Read More >>"> Sepasang Dandelion (Part 1 ) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Sepasang Dandelion
MENU
About Us  

                                                                                                                                       KEMBALI

Jakarta 2018

            Akhirnya, setelah 5 tahun aku meninggalkan kota ini. Tak ada yang berubah hanya bangunannya yang semakin banyak menjulang tinggi. Aku menghela napas panjang. Sungguh hari yang melelahkan hari ini. Terik matahari menerpa wajahku yang putih. Mataku memandang lurus cafe di sebrang jalan. Cafe itu tak banyak berubah dari 5 tahun yang lalu. Ingin rasanya untuk singgah barang sebentar saja. Tetapi, ada rasa bimbang untuk mengatakannya kepada orang yang di sebelahku.

            Kalau bukan karena pernikahan itu aku takkan pernah kembali lagi kekota ini. Datang ke kota ini sama saja membuka luka lama. Apa kabar nya sekarang ucap ku dalam hati. Astaga kenapa aku memikirkan dia lagi. Aku menggeleng gelengkan kepalaku.

“ Are you okay ?“ Suara disebelah mengintrupsiku dari lamunan. Tangan nya terus mengelus rambutku dengan hati hati. Hanya senyum tipis yang dapatku berikan kepadanya. Ya di bandara tadi aku di jemput oleh Galih sedangkan Gara pulang naik taksi.
“Mamamu sudah tak sabar bertemu dengaanmu” digenggam nya tanganku dengan erat seakan takut aku lari . Lagi, hanya senyum tipis yang dapatku berikan. Kudengar helaan napas nya yang menandakan dia sedikit bosan dengan sikapku. Dia semakin melajukan mobil nya dengan cepat. Di dalam mobil aku hanya dapat diam. Entah lah, pikiranku berkecamuk sekarang.

            Tanpaku sadari kami sudah sampai di rumah yang tak pernahku datangi lagi selama 5 tahun terakhir ini. Ahh kapan aku terakhir kali menginjakkan kaki di rumah ini pikirku.

“Lupakan apa yang sudah terjadi. Mamamu sudah sangat merindukanmu temui lah dia sesekali ra” kata Galih. Galih, lelaki yang masih setia menunggunya untuk kembali. Dia sahabatku sejak kecil. Kami tinggal di kompleks yang sama hanya berbeda blok saja.

“Terima kasih” Ucapku tanpa melihat nya. Aku pun turun bergegas turun dari mobil. Aku telah berdiri didepan pintu yang selalu terbuka untukku tapi kaki ini terasa kaku.

“Kau bahkan tidak mengatakan apapun dari tadi. Aishh kau ini tak berubah sama sekali. Bahkan kita sudah tak bertemu 5 tahun tapi kau tidak mengajakku untuk masuk ke rumahmu. Dasar kau ini. Apalagi yang kau tunggu. Ayo masuk” Omelnya sambil menarik tanganku.

            Kami pun masuk tanpa mengucapkan salam, kebiasaan Galih masih sama sampai sekarang. Selalu masuk ke rumahku dengan sesuka hatinya. Dirumah ini sangat sibuk ternyata. Hingga akhirnya aku dapat menangkap sosok mama yang sedang asyik di dapur. Aku pun melepaskan genggaman tangan Galih dari tanganku. Aku pun berjalan menuju dapur dapatku dengar Galih berdecih karena aku melepaskan tanganku dengan sentakan.

“Mamaa” Ucapku pelan. Sosok yang panggil langsung menoleh dapat kurasakan suasana menjadi tegang. Wajah mama sangat terkejut mendengar suaraku. Dapat ku lihat wajah mama berubah berbinar dan langsung memelukku dengan hangat. Ku balas pelukan mama dengan lembut. Aku sangat merindukan pelukan hangat ini.

“Akhirnya, anak mama yang bandel ini pulang kerumah” katanya sambil melepaskan pelukan kami. Mama langsung menuntunku ke ruang makan. Dapatku lihat banyak makanan kesukaanku yang tersaji di meja.

“ini mama semua yang masak ?” heranku. Mama menjawab dengan anggukan. “ Udah lama kamu gak pulang kan ya sekali kamu pulang harus wahh dong” kata mama dengan semangat. Mama masih sama seperti dulu belum ada berubah sama sekali. Aku tertawa melihat tingkah mama. Selama 5 tahun ini mama dan bang Paskal yang sering menelponku. Sedangkan papa tak pernah sekalipun aku mendengar suaranya lagi.

            Dulu rumah ini penuh dengan kehangatan, dulu ketika pulang papa selalu memelukku dan menyanyakan apa saja yang telah ku lakukan di sekolah. Dulu, aku juga merasa menjadi seorang adik yang beruntung memiliki seorang abang yang sangat menyayangiku. Rasanya hidup ku dulu sangat lah lengkap, memiliki keluarga lengkap, sahabat yang selalu ada di samping ku dan dia yang selalu menemani indah nya masa remajaku.

