Setiap hari tampaknya tidak ada waktu istirahat untukku. Orang pasti berpikiran menjadi artis itu enak,uangnya banyak dan kerjanya tidak berat. Pemikiran itu sangat salah,menjadi artis itu berat,dalam kondisi apapun baik sedang sakitpun kita harus siap menghibur orang. Hari ini saja selain harus syuting sinetron stripping,aku harus interview dengan salah satu infotainment untuk menceritakan rencana proyek film religi terbaruku,pemotretan majalah dan,menjadi bintang tamu di salah satu acara variety show stasiun televisi swasta.
"Lu,habis ini kita mampir bentar ke butik dekat-dekat sini buat belanja baju baru,soalnya Alisha cuma sedikit bawa baju,malu khan kalau disorot tv baju loe jelek",ujar mas Nathan manajerku. Manajerku yang satu ini memang terkenal perfeksionis dan cerewetnya minta ampun,mengenai baju dan make up dia sangat paham,walaupun dia cowok tetapi dia lebih tau detail-detail baju dibandingkan Alisha asistenku
"Iya mas Nathan,tapi mas perasaan ada salah satu baju baru yang dibawa Alisha hari ini menurut gua bagus dan cocok"
"Baju bunga-bunga merah itu?No Lulu,it's not perfect and the colour is so bad",sahut mas Nathan dengan gayanya yang seolah-olah ahli fashion
"Terserah mas Nathan,yang pasti gua lapar dan gua ingin makan"
"Iya nanti kita beli makan di restoran fast food,gua belikan burger"
"Gila aja mas,mana kenyang.Gua ingin makan nasi,sudah sarapan tadi mas ngasihnya cuma buah-buahan aja lagi",ujarku kesal
"Lulu,loe tuh harus diet,sudah berat badan loe naik dua kg lagi,kalau malam itu nggak usah makan!",omel mas Nathan. Memang kalau malam di apartemen aku kadang suka pesan diam-diam lewat ojek online baik itu pizza,ayam,nasi goreng,dan lain-lain yang penting kenyang,daripada harus disuruh makan sayur-sayuran dan buah-buahan saja.
"Diet kok",ujarku bohong
Akhirnya kami sampai di salah satu butik. Mas Nathan sibuk memilih-milih baju yang cocok dan pas untukku dibantu dengan Alisha dan pilihan mereka jatuh sama 4 baju ini. Soal harga yang relatif mahal bagi mas Nathan tidak menjadi masalah. Kalau untuk aku pribadi lebih senang belanja di mal atau factory outlet selain harganya terjangkau dan kualitas bajunya juga bagus,malah kadang aku suka belanja lewat online,soalnya kalau di online baju-bajunya lucu dan up to date.
"Baju baru beres,sekarang kita langsung menuju ke lokasi pemoretan",ujar mas Nathan bersemangat
"Mas,gua lapar.Makan dulu kali",ujarku
"We don't have time Lulu,nanti gua beliin pas loe pemotretan"
"Tapi mas"
"Tidak ada tapi-tapian"
Akhirnya aku memilih mengalah dan diam saja. Kepalaku pusing dan perutku daritadi lapar.
"Mbak Lulu,makan roti ini dulu saja buat ganjel perut",ujar Alisha asistenku. Asistenku yang satu ini sangat kalem dan penurut,tetapi kerjanya sangat bagus walaupun umurnya masih muda
"Makasih ya Lis"
"Sama-sama mbak"
Sesampainya aku di lokasi pemotretan ternyata sudah banyak orang di sana dan lagi-lagi aku dipasangkan dengan Jaemin. Kalau boleh jujur aku tidak suka digosipin dengan Jaemin,gara-gara gosip itu tidak ada satupun cowok yang berani mendekatiku. Semua ini atas ide manajemen kita berdua,semata-mata untuk menaikkan rating sinteron baru kami.
