai ke telingaku. Bisakah kamu bicara dengan menatapku ? “

Bibirku masih gemetar,jemariku juga terasa bergetar gugup. Aku menatap matanya yang tajam membius. Sejenak aku menarik nafas dan menghembuskannya seiring hembusan angin.

“ aku sayang kamu “ aku rasa wajahku memerah saat ini. Mengucap kata ini saja membuatku membutuhkan persiapan.

“ lalu ? “ sepertinya kak Firas masih belum puas dengan ucapanku.

“ lalu ? “ aku mengulang katanya penuh tanda tanya. Sementara dia menjawab dengan rentangan tangan dan memberiku isyarat untuk menyambutnya. Aku mulai paham apa yang dia inginkan,segera aku membuang pandangan.

“ emmmm,kakak bilang aku tidak boleh melakukan yang aneh-aneh meski sangat mencintai seseorang.

“dia selalu memelukmu semaunya,kenapa aku tidak boleh ? “

“karena dia ka….”

“terserahlah “ kak Firas berlalu begitu saja,sementara bibirku tidak bisa mengucap kata untuk menahannya. Aku cukup menyesal,apa aku salah bicara sehingga melukai perasaannya. Kalau sudah begini,apa dia akan meninggalkan aku dan menanggalkan perasaannya ? mungkin ada baiknya aku menyusul langkahnya. Baru dua langkah kaki kecilku melaju,aku tersentak tiba-tiba ada yang memelukku dengan cepat dan erat bahkan sangat erat. Aku tidak tahu siapa yang sedang mendekapku erat ini,belum sempat aku mengangkat wajah dan melihatnya tadi. Tapi kalau dari warna bajunya,aku merasa ini kak Firas. Ku sentuh lengan kirinya tepat di bawah bahu. Berotot dan kekar,seperti pendekar. Perlahan dia melepas pelukan erat ini. Kedua lengannya hanya melingkar begitu saja di pundakku. Dia harus menurunkan sedikit wajahnya agar sejajar dengan wajahku.

“ aku kekasihmu,tapi kenapa kamu masih malu ? “ dia menatapku kental. Aku terbius sinar matanya.  Sedangkan dia masih bisa santai mengucap kata apapun.

“mulai sekarang,jangan pernah ragu untuk memelukku. Kapanpun kamu ingin memelukku,maka peluklah aku “Kami hening sesaat,tanpa aku mengucap sepatah katapun. Sesaat kemudian dia tersenyum dan kembali memelukku hangat.

“ aku mencintaimu “ suara merdu itu kudengar tepat didaun telingaku

“ aku juga… mencintaimu “ sekali lagi aku punya keberanian mengucapkan kata itu. Mungkin sekarang aku juga merasa takut untuk kehilangannya. Aku sudah merasa aman dan sangat nyaman hidup disampingnya.

            Setelah malam berganti,kami memutuskan untuk kembali kekota asal. Kak Firas harus kembali menjalankan aktifitasnya. Di tambah lagi sekarang kak Lai juga berada satu tempat kerja dengannya. Aku merasa mereka cukup baik dalam dunia perdagangan. Kak Firas selalu sukses dengan  rumah makannya,setiap hari tidak ada kata sepi pelanggan. Pelanggan selalu dibuat nyaman dengan suasana dan pelayanan dan tentu dengan rasa makanan yang disajikan. Begitupun dengan kak Lai yang lincah dan pandai memanfaatkan peluang. Dia membuat sajian yang istimewa dan memikat lidah pelanggan. Coffe shopnya,kue dan semua yang dia suguhkan sukses membuat lidah bergetar. Kakakku juga semakin sibuk dengan perjalanan bisnis dengan ayah. Terkadang aku mengunjungi Jinny ditempat dia tertidur lelap. Membersihkan gundukan tanah yang telah rata itu dan menabur sejumlah bunga. Setelah itu aku akan pergi kerumahnya dan menemani mama untuk beraktifitas. Beliau pasti sangat kesepian. Ibu juga sering berkunjung dan bercengkerama dengan beliau. Saat aku berada disini,aku akan pergi kekamar Jinny dan membersihkan barang kecintaan Jinny. Aku merasa dia masih kental berada disini. Canda tawanya tidak pernah pudar dari telingaku.

