Read More >>"> Klise (Tanda tanya) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Klise
MENU
About Us  

Pagi yang melelahkan. Aku terbangun dengan malas. Kebiasaan baruku sejak memiliki handphone baru adalah memeriksa handphone. Ada pesan atau tidak.

maruko chan,kita ke budha tidur pagi ini! bersiaplah,aku jemput jam tujuh
~adhan 03:00~

“ TUHAAAANNNN ini mendekati jam tujuh pagi,aku belum mandi “ aku segera meloncat ke kamar mandi. Hari ini aku tidak melaksanakan dua rakaat apapun karena berhalangan,perutku juga terasa sangat nyeri. Kenapa dia tidak mengatakan hal ini kemarin saja,aku sangat tergesah-gesah pagi ini. Usai bersih diri aku segera merias sedikit wajah lusuh ini. Baju juga alakadarnya saja,apalagi saat telephone mulai berdering.

“ Ya,,“

“ hei maruko chan.. aku sudah di depan rumah kosmu ! cepat keluar

Aku tidak menjawab apapun,aku hanya melanjutkan dandananku yang kurasa sedikit aneh. Semakin panik saja aku dengan jenis pakaian seperti ini. Tiba-tiba terlintas dibenakku untuk mengintip sedikit pakaian yang Adhan kenakan.

Dia sangat casual. Hanya memakai celana jeans panjang dan kaos lengan panjang,jaket juga tersampir di badan sepedah motornya. Dia terlihat anggun saat duduk di motor besar dengan gaya casual begitu. Tapi tunggu,aku pernah memiliki kaos lengan panjang dengan warna senada.

Aku akan pakai kaos dengan warna itu,biar terlihat couple hahahaha

Aku tertawa licik dengan pikirku. Segera aku meluncur ke kamar dan mencari letak kaos warna biru aqua,lengan pendek  dan sedikit agak besar untuk ukuran tubuhku saat ini. Diakiri dengan bercermin dan aku sangat puas dengan penampilan ini. Celana jeans,kaos biru aqua dan tas kecil sebagai pemanis. Sekarang waktunya untuk menemui pangeran bermotor hahaha

“ kenapa lama sekali,apa saja yang kamu lakukan? “ dia terihat kesal,tapi wajah tampannya tidak pernah berubah,justru semakin tampan.

“ aku baru bangun setengah jam yang lalu“

“ Apa sesiang itu kamu bangun dihari libur? “

“ ya karena aku sedang... “ bukan waktu yang tepat dan sangat tidak etis kalau aku blak-blakan mengatakan aku sedang halangan.

“cepat naik ! “

Semua perasaan dan anggapan bahwa dia akan meninggalkan aku seperti aku menanggalkan gift di kakiku,semua itu salah. Kami justru semakin dekat dan terlihat semakin sering bersama. Dia tidak pernah melupakan makan siang di kantin kampus,dia juga menghiburku disaat hari libur begini. Kadang dia mengajakku sekedar jalan-jalan dihari libur. Kami sudah tidak cangung lagi untuk saling bersentuhan. Bahkan terkadang kami mengambil foto bersama. Aku juga lebih sering melihat senyumnya. Perlahan hidupku cukup bahagia dan sangat membahagiakan. Aku selalu mengawali pagi dengan bertemu dengannya. Berangkat ke kampus dengannya,makan siang dengannya. Dia juga mengantarku pergi ke studio untuk siaran. Dia juga selalu memastikan aku makan teratur dan makan dengan baik. Kami semakin dekat dalam hal apapun,aku juga mulai menceritakan segala yang aku kesalkan. Menceritakan segala yang aku senangkan padanya. Kami mulai mengenal selera satu sama lain. Selera berpakaian,selera musik,selera makan dan apapun itu.

Hari ini entah ada angin apa,Adhan memintaku menemaninya memilih pakaian. Banyak sudah yang dia pilih dan dia coba dihadapanku. Aku tidak bisa menentukan yang mana yang paling pas. Karena menurutku,dia sangat cocok memakai apapun. Dia juga memilih beberapa pakaian wanita,aku juga mencobanya. Aku suka pilihannya,dia memilih yang simple tapi terlihat sangat anggun. Aku merasa sangat special dengannya.

“ kamu lebih cocok dengan warna softpink“

“ hah,,, softpink,yang mana? aku tidak suka“

“ tapi kamu sangat cocok dengan warna itu. Sudahlah ambil saja,kemudian coba warna ini“

Aku hanya tunduk patuh pada pandita satu ini. Dia memilih dress warna biru aqua. Dress yang satu ini agak sedikit terbuka,aku tidak suka dengan baju terbuka seperti ini. Ini dress tanpa lengan dan aku fikir seleranya sedikit jorok kali ini,dia tidak mungkin memilih baju ini untukku kan?.

“ hei,,kenapa kamu menutupnya?  lepas kardiganmu ! “

“ aku tidak suka memakai pakaian terbuka ! “ terlihat dia sedikit berfikir,mengapa dia harus berfikir untuk ini. Sangat jelas mungkin dia ingin aku memakai ini.

“ baiklah,lagipula aku hanya ingin tahu itu pas atau tidak “ dia membuka suara. Kali ini justru aku yang ternganga dan bertanya-tanya. Di tempat pembayaran aku tidak turut campur. Sudah pasti dia yang membayar semuanya. Aku tidak meminta dia untuk membelikan,tapi dia punya inisiatif sendiri jadi terserah dia. Yang membuat aku bertanya-tanya,kenapa dia membayar baju tanpa lengan tadi. Apa dia tetap memintaku untuk memakainya?. Tidak akan pernah !!

Setelah selesai berurusan dengan toko baju,dia kami mengunjungi toko sepatu. Aku tidak berminat sama sekali. Dia membeli sepatu olahraga,aku mulai memahami aktifitasnya. Dia selalu lari pagi setiap hari. Dia benar-benar peduli dengan kesehatan,berbeda denganku. Dia juga sempat memintaku mencoba sepatu hak tinggi. Aku berusaha mengalihkan perhatiannya,tapi tetap kekeh memintaku mencoba. Benar-benar bocah kurang ajar. Aku sama sekali tidak pernah menggunakan hak tinggi. Aku mencoba satu sepatu pilihannya,dia masih saja memilih warna softpink yang menurutnya sangat cocok denganku. Ssampai saat ini aku memang tidak pernah  tahu warna apa yang cocok untukku. Sedangkan dia langsung tahu dalam sehari.  Aku mencoba sepatu ini tanpa harus berjalan. Sudah bisa ditebakkan kalau aku tidak bisa berjalan dengan hak tinggi. Berkali-kali Adhan memintaku menggunakan,tetap saja aku tidak ingin. Kali ini sangat keterlaluan. Aku tidak bisa berjalan dengan hak tinggi ini.

Walau aku tidak mau,Adhan tetap membayar sepatu untukku. Dia bilang suatu ketika aku pasti mau menggunakannya. Padahal dalam benakku aku tidak akan pernah menggunakannya. Dia membelikanku banyak barang hari ini. Aku tidak meminta,aku menolak tapi dia tetap saja membeli untukku. Usai berbelanja ria,kami segera menuju rumah kosku. Adhan memang merubah aktifitasku,dia selalu mengingatkan aku untuk beristirahat dengan teratur. Makan dengan baik. Perlahan kebiasaan mie instanku juga berkurang,apalagi setiap pagi Sisil selalu mensubsidi vitaminku dengan segelas susu dan buah –buahan segar. Aku memang semakin dekat dengan Adhan,tapi diantara kami tidak pernah terucap kata untuk ingin saling memiliki. Dari sikap Adhan,aku bisa menilai kalau dia sangat peduli denganku. Dia sangat sayang padaku,tapi sorot matanya dia sama sekali bukan orang yang sedang tertarik padaku. Hanya mataku yang tidak pernah bisa berbohong,aku sangat mengharapkan dia. Berharap dia bisa aku miliki dan ku genggam hatinya.

Mungkin aku berhayal terlalu tinggi,aku harus mulai sadar dan terbangun agar saat jatuh nanti tidak merasakan sakit. Namun dari raut sikapnya,dia seolah ingin selalu menggenggam tanganku agar tak jatuh. Entahlah harus bagaimana aku menyikapinya,dia juga tidak pernah berujar apapun. Hanya bersikap hangat dan dekat denganku. Dia selalu membuat aku merubah kebiasaan yang menurut dia buruk. Sering membuatku terkejut dengan ulahnya yang tidak-tidak,aku pernah berfikir dia adalah mahluk aneh yang tersasar.

Tapi seaneh dan sekaget apapun aku dengan sikap Adhan,kejadian sore hari diawal pekan ini aku lebih kaget lagi. Melihat strip gajiku,gaji siaranku jadi berlipat-lipat nilainya. Sempat aku bertanya  pada atasanku,beliau hanya menjawab.