"Hai Lu,kok wajahmu kelihatan pucat?",tanya Jaemin sambil memandang wajahku dengan heran
"Seriusan?",tanyaku balik. Mungkinkah ini efek aku belum makan
"Iya asli,coba deh ngaca dulu",ujar Jaemin khawatir
Kemudian aku dan Alisha pergi ke ruang ganti dan tiba-tiba semua terasa gelap,akupun tak sadarkan diri
"Lu..Lu...sadar. Ini gua Lala",ujar sebuah suara. Kubuka mataku pelan-pelan dan aroma obat-obatan terhirup dari ruangan ini. Tanganku sudah terpasang infus dan setelah aku sadari aku berada di rumah sakit
"Gua di rumah sakit ya La?",tanyaku lirih sama Lala saudara kembarku
"Iya,syukurlah loe udah sadar,gua,mas Nathan dan Alisha dibuat cemas loe tidak sadarkan diri dari kemarin.Semua orang kaget dan panik loe pingsan di lokasi syuting apalagi mas Nathan cepat-cepat membawa loe ke rumah sakit"
"Loe kok bisa disini La?Nggak kerja?"
"Kemarin juga mas Nathan segera menelponku. Hari ini gua ijin dari kantor,gua gantian jaga sama mas Nathan dan Alisha.Mama dan papa di Bandung belum gua kabari,takut mereka khawatir"
"Jangan dulu La,kasihan mama dan papa.Mas Nathan dan Alisha mana?"
"Mereka barusan pulang,paling besok pagi mereka kesini,gantian jaga sama gua"
"Gua sakit apa La?"
"Dokter bilang loe kekurangan cairan dan ada masalah sama lambung,katanya efek diet dan makan tidak teratur. Emang loe diet Lu?"
"Iya,mas Nathan yang nyuruh,karena badan gua naik 2 kg jadi sudah seminggu ini gua disuruh diet"
"Ha...ha..ha...segitunya resiko jadi artis ya Lu"
"Iya gitu deh,ohya La sampai kapan gua harus dirawat?"
"Kata dokter sih sekitar seminggu"
"Lama banget"
"Iyalah,karena dokter harus memeriksa apakah ada penyakit lain yang ada di dalam tubuh loe selain itu mas Nathan yang menyuruh dokter agar loe bisa istirahat total,sepertinya dia merasa bersalah"
Malampun tiba,Lala ijin pergi bentar mencari makan dan akupun ditinggal sendiri. Berhubung aku bosan di kamar,aku putuskan jalan-jalan dengan masih terpasang infus. Suasana rumah sakit malam hari benar-benar sepi,hanya ada beberapa perawat yang dinas malam. Tanpa kusadari aku sampai ke ruangan ICU. Aku lihat banyak keluarga pasien yang menunggu di luar. Memang untuk ruangan ICU pasien tidak boleh ditemani. Mataku tertuju pada seorang cowok yang berdiri memandang jendela ruangan ICU tersebut. Aku melihat mata cowok itu sedih. Entah apa yang dipikirkannya dan siapakah yang sakit hingga dia begitu sedih. Setelah lelah berjalan-jalan aku memutuskan istirahat di bangsal rumah sakit ini.
"Maaf,boleh duduk disini",ujar seseorang yang ternyata pas aku lihat adalah cowok tadi
"Iya,silahkan saja"
"Sakit apa?",tanyanya tiba-tiba padaku
"Kekurangan cairan sama ada masalah dengan lambung,masnya siapa yang sakit?",tanyaku. Setelah aku perhatikan cowok ini cakep juga,kulitnya putih,badannya atletis dan pada saat dia bicara kelihatan gigi gingsulnya yang lucu.Jarang cowok punya gigi gingsul seperti dia
"Ibu yang sakit mbak,sudah enam bulan koma di ICU"
"Ya Tuhan,kok bisa mas?Sakit apa?",tanyaku sedih mendengar ceritanya
"Iya,gara-gara jatuh di kamar mandi,ibu itu ternyata punya penyakit jantung,tetapi tidak pernah dirasa dan cerita.Gua juga baru tau dari dokter mbak,mungkin ibu tidak mau membuat gua khawatir mbak"
"Yang sabar ya mas"
"Makasih mbak,ohya nama gua Park Woojin,tapi cukup panggil Woojin saja",ujarnya tersenyum dan lagi-lagi gigi gingsulnya kelihatan
"Orang Korea?Lancar banget bahasa Indonesianya",ujarku kaget
"Iya,ayah orang Korea tetapi sudah meninggal 5 tahun yang lalu sedangkan ibu asli orang Indonesia"
"Nama gua Lulu.Kerja dimana mas?"
