Loading...
Logo TinLit
Read Story - Nobody is perfect
MENU
About Us  

2

 

SMA Citra Nusantara, sekolah baru, Lingkungan baru dan Teman baru. Semua sudah dipersiapkan Yuri ketika melangkahkan kaki memasuki gerbang sekolah tersebut. Dan sekarang dirinya sudah berdiri di pintu masuk kelasnya. Dirinya bersama Wali kelas baru nya melangkah memasuki ruang kelas 11-2.

Wali kelasnya memperkenalkan seorang murid baru yang tengah berdiri di depan kelas bersamanya. Yuri Dianita, nama lengkap gadis yang kini berusia 16 tahun tersebut, ditulisnya di atas papan tulis. Setelah perkenalan selesai, Yuri berjalan menuju bangku tempat duduknya yang ada di satu barisan dekat jendela, urutan ketiga dari belakang.

Ketika berjalan menuju tempat duduknya. Mata Yuri terpaku melihat seorang gadis cantik duduk di bangku tepat di belakangnya, sedang melihat kearah luar jendela. Cewek tersebut memiliki rambut cokelat panjang sepinggang. Jendela kelas dibukanya sedikit, angin kecil mengibaskan rambut panjangnya dengan lembutnya. Tubuhnya begitu ramping dan kaki panjang sangat cocok mengenakan rok sekolah diatas dengkul.

Mata mereka bertemu. Yuri tersenyum malu-malu, dan dibalas senyumannya oleh cewek tersebut. Ketika Yuri duduk di bangkunya, Cewek berambut panjang bergumam dengan suara kecil,

“ Wah.. Menarik.”

***   

Jam istirahat.

Yuri duduk di kantin bersama dua orang cewek yang kini duduk di depannya. Mereka berdua bernama Mita dan Siska. Kedua cewek ini begitu ramah, menghampiri Yuri dikelas dan mengajaknya makan bersama. Yuri yang tadi nya khawatir akan makan sendiri di kelas, karena ia tahu susah untuk sok kenal sok akrab mencari teman makan bareng, tapi ternyata bisa mendapatkan teman baru dengan mudahnya.

“Ehmm.. makasih ya udah ajak makan bareng.” Kata Yuri tersenyum masih canggung.

Mita dan Siska saling memandang, lalu tertawa kecil mendengar ucapan terima kasih Yuri.

“Haha. Santai aja kali. Menurut kami, lo itu manis dan cocok sama kelompok kita. Pretty girls, right Sis?”

Thats right,Mit.” Ucap Siska tersenyum Genit bersama Mita.

Yuri Cuma bisa tertawa kecil mengikuti mereka. Walau sebenarnya dia geli melihat tingkah genit mereka berdua.

Enggak boleh negative thinking, enggak boleh, enggak boleh!!  

“Oh iya, Cewek yang dibelakang bangku gue, cantik banget ya.” Yuri membuka pembicaraan sambil mengaduk mie gorengnya.

“Oooh. Si Kagura. Dia campuran jepang loh. Populer dengan nama, ‘Ice queen’.” Jelas Mita, cewek berbadana pink.

“Ice Queen?” Yuri mengernyitkan keningnya.

“Sebeneranya kita udah berusahan deketin dia buat gabung sama kita, tapi..” kata Siska sambil memutar matanya menunjuk seseorang yang sedang mengantri di tempat Bakmi ayam, “ Si Kagura lebih suka main sama si cupu kacamata itu”

Yuri menengok kearah Si cupu kacamata yang ditunjuk Siska. Laki-laki berkacamata bulat, membawa tas selempang berbentuk kotak, dan badannya juga tidak terlalu tinggi, lebih tinggi dari Yuri sekitar 5 cm. Kagura lebih tinggi darinya dan Cowok ini.  “Namanya siapa?” Tanya Yuri penasaran.

“Rico. Selera Kagura milih teman emang aneh sih. Cantik sih, tapi dingin banget sama kita. Enggak Cuma sama kita sih. Dia emang pilih-pilih banget.” Jelas Siska, ditusuk nya baso kecil kedalam mulutnya.

“Ehhh Yaben,Sis!!” teriak kecil histeris Mita.