“ Zhu,bantu mama mengganti seprei kamar Firas ya “

“ baik ma “

Selama aku disini,hanya kamar kak Firas yang belum pernah aku kunjungi. Aku tidak pernah sekalipun memasuki kamarnya. Baik saat aku tinggal disini,atau setelah aku resmi menjalin hubungan khusus dengannya. Aku hanya mendengar dari Jinny kalau disana ada fotoku yang terpajang.

“Firas,biasanya rajin. Semua tertata rapi,tapi mungkin akir-akir ini dia sibuk jadi semua agar berantakan “

“ wajar saja ma,mungkin dia lelah “ aku membantu mama mengganti spreinya,membersihkan lantai dan merapikan mejanya. Aku perhatikan setiap sudutnya,semua sangat simple dan menarik. Benar kata Jinny,disini memang ada fotoku. Terlihat ada Jinny,kak Firas dan wajahku. Jinny sangat riang dalam gambar.

“kamu pasti sedang baik-baik saja disana. Aku sayang kamu “kukecup hangat gambar Jinny. Aku segera beralih kekamar mandi,ada baiknya aku juga membersihkan kamar mandi ini. Aku membersihkan kerak yang ada walau hanya sedikit. Menguras airnya,dan membersihkan bak air ini. Mungkin lebih baik aku mencari pembersih porselen dulu di lantai bawah,agar lebih cepat dan bersih. Tapi langkahku terhenti di bibir pintu. Aku melihat kak Firas sedang berganti pakaian. Sama terkejutnya denganku,kakFiras bergegas menggunakan kaos lengan pendeknya.

“ Kenapa kamu disini,aku menghubungimu berkali-kali tadi “

“ aku sedang membersihkan kamar mandimu. Emmm,, aku cari pembersih porselen dulu “  aku segera bergegas menuju tempat dimana pembersih berada. Mama sudah memberi tahuku sebelumnya. Setelah itu aku kembali ke kamar kak Firas. Dia memutuskan untuk membantuku membersihkan kamar mandinya. Kami membersihkan kamar mandi yang lumayan luas ini bersama. Meski sudah menggunakan tenaga double,tetap saja tidak mengurangi rasa lelah. Tulangkku terasa di cambuk. Setelah beberapa menit beristirahat,masih saja rasa lelah ini belum hilang.

“aku ambil minuman dulu “

“ iya “ kak Firas singkat menjawab. Dia terlihat lebih lelah dariku,wajar saja karena memang tadi dia baru selesai berkutat di tempat kerja dan langsung membantuku membersihkan kamar mandi. Langkah kaki ini terasa berat karena kakiku masih terasa sedikit kram,dan tanpa diduga ada yang menarik tubuhku seketika. Kali ini aku terkunci diantara kedua lengan kekarnya. Punggungku sudah menyentuh dinding,dia menyelidik dalam. Seperti biasa mata itu selalu membuatku terdiam kaku tak bergerak. Lekat dia menatapku,semakin dekat dan mendekat. Aku merasa ibu jarinya mengusap pipi kiriku, dia menghapus noda dipipiku. Kali ini,telapak tangan itu terasa lekat dengan wajahku. Dia menyibak rambutku yang berantakan menutup wajah. Aku gemetar,degub jantungku tak keruan. Terasa seakan mencuat kedaratan. Sinar mata itu tidak pernah gagal membuatku terpaku,sedang dia semakin dekat dan mendekat.

“ Zhu.. Firas.. “ suara mama terdengar mendekat. Kak Firas meletakkan telunjuknya di bibir,memintaku untuk diam tidak bersuara. Dia keluar dan menjawab panggilan mama.

“ ini ice dan pudding untuk Zhu,dimana dia ?”

“ Zhu dikamar mandi “

“ kasihan anak itu,dia sudah sangat lelah. Tadi dia membersihkan kamar Jinny,kemudian kamarmu juga kamar mandimu. Biarkan dia istirahat dulu “

“ iya ma “

“ tadi ada yang mengantar paket,mama letakkan dimejamu. Apa itu dari percetakan ? “

“ iya ma. Terimakasih “

“ cepat minta Zhu untuk istirahat “

“ iya mama sayang “

Suara langkah kaki mama sudah terdengar jauh. Sementara aku masih menciut di belakang pintu. Entah mengapa kak Firas menyembunyikan aku disini.