"Gua kerja di Surabaya,tapi ini lagi minta cuti dulu selama sebulan,kebetulan bos gua orangnya baik"
"Wah,jauh juga kerjanya"
"Begitulah mbak,namanya juga demi mencari sesuap nasi.Ohya mbak gua duluan ya,mau cari makan dekat-dekat sini"
"Silahkan mas"
Selesai ngobrol dengan Park Woojin aku kembali ke kamar,takutnya Lala sudah ada di kamar. Bisa-bisa dia marah melihat aku tidak ada di tempat tidur.Benar dugaanku ternyata Lala sudah ada di kamar dan dia sangat marah padaku. Beribu pertanyaan dia ajukan sama aku dan setelah kujelaskan dia tidak marah lagi.
Hari ini tidak ada yang menemaniku dan ini sudah hari ketiga aku di rumah sakit. Seperti biasa pagi-pagi sekali Lala pamit karena dia harus kembali ke apartemennya untuk mandi dan berangkat kerja. Tadi Lala bilang kalau mas Nathan dan Alisha tidak datang karena harus mengurusi kontrak-kontrak kerjaku yang tertunda karena harus masuk rumah sakit. Akhirnya aku memilih jalan-jalan,tapi kali ini aku memakai masker karena takut ketahuan orang. Kali ini aku jalan-jalan ke taman rumah sakit dan ternyata sudah banyak orang juga yang lagi jalan-jalan dan ada juga yang sekedar duduk
"Hai",ujar seseorang menepuk pundakku
"Woojin?Kenapa bisa tau kalau ini gua?"
"Tau aja.Udah disini aja",ujarnya dengan ramah,berbeda dengan pertama kali kita bertemu,sekarang dia lebih akrab denganku
"Iya,bosan di kamar terus. Loe sendiri?"
"Gua baru datang dari rumah buat mandi dan sarapan,pas mau masuk ke dalam lihat loe di taman sendirian,jadi gua kesini dulu deh.Gimana sudah mendingan?"
"Sebenarnya sudah sih,tapi kata dokter gua harus dirawat seminggu.Bosan banget khan"
"Ha...ha..ha...makanya jangan sakit.Orang sakit itu tidak enak.Kesehatan itu penting dan kita baru sadar pada saat kita sakit"
"Betul banget.Ibu loe gimana?"
"Masih belum ada perkembangan.Minta doanya ya"
"Iya,gua pasti doakan kok"
"Makasih",ujarnya tersenyum. Entah kenapa setiap dia tersenyum,jantung ini berdebar tidak karuan. Mungkinkah aku suka padanya,tapi kita khan baru kenal atau bisa jadi karena aku tidak pernah ngobrol sedekat ini sama cowok dan cowok yang aku kenal rata-rata lawan mainku baik di sinetron atau ftv dan itu sama sekali tidak ada rasa suka sama mereka. Apalagi Park Woojin ini setelah kenal dekat orangnya dewasa juga humoris dan satu lagi orangnya sangat pintar. Walaupun dia menanggung beban hidup yang berat karena ibunya koma,tetapi semangat hidupnya tinggi. Sungguh sosok cowok yang sempurna dan betapa beruntungnya cewek yang jadi pacarnya. Sampai sejauh ini dia tidak mengenalku sebagai artis,tetapi dia mengenalku sebagai Lulu Yulia pribadiku sendiri. Apakah dia tidak pernah menonton sinteron atau ftvku. Awalnya aku kecewa dia tidak mengenalku sebagai artis,tetapi lama-lama aku malah merasa senang dan nyaman.
Ini hari terakhirku di rumah sakit dan besok aku sudah diperbolehkan untuk pulang sama dokter. Betapa sedihnya aku harus berpisah dengan Woojin,padahal pas awal aku tidak mau lama-lama di rumah sakit,apalagi setelah keluar dari rumah sakit aku harus berkutat dengan jadwalku yang super padat,belum lagi jadwalku yang tertunda selama aku dirawat di rumah sakit.