“ ada project yang menginginkan suaramu sebagai model iklan radio kita,dan mereka ingin kamu yang menangani iklan besar ini. Karena itu setengah dari biaya iklan untuk kamu,ya di bagi rata dengan radio, lima puluh persen untuk radio dan lima puluh persen untuk kamu “

Aku terngangah saat penjelasan bos besar ini. Apa pemilik toko sangat tertarik dengan suaraku hingga dia menginginkan aku mengisi iklannya?. Tapi bagaimanapun,aku sangat berterimakasih karena sekarang aku bisa mencukupi kebutuhanku tanpa ragu.  Orang pertama yang aku hubungi saat ini hanya Adhan. Selang lima belas menit,dia sudah bertengger di depan studio.

“ ada apa,kenapa kamu panik? “ pertanyaannya menyambut. Aku masih belum memberi tahunya perihal gajiku yang berlipat-lipat.

“aku bukan panik,tapi heran dan masih belum sadar nih “

“ hei,maruko chan yang semakin hari semakin aneh. Aku datang terburu-buru aku fikir kamu kenapa-kenapa. Dan sesampainya disini kamu terlihat semakin aneh membuat bulu kudukku merinding “

“ hei,, Adhan,, aku heran kenapa kamu selalu memanggilku maruko chan akir-akir ini. Baiklah dengarkan aku baik-baik. Bulan ini gajiku berlipat-lipat,aku fikir ini lima kali lipat. Bos bilang ada iklan besar yang ingin menyewa suaraku dan hasilnya dibagi dua dengan radio. Memangnya toko itu menjual apa sampai rela membayar mahal daber suaranya? “

“ berapa yang mereka berikan? “ aku terdiam sesaat,kenapa dia semakin dalam bertanya tentang penghasilanku.

“ kenapa kamu ingin tahu? “ sorot mataku curiga.

“ apa yang kamu pikirkan? aku hanya ingin tahu nominal uang berapa yang membuatmu bingung. Sudahlah,karena kamu dapat gaji banyak, hari ini kamu traktir aku makan malam di tempat biasa “

Hah... tempat biasa kami makan malam,biasanya dia traktir aku dan itu adalah tempat makan yang mahal. Dasar bocah ini,kenapa tidak di lesehan pinggir jalan saja?

“ aku yang pilih tempat makan, “

“ terserahlah “

Akirnya aku membawa dia ke tempat makan di pinggir jalan. Aku tahu dia belum pernah makan di tempat seperti ini. Dilihat dari caranya membawaku ke tempat makan yang sangat mahal bagiku. Raut wajahnya sedikit bingung,tapi aku diam saja dan sedikit tertawa dalam hati. Kalau seperti ini bukan berarti aku jahat kan?. Ini juga makanan sehat,bukan mie instan. Walau sedikit kikuk dia tetap melahap makanannya sampai habis. Ini yang aku kagumi dari dia,dia selalu menghargai orang lain. dia adalah sosok yang sangat luar biasa dalam menghargai satu sama lain. sejauh ini aku masih bertanya-tanya bagaimana bisa aku sedekat ini dengannya.

------o0o------

Pagi ini suasana kampus agak berbeda. Ada sosok gondoruwo wanita yang sukses membuat bulu kudukku berdiri. Matanya itu sangat lebar pemirsa,badannya makin melar saja,dia berjalan kearahku. Aku menciut, degup jantungku tak keruan,aku tersenyum menangis. Kenapa mahluk ini tiba-tiba muncul? lihatlah dia semakin dekat,matanya menghujam mataku. Dia merunduk mendekatkan wajahnya di hadapanku,tangannya meluncur mendarap diwajahku dan....

“ Anita !! “ suara asing ini menyapanya,dia segera mengalihkan sorot matanya.

“ Firas hehehe mau makan siang yahh?“  dia menyambut kedatangan Firas dengan senyum yang dibuat manis. Padahal kalau boleh aku jujur. Mau dibuat bagaimanapun senyumnya itu tidak pernah bisa manis.

“ iya,kamu sedang apa? “

“ oh tidak,hanya ada yang aneh dengan wajah adik manis ini“ dia menepuk pipiku dengan gemas,aku hanya tersenyum kecut.

“ benarkah,ada apanya? “

“ tidak,tadi ada noda putih disini. Apa bedakmu tidak rata adik? hehe,aku pergi dulu ya.. lain kali rapikan bedakmu ! bye Firas,selamat makan siang “ dia pergi begitu saja,sebenarnya apa yang ada dibenaknya. Pagi ini aku tidak memakai riasan apapun karena Adhan datang tiba-tiba. Terlepas dari apapun,yang jelas dia membuatku gemetar dan harus waspada. Apa mungkin dia sekarang berani menyentuh dan berusaha menyakitiku?. Dia mencari cela saat aku tidak bersama Adhan. Aku sangat beruntung dengan kedatangan kak Firas. Tapi ini adalah hal langkah,kenapa aku melihat dia makan siang? Biasanya dia tidak pernah makan siang di kampus. Aku menatapnya keheranan.

“ kenapa kamu melihatku begitu?oh iya kamu ada urusan apa kamu dengan Anita? “

“ tidak ada,aku juga baru tahu namanya hari ini. Tapi aku sering menabraknya saat berjalan. Aku tidak sengaja “

“ iya Jinny pernah bercerita kamu orang ceroboh yang gampang terjatuh dan menabrak “

TUHAN,, Jinny benar-benar sangat jujur pada kakaknya,dia berniat mencoret nama baikku atau bagaimana?

“ apa yang kalian bicarakan? “ Adhan datang tanpa salam. Huh,, andai dia yang datang tadi pasti gondoruwo itu semakin aneh dan merah kental.

“ kamu tidak makan? “ Adhan melirikku,yang tengah asik mengunyah snack. Aku hanya menggelengkan kepala saja.

“ emm.. jadi yang memesan gunungan mie instan di kantin itu kak Firas? “ pertanyaan polosku meloncat begitu saja. Adhan terbatuk-batuk sejenak,entah apa yang terjadi. Firas memasang muka bertanya-tanya,setelah kemudian tertawa kecil.

“ berikan padanya! “ Adhan merebut mie instan di depan kak Firas dan menyodorkannya padaku.

“ makan saja kalau kamu ingin makan mie instan! “ dia berbicara sedikit dingin.

“ tidak,,aku tidak ingin. Aku hanya penasaran saja, kenapa ibu kantin tidak pernah memberiku mie instan “ aku kembalikan mie instan ini pada kak Firas dan mempersilahkan dia menenggak lagi mie instannya. Aku juga sempat melihat dua orang ini bermain mata,setelah itu Adhan melirikku dan lirikannya membuatku terpaku. Ku hembuskan nafas dalam desah. Adhan tidak pernah memberiku celah untuk makan mie instan. Di kos juga Sisil selalu menceramahiku bahkan membuang piringku bila aku ketahuan makan mie instan. Aku heran kenapa dengan manusia-manusia ini.

“ boleh aku pergi lebih awal ,aku ada janji menemani Jinny berenang? “ aku memecah suasana dengan suara sedikit gemetar.

“ memangnya kamu bisa berenang? “

“ aku tidak bisa,tapi Jinny bilang akan mengajariku “

“ kamu tidak siaran? “

“ bos memintaku off hari ini “

Tanpa banyak kata dan menunggu jawaban dari Adhan,aku segera berlalu. Sempat aku melirik mereka dari kejauhan,mereka serius berbicara entah tentang apa. Aku tidak peduli,aku hanya berlalu dan menjauh. Tidak banyak yang ada di otakku saat ini. Tiba-tiba ada yang terasa mendorong tubuhku,aku terbelalak melihat tangga menurun dengan jelas. Mau tidak mau tubuhku yang tidak sigap ini harus limbung dan berguling menyusuri tangga. Aku hanya sempat mendengar seseorang menjerit memanggil namaku saat aku mendarat di lantai bawah. Pandanganku kabur dan aku tidak bisa melihat apapun setelah itu. Mungkin seseorang akan membawaku ke rumah sakit,seperti cerita pada umumnya. Karena tidak mungkin aku dibiarkan tergeletak di lantai begitu saja seperti  hewan yang tidak berguna. Entah apa yang terjadi dan bagaimana cerita saat ini. Aku berusaha membuka mataku, getar bibirku masih sangat berat untuk bicara. Aku hanya bisa menghembuskan nafas dengan desah. Ada seseorang yang tertidur di sampingku,sangat dekat dengan tangan kiriku. Kepalanya tertunduk lesu,entah siapa ini aku belum bisa menebaknya. Perlahan dia terbangun dan mengangkat sedikit demi sedikit kepalanya. Terlihat jelas wajah Adhan,dia terlihat lega dan lelah.

