Read More >>"> Memorieji (JFC *Jagonya Ayam*) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Memorieji
MENU
About Us  

Gue bukan orang yang punya pikiran buat mengubah prilaku seseorang, bukan karena gue gak perduli hanya saja gue berpikir kalau gue belum berada ditahap itu. Seseorang bahkan secara langsung sering bilang kalau gue tipikal anak yang gak perdulian sama sekitar, katanya gue seringkali lebih mantengin handphone daripada orang-orang lain yang ada didekat gue.

Jawabannya simple gue hanya gak mau kalau gue mendengar sesuatu yang gak mau gue denger, lebih baik buat pura-pura tidak tahu supaya gue gak merasa putus asa atau bahkan membenci mereka dalam diam setidaknya gue sudah menahan diri sendiri buat tidak melakukan hal buruk. Satu hal lagi, gue cuma gak mau buat pura-pura perduli padahal aslinya cuma kerena kepo, seseorang terkadang tidak sadar kalau mereka melakukan hal itu bukan murni karena ingin membantu tetapi yah seperti yang gue bilang tadi, mereka hanya pensaran. Setelah rasa penasaran itu sudah hilang, selanjutnya apa? Gue bakalan tetap tertinggal sendiri.

Tapi untungnya ada beberapa orang yang bisa menerima gue yang seperti ini, salah satunya Jivan. Dia orang yang masih bertahan dengan gue yang kadang kala suka berbuat rusuh, menyusahkan bahkan bertindak gila di luar batasan orang normal mungkin itu karena kami sama-sama unik.

Seperti saat ini gue sekarang sedang cekikikan sendiri setelah tadi habis menelpon Jivan, malam ini gue lagi-lagi mengacaukan hidupnya dengan merepotkan Jivan buat mengantarkan seporsi ayam kremes buatannya. Bicara soal ayam, seharusnya anak itu sudah sampai di rumah gue sekarang.

Tingtong.

Panjang umur. Baru juga gue bilang udah datang aja, dengan langkah lebar gue membukakan pintu untuknya.

"Pesennanya bu, seporsi ayam kremes dengan dua porsi nasi total semua 50 ribu."

Gue langsung mengambil plastik yang dia sodorkan kemudian hendak menutup pintu kembali sebelum kallimat umpatan keluar.

"Usir aja terus, anjay!"

Menggunakan mata yang menyipit gue memandangnya dari atas sampai bawah, pakaian rumahan yang sekarang melekat di tubuhnya gue menimang-menimang dalam pikiran kemudian memutuskan untuk mempersilahkan delevery ini masuk.

"Ayo masuk, minta aja uangnya sama mama gue. Mau makan dulu gue, udah sono lu." Gue sudah melangkahkan kaki ke meja makan kemudian mulai melahap ayamnya sebelum sentilan manja mendarat di kening gue.

Plak.

"Aw.." Gue mengaduh kemudian mengusap dahi "Apaan sih lo-, eh mama makan ma." 

"Makan lagi? Katanya takut gemuk tapi kok ini makan terus?"

Gue tersenyum kikuk "Liat nasi Na laper lagi ma, lagian untuk malem ini aja kok."

Nyokap gue kembali mengomel dengan kalimat dakwahnya "Alesan itu mulu yang dipake, dasar gak kreatif."

Jivan kemudian datang dan menyela ucapan nyokap.

"Tante, jadi bayarannya gimana? Makanan yang Ilo makan gak gratis lho."

Dasar Jigong! Tidak tahu situasi banget sih udah tau gue lagi di omelin nih anak malah nyari mati dengan minta bayaran. Diiket di pohon toge sama nyokap baru tahu rasa lo!

"Bisa dicicil gak nih? Tante aja dulu kalo dibawain makanan sama om pas jaman pacaran gak pernah tuh minta di bayar. Pelit banget sih kamu."

