Seharian kemarin gue menghabiskan waktu bersama dengan temen-temen, iyah Jivan gak ikut masuk itungan. Soalnya itu waktunya para cewek untuk bersenang-senang dan cowok gak termasuk dalam list kami tentunya.
Keadaan Alifah sudah mulai membaik, gue dan yang lain mengajarkannya untuk melupakan sosok Rama dengan menyodorkan beberapa profil cogan dari semua kalangan pelajar. Meski belum ada satupun yang menyangkut dihati setidaknya Alifah jadi punya tujuan cinta baru.
'Rama? Cowok brengsek mana tuh?' Ini adalah moto yang gue buat khusus untuk Alifah. Jadi nanti setiap melihat Rama berada maka kompak kami akan menyelorohkan moto itu, tak terkeculai seperti pertemuan sekarang.
"Rama," Teriak gue, orangnya justru merasa terpanggil. Langkahnya mulai mendekat ke arah kami.
"Cowok brengsek darimana tuh?" Sambung Deandra dan yang lain.
Gue yakin banget Rama pasti bisa denger ucapan kami tadi terlihat dari langkahnya yang berhenti dan kemudian berbalik. Mampus! Tahu rasa lo, dipikir di dunia ini cowok cuma dia sendiri aja.
"Fah lo mau makan apa? Biar gue pesenin." Tawar Aisyah yang dijawab dengan gelengan kepala.
Seolah tak kehabisan ide, giliran Risa yang gantian menawari Alifah.
"Mau minum cendol kang Maman gak? Panas-panas gini pasti haus dong."
Alifah kembali menggelengkan kepalanya membuat gue gemas sendiri.
"Terus lo mau apa?"
Dengan takut-taku Alifah menjawab lirih, "Gue mau kak Rama."
Astagfirullah.
"Move on dong Fah." Perintah Risa.
"Salah kak Rama! Kenapa dia senyum ke arah gue coba?"
Allahuakbar.
Pede banget temen gue! Wong Rama senyum sama Siska-kakel yang duduk dibelakang kami-pengen ngomong tapi kasian. Yaudahlah ya, biarin aja dulu Alifah dengan gagal move onnya.
Masih banyak typo dan campur aduk gaya bahasa. Mampir bentar doang, semoga bisa dirapiin lagi yah.
Comment on chapter Memori Masa Lalu