“ kamu sudah bangun, yang mana yang sakit? “ pertanyaannya lembut berbisik di telingaku. Aku hanya menutup mataku dan sedikit bergeleng.

“ sebentar akan aku panggilkan dokter. Kamu tunggu sebentar “ sejenak kemudian,dia datang bersama seorang ber-jas putih lengkap dengan para perawatnya. Mereka memeriksa keadaanku sesaat. Mereka berpendapat tidak ada yang serius dengan lukaku,hanya butuh perawatan dan istirahat total saja. Wajah Adhan sudah tidak setegang saat pertama aku melihatnya. Dia terlihat lebih tenang. Usai berterimakasih kepada awak kesehatan,dia mendekat padaku.

“ kau baik-baik saja kan,mana yang terasa lebih sakit? “ dia menggenggam tanganku lembut.

“ aku baik-baik saja“ masih dengan sangat lemah suaraku melayang.

“ baiklah aku akan pergi sebentar,mencari beberapa makanan dan minuman“

Mataku menerawang mengingat kejadian waktu itu. Siapa yang tiba-tiba mendorongku hingga terjatuh?. Aku masih merasa takut,hingga kuraih kembali tangan Adhan yang beranjakpergi.

“ aku takut sendirian“ Adhan sedikit berfikir,mungkin dia lelah dan belum makan. Dia menatap mataku dengan lugas.

“ baiklah,aku akan disini. Istirahatlah aku akan temani kamu disini“

Dia benar-benar tidak beranjak kemanapun,aku merasa tidak enak dia pasti belum makan sejak tadi. Dia terlihat lelah,mungkin dia menungguku hingga tersadar. Tidak lama kemudian aku mendengar ada yang membuka pintu. Adhan menyapa dengan jelas,itu Jinny aku segera membuka mata dan menyapanya dengan senyuman.

“ Kamu baik-baik saja kan?“ Jinny lembut menyapa,wajahnya masih sangat hawatir. Aku mengangguk tak berbahasa.

“ kak Adhan,aku bawakan sarapan dan beberapa minuman dingin. Lekas makanlah,kakak belum makan kan sejak kemarin“ mataku terbelalak mendengar ucapan Jinny,jadi dia sejak kemarin berada disampingku. Dia bahkan belum makan,tapi aku tetap memintanya tidak beranjak dariku. Sungguh egois sekali aku. Sebisa mungkin aku memintanya untuk makan,Jinny menjadi alasan aku tidak takut berada diruangan ini. Lagi pula dia hanya makan bekal pemberian Jinny dan tidak beranjak dari ruangan ini sejengkalpun. Pantas saja wajahnya letih begitu,aku benar-benar tidak berperasaan. Orang macam apa aku ini ? kenapa bisa aku memikirkan diri sendiri tanpa memikirkan keadaan dia ?.

Setelah beberapa hari aku dirawat di kamar rumahsakit,akirnya aku diperbolehkan untuk beranjak dari sini. Yang membuat orang lain bingung adalah,dimana aku akan tinggal. Adhan bersikeras tidak mengijinkan aku tinggal dirumah kos karena dia tahu Sisil tidak lagi berada di kamar kos. Sisil harus pergi KKN ke desa terpencil untuk beberapa bulan. Sedangkan tangan kanan dan kepalaku masih diperban. Aku pasti tidak bisa melakukan apapun tanpa tangan kanan. Tidak akan ada yang membantuku beraktifitas. Dia juga tidak mungkin membawaku untuk tinggal dirumahnya. Kak Firas menyarankan untuk sementara hingga tanganku kembali normal,aku bisa tinggal di rumahnya. Satu kamar dengan Jinny tidak akan merubah dan menuai apapun. Berbeda halnya jika aku tinggal di rumah Adhan,pasti akan banyak masalah yang timbul. Kesepakatanpun terjadi,aku tinggal di rumah Jinny. Semua orang dirumah Jinny menerimaku dengan hangat. Mereka juga membantuku mengerjakan segala hal. Terkadang Jinny juga membantuku mencuci muka dan sikat gigi. Setiap jam makandan minum obat,Adhan datang mengunjungiku. Dia memastikan aku makan dengan lahap dan meminum obat dengan baik. Dia juga yang menyuapiku lantaran tangan kananku tidak berfungsi. Aku harus cuti kerja dan vakum dari aktifitas perkuliahan. Jinny selalu mengulas materi pelajaran dihadapanku. Dia membuatku tidak tertinggal walau harus dirumah seperti ini. Adhan juga selalu menemaniku cek up kerumah sakit.  Kali ini semua kisah hidupku berubah total. Begitu juga dengan kisah hatiku. Aku semakin kuat tertarik padanya,bukankah ini bukti bahwa dia sangat menyayangiku.

“ biasanya,orang dingin seperti kak Adhan itu sangat sulit untuk mengutarakan maksud hati. Kalau dari setiap perhatian yang kak Adhan  berikan padamu. Kelihatannya dia memang sangat peduli padamu. Kamu tahu tidak? dialah yang sangat hawatir saat kamu terjatuh waktu itu,wajahnya sangat pucat saat melihat darah keluar dari kepalamu. Adhan sendiri yang mengangkat tubuhmu dan bergegas membawamu ke ambulance. Keringat dingin keluar dari tubuhnya,dia tidak bisa berkata apapun. Hanya menggenggam tanganmu dan mengeluarkan airmata sepanjang perjalanan. Dia juga tidak bisa duduk dengan tenang saat kamu berada diruang ICU. Kak Firas mengajaknya ke mushollah sembari menunggu proses pengobatanmu. Bahkan kak Adhan menghentikan langkahnya dan menoleh padaku tanpa bicara. Tapi aku faham maksudnya,dia pasti memintaku untuk tidak meninggalkanmu. Aku hanya mengangguk dan dia kembali melanjutkan perjalanan ke mushollah bersama kak Firas. Aku tahu bagaimana dia sangat hawatir tentang kamu “ aku menyimak sambil berfikir keras menebak perasaan Adhan.

“ dia tidak mengijinkan kami menyuapimu,karena itu setiap jam makanmu dia akan datang dan dia sendiri yang menyuapimu. Dia juga kan yang membantumu meminum obat-obatmu itu “

Apa mungkin Adhan benar-benar dalam padaku?. Dari kejadian ini,bolehkan aku berfikir bahwa dia sangat mencintaiku? Sejak cerita keluar dari mulut Jinny,aku lebih sering memperhatikan raut wajah Adhan. Menghafal jarak setiap pori di wajahnya,dan aku juga sempat gelagapan saat mataku tertangkap basah sedang memperhatikannya.

“ ada apa menatapku seperti itu? kamu bosan dengan makanan ini?“

“ tidak,aku bosan melihatmu disini “ dia terlihat sedikit kesal dengan guyonanku. Aku tersenyum lepas melihat wajah kesalnya.

“ lagi pula,apa kegiatanmu tidak terbengkalai kalau kamu selalu menemaniku? Kamu kemari setiap jam makanku dan memberiku obat,setelah itu kamu pergi. Aku merasa seperti hewan peliharaan “

Entah keterlaluan atau tidak. Tapi Adhan meletakkan piring makanku dan bergegas cepat.

“ hei,, aku belum minum obat,aku tidak bisa minum obat!“ dia tidak menghiraukan aku sama sekali bahkan pergi tanpa menolehku sedikitpun.

“ aku hanya bercanda,kenapa sensitif begitu!“ aku mengeraskan sedikit suaraku,dia tetap tidak menghirau. Aku hanya menghela nafas,dan memegang ujung kepalaku. Aku berdiri dan berjalan kearah dapur mencari air minum. Aku tidak akan mengejarnya,aku tidak ingin terlihat murahan. Tapi apa aku sangat keterlaluan?aku hanya bercanda,tapi apa dengan candaan begitu saja dia sudah kehilangan kesabaran?. Susah payah aku mengerjakan pekerjaan dengan tangan kiriku. Pasalnya tangan kiriku selalu gemetaran untuk mengambil benda yang sedikit berat. Tiba-tiba ada yang meraih gelasku dan membantuku meminum isi serta obat-obatanku. Adhan datang kembali,tanpa melihat mataku sebentar saja. Dia hanya fokus dengan apa yang dia kerjakan,sementara mataku tajam menatapnya. Dia benar-benar tidak ingin melihatku,setelah membantuku dia juga bergegas menjauh. Aku menggapai lengannya dengan tangan kiriku,aku mempertemukan mataku dengan matanya.

“ aku hanya bercanda,jangan semarah itu. Maafkan aku “

Kedua tangannya menyentuh pundakku kali ini,sorot matanya tajam terpusat padaku.