“ kamu mau minum ? “ dia menawarkan minuman dengan gayanya yang sok manis,walau terlihat manis. Sementara aku malu dan kesal segera aku sambar segelas ice dari tangannya. Jantungku butuh perawatan ekstra untuk menghadapi kak Firas. Ku tenggak minuman ini dengan cepat. Tapi masih belum terasa dikerongkongan. Kak Firas masih saja menggodaku,dia menawarkan gelas ditangannya untukku. Saat aku hendak menyambar gelas itu,tiba-tiba dia menjauhkannya dari tanganku hingga aku tersesat di tubuhnya. Sementara lengan kirinya mendekap tubuhku,mata tajamnya menatapku membuatku meleleh. Tangan kanannya mendaratkan gelas berisi minuman dingin di bibirku. Aku meneguk minuman itu perlahan. Setelah dirasa cukup,dia melepaskanku.

“ kenapa ketakutan begitu ? “ dia tersenyum puas melihatku gemetar. Aku yang salah tingkah ini hanya bisa menjawab sejadinya saja.

“ tidak “ singkat jelas dan padat.

Akir-akir ini aku merasa kak Firas penuh dengan kejutan. Dia membuatku salah tingkah setiap saat. Aku tahu,aku masih sering canggung dihadapannya. Aku memang harus membiasakan diri untuk bisa santai seperti dia menghadapiku.

“ percetakan?”

“iya, aku memesan undangan pernikahan kita “

“ APA???KENAPA KITA MENIKAH SECEPAT INI ?”

“memangnya kenapa? kamu tidak suka?”

“ bukan begitu,tapi aku masih kuliah. Bagaimana jika...”

“bagaimana jika kamu tertarik pada laki-laki lain begitu? Jadi kamu tidak ingin menikah denganku sekarang ? “

“bukan begitu,tapi “

“kenapa lagi”

Pertengkaran kecil kadang terjadi,tapi itu lah cinta. Walau bukan makanan,cinta butuh bumbu. Akan terasa sangat menyenangkan jika cinta selalu diwarnai dengan berbagai cerita. Dengan pertengkarang kecil,akan mendatangkan keromantisan yang lebih. Kak Firas orang yang romantis,dia tahu bagaimana cara untuk membuatku bahagia. Kita memang tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dikedepan hari nanti. Begitu juga dengan cinta,seperti apapun kita merancang kemana cinta akan jatuh. Tapi bila cinta tidak ingin berlabuh,dia tidak akan hinggap. Cinta tahu kemana dia akan jatuh,cinta tahu kemana dia akan berteduh,dan cinta tahu jalan menuju tempat yang tepat. Yang aku  tahu saat ini aku sangat bersyukur. Tuhan memberiku sejuta kebahagiaan. Pernikahanku akan digelar tidak lama lagi,hanya menghitung detik jam bergulir. Kak Firas,merencanakan hari dan tanggal sesuai hari ulang tahunku. Ini adalah kado terindah sepanjang usia. Kak Laili menyiapkan kue pernikahan khusus untukku. Adhan juga memesan gaun khusus untukku. Rupannya perjalanan bisnis yang dia lakukan tiga bulan lalu bersama ayah adalah untuk memesan gaun pernikahanku. Kain khas Batam memang cukup indah. Gaun ini dibuat berwarna dasar softpink. Menggunakannya membuatku merasa seperti Putri Aurora dalam cerita sleeping beauty. Aku berputar-putar didepan cermin kamar. Akad nikah sudah di gelar dua jam yang lalu,aku tidak ingin kejadian tadi pagi terulang lagi. Jadi saat akad nikah berlangsung,aku memang sangat khusyu’ mengikuti setiap detiknya. Kak Firas juga sangat fasih saat mengucap janji suci itu. Dimulai dari tukar cincinlah kecerobohanku terulang.  Karena terpancing untuk menatap mata kak Firas yang penuh candu itu,aku salah memasukkan cincin. Harusnya cincin tersemat di jari manis bukan ? tapi aku justru menyematkan cincin di jari kelingkingnya.