Bakso kecil di mulut Siska belum sempat dikunyah, dikeluarkannya lagi, masuk ke mangkok bakso nya lagi. “Mana?!” Siska juga ikut Histeris bersamaan dengan Mita.

Euuh.. baksonya. 

Kedua cewek tersebut tidak melepaskan pandangan mereka dari sosok Laki-laki bernama Yaben. Tampan, tinggi, memakai jaket Biru gelap sedang mengantri di tempat Bakmi juga, berdiri dibelakang Rico.

Kedua cewek ini begitu bersemangat melihat kehadiran cowok tersebut. Yuri mengangguk pelan ikut-ikutan melihat cowok bernama Yaben, diakuinya cowok itu memang tampan dan keren. Wajar jadi idola cewek-cewek.

“Ganteng dan keren banget yaa. Tapi sayang dia playboy.” Gossip tambahan baru lagi terucap lagi dari mulut Mita.

“Hah?! Serius?” Yuri kaget, Sosok Yaben dengan Ekpetasinya sebagai laki-laki baik yang diidola para cewek-cewek, ternyata dia terkenal karena julukan Playboy nya. Aneh, tapi mungkin memang Bad Boy selalu punya charisma sendiri.

“Yaa gtu deh. Tapi anehnya, Dia itu dekat sama Kagura. Ngakunya sih teman doank. Padahal Mereka keliatan serasi banget tau.” Tambah Siska dengan informasi baru nya.

“Tapi yang lebih aneh banget mah tetep si Rico.” Siska tersenyum meledek melihat kearah Rico lagi yang kini tengah ngobrol dengan Yaben. “Si Rico pakai pellet atau apa sih, bisa deket sama Kagura dan Yaben. Padahal penampilan dia aja low quality banget dibandingin mereka.”

Mita menyauti balik, “Bener banget. Terus tas kotak yang dibawanya tiap saat itu isinya Cuma tablet murahan. Hahaha.”

“Takut ditinggal dikelas, karena Cuma itu doank kali gadget high class dia. Hahaha” Siska meladeni balik ledekan Mita.

 “Gue denger dia otaku. Tambah makin aneh aja tuh cowok, pacaran sama cewek kartoon. Teruss..” Mulut Mita dan Siska terus bergosip mengenai Rico ini dan itu.

Yuri Cuma terdiam, tidak mengikuti ocehan dua gadis tersebut. Bukan karena enggak ngerti dengan ocehan kedua cewek tersebut tapi sejak tadi dia berusaha menahan diri mendengar hal sama sekali tidak menarik baginya.  

Braak..

Yuri menghentakkan meja kayu di depannya dengan kepalan kedua tangannya. Mita dan Siska kaget melihat Yuri yang tiba-tiba mengerbak meja dibarengi dengan ekspresi mukanya yang mengerikan memandang mereka berdua.

“Aaissh ini cewek-cewek ya.. emang ada yang aneh sama kalian. Gosip, ngeledek orang lain. Kalian justru paling aneh dari semua orang yang kalian ledek seenaknya. Pretty Girls?! Hahhh.. Filthy mouth girls kali. Cewek-cewek dengan mulut menjijikan!!” bentak Yuri.

Yuri beranjak pergi meniggalkan kedua wanita tersebut, yang masih membeku di tempat, tidak menyangka calon mantan anggota geng mereka, begitu beraninya memarahi mereka di depan orang banyak di kantin.

Dari sekian banyak orang yang menontoni Yuri, Mita dan Siska, ada seseorang yang duduk di bangku belakang mereka. Dia cewek yang dari tadi mereka omongin, Ice Queen, Kagura. Sudah cukup lama dia disitu, tapi ketiga cewek tersebut tidak menyadarinya. Ketika Yuri pergi meninggalkan kantin, Kagura tersenyum mengangkat setengah bibirnya.

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi 30 menit lalu. Kelas sudah kosong, tidak ada aktifitas belajar di dalam kelas. Para siswa sudah banyak yang pulang sekolah, dan masih ada yang beberapa di sekolah, karena ada kegiataan ekskul. Ruang Guru  juga sudah mulai sepi, hanya beberapa Guru dan seorang murid baru, Yuri sedang mengisi beberapa data perlengkapan murid baru yang harus diurusnya.