“aku hanya ingin yang terbaik untukmu,jadi jangan pernah berkata apapun yang menyinggung perasaanku. Kamu mengerti?“

“iya,maafkan aku“ akirnya aku berhasil menciptakan senyum di bibirnya.

“Ups,, maaf “ kak Firas terhenti di bibir pintu dapur. Spontan kami menoleh ke arahnya.

“ kalian mau ciuman ya.. jangan disini,nanti ketahuan mama papaku bisa gawat“ Adhan sigap menyentil kepala kak Firas dengan kasar.

“Apa yang ada diotakmu?“

“tapi kalian bertatapan tajam,itu awal dari adegan ciuman seperti film barat“

“otakmu benar-benar perlu disapu“ kali ini Adhan melangkahkan kaki panjangnya mengejar kak Firas yang berlari cepat. Mereka seperti anak kecil yang bermain kejar-kejaran,mereka adalah sahabat karib sejak dulu. Aku dengan Adhan juga selalu menceritakan semua yang menjadi rahasia hidupnya pada kak Firas. Mereka mewarnai hari mereka dengan berbagai cara,kadang mereka bertengkar hebat dan selang beberapa menit mereka sudah akrab kembali. Mereka juga sering usil satu sama lain. aku pernah heran kalau ternyata Adhan juga bisa iseng. Aku kira Adhan adalah orang yang selalu serius tanpa humor. Tapi sejak sering bersama dengannya,dia adalah orang yang bisa berhumor juga. Dia lebih menyenangkan dari yang aku kira. Hangat dan sangat menyenangkan untuk tetap berada di dekatnya. Kak Firas,juga orang yang sangat baik. Dia juga kerap menghiburku dengan cerita-cerita konyol yang membuatku tertawa lepas. Hidup diantara mereka benar-benar berwarna. Kak Firas juga membantuku membuat makanan bila aku tiba-tiba lapar di luar jam makan. Aku hanya merindukan rasa dari telur mata sapi. Kak Firas sangat sigap dan pandai berkreasi di dapur. Dia membuatkan aku telur mata sapi dan tidak lupa menambahkan beberapa sayur-mayur di piringku. Dia sangat peduli dengan makanan empat sehat lima sempurna. Senyum selalu menghiasi wajahnya yang ramah. Berbeda jauh dengan Adhan yang selalu terlihat pendiam,walau dengan sedikit godaan dia akan merubah struktur wajahnya itu.

“ apa yang kamu lakukan?“ Adhan datang tanpa salam,hingga kami tidak menyadari dia berada di depan meja makan ini. Kak Firas tersenyum dan mempersilahkan dia duduk di sampingnya. Dia juga mengambil piring makanku,sedikit dia periksa macam-macam makanan yang ada di piring itu.

“ Kak Firas yang membantuku membuat telur mata sapi “

“ kamu tidak membubuhkan apapun kedalamnya kan Firas?”

“ apa maksudmu,aku hanya membubuhkan sedikit garam didalamnya “

“ baiklah,biar aku cicipi “ Adhan mengayunkan sendok kedalam mulutnya. Apa dia takut kak Firas meracuniku?

“ agak sedikit aneh,cobalah “

“ benarkah? “ Kak Firas makmum saja,dia juga mencoba telur matasapi buatannya. Semakin ku amati,mereka semakin lahap saja. Dan aku fikir makanan itu sudah hangus dari piringnya.

“ kenapa kalian menghabiskan makananku?“ aku sedikit meninggikan suaraku,mata mereka bersamaan memandangku. Aku menghembuskan nafas kesal,aku sungguh merasa lapar. Sejak tadi pagi aku hanya diijinkan melahap bubur saja. Aku ingin yang berbeda,setidaknya nasi dan telur itu lebih baik. Atau hanya telur dan sayur,lagi pula kenapa Adhan selalu datang disaat yang tidak tepat. Dia selalu menggangguku,aku takut bicara yang menyinggung perasaannya. Aku hanya ingin dia sesekali tidak turut campur urusan makanku. Sebaiknya dia beralih menjadi menteri per-gizian sajalah. Dari pada kuliah Teknik tapi selalu ribut tentang gizi orang. Karena kesal aku segera berlalu dan meninggalkan pasangan ini ditempatnya. Aku segera menuju kamar dan menutup pintunya rapat-rapat. Tidak bisa kutebak apa yang dua lelaki itu fikirkan,kenapa justru mereka yang menghabiskan makananku. Aku duduk termanggu sendiri menghadap jendela kamar Jinny yang menghadap tepat kearah taman rumah mewah ini. Ada tangan yang mendarat lembut di bahuku. Aku hanya diam,sudah bisa di tebak ini pasti Adhan. Aku sama sekali tidak melihatnya,meliriknya saja sedikit. Dia menyodorkan piring berisi benda yang sama seperti yang dia habiskan tadi. Melihat makanan aku benar-benar harus membuang rasa kesalku,aku tidak ingin semakin lama terhanyut dalam rasa kelaparan. Adhan menjejalkan sesendok demi sendok makanan kedalam mulutku. Makanan benar-benar membuatku luluh ari kesal. Tidak lama kemudian kak Firas juga datang membawakan beberapa buah. Dia juga mengupas dan menjejalkannya di mulutku. Mereka benar-benar manis saat baik begini. Aku juga melihat kedua orang ini tersenyum simpul. Kalau booleh memilih warna,entah hari ini harus ku beri warna apa. Yang pasti aku merasa bahagia di ujung senja. Terlebih sebelum pergi Adhan juga memberitahuku bahwa besok adalah hari aku bisa mengepakkan tangan kananku dengan leluasa. Perban dikepala juga akan dilepas bila sudah memungkinkan. Aku sudah sangat lelah berada dalam segudang keterbatasan seperti ini.

Hari ini,aku harus ke rumah sakit untuk menindak lanjuti tangan kananku. Pagi sekali Adhan sudah bertamu kerumah ini. Sepertinya dia tidak mengikuti jam kuliah,dia bilang tidak ingin merepotkan keluarga Jinny jadi dia sendiri yang akan menemaniku ke rumahsakit. Tidak ubahnya seperti saat pertama aku dan dia pergi melepas gift di kakiku. Aku merasa sangat dag dig dug di jantung. Adhan pula yagn menenangkanku,lagipula ini bukan hal yang besar aku tidak seharusnya takut menghadapi ini. Setelah beberapa waktu bergelut dengan tim medis. Akirnya aku bisa lolos dengan selamat. Tanpa ada satupun yang menempel di tubuhku,hanya plaster kecil didahiku. Senyum sumringah Adhan menyambutku saat aku keluar dari ruangan besar berbau obat ini. Dia lekas membawaku pergi,dan menghabiskan waktu bersamanya. Kami hanya mampir ke masjid terdekat untuk menjalankan kewajiban kami,empat rakaat di jam 13.00 WIB dan empat rakaat di jam 16.00 WIB. Entah kemana saja ini,yang jelas kami menghabiskan fajar di luar. Mulai taman hiburan,hingga pantai lepas. Setelah senja tiba,kami kembali ke rumah Jinny. Aku juga berencana untuk segera keluar dari rumah Jinny. Pasti sudah sangat merepotkan dengan kehadiranku yang selalu tidak bisa ini itu sendiri. Bahkan untuk cuci muka,gosok gigi dan yang lain harus dibantu. Tidak ada satu katapun yang pantas untuk membalas kebaikan mereka. Meski demikian,Jinny dan kedua orang tuanya bersikeras untuk aku tetap tinggal bersama mereka.

“sudahlah,tinggal saja disini. Ada banyak kamar tamu yang bisa kamu pilih,jangan mentang-mentang gajimu bertambah kamu sombong tetep ingin tinggal di rumah kos. Lagi pula bukankah kamu sudah tidak betah tinggal disana?“ Jinny berkicau seenak kemauannya sendiri.

“ iya nak Zhulaikhah,,tetap saja disini. Kami tidak direpotkan,justru kami sangat senang kalau nak Zhu disini. Jinny jadi punya teman “

“ ya walaupun aku harus menjaga semua barang keramik mama,agar tidak pecah tertabrak olehmu. Tapi selama beberapa waktu ini kehadiranmu sangat berarti untukku Zhu“ mulai alay Jinny mengarang kata. Aku benar-benar merasa sangat tidak enak dengan ini semua. Apalagi mama Jinny yang juga sangat memaksa. Aku harus berdebat lama dengan mereka. Sebanyak apapun aku mengulurkan alasan,mereka tetap tidak mengijinkan aku pergi. Hingga akirnya aku melihat kak Firas datang membawa banyak barang. Kami bertiga sempat terperangah dengan aktifitasnya.