“Zhu.. Zhu..!! “ kak Firas menegurku halus menyadarkanku. Saat tersadar dia melirik jari-jarinya,memberi isyarat kalau-kalau aku salah menyematkan cincin. Spontan aku panic dan segera membenahi kesalahanku. Adhan dan kak Lai yang sadar akan kesalahanku tertawa begitu saja,sementara aku menyembunyikan wajah Maluku.

Sudah aku bilang,aku tidak siap menikah sekarang

Geram dalam hati aku mencoba menghujat keputusan kak Firas. Kesalahan selanjutnya adalah saat aku berjalan menuju kamar untuk berganti pakaian. Aku tersandung oleh pakaianku sendiri,beruntung Adhan sigap menangkapku. Entah dari mana dia datang,yang jelas dia sudah menolongku dari rasa malu yang berlebih. Bayangkan saja,kalau aku terjatuh dihadapan semua orang. Meski begitu Adhan tetap saja mentertawakan aku,walau sudah ditutupi juga aku masih melihat dia tertawa puas seperti itu. Aku terbalut rasa kesal berlimpah,sementara dia masih saja tidak bisa menghentikan tawanya.

“aku bantu “ dia mengulurkan tangan tangannya,dan aku menyambut. Wal-hasil dia mengantarku kekamar. Dan membiarkanku berganti pakaian.

“ Cantik sekali putriku “ Ayah mendaratkan kecupan manis di keningku,begitupun dengan ibu.

“ ayah,ibu terimakasih karena sudah membuatku sangat bahagia. Aku sangat beruntung,dan sebuah anugerah aku bisa terlahir sebagai putri kalian dan,, “ aku tidak bisa membendung air mataku,ayah segera mendekapku erat. Bagaimana tidak,aku memang sangat beruntung bisa memiliki mereka. Seandainya aku adalah Zhu yang dulu,seorang anak sebatangkara yang berjuang untuk hidupnya. Makan mie instan setiap hari,tinggal di kamar sewa dan jangankan barang mewah,pakaian saja aku hanya punya beberapa potong. Tapi sekarang,apapun aku punya. Apapun yang aku mau dengan mudah aku dapatkan.

“ ayah,tamu undangan ayah sudah datang “ usai mengusap air mataku,ayah dan ibu segera menemui tamu undangan.  Dan kakakku Adhan,seperti biasa dia akan terlihat seperti orang yang hilang kesadaran. Hanya mendekat dan mendekap tubuhku begitu saja. Setelah itu dia akan melepas dekapannya,dan menimang wajahku dengan tangan kanannya.

“ kenapa kamu cantik sekali adikku ?”

“ mungkin karena memakai gaun ini jadi aku terlihat cantik “ mendengar celetukanku dia memberiku senyum indahnya. Senyum yang pernah membuatku tunduk patuh itu merekah indah seindah fajar di musim semi.

“terimakasih karena memberiku gaun seindah ini kak “

“tentu saja,aku akan memberimu hal yang paling indah. Karena kamu juga membuatku merasakan hidup yang indah. Ya,,walaupun kamu sangat ceroboh,bodoh tapi aku sangat bahagia memiliki adik sepertimu “ kata-kata itu membuatku geram,tapi dia justru memelukku erat. Dia adalah kakak terbaik yang pernah aku kenal. Kakak yang selalu memastikan aku akan bahagia,kakak yang selalu memastikan aku mendapatkan cinta dan kasih sayang yang lebih.

            Beginilah kehidupan kami,resepsi pernikahanku digelar sangat meriah. Penuh dengan tawa bahagia dari setiap mata. Kak Firas terlihat sangat sempurna dengan busananya. Kak Lai yang sangat cantik dengan caranya,kakakku Adhan yang penuh pesona,kedua orang tua kami  yang membaur dalam lautan kebahagiaan. Kami memotong kue pernikahan yang kak Lai siapkan. Kue ini terlihat sangat anggun dan menawan,terasa sayang untuk memotongnya. Tapi bagaimanapun,dia dibuat untuk dipotong. Semua potret kebahagiaan ini terlihat lengkap,aku kembali tertegun saat sepotong kue ini hendak aku suguhkan untuk kak Firas. Bukan karena aku kembali terpanah olehnya namun karena kehadiran seorang wanita berambut panjang tertata rapi,dengan gaun putihnya yang panjang menjurai. Dia tersenyum bahagia,tepat dihadapanku.