"Sayangnya Jivan bukan om tante, lagian Ilo bukan pacar saya jadi gak ada tanggung jawab buat memberi dia makan kecuali nanti tante restuin saya jadi mantu."

Semprul! Gue sampe kesedak tau gak denger omongan tuh bocah, aji gile bener!

"Udah-udah nanti Na yang bayar ma. Malu-maluin aja masa nyicil langsung bayar kontan dong tapi tahun depan ya, Jigong!" 

Jivan memasang wajah masam, membuat nyokap dan gue tertawa. Lagian tuh anak bego amat ya, mana mungkinlah gue mau bayar makannya, kalo mau bayar mah mending langsung delevery aja ini gue emang sengaja mau gratisan. Muhehe.

Nyokap akhirnya gak tega sama Jivan alhasil makanannya dibayarin deh, setelah mendapatkan uangnya Jivan terseyum sumringah bahkan dengan sok baiknya dia menemani gue makan.

"Jigong kenapa lo gak coba buat bisnis ayam kremes aja, ntar gue yang jadi brandambasornya. Gimana?"

"Ogah! Gak pernah untung yang ada gue, secara semua ayamnya lo yang makan." 

Gue terkikik mendengarnya, lagian salah siapa ayam kremesnya enak berasa nampol banget dilidah. 

"Ish, gue cariin deh brand yang bagus buat lo." 

"Apaan emang namanya?"

"JFC, Jivan fried chicken. Bagus 'kan?" Jivan tergelak.

"Bener kata nyokap lo, dasar gak kreatif!" 

Gue mendengus sebal kemudian memilih sibuk kembali dengan nasi dan ayam yang belum masuk giliran untuk gue makan.

"Pelan-pelan makannya Ilo, minum dulu nih," Jivan menyodorkan segelas air putih yang gue terima dengan senang hati. "Sini gue suirin ayamnya, biar gak susah."

Saat ini gue cuma bisa melihatnya yang sedang serius menyuir ayam kremes, sisi lain dia yang kadang buat gue jadi senyum-senyum sendiri ini salah satu contohnya. Jivan bukan cowok romantis yang berhasil bikin baper lewat kalimat-kalimat puitis, bukan cowok yang mau bayarin makanan buat cewek kalo lagi jalan-jalan, bukan juga cowok yang selalu memperlakuan cewek seperti tuan putri, Jivan adalah Jivan. Cowok tengil yang doyan nyengir, nyebelin, pelit, rese, abnormal, gak keduga dan lucu itulah yang justru membuat gue seorang Ilona Pramesta jatuh cinta untuk keberkian kalinya. 

"Heh! Gue belum nyuci tangan lagi, mana tadi abis ngupil." Gue memasang wajah jijik kemudian mendorong tubuhnya menjauh.

"Dasar Jigong! Makanan gue terkontaminasi ya Allah."

Jivan tertawa kencang, menertawakan kebodohan gue yang dengan polosnya mempercayakan ucapannya karena setelah itu dia mengaku bahwa itu semua hanya candaannya saja.

"Nyebelin!"

Jivan memeletkan lidahnya. "Biarin, wek."

Gue memakan ayam dan nasi secara brutal, membuat Jivan tambah tertawa kencang.

"Kayak babi tau gak sih lo!"

"Wadaw, udah berani ngomong kasar ya. Panggil mama dedeh nih biar lo tobat."

"Bodo amat! Dasar babi lo!"

"Semerdeka lo aja, Ilo. Lagian salahnya babi apa sih?"

Gue tertawa kemudian disusul olehnya, kami menertawakan hal paling absurd dimuka Bumi yaitu masalah babi yang disangkut pautkan saat seseorang tersulut emosi. Padahal babi dan keluarganya gak salah apa-apa, dasar manusia suka seenaknya sendiri, huh!

 

 

 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • AlifAliss

    Masih banyak typo dan campur aduk gaya bahasa. Mampir bentar doang, semoga bisa dirapiin lagi yah.