“ kamu bawa apa Firas?“

“ barang-barangnya Zhu“

“ HAH ??? “ aku benar tidak bisa berkata-kata. Diam seribu bahasa,bahkan kak Firas juga yang membawa semua barang itu ke kamar yang dia pilih untuk tempatku tinggal. Mau tidak mau aku akan menjadi bagian dari mereka.

Kondisiku sangat berbeda dari sebelumnya. Aku tinggal dikamar mewah,aku juga selalu terjaga dalam segala hal. Jinny mengajariku untuk tampil dengan gaya yang sedikit lebih baik. kak Firas yang baik dan ramah selalu membantuku dalam segala hal. Kami sering bercerita ini dan itu,seolah dia adalah kakakku sendiri. Aku tidak sungkan untuk bertanya banyak hal kepadanya,sedikit banyak dia juga menceritakan kisah hidupnya. Kedua orang tua Jinny yang selalu menyayangiku sepenuh hati. Disini dan dirumah ini aku kembali merasakan kehangatan keluarga yang selama ini aku rindukan. Aku punya orang tua,aku punya kakak dan entah Jinny berperan sebagai apa. Dia adalah saudara sekaligus sahabat yang baik. Segala kegiatan kami lakukan bersama,kami berbagi kakak,berbagi orang tua dan berbagi segala hal. Hingga cerita kasmaranku juga tidak luput darinya. Dia orangyang sangat heboh lebih dari aku,bila aku bercerita perlakuan Adhan padaku.  Bahagia yang dia rasakan sepertinya lebih dari perasaanku. Bahkan dia akan menebak kisahku dihari berikutnya. Sebelum tidur kami bahkan bercerita tentang apapun yang bisa diceritakan. Terkadang kami menceritakan masa kecil masing-masing. Aku yang dulu tinggal dikamar kos merasa sangat kesepian,kini tidak sedetikpun aku merasa kesepian. Setiap pagi aku membantu pekerjaan Ibu Bani,ibu Jinny yang kini juga ibuku. Aku membantu menyiapkan sarapan,menyapu halaman,menyiram tanaman juga mencuci pakaian.

“ Zhu,, hari ini kita pergi berenang“

“ aku sibuk mencuci,kalian berdua saja yang pergi. Lagi pula aku tidak bisa berenang“

“ tidak apa Zhu,ikutlah ! Firas dan Jinny sangat jago berenang,mereka adalah atlet renang terbaik bagi keluarga. Mereka akan mengajarimu sampai bisa “ ibu memberi lampu hijau menyambut ajakan kak Firas.

“ terimakasih mamaku sayang“ kak Firas mengecup kening wanita kesayangannya ini. Tanpa mengijinkan aku ganti kostum,dia menarikku keluar dari halaman rumah dan menuju kendaraan yang sudah disiapkan. Rupanya Jinny juga sudah menyiapkan pakaian untukku berenang. Kami menuju kolam renang umum. Yang tentunya disana akan ada banyak orang.

Sesampainya di kolam renang,kalian tahu ? aku adalah orang paling bodoh yang hadir. Berkali-kali aku yakinkan Jinny bahwa aku tidak bisa berenang dan sangat canggung untuk turun ke air. Dia tetap memaksaku mengganti pakaian dan mengikuti jejaknya untuk terjun keair. Dia juga memberiku sedikit arahan untuk berenang. Kak Firas juga mengajarkan teori-teori dasar.

“ kak,kakak ajari saja murid kesayangan ini ya.. aku sudah tidak sabar ingin berenang“ Jinny sudah sangat mahir,gaya apapun sudah dia kuasai. Sedangkan kak Firas masih sangat telaten mengajarikumengapung. Aku bahkan sempat putus asa karena malu. Tapi sedetikpun kak Firas tidak melepaskan aku,dia tetap mengajariku walau aku jerah.

“muridmu cantik juga,boleh aku mengajarinya?“ sontak kami berdua mengarahkan pandangan kami pada sumber suara.

“oh,, Adhan.. kamu sudah datang?“  kak Firas menyapa lengkap dengan senyum yang tidak pernah lepas dari bibirnya. Kak Firas memang murah senyum. Berbeda dengan Adhan yang senyumnya dijual mahal. Itulah yang menyebabkan dia mempunyai predikat sebagai orang arogan.

“pergilah berenang,aku ingin bertanding denganmu nanti, sekarang biar aku urus dulu maruko chan ini “

“ baiklah,aku serahkan dia padamu,aku akan menyusul Jinny. Jaga dia baik-baik“ kak Firas segera berlalu. Sepertinya berenang adalah salah satu hobbynya. Bisa ku lihat dia berenang dengan sangat sempurna. Sekarang mataku terpusat pada sosok yang berada didepanku. Seperti biasa mataku akan sangat lekat dengan sosok ini. Dia merebut semua pesona,dan dialah pesona yang  tidak bisa aku alihkan.

“ kenapa , kamu terpesona melihatku begini?“ aku membuang mukaku perlahan sembari menghembuskan nafas kuat-kuat,entah dapat wangsit darimana sehingga dia menjadi orang yang sangat PD begini. Tapi kalau boleh jujur,dalam bentuk bagaimanapun aku tetap terpesona padanya.

“ kenapa kamu selalu memanggilku maruko chan?“

“ karena kamu mirip dengannya,apalagi kalau rambut panjangmu ini di potong sebahu. Kalian akan sangat mirip “

APAH,, bukankah maruko chan adalah kartun wanita yang ceroboh dan selalu tampil sedikit aneh dari yang lain itu? apanya yang sama denganku?

“ ada tiga hal penting yang perlu kamu kenal dalam hal berenang, pertama pernafasan,meluncur dan mengapung. Kita akan belajar semua hal dasar itu dengan benar,sekarang dengarkan aku dan patuhi kata-kataku “ aku khusyu’ menerima semua materi darinya,serta merta aku juga melakukan semua arahannya. Semua dirincih sangat baik dengan kata-kata yang mudah untuk dipahami.

“ kita harus mengatur pernafasan kita di air,kapan saatnya menghirup udara dan kapan saatnya menghemburkan udara. Semua itu harus disesuaikan dengan kemampuan daya paru-paru dari individu. Kamu coba untuk berlatih menahan nafas di dalam air,jangan membuat gerakan apapun “ berkali-kali aku mencoba menahan nafas didalam air. Aku harus masuk kedalam air dan dia menghitung setiap detiknya. Setelah aku mendapat predikat lulus untuk ujian pernafasan,dia melanjutkan materi selanjutnya.

“sekarang meluncur,ini adalah hal dasar yang harus dikuasai sebelum mulai berenang dengan gerakan. Meluncur bisa dilakukan dari papan luncur,atau dari dasar air dengan mendorongkan kaki ketepian kolam. Sekarang letakkan kakimu di tepi dan doronglah,tekuk sedikit lalu dorong...“ aku hanya mematuhi saja,tapi sepertinya aku melakukan kesalahansehingga aku menghirup banyak air. Adhan sigap menangkapku.

“ uhuk,,uhuk,, “ aku terbatuk-batuk mengeluarkan air.

“ kamu tidak apa-apa kan?“ aku hanya menggeleng,dia memintaku untukmengulangi langkah meluncur. Kali ini dia lebih mengarahkan aku. Dia juga berjaga di depan sehingga kejadian aku terjatuh tidak ada lagi. Yang membuatku lebih semangat lagi adalah bagian ini,karena aku harus meluncur menuju dekapannya. Satu gerakanku meluncur,dan dia menangkapku di depan. Terkadang kami selipkan canda tawa bersama. Ini yang membuat keteganganku luntur. Hingga dirasa bisa dan dia bisa melepaskan aku untuk meluncur bebas,dia melanjutkan materinya.

“ mengapung adalah teknik yang harus dikuasai untuk bisa berenang. Hilangkan rasa gugupmu dan coba lebih rileks. Kemarikan tubuhmu“

“ apa yang akan kamu lakukan?“

“ apa yang kamu fikirkan,aku hanya mengajarimu mengapung. Kamu harus terlentang diatas air,aku hanya akan menyentuh perutmu dan belajarlah mengapung “ sontak aku semakin kaget dan merasa canggung berlebih. Apa mungkin ini melebihi batas ? tapi apa boleh buat. Adhan lebih dari guru killer sekalipun. Aku tidak bisa lepas darinya sekali aku sudah berada dalam pengawasannya. Wal-hasil aku menuruti keinginannya,tapi sebenarnya ini hanya hubungan guru dan murid pemirsa. Jadi jangan berfikir berlebihan,jaga otak kalian__hahaha___

“coba lebih rileks lagi,jangan canggung. Kamu harus menyeimbangan tubuhmu“ dia mengomel-ngomel tak keruan.