Setelah 30 menit-an di dalam ruang guru, Yuri keluar sendiri sambil mengenakan ranselnya. Yuri yang sudah menginjak menuruni anak tangga, mengubah haluan-nya. Yuri penasaran ingin mengenal lingkungan dan bangunan sekolah baru nya. Suasana sekolah yang sudah tidak teralalu ramai, jadi lebih bisa bebas melihat-lihat.

Yuri berjalan menaiki anak tangga, tujuan pertamanya lantai paling atas dahulu. Berkeliling melihat ruang kelas dan ruang fasiliatas sekolah. Yuri berhenti berdiri memandang langit biru cerah dan sekelilingnya berada di lingkungan baru.

“Gue kira mulai dari awal itu gampang. Ketemu sama orang-orang yang kayak gitu lagi. Apa gue bisa ketemu teman yang terima gue apa adanya?”

Tiba-tiba terdengar suara alunan piano. Yuri menengok kearah suara tersebut berasal. Nada-nada alunan piano ini pernah dimainkan Pangeran bertopengnya. Kenangan itu tidak akan pernah dilupakan Yuri, karena berkatnya-lah Yuri bisa berani bernyanyi di hadapan banyak orang.

Ia langsung berlari ingin melihat permainan piano Pangeran bertopeng di yang juga ikut berkompetisi. Permainan piano yang dimainkan Pangeran bertopeng memang luar biasa begitu hebatnya, untuk anak kecil berumur yang umurnya tidak jauh darinya.

Jantung Yuri berdetak dengan kencangnya, alunan suara permainan piano tersebut sangat mirip dengan Pangeran bertopeng. Setelah sekian lama tidak bertemu pangeran bertopengnya, akhirnya Yuri bisa bertemu cinta pertamanya itu. Tanpa pikir panjang, dengan keyakinan 100 persen, Yuri berlari kencang mengikuti arah suara tersebut. Suara itu makin dekat dan berasal dari Ruang musik. Tanpa pikir panjanh Yuri membuka pintu ruang musik, dan Benar saja, ada seorang Laki-laki berseragam sekolah sedang memainkan lagu tersebut.

Yuri berjalan tanpa melepaskan pandangannya dari sosok Laki-laki tersebut. Laki-laki yang sedang bermain piano terus memainkan pianonya, tidak mempedulikan kehadiran Yuri. Dengan langkah percaya diri, Yuri melangkah mendekati Laki-laki tersebut. Dilihatnya lagi dengan seksama Si pemain piano tersebut, Kesamaan Pangeran dan Si pemain piano tersebut adalah mereka memiliki penampilan yang rapi. Ditambah dengan khayalan Yuri yakin kalau Pangeran bertopeng-nya pasti tampan seperti cowok yang sedang bermian piano.

Langkah Yuri makin pasti menemui Si pemain piano. Si pemain piano akhirnya menghentikan jari jemari nya di atas piano. Kepalanya menoleh, Matanya menangkap sesosok perempuan yang datang sendiri menghampiri.

“Pa.. Pang.. PANGERAN BERTOPENG!!” kata Yuri dengan suara lantang memanggil Laki-laki yang baru pertama kali ia temui.

Kedua orang tersebut saling memandang. Mata Yuri berbinar-binar penuh harapan Si pemain piano benar-benar cinta pertamanya, Pangeran bertopeng.

“Cewek Aneh... Kita kenal?!” kata pertama Si pemain piano dengan sinisnya, menghancurkan imajinasi indahnya sosok Pangeran bertopeng yang lembut.

Cewek aneh.. aneh... aneh...  Pikiran Yuri terus berputar pada kalimat yang diucapkan pria tersebut. Image pangeran bertopengnya yang sudah tumbuh dewasa, dipikirnya pasti tetap ramah dan penuh kehangatan, tapi Ekspetasi dan Realita memang sangat beda.

“Aaah.. aku pasti salah orang.” Kata Yuri sambil menutupi mukanya dengan satu tangannya, muka nya memerah. Baru menyadari tingkah bodohnya.