"Besok loe sudah boleh pulang ya Lu,selamat",ujar Woojin padaku saat kita duduk di bangsal rumah sakit. Sudah menjadi kebiasaan tiap malam kita ngobrol berdua di bangsal ini
"Iya,tapi nanti kita tidak bisa ketemu lagi",sahutku dengan nada sedih
"Kata siapa?Kita masih bisa ketemuan di luar kok,khan kita bisa tukeran nomor handphone.Mana hp loe,gua masukkan nomor gua",ujarnya. Lalu aku memberikan hpku sama dia dan dia langsung memasukkan nomornya
"Tapi benar ya kalau aku WA atau nelpon diangkat"
"Iya pasti",ujarnya sambil mengembalikan hpku
"Loe kapan kembali ke Surabaya?"
"Seharusnya sih dua minggu lagi,tapi gua minta perpanjang cuti beberapa hari lagi,karena gua belum bisa melepas ibu tinggal sendiri dulu"
"Kirain nggak bisa lepas dari gua",godaku padanya. Entah kenapa aku keceplosan bicara
"Sebenarnya itu juga salah satu alasannya,mana bisa gua jauh dari cewek cantik,baik dan lucu seperti loe,apalagi loe seorang artis terkenal",godanya tidak mau kalah. Sontak aku kaget dibuatnya,ternyata dia tahu aku seorang artis
"Loe tau gua artis?"
"Tentu taulah,secara loe artis terkenal"
"Terus kenapa loe pura-pura tidak tahu gua artis",ujarku ngambek
"Emang penting ya,mau loe artis atau bukan,yang penting gua kenal loe sebagai diri loe sendiri.Embel-embel artis itu khan cuma pekerjaan",ujarnya tersenyum sambil memegang tanganku
"Baru loe yang berani bilang begitu"
"Ohya?Terus kalau gua bilang gua jatuh cinta pada loe sejak pertama kali kita bertemu,loe percaya nggak?"tanyanya dengan memandang mataku. Betapa kagetnya aku mendengar pengakuannya dan lebih kaget saat dia mencium bibirku. Sebuah ciuman hangat dibibir dia berikan padaku
"Jadi kita pacaran nih?,tanyaku polos
"Kalau tuan putri tidak keberatan menerima hamba menjadi seorang pangeran di hati tuan putri",godanya
"Genit ah",ujarku sambil mencubit pipinya
Tidak terasa sudah tiga bulan lamanya aku jadian dengan Woojin dan sampai saat ini hanya Alisha yang mengetahui hubungan kami,Lala sebagai saudara kembarku saja belum kuberitahu,karena aku belum siap memberitahunya. Kalau Lala sampai tahu aku sudah punya pacar dan apalagi kalau Lala tau pekerjaan Woojin,pasti Lala akan sangat menentangnya
"Lulu!",teriak mas Nathan dengan suara panik ketika masuk ke apartemenku
“Iya mas,kenapa?”,tanyaku yang saat itu sedang menonton tv
"Besok pagi-pagi sekali kita ke Surabaya,gua sudah pesan tiket untuk penerbangan pertama,malam ini loe beres-beres baju yang akan dibawa.Alisha bantu Lulu"
"Emang ada acara apa mas?",tanyaku heran melihat tingkah laku manajerku yang satu ini super rusuh
"Semua jadwal loe yang di Surabaya baik itu syuting iklan dan pemotretan majalah semua dimajuin"
"Wuaduh terus urusan make up gua untuk pemotretan majalah dan syuting iklan gimana?Khan Dhania nggak bisa mas ada nikahan saudaranya"
"What!Astaga!Iya ya gua lupa,gimana dong.Acara sepenting ini selalu saja dia tidak bisa",ujar mas Nathan seperti biasa dengan gayanya yang rusuh kalau lagi panik
"Kalau pake Davina sahabat gua mau nggak mas?"tanyaku menawarkan Davina yang aku tahu dia sangat profesional untuk urusan make up
"Davina?Ohya ya,dia khan make up artis dan mas Nathan pernah lihat hasil riasannya dan itu bagus,cepetan Lu telpon Davina"
Kemudian aku menelpon Davina dan ternyata dia bisa,langsung aku bilang sama mas Nathan dan kelihatan dia sangat senang.