“ hei,,,, maruko chan. Apa kamu punya perasaan padaku? kenapa sulit sekali membuatmu rileks pada tahab ini. Coba lebih biasa saja,jangan terbuai pada pesonaku begitu “

“ tutup mulutmu,kamu fikir ini mudah untukku? “ tentu saja tidak mudah pemirsa. Karena memang sejak awal aku sudah terbuai dalam pesonanya. Bukankah sudah aku jelaskan bahwa aku tertarik padanya sejak pertama bertemu?. Kak Firas mendekati kami yang dilanda percekcokan kecil. Dia bahkan meminta Adhan untuk pergi dan menggantikannya untuk mengajariku. Tapi Adhan menolak,walau sedikit dingin tapi Adhan tetap telaten mengajariku mengapung. Suasana canggung dibuatnya senyaman mungkin. Susah payah aku harus menghapus rasa canggungku,sampai akirnya aku bisa melakukan pelajaran tahab ini dan mendapat predikat lulus. Kak Firas dan Jinny sudah mendarat. Mereka sudah merasa cukup kedinginan untuk tetap berada diair. Sedangkan Adhan tidak melepaskan aku sama sekali untuk mendarat di atas sana.  Hingga sampai kami di tahap terakir yaitu teknik gerakan. Dia bilang ini adalah teknik final yang harus dikuasai. Dalam tahap ini dia mengajariku untuk menggerakkan kaki dan tangan. Tidak lupa ritmenya juga harus benar. Usai semua materi dia berikan,dia memintaku untuk berenang jarak pendek beberapa kali. Karena merasa sangat lelah dan kedinginan,aku merengek agar dia mengijinkan aku naik kedaratan. Setidaknya lima belas menit itu sudah cukup. Mungkin tidak tega atau jerah dengan rengekanku,dia mengijinkan aku untuk beristirahat. Aku heran dengan orang ini,tidakkah dia merasa dingin dengan hanya memakai celana pendek dan telanjang dada seperti itu. Awalnya aku sangat risih melihatnya,tapi mau bagaimana lagi. Aku membasuhkan handuk pada semua tubuhku,Jinny juga sudah menyiapkan minuman untukku. Berselang beberapa menit,aku menyaksikan perlombaan kecil yang dibuat oleh tiga orang perenang ini. Jinny benar-benar hebat,walaupun dia wanita dia tetap bisa mengimbangi dua laki-laki itu. Dan dari sinilah aku mendapat nilai tambahan untuk Adhan. Dia tidak hanya memikatku dengan pesonanya,tapi dia juga sangat mahir dalam berenang. Dia berenang dengan sangat cepat dan sangat cepat pula dalam mengikat hatiku tetap tertuju padanya.

Aku semakin,tidak bisa membuyarkan rasa tertarikku padanya. Dia benar-benar tercipta sangat sempurna. Sepanjang pengamatanku menghitung pori-pori wajahnya,aku mulai tahu hidung panjang itu,bibir sexy,alisnya yang lebat dan tebal,matanya yang sedikit mendekati sipit,tajam dan menusuk setiap dia memandang,pipinya yang tirus dan berlesung. Tentu membuatku semakin melayang setiap senyum dia kibarkan. Tapi mendapatkan senyum adalah musim semi,bisa ditebak dia jarang senyum. Mungkin hanya saat sedang berdua saja aku bisa menikmati senyum dan tawanya yang membuatku semakin rindu. Aku hampir tidak bisa tidur semalam dibuatnya. Dia benar-benar menulis cerita babak baru dalam lembaran hidupku. Kalau diingat sejak perkenalan pertama hingga hari ini,aku merasa menjadi sosok yang berbeda.

Hingga musim berganti,hidupku juga semakin membaik. Kasih sayang keluarga dapat aku rasakan dengan kental dalam kekeluargaan bersama keluarga Jinny. Papa dan mama Jinny,kerap memberiku hadiah-hadiah kecil seperti yang mereka berikan pada kedua anak mereka. Bahkan terkadang mama Jinny membantuku untuk belajar berpenampilan dengan make-up. Pada dinding rumah ini juga nampak gambarku di berbagai tempat. Meja dan ruang keluarga juga terpajang potret kemesraan antara aku dan keluarga ini. Sedikit melongo kekamar kak Firas,di meja belajarnya juga terselip fotoku bersama Jinny. Dia benar-benar menganggapku seperti adik kandungnya sendiri. Kak Firas juga mulai menghafal apa yang aku suka dan tidak. Warna,makanan,gaya berpakaian,keadaan serta menghafal apa yang aku takutkan. Dilain kesempatan,aku pernah mendapatkan hadiah boneka sinchan tokoh kartun yang terkenal dengan lucu dari ujung hinga ujung. Alis besarnya hampir miriplah seperti alis Adhan___hahaha___ tapi benanya Adhan dengan Sinchan adalah suaranya. Kalau suara Sichan identik dengan cempreng tapi lucu. Suara Adhan justru merdu dan mempesona,tapi lupakan dia saat ini. Sudah hampir satu minggu dia tidak menemuiku. Bahkan jam makan siang di kampuspun aku tidak melihatnya. Satu-satunya hal yang paling membuatku dg dig dug saat makan siang di kantin sendiri adalah mahluk raksasa yang biasa kak Firas sebut dengan nama Anita. Aku tidak pernah bisa menebak perasaan wanita itu. Kenapa dia terlihat sangat membenciku. Kalau dilihat dari segi aku sering  menabraknya,akir-akir ini aku tidak pernah lagi menabraknya. Atau mungkin dari aspek kedekatanku dengan Adhan,dia memang sangat tertarik pada Adhan. Kalau diingat dia memang pernah membentakku di kantin kampus,tapi kalau hanya untuk ingin dekat dengan Adhan tidak perlu untuk mengancam atau membenciku. Cukup selalu terjatuh dalam segala suasana,nanti juga Adhan yang datang sendiri untuk menolong. Bukankah kedekatanku dengan Adhan juga di mulai sejak aku sering terjatuh?__hehehe__

“ Zhu,hari ini kita ke toko buah sebentar ya,Jinny bilang dia ingin makan apel “ aku mengangguk patuh. Hari ini Jinny tidak masuk kuliah karena dia sedang kurang sehat. Sejak pagi dia hanya terlentang malas di ranjangnya. Aku berangkat bersama kak Firas dan pulang juga bersama kak Firas menggunakan motornya. Mataku mulai menjelajah isi tempat parkir. Tidak sedetikpun aku melihat tanda-tanda kehadiran Adhan,atau kendaraannya saja. Setidaknya bila motor besarnya itu berada disini,pasti empunya juga disini. Dia bahkan tidak membalas pesan dariku,juga tidak menghubungiku.

“ apa yang kamu cari? “

“ motor Adhan,kenapa aku tidak melihat dia selama satu minggu ini kak? “

“ kamu tidak tahu? Adhan sakit,kepalanya tertimpa vas bunga. Satu minggu yang lalu,tiba-tiba saja ada vas bunga jatuh dari lantai tiga kampus ini “ mataku terbelalak mendengar penjelasan kak Firas. Bagaimana bisa kak Firas tidak memberitahuku,bahkan tidak menyinggung masalah ini sekalipun.

“ tapi dia tidak apa-apa,tidak ada yang parah,sekarang juga pasti sedang berada dirumah “ hatiku semakin tak keruan mendengar semua ini. Apa yang orang-orang fikirkan?aku tidak bisa tenang. Bahkan tidak mampu menguasai diriku sendiri.

Usai membeli beberapa apel untuk Jinny,kak Firas mengantarku ke studio. Aku harus menyampaikan apa pada pendengarku?,aku yang dilingkaran kehawatiran tidak bisa fokus dalam menyampaikan materi. Entah mengapa aku tidak bisa menenangkan diri sama sekali,dalam pikirku hanya ada pertanyaan tentang Adhan. Bagaimana dia?sedang apa dia?apa dia sudah makan?apa dia sudah minum obat? Apa kepalanya sudah tidak sakit? Apa dia sudah ada yang merawat?. Tanpa aku sadari,tetesan air mata dipipi membasahi dan menyadarkan aku betapa dalam perasaan hawatir ini padanya. Betapa aku sangat mempertanyakan keadaannya. Aku melewati masa tiga jam kerjaku dengan rasa bimbang. Tersirat dibenakku untuk datang mengunjungi Adhan. Tapi bagaimana aku bisa datang kerumahnya sedangkan aku tidak tahu dimana rumahnya. Kuputuskan untuk menghubungi kak Firas dan menanyakan alamat lengkap rumah Adhan. Langit gelap mulai menampakkan dirinya. Gelap dan sangat kelam,kilap petirpun dapat aku lihat dengan jelas. Aku tidak tahu harus bagaimana untuk menempuh perjalanan kesana. Tidak satupun kendaraan umum dapat kutempuh. Langit sudah mengungkapkan ceritanya,jerit dan raungan dari langit dapat kudengar. Petir dan guntur ini membuatku semakin menciut. Aku sangat takut dan ketakutan,namun rasa ingin tahuku terhadap keadaan Adhan lebih besar. Aku menerobos hujan dan membiarkan rintiknya membelaiku. Terasa sangat dingin merajam namun tidak sedikitpun aku hiraukan. Sekuat apapun aku bertekat utnuk menemui Adhan. Rasa dingin yang aku rasa saat ini lebih dari biasanya,bajuku yang tipis sudah melekat erat membentuk lengkukan tubuhku. Aku berusaha menenangkan diri dibawah beringin dipinggir jalan. Cipratan air dari kendaraan pengguna jalan juga jelas menerpaku. Rambutku sudah tidak serapi saat pagi menjelang,lepek dan sangat dingin memeras kepala. Kurasa aku sudah kewalahan mengatasi ini semua. Kilauan petir membuatku sangat  takut.

