"Tehh bangunnn udah siang sekolah cepet" Mamah membangunkanku
"Teteh gasekolah deh mah, gaenak badan" Mamah memegang dahi ku
"Astagfirullah. Panas teh, yaudah nanti mamah kirim surat ke sekolah"
"Iya mah"
Hari ini aku sakit dan terkulai lemas di kasur tercinta. Padahal seharusnya hari ini, aku membantu panitia membereskan bagian yang belum dibereskan sepenuhnya akibat hari kemarin.
---
Drtttt drtttt
Aku terbangun dan segera mengambil handphone ku yang bergetar.
Irham: Kemala?
Kemala: iya?
Irham: gasekolah ya?
Kemala: iya
Irham: kenapa?
Aku tertidur kembali setelah meminum obat.
--
"Teh bangun sholat dzuhur."
"Iya mah"
Selesai sholat aku mengambil handphone ku. Notif line muncul di lockscreen saat aku menyalakan handphone.
Irham: la?
Irham: kemala?
Irham: lagi istirahat ya?
Irham: yaudah cepet sembuh, maaf ganggu
Afka: ko licik gasekolah ga bantuin kita
Afka: eh sakit ya?
Afka: gws la
NandaZ: gws de
Lisa: gws malaaa, eh bulan depan pelantikan osis
Aku tersenyum kecil dan membalasnya satu per satu.
Kemala: ehh iya ham mbb ya baru bangun ketiduran tadi. Iya makasih ya
Kemala: maaf ya za, iyaaa makasih
Kemala: makasih tehh
Kemala: makasih caa, iya siap
Tak lama dari itu, handphone ku bergetar kembali.
Irham: laa tau ga?
Kemala: engga, apa emang?
Irham: aku suka sama kamu
Kemala: hah? Basi becandanya wkwk
Irham: seriusss
Kemala: ko bisa?
Irham: entah, menyukai itu tak perlu alasan bukan?
Kemala: haha tar juga ilang rasa sukanya
Irham: senyum kamu manis la
Kemala: apa ini apa?
Kemala: Cewe yang waktu itu manggil kamu waktu kamu ngasih hot chocholate pacar kamu kan?
Irham: Laras, iyaa. Tapi aku udah lama pingin putus sama dia. Dia gapernah ngertiin aku. Cape uka
Kemala: ...
"Stuck!" batinku. Aku belum membalasnya lagi, aku bingung.
Irham: laaa aku bakal putusin dia ko bentar lagi. Asliii
Irham: Irham mengirim pesan suara
"Mamahhhhh apa ini" teriakku dalam hati. Aku membuka pesannya. Dia mengirim ku sebuah lagu. Suaranya bagus gitarnya jugaaa. Ahhh Irhammmm
Kemala: jangan gitu dong, gaenak aku sama Laras nya, aku masih murid baru ham. Tar anggapan yang lain gimana?
Irham: yaudah aku tunggu aja sampe kamu bukan murid baru, tapi yang mutusin Laras bakal tetep aku lakuin. Lagian aku pernah liat dia main sama cowo lain gatau siapa
Kemala: sodaranya kali
Irham: masa sodara... Ah sudahlah
Kemala: makasih vnnya
Irham: iyaaa????
---
Besoknya disekolah aku menghindari Irham, aku berharap tak bertemu dengannya.
Hari ini hari jum'at, seluruh siswa yang beragama Islam berkumpul di lapang untuk membaca asmaul husna dan surat-surat yang ada di juz 30.
"Ayo ke lapangan ke lapangan" guru piket mendatangi setiap kelas untuk memastikan tak ada yang tinggal di kelas, kecuali yang beragama Non-Islam.
Pembacaan asmaul husna dan surat-surat Al-Qur'an juz 30 berlangsung dengan hidmat. Tak lama dari itu, bel berbunyi. Seluruh siswa kembali masuk ke ruangannya.
"Laa anter yu ke ruang piket ngasih daftar hadir" ucap Ica sebagai wakil sekretaris karena Vira sekretaris yang biasa tidak hadir.
"Yuuu" kami melangkah ke luar kelas dan pergi menuju Ruang Piket.
"Kemalaa" teriak salah seorang yang ada di lantai 2. Aku melirik ke atas dan itu Irham. Aku memalingkan wajahku dan kembali berjalan bersama Ica.
"Yah dikacangin ham wkwk" ujar salah satu temannya.
"Bukan dikacangin, dia cuma malu responnya ada kalian sih" ucap Irham penuh percaya diri.
----
"Assalamualaikum" ucap Pa Dede guru IPS
"Waalaikumsallam" jawab 8C serentak
"Gimana? Pr nya udah? Sok kumpulkan dimeja paling depan. Kita periksa" ucap Pa Dede
Seluruh siswa kelas 8C mengumpulkan tugasnya di depan bangku yang paling depan. Pa Dede menukarnya barisan pertama dengan ketiga dan kedua dengan keempat. Setiap orang mendapat giliran untuk menjawab pr yang diberikan Pa Dede.
---
"Eh Irham Laras putus?" tanya seorang perempuan kepada temannya yang ada di barisan belakang keasku. Irham cukup terkenal di sekolah ini. Kenapa? Karena ia terkenal banyak mantan dan juga anak futsal dan juga wajahnya yang lumayan.
"Wah iya? Padahal kemarin mereka biasa-biasa aja" sahut temannya satu lagi
"Iyaa, Larasnya galau mulu. Pas aku liat eh udah pada gapasang status" sahut teman yang lain.
Aduh entah kenapa aku risih mendengar pembicaraan mereka. Irham benar benar memutuskan Laras. Sebenarnya itu memang hak Irham. Namun, setelah mendengar berita tak penting itu rasa bersalah muncul dan aku segera meninggalkan kelas.
"Eh ras kamu putus sama Irham? Ko bisa?" tanya temannya Laras yang kelasnya berada disebelah kelasku.
Watdefaccc eh astagfirullah mengapa mereka semua membicarakan hal itu. Hal yang jelas-jelas tak penting bagi kehidupan bangsa dan negara ini.
"Iyaa, asudahlah aku gamau bahas itu. Biar aja, biar Irham dapet karma udah mutusin aku" ucap Laras penuh emosi.
Setelah mendengar apa yang diucapkan Laras, tiba-tiba logika dan hatiku berdebat tak sejalan.
Logika: yaudahlah la gausah dianggap gapenting juga, emang kamu siapa? Pacarnya Irham yang baru? Bukan kan? Yaudah ignore aja
Hati: gabisa gitu la, kamu harus bilang ke Irham, jangan sampe kamu disebut PHO
"Aaaaaa berisik" teriakku dalam hati. Aku bergegas pergi menuju kantin. Namun tiba-tiba langkahku terhenti saat seseorang menarik bajuku dari belakang.