“Yang benar aja.. Godain cowok dengan panggilan Pangeran? Geli banget” ucap Si pemain piano lagi-lagi dengan tatapan sinisnya.

Yuri memaksakan mulutnya tersenyum, diterima nya ledekan dari cowok yang tidak dikenalnya ini, “ Maaf kamu benar, kamu pasti bukan dia. Karena Pangeran saya itu baik, ramah, perhatian dan dia...” Yuri terdiam sebentar mengingat Pangerannya memainkan piano dengan lagu yang sama dimainkan pria tersebut.” Bisa memainkan lagu barusan begitu indahnya.” Lanjut Yuri.

Si Pemain piano tidak berkata apa-apa, dan mereka berdua diam.

“Terlalu berlebihan.” Kata Si pemain piano tiba-tiba, Yuri menatapnya lagi. “Pangeran-mu itu tidak satu-satu orang yang bisa memainkan lagu ini. Jangan terlalu meninggikannya, tidak ada yang sempurna. Ketemu Pangeranmu itu umur berapa sih? Pasti waktu masih bocah kan?”

 Yuri terkejut dengan tebakan Si Pemain piano, yang lebih baik tidak menanggapi balik ucapannya, karena Yuri mulai jengkel dengan nada bicara cowok tersebut terdengar menyebalkan.

Si pemain piano tersenyum puas karena tebakannya pasti benar.

“Aah.. benar kan? Kamu pikir sekarang dia masih sesempurna itu kah? Ngayal mulu!” katanya dengan nada yang makin menjengkelkan dan makin membuat kuping Yuri kepanasan mendengarnya.

 “Terserah lo deh!!” Yuri membalikkan badannya. Lebih baik dia pergi dari tempat ini, sebelum kesabarannya habis gara-gara cowok yang tidak dikenal ini tapi sombong nya bukan main.

Yuri menutup pintu ruang musik dengan kasarnya. Ketika baru berjalan beberapa langkah, Kaki berhenti melangkah karena sosok wanita cantik berkaki panjang sedang berdiri menyenderkan badannya di luar ruang musik.

“Hai.. Belom pulang Yuri?” sapa Kagura dengan tersenyum ramah.

“Aah.. um.. Ka..kagura. Hai..”sapa Yuri bailk canggung, tergagap tidak percaya Kagura tahu namnya, murid baru di hari pertama sudah dikenal Wanita secantik ini.

“Temenin aku ke mall bareng yuk.” Ajak Kagura langsung menggandeng lengan Yuri.

“Oooh. Ok. Ayo.” Jawab Yuri cepat, sponton. Yuri tidak  bisa menutupi senangnnya dirinya bisa jalan bareng dengan Kagura. Harapannya ingin bisa berteman baik dengan Kagura dan Semoga saja sifat Kagura tidak sama seperti 2 cewek tukang gosip itu.

Kedua cewek tersebut berjalan bersama, sampai sosok kedua cewek tersebut sudah berjalan menuruni tangga, Pintu ruang musik terbuka, Si pemain piano keluar ruangan menunggu kedua wanita tersebut pergi. 

“Jadi.. dia target selanjutnya.” Kata Si pemain piano menatap lorong kosong, berdiri sendirian.

***

 “Gimana Yuri bagus enggak?” Tanya Kagura menunjuk bandana putih yang dipakainya sambil tersenyum manis.

Oh God! Dia cantik banget, bandananya bikin tambah cantik deh. Iri banget gue.

“Iya bagus banget,Kagura. Kamu pakai apa aja cantik deh.” Puji Yuri.

“Makasih ya. Kamu juga cantik kok. Hehe”

Kagura meletakkan kembali bandana yang dipakainya ke display bandana. Dilihatnnya lagi display bandana lain yang diletakkan rapi, bersampingan dengan macam-macam aksesoris cewek lain.

Toko aksesoris cewek bernuansa warna pink putih interiornya dan dilengkapi juga dengan pegawainya yang mengenakan warna pakaian serba pink, baik pegawai perempuan maunpun prianya. Pengunjung cukup lumayan ramai, Yuri dan Kagura yang berada di rak bandana dan hiasan kepala. Yuri yang tertarik melihat hiasan kepala bunga-bunga dan Kagura yang sedang melihat bandana, karena memang tujuan awal dia kesini ingin beli bandana.