TUHAN,,boleh aku menangis? Bukan karena aku tidak kuat dan menyerah pada kedinginan ini. Tapi karena aku merasa sangat bodoh karena tidak bisa berada di samping orang yang selalu ada saat aku sakit dan terluka. Adhan selalu ada saat aku bosan,dia selalu menjagaku hingga sembuh disaat sakit menyapa,dia juga sangat menghawatirkan aku disaat aku tidak bisa melakukan apapun dengan tangan kananku. Tapi kenapa aku tidak berada dan merawatnya disaat dia seperti ini? Aku bahkan tidak mengetahui dan hanya menghujani dia dengan kekesalan saat dia tidak datang menemuiku? Aku sangat egois. Airmataku berbaur dengan rintik hujan yang turun,gemuruh langit mulai membuatku mencium,aku tidak melihat satu orangpun berada disekitar sini. Aku tetap patuh berdiri seorang diri dibawah pohon beringin yang rindang ini. Dalam kalutku,aku melihat seseorang datang mendekatiku. Setelah memarkirkan  motornya tepat dihadapanku,dia berdiri dan berjalan menujuku. Awalnya aku pikir pasti kak Firas,karena dia orang terakir yang bisa aku hubungi sebelum handphoneku kehabisan baterei,tapi mataku terbelalak setelah orang ini melepas helm yang merekat dikepalanya. Tubuhku lemas seketika melihat perban masih membalut kepala itu. Degup jantungku tak keruan saat dia semakin mendekat,jemari tangan kananku mengalun berusaha menggapai kepala yang terbalut itu. Dia melepas jaket dan menyampirkannya di tubuhku.

“apa yang kamu lakukan?“ aku tidak menghiraukan pertanyaannya,aku hanya terpaku pada kepala yang terbalut itu.

“ kamu baik-baik saja?“ kupaksakan diri untuk memastikan,meluapkan pertanyaan dipikirku sedari tadi. Nanar mata ini semakin tak terkendali,air mata keluar deras sederas hujan saat ini. Tidak ada jawaban keluar dari bibirnya,dia hanya menganggukkan kepala dan mendekapku erat. Kutumpahkan semua air yang kubendung dalam bendungan dikelopak mataku. Kutumpahkan semua rasa takutku,sementara dia pasrah dan semakin erat melingkarkan tangannya hingga aku tenggelam dalam tubuh kekarnya.

Adhan membawaku kerumahnya,Dia memberiku baju ganti untukmengganti pakaianku yang basah. Apa kalian tahu perasaanku?Ini adalah pertama kali aku menggunakan pakaiannya. Dia memberiku kaos berbahan rajut yang sangat menghangatkan. Dia juga yang mengeringkan rambutku dengan handuk. Sorot matanya tidak pernah lepas dari mataku. Degup jantungku lebih dari rata-rata. Kami tersadar oleh dering handphone yang berbunyi,jelas itu bukan handphoneku karena handphoneku sudah memejamkan matanya sejak tadi.

“ hallo Firas,, iya aku sudah menemukan dia. Sekarang dia di rumahku,biarkan dia menginap disini malam ini. APA YANG ADA DI BENAKMU ??!! “ terdengar agak kesal diujung kalimat. Entah apa yang membuat dia naik nada begitu.

“ hei,, maruko chan,kenapa handphonemu tidakbisa dihubungi? “

lowbath sejak tadi,terakir aku menghubungi kak Firas menanyakan rumahmu,setelah itu padam “ mata tajamnya membuatku bertanya-tanya. Dia lekas keluar dan entah kemana aku juga tidak tahu. Lalu apa ini kamarnya? mataku mulai menyisir setiap sudutnya. Aku terpanah pada bingkai foto disamping ranjangnya,sekilas  terlihat foto kebersamaan dengan wanita berambut panjang. Kakiku mengalun menuju meja kecil itu.

“ Hei,, ini susu hangat,minumlah “

“ terimakasih,, “

“ kamu suka nonton film?”

Aku mengangguk dan mengikuti langkahnya menuju ruang keluarga. Benar-benar rumah yang luas dan rapi. Semua barang interiornya tertata sangat  sempurna. Adhan menyiapkan beberapa kaset yang dia punya. Ada horor,komedi,dan drama. Yang membuatku terpingkal dalam hati adalah film kartun anak-anak. Apa yang dia lakukan dengan film kartun sinchan? sungguh menggambarkan wajahnya. Benar-benar tubuh kekar berotot dan tinggi begini apakah tidak lucu kalau harus menikmati film kartun?

“ aku ingin melihat ini “ kuangkat tinggi kaset film sinchan yang membuatku harus menahan tawa saat melakukannya. Dia terlihat heran dan bertanya-tanya.

“ darimana datangnya ini? aku tidak merasa membeli kaset anak-anak gila begini? “

“ sudahlah mengaku saja,kamu berulangkali memanggilku maruko chan,pasti setiap hari juga kamu melihat film kartun itu kan? “

“ aku tidak pernah melihat film konyol “

“ tapi kalau dilihat-lihat,wajah sinchan agak sedikit mirip denganmu. Apa kalian kakak beradik? “

“ hei,, tutup mulutmu “ Adhan melempar bantal kearah mukaku dengan kasar,tapi aku rasa sekasar apapun tetap ada kasih sayang didalamnya.

Kami menghabiskan malam dengan menikmati setiap seri sinchan ini. Tidak luput kami juga sempat tertawa dengan ulah konyolnya.  Entah cerita apa yang terukir dimalam ini. Namun saat tersadar dipagi hari aku sudah tertidur anggun di sebuah kamar bernuansa biru. Selimut juga melekat di tubuhku. Aku terjaga dan segera beranjak mencari Adhan. Rupanya dia sedang berada didapur dan bergelut dengan apapun yang ada disana. Dia sudah menyiapkan nasi goreng lengkap dengan telur matasapi. Dia mempersilahkan aku duduk dimeja makan menanti segelas susu dan jus segar yang tengah dia kerjakan. Setelah semua selesai,kami sarapan pagi bersama. Menceritakan hal kecil untuk mengisi waktu. Aku juga sempat memuji rasa masakannya yang mendekati sempurna. Dia benar-benar orang yang dapat melakukan segala hal dengan baik. Berbanding terbalik denganku yang selalu saja ceroboh.

Tugasku kini mencuci dan membersihkan dapur. Adhan entah kemana,dia bilang ingin memeriksa jemuran. Tapi aku terkejut saat diamenyentuh pundakku dengan lembut. Ku pikir dia pasti sedang memberiku kejutan kecil. Hidupnya memang selalu berisi kejutan untukkku. Tapi kali ini yang aku lihat bukan Adhan. Lelaki ini tinggi,berusia matang dan matanya nanar saat menatapku. Seiring dengan nanar matanya,akupun demikian. Lebih dari apapun yang pernah aku rasakan saat mendapat kejutan dari Adhan. Kehadiran lelaki ini justru membuatku heran dan sangat terkejut bercampur-campur hingga tidak bisa aku mengungkapkan.

“ Zhu,, kamu Zhu.. Zhulaikhah? “ dia memanggil namaku berkali-kali memastikan apakah aku adalah orang yang dia kenal atau bukan.

“ Ayah? “ aku terbelalak memastikan apakah ini orang yang aku kenal dan aku rindukan selama ini? ayahku,ayah yang hilang bertahun-tahun. Bukan ayah yang menghilang,tapi aku. Ayah yang aku rindukan selama ini. Apakah benar dia yang ada dihadapanku ini adalah ayahku ? sama dengan dia yang mengisi mataku saat ini. Aku terhanyaut dalam pelukannya. Tidak satu katapun terucap dari bibir kami. Aku dan ayah hanya ternanyut dalam keharuan pertemuan. Aku sama sekali tidak pernah membayangkan bisa bertemu kembali dengan ayah. Aku bisa menyentuh ayah dan bahkan merasakan hangat pelukan ayah. Berkali-kali ayah melepas pelukannya dan menciumi kening dan wajahku,kemudian memelukku kembali dan berulang seperti itu.