“aku bahagia,kamu memilih kakakku. Bahagiakan dia,seperti dia yang selalu berusaha membahagiakanmu. Selamat Zhu “ dia bertutur lembut sehalus salju. Tapi dia menghilang saat tangan kak Firas menyentuh tanganku dan menggigit potongan kue yang sedari tadi hanya tertahan begitu saja. Dia tersenyum dan memberiku jatah kue untuk ku lahap.

“ Jinny “

Aku tertegun dalam hati,seraya menyisir semua sudut. Aku berhasil melihat dia berada dikerumunan tamu,dia melambaikan tangannya dan tersenyum. Seperti biasa dia sangat ceria dan terasa sangat nyata.

-------o0o-------

            Aku terjaga saat suara Adzan berkumandang. Bukan suara kakakku,tapi suara panggilan dari Allah untuk melaksanakan dua rakaat sebelum fajar menyapa. Aku tidak melihat kak Firas di sudut manapun. Karena malam ini aku terlelap dikamar Jinny. Suara ketukan pintu dapat kudengar dengan jelas,aku segera bergegas dan membuka daun pintu kamar ini. Kak Firas sudah terlihat rapi dengan kostum ibadahnya.

“ Jama’ah “ dia berkata halus berbumbu senyum. Aku segera bergegas kekamar mandi dan bersiap. Dia duduk bersila di atas sajadah hijau mudanya. Sementara aku bersiap mengenakan mukenahku dan segera mengambil jatah tempatku. Usai menjalankan dua raka’at,dia mengulurkan tangannya segera ku sambut dan kukecup punggung tangan berotot nan penuh kasih itu. Dia hanya tersenyum dan melakukan hal serupa denganku. Dia benar-benar suami yang sangat mengagumkan. Hanya saja aku yang masih selalu canggung untuk kontak fisik dengannya,hingga harus menghindar dari ini dan itu.

            Pagi ini dia mengajakku untuk bersepedah pagi. Sama seperti kakakku dia juga sangat suka berolahraga pagi. Kami hanya berkeliling komplek perumahan saja,setelah dirasa cukup kami kembali kerumah. Aku harus pergi kekampus untuk sekedar melihat jadwal sidang. Kak Firas juga pergi ketempat kerja untuk mengurus sedikit hal. Seperti biasa dia akan mengantarku ke kampus. Sebelum kami menikah,aku sudah terbiasa untuk diantar jemput olehnya. Dia tidak pernah mengijinkan aku kemanapun sendiri. Sesampainya di gerbang kampus,sedikit berpamitan dan mengucap salam. Aku mengambil langkah untuk keluar dari mobil.

“ Zhu… nanti jangan kemanapun sebelum aku menjemputmu “

“aku mungkin hanya sebentar,karena memang hanya melihat jadwal saja”

“tidak peduli sebentar apapun kamu disini,segera hubungi aku saat urusanmu sudah selesai “

“baiklah “ singkat dan padat aku menjawab dan segera berpaling mengambil langkah,tapi dia masih saja menghentikan langkahku. Dia melambaikan jemari untuk memanggilku kembali.

“ ada apa dipipimu itu ?”

“ ada apa ? “

“ coba lihat di spion “ aku segera melakukan hal yang dia minta,takut saja kalau-kalau memang ada sesuatu yang aneh di pipiku. Seingatku aku tidak merias apapun pagi ini.

“ tidak ada apapun “

“benarkah ? “

“iya,,ti…” dia mendaratkan kecupan manis dipipiku. Aku tergangah,merah dan malu. Sementara kulihat dia hanya tersenyum manis. Salah tingkah aku segera beranjak menjauh dan jauh tanpa meliriknya sedikitpun. Mungkin ada sekitar dua meter aku berjalan menahan merahnya wajahku,aku tetap memberanikan diri untuk membalikkan badan. Aku pikir dia sudah pergi,tapi ternyata dia masih menyambutku dengan senyum dan menggerakkan bibirnya perlahan.