Yuri melirik kearah Kagura yang berdiri disampingnya, Teringat dengan gossip Mita dan Siska. Ice Queen, julukan untuk Kagura, tapi Perempuan ini tidak seperti yang dibicarakan, tidak ada ekspresi muka jutek dan dinginnya. Ternyata memang benar, orang-orang yang suka gossip dan nyinyir itu tidak perlu di dengarkan, mereka hanya manusia iri dengan kecantikan Kagura. Yuri pun juga akui, dia juga iri.

Yuri yang menatap Kagura cukup lama ini, membuat Kagura menyadarinya.

“Yuri..” panggil Kagura mendekatkan matanya di depan muka Yuri, membuat kedua mata Gadis ini makin melebar sontak kaget.

“Eeh..iya apa?” Yuri masih cengo kebingungan sendiri karena lamunannya, takut Kagura mikir aneh-aneh tentangnya.

“Kamu bisa tolong pilihin gelang berwarna biru buat aku enggak?” pinta Kagura

“Oh. Iya. Mana?”

“Rak gelang ada disana” Kagura menunjuk dengan jari telunjukkan ke arah rak tempat gelang-gelang.

Mata Yuri mengikuti arahan jari Kagura, tepat sekali Kagura menunjuk rak gelang-gelang dan  seorang cewek bertopi putih yang berdiri di depan display gelang.  Mata Yuri bukan terfokus pada gelang-gelang tersebut, tapi tertuju pada cewek tersebut yang sedang mengambil gelang-gelang tersebut, lalu dimasukkannya kedalam tas selempangnya, bukan tas belanja.

“Tolong ya Yuri” bisik Kagura dengan suara kecil ditelinga Yuri.

Jantung Yuri berdegup, ketika mendengar Kagura berbisik tiba-tiba. Kata-katanya barusan seperti bermakna lain, atau Cuma perasaannya saja. Yuri menengok lagi kebelakang, Kagura sudah berjalan meninggalkannya, melihat-lihat aksesoris lainnya. Ingin memanggilnya, tapi niatnya diurungkannya. Matanya kembali berfokus melihat cewek bertopi putih yang sedang menguntit tersebut.

Ternyata ada seorang penjaga toko berdiri didekat cewek tersebut, tapi penjaga toko tersebut terlihat sibuk bersama pelanggan lainnya, cewek berambut pirang, Namun ada yang aneh dengan Si pirang, posisi badannya terlihat sengaja menutupi jarak pandang si penjaga toko. Beberapa gelang sudah masuk ke tas Si cewek bertopi dengan cepatnnya, Lalu Ia berjalan menghampiri temannya yang ternyata Si cewek berambut pirang, pelanggan yang sedang ngobrol dengan penjaga toko tersebut. Mereka berdua tersenyum ramah mengucapkan terima kasih, dan berjalan bersama menuju pintu keluar.

“Ooy Mba..” Yuri sudah berdiri mendekati mereka dan memegang kencang lengan si cewek bertopi putih yang sudah berdiri di hampir keluar tempat bersama temannya.

Kedua cewek tersebut menghentikan langkah mereka. “Ada apa ya mba?” Tanya si cewek bertopi putih sinis sambil melepas genggaman Yuri dengan paksa.

“Mba, lupa bayar ya?” Tanya Yuri tersenyum berpura-pura ramah.

Kedua cewek tersebut tampak terkejut, mereka berdua saling memandang tidak menyangka aksi mereka ketahuan. Teman si cewek bertopi putih, si cewek pirang beraksi berpura-pura membela diri, merasa tidak bersalah.

“Mba enggak lihat? Kita tuh enggak bawa barang belanjaan, jangan ngasal ngomong deh!!” Suara si pirang meninggi, alhasil mereka jadi perhatian pelanggan lainnya.