“ ayah,dimana ibu? “

“ maafkan ayah,ibu sudah meninggal sejak delapan tahun yang lalu sayang. Ibu sakit dan tidak berangsur membaik. Ibu sakit gagal jantung,dan itu karena ayah tidak dapat menjaga ibu dengan baik. maafkan ayah sayang,maafkan ayah yang tidak bisa menjaga kalian dengan baik“ ayah menangis menjadi.

“ ayah,semua bukan salah ayah,tapi memang sudah tertulis kisah hidup kita seperti ini. Bukan untuk di sesali tapi untuk dijalani. Syukurlah ayah masih hidup dan kita bisa bertemu kembali ayah “ kami berpeluk mesra semakin erat dan menjadi,tanpa perduli siapapun yang ada di sekitar kami. Aku melihat sosok wanita berdiri dibelakang ayah sedang khusyu’ mengusap air matanya. Ada juga Adhan yang berdiri tegap menatap kami haru.

“ Oh iya Zhu,kenalkan!! ini wanita yang menemani dan memberi ayah kasih sayang selama bertahun-tahun terakir. Tari istri ayah,dan sekaligus ibu baru untukmu nak. Kamu tidak keberatan? “ aku sempat terkejut dan tidak percaya, Tuhan membawa rentengan keluarga baru yang sangat utuh. Bagaimana aku bisa menolak bila wanita inilah  yang sudah menjaga kebahagiaan ayahku selama ini. Aku mengibarkan senyum menyambut ibu Tari,wanita yang ayah kenalkan. Dan sejak tadi menghapus airmatanya.

“sudah sangat lama kami mencarimu nak,ibu juga sangat mengharapkan pertemuan ini “ senada dengan ayah,ibu Tari juga mengecup kening dan kedua sudut pipiku. Nafas berat masih kurasakan,aku bingung harus berkata dan bersikap seperti apa.

“ terimakasih,ibu sudah menjaga ayah saya. Beliau adalah laki-laki yang sangat hebat,saya sangat bahagia bisa bertemu dengan ayah dan memiliki ibu secantik dan lembut tuturnya seperti bu Tari “ sosok ibu dihadapanku ini tersenyum dan memelukku kembali. Satu hal yang sedang berkecimpung dalam benakku  adalah kenapa kedua orang ini berada disini. Bukankah ini rumah Adhan,dan sejak tadi malam kami hanya berdua. Adhan bilang kedua orang tuanya sedang perjalanan pulang dari lombok. Dan kalau pagi ini yang berada disini adalah kedua orang ini. Apa mungkin ??

“ dan itu,cowok tampan dan kece itu adalah kakakmu. Anak bu Tari dari pernikahan sebelumnya,dia tiga tahun lebih tua darimu “ belum berhasil aku menebak jawaban dari pertanyaanku,ayah sudah membuat petir berpindah diatas kepalaku. Rasanya bagai guntur memecah jantungku saat ini,orang yang selama ini aku kenal sebagai sosok yang merebut hatiku adalah kakakku? kakak tiriku? apa yang harus aku lakukan? Apa yang ada dibenakku? aku merasa sangat konyol pagi ini.

“ dia pasti akan menjadi kakak yang baik untukmu sayang,dia pandai dan hebat dalam segala hal. Ayah sangat bangga dan bahagia bertemu denganmu “

“ tapi tunggu,apa tadi malam Zhu menginap disini?”

“ adikku yang cantik ini sangat ceroboh,dia bermain air hujan dan berteduh dibawah pohon. Karena dia basah kuyup jadi aku membawanya kerumah. Kami tidak melakukan apapun, ibu jangan berfikir negatif “

“ sudahlah ayah percaya pada kalian. Terimakasih Adhan sudah menjaga Zhu dengan baik “

Apa yang mereka bicarakan. Adhan bisa sesantai itu dalam berkata. Itu berarti dia sudah tahu bahwa aku adalah adiknya. Selama ini dia baik dan menjagaku karena aku adalah adiknya,bukan karena dia tertarik padaku? aku masih belum bisa percaya dengan keadaan ini. Tapi inilah kenyataannya. Kenyataan bahwa aku mencintai kakakku,kenyataan bahwa aku terpikat pada pesona kakaku sendiri.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Special
1365      743     1     
Romance
Setiap orang pasti punya orang-orang yang dispesialkan. Mungkin itu sahabat, keluarga, atau bahkan kekasih. Namun, bagaimana jika orang yang dispesialkan tidak mampu kita miliki? Bertahan atau menyerah adalah pilihan. Tentang hati yang masih saja bertahan pada cinta pertama walaupun kenyataan pahit selalu menerpa. Hingga lupa bahwa ada yang lebih pantas dispesialkan.
Pertualangan Titin dan Opa
3150      1230     5     
Science Fiction
Titin, seorang gadis muda jenius yang dilarang omanya untuk mendekati hal-hal berbau sains. Larangan sang oma justru membuat rasa penasarannya memuncak. Suatu malam Titin menemukan hal tak terduga....
My Andrean
10080      1756     2     
Romance
Andita si perempuan jutek harus berpacaran dengan Andrean, si lelaki dingin yang cuek. Mereka berdua terjebak dalam cinta yang bermula karena persahabatan. Sifat mereka berdua yang unik mengantarkan pada jalan percintaan yang tidak mudah. Banyak sekali rintangan dalam perjalanan cinta keduanya, hingga Andita harus dihadapkan oleh permasalahan antara memilih untuk putus atau tidak. Bagaimana kisah...
Bukan kepribadian ganda
8846      1700     5     
Romance
Saat seseorang berada di titik terendah dalam hidupnya, mengasingkan bukan cara yang tepat untuk bertindak. Maka, duduklah disampingnya, tepuklah pelan bahunya, usaplah dengan lembut pugunggungnya saat dalam pelukan, meski hanya sekejap saja. Kau akan terkenang dalam hidupnya. (70 % TRUE STORY, 30 % FIKSI)
Forbidden Love
9105      1941     3     
Romance
Ezra yang sudah menikah dengan Anita bertemu lagi dengan Okta, temannya semasa kuliah. Keadaan Okta saat mereka kembali bertemu membuat Ezra harus membawa Okta kerumahnya dan menyusun siasat agar Okta tinggal dirumahnya. Anita menerima Okta dengan senang hati, tak ada prangsaka buruk. Tapi Anita bisa apa? Cinta bukanlah hal yang bisa diprediksi atau dihalangi. Senyuman Okta yang lugu mampu men...
HOME
279      206     0     
Romance
Orang bilang Anak Band itu Begajulan Pengangguran? Playboy? Apalagi? Udah khatam gue dengan stereotype "Anak Band" yang timbul di media dan opini orang-orang. Sampai suatu hari.. Gue melamar satu perempuan. Perempuan yang menjadi tempat gue pulang. A story about married couple and homies.
Power Of Bias
1064      614     1     
Short Story
BIAS. Istilah yang selalu digunakan para penggemar K-Pop atau bisa juga dipakai orang Non K-Pop untuk menyatakan kesukaan nya pada seseoraang. Namun perlu diketahui, istilah bias hanya ditujukan pada idola kita, atau artis kesukaan kita sebagai sebuah imajinasi dan khayalan. Sebuah kesalahan fatal bila cinta kita terhadap idola disamakan dengan kita mencitai seseorang didunia nyata. Karena cin...
#SedikitCemasBanyakRindunya
3026      1101     0     
Romance
Sebuah novel fiksi yang terinspirasi dari 4 lagu band "Payung Teduh"; Menuju Senja, Perempuan Yang Sedang dalam Pelukan, Resah dan Berdua Saja.
Werewolf Game
472      347     2     
Mystery
Saling menuduh, mencurigai, dan membunuh. Semua itu bisa terjadi di Werewolf Game. Setiap orang punya peran yang harus disembunyikan. Memang seru, tapi, apa jadinya jika permainan ini menjadi nyata? Cassie, Callahan, dan 197 orang lainnya terjebak di dalam permainan itu dan tidak ada jalan keluar selain menemukan Werewolf dan Serial Killer yang asli. Bukan hanya itu, permainan ini juga menguak k...
Ballistical World
9243      1812     5     
Action
Elias Ardiansyah. Dia adalah seorang murid SMA negeri di Jakarta. Dia sangat suka membaca novel dan komik. Suatu hari di bulan Juni, Elias menemukan dirinya berpindah ke dunia yang berbeda setelah bangun tidur. Dia juga bertemu dengan tiga orang mengalami hal seperti dirinya. Mereka pun menjalani kehidupan yang menuntun perubahan pada diri mereka masing-masing.