    Comment on chapter Memori Masa Lalu
Similar Tags
Sweet Notes
10381      1844     5     
Romance
Ketika kau membaca ini, jangan berpikiran bahwa semua yang terjadi disini adalah murni dari kisah cintaku. Ini adalah sekumpulan cerita-cerita unik dari teman-teman yang mau berbagi dengan saya. Semua hal yang terjadi adalah langsung dari pengalaman para narasumber. Nama sengaja disamarkan namun setting tempat adalah real. Mohon maaf sesuai perjanjian jalan cerita tidak dijelaskan seperti kisah ...
Too Sassy For You
1264      555     4     
Fantasy
Sebuah kejadian di pub membuat Nabila ditarik ke masa depan dan terlibat skandal sengan artis yang sedang berada pada puncak kariernya. Sebenarnya apa alasan yang membuat Adilla ditarik ke masa depan? Apakah semua ini berhubungan dengan kematian ayahnya?
Tembak, Jangan?
213      178     0     
Romance
"Kalau kamu suka sama dia, sudah tembak aja. Aku rela kok asal kamu yang membahagiakan dia." A'an terdiam seribu bahasa. Kalimat yang dia dengar sendiri dari sahabatnya justru terdengar amat menyakitkan baginya. Bagaimana mungkin, dia bisa bahagia di atas leburnya hati orang lain.
Warna Rasa
10511      1839     0     
Romance
Novel remaja
ADITYA DAN RA
15618      2589     4     
Fan Fiction
jika semua orang dapat hidup setara, mungkin dinamika yang mengatasnamakan perselisihan tidak akan mungkin pernah terjadi. Dira, Adit, Marvin, Dita Mulailah lihat sahabatmu. Apakah kalian sama? Apakah tingkat kecerdasan kalian sama? Apakah dunia kalian sama? Apakah kebutuhan kalian sama? Apakah waktu lenggang kalian sama? Atau krisis ekonomi kalian sama? Tentu tidak...
Dimensi Kupu-kupu
11261      2335     4     
Romance
Katakanlah Raras adalah remaja yang tidak punya cita-cita, memangnya hal apa yang akan dia lakukan ke depan selain mengikuti alur kehidupan? Usaha? Sudah. Tapi hanya gagal yang dia dapat. Hingga Raras bertemu Arja, laki-laki perfeksionis yang selalu mengaitkan tujuan hidup Raras dengan kematian.
CINTA DALAM DOA
2103      836     2     
Romance
Dan biarlah setiap doa doaku memenuhi dunia langit. Sebab ku percaya jika satu per satu dari doa itu akan turun menjadi nyata sesungguhnya
Bintang Biru
2447      864     1     
Romance
Bolehkah aku bertanya? Begini, akan ku ceritakan sedikit kisahku pada kalian. Namaku, Akira Bintang Aulia, ada satu orang spesial yang memanggilku dengan panggilan berbeda dengan orang kebanyakan. Dia Biru, ia memanggilku dengan panggilan Bintang disaat semua orang memanggilku dengan sebutan Akira. Biru teman masa kecilku. Saat itu kami bahagia dan selalu bersama sampai ia pergi ke Negara Gingsen...
My Soul
125      91     1     
Fantasy
Apa aku terlihat lezat dimatamu? Meski begitu,jiwaku hanya milikku bukan untuk siapapun. ---- -Inaya- Jika dikira hidupku ini sangat sempurna dan menyenangkan,memiliki banyak teman,keluarga dan hidup enak,tidak semua benar,aku masih harus bersembunyi dari para Soul Hunter,aku masih harus berlari dari kejaran mereka setiap saat,aku juga harus kabur dari setiap kejadian yang melibatkan So...
Who Is My Husband?
13154      2431     6     
Romance
Mempunyai 4 kepribadian berbeda setelah kecelakaan?? Bagaimana jadinya tuh?! Namaku.....aku tidak yakin siapa diriku. Tapi, bisakah kamu menebak siapa suamiku dari ke empat sahabatku??