“Mata saya bisa lihat dengan jelas kok.” Tegas Yuri menatap tajam kedua perempuan tersebut, “Kayaknya kalian yang enggak bisa liat tempat kasir dimana, buat bayar..” Yuri membuka paksa tas si cewek bertopi putih dan mengeluarkan semua isi tasnya ke lantai. Semua isi tas keluar termasuk gelang-gelang hasil curiannya yang masih tertempel lebel harga barang. “... Bayar belanjaan ini semua.” Yuri tersenyum puas melihat raut muka ketakutan kedua cewek ini yang tertangkap basah.

Semua pelanggan di tempat terkejut, mengerumuni mereka bertiga.  Penjaga toko pun datang mendekat dan memastikan gelang-gelang tersebut adalah barang jualan mereka. Mereka berdua diam membatu, tidak berkutik karena sudah tertangkap basah.

Penjaga toko mengambil gelang-gelang tersebut “Jadi mba-mba ini mau langsung jalan bayar ke kasir buat bayar ini semua, atau langsung jalan ke kantor polisi?!” Tanya penjaga toko geram.

“Ki..kita bayar ke kasir.” Kata si cewek bertopi putih cepat merespon, dipenuhi rasa ketakutan, tidak menginginkan jika harus berurusan dengan polisi.  

Mereka berdua berjalan menuju kasir, ditengah sorak-sorak ledekan orang-orang di dalam toko. Si pirang melirik sebentar ke arah Yuri, “ Liat aja bakal gue habisin lo.” Ucap nya pelan.

***

“Yurii... kamu hebat banget!! Keren deh!!” teriak Kagura histeris, tanpa mempedulikan orang-orang sekitar mereka yang heran melihat gadis cantik ini histeris sendiri.

“Duhh.. Kagura jangan kencang-kencang ngomongnya. Enggak enak banyak orang.” Yuri menundukan kepalanya, malu.

“Biarin. Biar mereka tau, kamu itu cewek keren dan pemberani. Hehe” Kagura makin bersemangat memuji Yuri.

Yuri tersenyum malu-malu, senang juga dipuji. “Oh iya, toilet nya masih jauh ya?” Tanya Yuri, tengah berjalan untuk mencari toilet dengan arahan Kagura.

“Ouhh.. iya udah dekat kok. Sebentar lagi.” Jawab Kagura, namun pandangan matanya tidak menghadap Yuri, tapi melihat kearah lain.

Yuri penasaran  melihat hal apa yang menarik pandangan Kagura. Tapi pandangannya terhalang ketika Kagura membalikan badannya menutupinya. “Kalau mereka balas dendam denganmu gimana?” Tanya kagura khawatir, memegang kedua pundak Yuri.

“Enggak perlu khawatir. Aku punya senjata buat ngelawan mereka kok.” Jawab Yuri penuh percaya diri.

Yuri dan Kagura sampai ketempat tujuan, begitu melihat tanda gambar dan tulisan toilet. Mereka berdua berjalan berbelok arah dan masuk ke dalam toilet wanita. Setelah selesai dengan urusan di didalam toilet, Yuri mencuci tangannya di wastafel dan Kagura berdiri disampingnya menunggu Yuri.

“Toilet disini sepi ya? Cuma kita berdua aja, OB juga enggak keliatan.” Tanya Yuri heran memandang seisi toilet yang hening, sambil membasuh tangannya dengan tissuenya.

“Mungkin karena daerah toilet ini, toko-toko nya jual furniture mahal-mahal semua, jadi enggak terlalu banyak pengunjung.”  Jelas Kagura.

“Hmm gituu. Tapi benar kata kamu, ini toilet paling bersih.”

Kagura membalas dengan senyuman ramahnya lagi dan Yuri juga membalasnya tersenyum lebar. Satu fakta tentang Kagura yang ia sudah pastikan sendiri, Kagura bukan Ice Queen tapi Smiley Queen. Cewek cantik ini suka sekali tersenyum begitu manisnya.

Ketika mereka ingin keluar toilet,Tiba-tiba pintu toilet terbuka lebar sampai menabrak tembok, dibuka paksa oleh pengunjung lain yang akan masuk. Kedua nya diam tidak berkutik mendapati segerombolan cewek masuk berdiri di depan pintu dengan angkuhnya menatap Yuri dan Kagura dengan sinisnya.

