"Mau kemana la? Mau kemana? Buru-buru amat" ucap Afka
Aku melepaskan tangannya yang menarik bajuku "Ihh biasa aja, pangil nama aja gitu gabisa apa? Mau ke kantin ka"
"Haha, maaf la. Ikut dong, saya juga tadinya mau kesana tapi gaada temen. Sekarang kan ada Kemala" ucapnya sambil berjalan disebelahku.
"Hmm" jawabku
Kami pergi menuju kantin dan memesan mie goreng dengan parutan keju diatasnya dan secangkir teh poci.
"Makasih bu" ucap Afka dan aku
"Iyaa" jawab Ibu Kantin
"Kaa aku kesel" ucapku sambil mengaduk mie goreng
"Berdo'a dulu" jawabnya mengingatkan
"Eh iya. Astagfirullah"
"Kesel kenapa? Btw Lisa mana?" tanyanya
"Eh gajadi deng. Dia disuruh Pa Dede masukin nilai tugas kelas kita" jawabku
"Ehh ko? Ohiya"
"Tapii emm akku keselll ehem kaaaa" ucapku sambil memakan mie goreng
"Makannya abisin dulu baru ngomong" ucapnya
"Iya kenapa? Mana bisa saya bantu kamu biar ga kesel, kalau alesannya aja saya gatau"
"Intinya saya kesel, tapi saya gabisa bilang alesaannya" ucapku
"Aku aja jangan saya, kamu gacocok aneh dengernya wkwk" ledeknya
"Wkwk" kami tertawa bersama dan menghabiskan makan bersama.
----
"La tadi di kelas kamu gaada. Kemana?" tanya Ica
"Ke kantin makan bareng Afka" jawabku
"Ohheem" ucap Ica
Setelah istirahat, kami belajar kembali. Jam sekarang adalah pelajaran Kesenian Daerah. Perempuan belajar menari di Gor dibimbing Bu Santi dan Laki-Laki belajar alat musik Sunda di Ruang Kesenian. Aku dan Ica bergegas mengganti baju kami menjadi baju olahraga dan menggunakan sampur (selendang untuk menari).
"Ahh aku gabawa sampur" ucap salah satu teman kami.
"Minjem ke kelas lain" sahut Ica
"Yang sekarang pelajaran Kesda kelas apa?" tanyanya
"8G sama 8A" jawab Ica
"Ohokeoke, anter hayu din. Makasih ca"
Setelah mengganti pakaian, kami semua menuju Gor. Di Gor, kami melihat sudah ada Bu Santi yang siap mengajar kami. Bu Santi sedang mencari lagu yang tepat di tapenya yang akan digunakan untuk mengiringi tarian kami.
"Assalamualaikum bu" ucap Ica
"Waalaikumsallam, masuk masuk. Siapkan barisannya kaya yang waktu minggu kemarin" ucap Bu Santi
Kami semua berbaris sesuai barisan minggu kemarin. Bu Santi telah menemukan lagu yang pas, Ia berdiri di depan untuk memberi pengarahan apa yang akan kami lakukan untuk pelajaran hari ini.
----
Irham: Kemala?
Dia lagi dia lagi. Baru saja aku mau tertidur lelap. Hari ini memang aku tak bertemu Irham disekolah. Tapi? Dia tetap mengirimku pesan dan membuatku merasa tak enak dengan Laras.
Kemala: jahat ih, ko asli putusin Larasnya ham?
Irham: kan aku udah bilang aku udah gasuka sama dia la
Kemala: iya tapi kan
Irham: tapi?
Kemala: engga abaikan gajadi
Irham: eh? Yaudah jadi gimana nih aku suka sama kamu la
Kemala: tapi aku gasuka ham
Irham: belum, tunggu aja bulan depan;)
Irham: Irham mengirim gambar
Edasarrr tuanak masa ngirimin background chat kita foto saya *eh aku. Eh ko kita? Maksudnya chat saya dengannya.
Kemala: apa maksud? Hapus foto aku
Irham: hak dong
Kemala: gabisa gitu, itu foto saya
Irham: ciee saya saya an kaya Afka aja
Eh iya ko jadi kaya Afka aku.
Kemala: ralat: gabisa gitu, itu foto aku
Irham: cie yang tadi makan bareng di kantin
Kemala: cie stalker
Irham: cie emang, kan uka suka sama umak
Umak? Uka kan aku dibalikkin. Berarti umak k-a-m-u oh kamu dibalikkin. Males ah balesnya. Mending makan kenyang iya.
"Masak apa teh? Minta dede" tanya adikku yang asik menonton kartun.
"Mie, jangn minta" jawabku
"Pelit, bilangin mamah. Mamahhhhh tetehnya gangasih dede mie" teriak Kaila
"Tetehhhh kasih aja, ganggu wae Mamah lagi tidur enak teh" teriak Mamah ku dari kamarnya
"Ishhh, nih nih. Bawa sendok sendiri" ucapku memindahkan mangkok yang berisi mie ke tengah antara aku dan Kaila
"Ambilinnnn" bujuk Kaila
"Eaahhh, bentar. Jangan dulu makan" ucapku kesal dan adikku malah tertawa sambil memakan mie menggunakan sendokku.
Setelah aku membawa sendok, kami menghabiskan mie bersama sambil menonton kartun.
----
Aku melirik handphoneku yang tergeletak di kasur. Tak ada notif, padahal biasanya Irham suka langsung bom chat. Emang aneh tuh anak. Eh ko jadi berharap gini?
Baru saja aku mau tidur, handphoneku bergetar. Mungkin Irham *pikirku. Ternyata NandaZ, oh teh Nanda
NandaZ: besok jangan dulu pulang de, ada kumpul osis
Kemala: siap teh
Setelah membalasnya, aku langsung tertidur lelap.