“ I LOVE YOU “ bisa kutebak itulah gerakan bibirnya saat ini. Aku tersenyum,segala perasaan ada disini. Malu,bahagia dan sangat tenang melihat senyum manis dari wajah itu.

“ I LOVE YOU TOO “ itu jawaban yang kuberikan,dia melambaikan tangannya dan segera berlalu.

            Pagi yang berawal sangat indah. Ini adalah hari pertama pernikahanku,masih aku ingat dengan jelas tadi malam berlangsung resepsi pernikahan kami. Kak Firas juga memberiku ijin untuk terlelap di kamar Jinny tanpa harus satu kamar dengannya. Dia faham benar aku masih sangat canggung dan malu. Ada baiknya aku belajar sedikit demi sedikit untuk terbiasa hidup dengannya.

            Setelah selesai dengan urusanku,aku menuju kantin sekedar mengingat masa silam. Masa dimana pertama kali aku merasakan perhatian Adhan yang berlebih. Dia mengganti makananku,dia menemaniku makan siang. Masa disana aku pernah harus berhadapan dengan gondoruwo wanita itu. Dan masa dimana aku selalu terbuai perhatian kakakku. Aku selalu makan mie instan disini. Setelah puas mengingat hal disana,aku segera menghubungi kak Firas. Ups,maksudku aku segera menghubungi suamiku. Memang masih sangat kaku,sama seperti pertama kali aku belajar memanggil Adhan dengan sebutan kakak. Dalam hitungan menit,kak Firas sudah tiba didepanku. Dia selalu terlihat sumringah dengan senyumnya.  Hal pertama yang dia tanyakan adalah.

“ kapan sidang ? “

“ dua minggu lagi “

“persiapanmu sudah selesaikan ?”

“sudah semua “

            Tiba-tiba aku merasa ada yang aneh dengan laju mobil kami. Sudah hampir satu jam kami melaju,tapi tidak kunjung sampai di tempat tujuan. Aku juga melihat sekeliling,tidak sama dengan jalan yang biasa kami lewati.

“ ini bukan jalan pulang “

“ kita memang tidak pulang “

“kemana ? “dia hanya menunjukkan beberapa lembar brosur.

PAKET WISATA HONEYMOON BROMO

Aku hanya bisa menelan ludah melihat brosur ini. Kak Firas benar-benar selalu melakukan hal diluar dugaanku.

“tapi aku belum bersiap,aku bahkan tidak membawa apapun “

“sudah aku siapkan”

“apa ?” dia menunjuk kebelakang,segera aku periksa dan memang benar disana ada koper. Sudah aku bilang kak Firas tidak bisa ditebak. Dia sudah menyiapkan pakaianku untuk liburan kali ini.