“Hai.. ketemu lagi.” Sapa si cewek pirang ditemani bersama si cewek bertopi putih juga dan teman-temannya lainnya.         

***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • dede_pratiwi

    prince story never die hehe, penulisannya oke punya dan deskripsinya mantap... udah kulike dan komen storymu. mampir dan like storyku juga ya. thankyouu

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
Love is Possible
142      132     0     
Romance
Pancaroka Divyan Atmajaya, cowok angkuh, tak taat aturan, suka membangkang. Hobinya membuat Alisya kesal. Cukup untuk menggambarkan sosok yang satu ini. Rayleight Daryan Atmajaya, sosok tampan yang merupakan anak tengah yang paling penurut, pintar, dan sosok kakak yang baik untuk adik kembarnya. Ryansa Alisya Atmajaya, tuan putri satu ini hidupnya sangat sempurna melebihi hidup dua kakaknya. Su...
My Chocolate
2151      933     4     
Short Story
‘Maaf’ adalah satu kata yang akan kuucapkan padamu jika aku diberi kesempatan untuk bertemu denganmu kembali.
My Twins,My Hero
16451      3206     28     
Romance
Menceritakan kisah unik dari Alessa Samantha dan Andreas Sanjaya yang merupakan saudara kembar.
Renjana: Part of the Love Series
242      199     0     
Romance
Walau kamu tak seindah senja yang selalu kutunggu, dan tidak juga seindah matahari terbit yang selalu ku damba. Namun hangatnya percakapan singkat yang kamu buat begitu menyenangkan bila kuingat. Kini, tak perlu kamu mengetuk pintu untuk masuk dan menjadi bagian dari hidupku. Karena menit demi menit yang aku lewati ada kamu dalam kedua retinaku.
complicated revenge
20324      3117     1     
Fan Fiction
"jangan percayai siapapun! kebencianku tumbuh karena rasa kepercayaanku sendiri.."
102
2205      893     3     
Mystery
DI suatu siang yang mendung, nona Soviet duduk meringkuh di sudut ruangan pasien 102 dengan raga bergetar, dan pikiran berkecamuk hebat. Tangisannya rendah, meninggalkan kesan sedih berlarut di balik awan gelap.. Dia menutup rapat-rapat pandangannya dengan menenggelamkan kepalanya di sela kedua lututnya. Ia membenci melihat pemandangan mengerikan di depan kedua bola matanya. Sebuah belati deng...
Bullying
557      339     4     
Inspirational
Bullying ... kata ini bukan lagi sesuatu yang asing di telinga kita. Setiap orang berusaha menghindari kata-kata ini. Tapi tahukah kalian, hampir seluruh anak pernah mengalami bullying, bahkan lebih miris itu dilakukan oleh orang tuanya sendiri. Aurel Ferdiansyah, adalah seorang gadis yang cantik dan pintar. Itu yang tampak diluaran. Namun, di dalamnya ia adalah gadis rapuh yang terhempas angi...
Serpihan Hati
10815      1788     11     
Romance
"Jika cinta tidak ada yang tahu kapan datangnya, apa cinta juga tahu kapan ia harus pergi?" Aku tidak pernah memulainya, namun mengapa aku seolah tidak bisa mengakhirinya. Sekuat tenaga aku berusaha untuk melenyapkan tentangnya tapi tidak kunjung hialng dari memoriku. Sampai aku tersadar jika aku hanya membuang waktu, karena cinta dan cita yang menjadi penyesalan terindah dan keba...
TeKaWe
1090      594     2     
Humor
bagaimana sih kehidupan seorang yang bekerja di Luar Negeri sebagai asisten rumah tangga? apa benar gaji di Luar Negeri itu besar?
Renafkar
9022      1748     5     
Romance
Kisah seorang gadis dan seorang lelaki, yakni Rena dan Afkar yang sama-sama saling menyukai dalam diam sejak mereka pertama kali duduk di bangku SMA. Rena, gadis ini seringkali salah tingkah dan gampang baper oleh Afkar yang selalu mempermainkan hatinya dengan kalimat-kalimat puitis dan perlakuan-perlakuan tak biasa. Ternyata bener ya? Cewek tuh nggak pernah mau jujur sama perasaannya sendiri....