"Alisha!Jangan lupa baju-baju Lulu bawanya yang bagus,jangan norak!Ingat itu!,ujar mas Nathan
"Iya mas",ujar Alisha dengan sabar menangani manajerku yang satu ini
Akhirnya kami sampai juga di Surabaya dan ingin rasanya aku cepat-cepat bertemu dengan Woojin,tetapi gimana alasannya sama mas Nathan
"Lulu,kalau loe mau jalan-jalan harus sama Alisha.Puas-puasin kalian mau shopping hari ini,tapi pulangnya jangan terlalu malam,karena besok pagi loe ada syuting iklan"
"Siap mas,thanx",ujarku senang dan Alisha hanya senyum-senyum sendiri melihat tingkahku
Kemudian aku dan Alisha pergi ke kafe tempat kerjanya Woojin. Tadinya mau nelpon dulu,tapi setelah aku pikir.lebih baik aku bikin kejutan. Sesampainya di kafe ternyata kafenya sangat ramai. Aku bukannya sibuk mencari kursi,malah sibuk mencari Woojin.
"Mbak Lulu,disitu ada kursi kosong,ayo kita kesana",sahut Alisha
"Ya",jawabku malas-malasan sambil mengikuti Alisha ke tempat duduk yang kosong tersebut
Tidak berapa lama kami duduk,datanglah pelayan ke meja kami,tapi aku malas memperhatikannya,karena tujuanku makan disini biar ketemu Woojin dan dia tidak ada
"Tuan putri mau pesan apa?",tanya seseorang yang suaranya sangat aku kenal dan begitu aku mendongakkan kepalanya ternyata itu Woojin
"Sayang.Sayang gua kangen",sahutku dengan manja
"Sssttt..Nanti ketahuan fans loe bisa gawat Yang",ujarnya
"Biarin saja,sayang jalan yuk",ujarku
"Gua lagi kerja sayang,kalau besok saja gimana?",rayu Woojin padaku
"Ihh,besok gua sudah mulai sibuk",ujarku ngambek
"Gimana nggak malam ini aja mbak",sahut Alisha memberi ide
"Kalau ketahuan mas Nathan gimana?"
"Tenang mbak Lulu,biar gua yang atur"
"Sayang,loe pulang jam berapa?"
"Gua shift pagi,jadi pulangnya jam 5 sore sayang"
"Enaknya gua tunggu dimana?"
"Mbak Lulu gimana kalau kita janjian di mal terdekat saja,sekalian kita shopping dulu"
"Ide bagus Alisha,sayang nanti gua WA ya"
"Owkay sayang.Ohya gua sampai lupa,mau pesan apa?"
"Apa saja,sayang loe aja yang pesenin"
"Ya udah,kalau mbak Alisha mau pesan apa?"
"Sama dengan mbak Lulu mas"
"Ya udah.Sayang gua ke dalam dulu ya,mau kasih pesenan special buat pacar tercinta",sahutnya sambil mengedipkan matanya. Betapa genitnya pacarku,tetapi aku sangat bahagia
Tidak lama Woojin pergi,ternyata beberapa pengunjung disini mengenaliku dan mereka langsung mengerubungiku minta tanda tangan dan foto. Aku melayani mereka dengan senang hati.
Akhirnya malam yang kutunggupun tiba,kini aku sedang berjalan berdua dengan Woojin. Woojin memegang tanganku dengan mesra seakan tidak mau melepasnya.
"Nggak kerasa ya sayang sudah 3 bulan kita pacaran dan loe menerima gua apa adanya walaupun gua hanya seorang pelayan kafe",ujarnya sambil memandang mataku
"Gua tidak peduli apapun profesi loe yang penting loe setia.Awas kalau loe berani selingkuh",ujarku dengan nada mengancam
"Hahaha,iya.Gua akan selalu setia sampai kapanpun,karena loe adalah tuan putri dihati ini",sahutnya. Kemudian kami pun berciuman,dia menciumku dengan mesra seakan tidak mau melepasku. Betapa bahagianya aku malam ini,ingin rasanya aku menghentikan waktu agar kami terus seperti ini.