“hanya untuk tiga hari dua malam,aku ingin membuatmu tidak canggung kepadaku. Kamu adalah isteriku,dan aku suamimu. Jadi belajarlah untuk menerimaku,menerima semua perlakuanku” matanya tajam menyelidik. Dia begitu sabar dan lembut,dia juga pengertian dan selalu membuatku mendapatkan kebahagiaan. Dia benar,aku harus belajar untuk menerima semua perlakuannya,sentuhannya. Dan inilah potret kami,potret kebahagiaan kami. Aku benar-benar memanfaatkan waktu tiga hari dua malam itu untuk menghapus semua rasa canggungku. Aku mulai berani menyentuhnya bahkan tidak sungkan untuk menggenggam tangannya sepanjang jalan. Kami bercanda tawaria. Kami memulai semua dari awal. Rasa canggungku,raguku,Maluku untuk menatapnya. Semua itu berganti dengan keberanian. Inilah hidup kami. Kak Firas bukan hanya masa depanku dia juga hidupku duniaku.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Frekuensi Cinta
233      197     0     
Romance
Sejak awal mengenalnya, cinta adalah perjuangan yang pelik untuk mencapai keselarasan. Bukan hanya satu hati, tapi dua hati. Yang harus memiliki frekuensi getaran sama besar dan tentu membutuhkan waktu yang lama. Frekuensi cinta itu hadir, bergelombang naik-turun begitu lama, se-lama kisahku yang tak pernah ku andai-andai sebelumnya, sejak pertama jumpa dengannya.
ADITYA DAN RA
16202      2639     4     
Fan Fiction
jika semua orang dapat hidup setara, mungkin dinamika yang mengatasnamakan perselisihan tidak akan mungkin pernah terjadi. Dira, Adit, Marvin, Dita Mulailah lihat sahabatmu. Apakah kalian sama? Apakah tingkat kecerdasan kalian sama? Apakah dunia kalian sama? Apakah kebutuhan kalian sama? Apakah waktu lenggang kalian sama? Atau krisis ekonomi kalian sama? Tentu tidak...
Bulan Dan Bintang
4774      1212     3     
Romance
Cinta itu butuh sebuah ungkapan, dan cinta terkadang tidak bisa menjadi arti. Cinta tidak bisa di deskripsikan namun cinta adalah sebuah rasa yang terletak di dalam dua hati seseorang. Terkadang di balik cinta ada kebencian, benci yang tidak bisa di pahami. yang mungkin perlahan-lahan akan menjadi sebuah kata dan rasa, dan itulah yang dirasakan oleh dua hati seseorang. Bulan Dan Bintang. M...
CINLOV (KARENA CINTA PASTI LOVE)
14635      1719     4     
Romance
Mala dan Malto dua anak remaja yang selalu memperdebatkan segala hal, Hingga akhirnya Valdi kekasih Mala mengetahui sesuatu di balik semua cerita Mala tentang Malto. Gadis itu mengerti bahwa yang ia cintai sebenarnya adalah Malto. Namun kahadiran Syifa teman masa kecil malto memperkeruh semuanya. Kapur biru dan langit sore yang indah akan membuat kisah cinta Mala dan Malto semakin berwarna. Namu...
Panggil Namaku!
7557      1984     4     
Action
"Aku tahu sebenarnya dari lubuk hatimu yang paling dalam kau ingin sekali memanggil namaku!" "T-Tapi...jika aku memanggil namamu, kau akan mati..." balas Tia suaranya bergetar hebat. "Kalau begitu aku akan menyumpahimu. Jika kau tidak memanggil namaku dalam waktu 3 detik, aku akan mati!" "Apa?!" "Hoo~ Jadi, 3 detik ya?" gumam Aoba sena...
Got Back Together
306      252     2     
Romance
Hampir saja Nindyta berhasil membuka hati, mengenyahkan nama Bio yang sudah lama menghuni hatinya. Laki-laki itu sudah lama menghilang tanpa kabar apapun, membuat Nindyta menjomblo dan ragu untuk mempersilahkan seseorang masuk karna ketidapastian akan hubungannya. Bio hanya pergi, tidak pernah ada kata putus dalam hubungan mereka. Namun apa artinya jika laki-laki hilang itu bertahun-tahun lamanya...
A & B without C
233      205     0     
Romance
Alfa dan Bella merupakan sepasang mahasiswa di sebuah universitas yang saling menyayangi tanpa mengerti arti sayang itu sendiri.
MANTRA KACA SENIN PAGI
3214      1188     1     
Romance
Waktu adalah waktu Lebih berharga dari permata Tak terlihat oleh mata Akan pergi dan tak pernah kembali Waktu adalah waktu Penyembuh luka bagi yang sakit Pengingat usia untuk berbuat baik Juga untuk mengisi kekosongan hati Waktu adalah waktu
Letter hopes
905      505     1     
Romance
Karena satu-satunya hal yang bisa dilaukan Ana untuk tetap bertahan adalah dengan berharap, meskipun ia pun tak pernah tau hingga kapan harapan itu bisa menahannya untuk tetap dapat bertahan.
Phased
5410      1631     8     
Romance
Belva adalah gadis lugu yang mudah jatuh cinta, bukan, bukan karena ia gadis yang bodoh dan baperan. Dia adalah gadis yang menyimpan banyak luka, rahasia, dan tangisan. Dia jatuh cinta bukan juga karena perasaan, tetapi karena ia rindu terhadap sosok Arga, abangnya yang sudah meninggal, hingga berusaha mencari-cari sosok Arga pada laki-laki lain. Obsesi dan trauma telah menutup hatinya, dan mengu...