“ Maa, Ara bawa mobil mama ya mau nyari udara segar” kataku sambil meraih kunci mobil yang ada di laci. “ Kau bahkan baru sampai sayang” ucap mama.” Hanya mencari udara segar” meyakinkan mama.

            Tidak tau apa yang kupikirkan, entah mengapa aku membawa tujuan ku ke SMA 3 Nusantara. Sekolah inilah tempat pertemuanku dengan nya dulu. Setetes air mata jatuh begitu saja. Kulihat gerbang yang tertutup, bayangan masa lalu terpampang di benakku. Ku tundukkan kepalaku sambil terisak kuat mengingat dia yang begitu aku cintai pergi meninggalkanku begitu saja. Hingga ketukan di kaca mobil ku menghentikan tangisan ku. Ku tolehkan wajahku ke sumber ketukan itu.

“Dinar” ucapku dengan terkejut sama halnya dengannya . Dapat ku lihat wajah nya yang menegang seketika. Aku pun memutuskan untuk bergegas turun.

“Aa aku kira siapa. Tadi aku melihat mu menangis seperti itu” ucapnya dengan gugup. Aku hanya diam mendengarnya. Wajah terkejutku sudah menghilang dari wajah ku.

“Kau masih mengingatku?” tanyanya sekali lagi. Aku mendongakkan kepala ku menatap si sumber suara. Tentu aku mengingatmu cihh umpat ku dalam hati.

“Kenapa kau diam saja? Kau masih terkejut bertemu denganku lagi ya” senyum tipis terbit di wajah tampannya “ kalau begitu ayo masuk. Kenapa kau diluar saja dari tadi. Ayo sepertinya kau belum move on dari masa lalu” kekehnya dengan senyum jenaka.

“Cihhh kurang ajar banget sih kak” ucapku dengan senyum yang dipaksakan. Kak Dinar menuntunku menuju ke sekolah. Sesekali ku lihat sekeliling sekolah ini. Tak banyak yang berubah hanya catnya sajaa yang sudah di ganti. Dari kejauhan dapatku lihat kerumunan orang berbaju biasa sepertiku. Langkahku terhenti sejenak. Kak dinar menatapku dengan alis yang terangkat seketika ekspresi wajahnya bertukar tegang.

“Kau tidak tau ada acara Family Gathering di sekolah kita? Para alumni berkumpul semua disini dan tentunya dia juga disini.” Kata nya dengan ragu .

“Ara balik aja ya kak. Ara tdi hanya kebetulan lewat saja juga Ara tidak tau ada acara di sekolah kita” ucap ku langsung bergegas pergi dengan terburu – buru.

“Lupakannn!!” katanya dengan tegas. Langkahku terhenti. Badanku terasa kaku tak dapat ku gerakkan.

“Cari kebahagiaanmu ra. Dia telah berubah sangat berubah. Aku saja tak mengenalnya lagi. Cari kebahagiaanmu lagi berhenti memikirkannya, berhenti merasa bersalah.” Teriaknya dengan lantang.

            Air mataku tak dapatku bendung lagi. Aku menangis tersedu – sedu. Kak dinar langsung memelukku dan membimbingku menuju mobilku. Tanpa mereka sadari, dia yang mereka bicarakan mendengar segala percakapan mereka. Dengan senyum getir dia melangkahkan kakinya menuju seseorang yang telah dijadikannya sandaran selama ini.

***

            Setahun sudah aku kembali menetap di jakarta. Aku bekerja di salah satu firma hukum ternama di jakarta. Aku melihat jam yang melingkar di tanganku. Ya , aku Arash Dewantara seorang pengacara berumur 25 tahun. Rekan – rekanku selalu menyebutku mata elang karena aku memiliki mata yang gelap nan tajam seperti elang begitulah kata mereka.

“Rash, mau kemana kamu nak?” suara lembut di belakangku membuatku membalikkan badanku.”Ada acara di SMA saya dulu bu” kataku singkat. Bunyi dering telpon mengintrupsi percakapan kami.

“Halo” kata orang di sebrang sana

“hmmm”

“Lo dah dimana nih. Anak – anak uda pada nungguin loh nih. Buruan elahhhh”

“Sabar” aku langsung mematikan telpon dan bergegas pergi.

“Sarapan dulu Rash” ajak ibu. Aku membalas dengan gelengan saja. Ibu hanya terdiam melihat sikapku. Ya , sudah 5 tahun belakangan ini sikapku semakin dingin kepada orang di sekitarku. Aku pun melajukan motorku menuju SMA ku dulu. Ahhh , mengingatnya membuatku mengingat bayangan sosok mungil yang sangat ku rindukan.

            Sesampai di depan sekolah, aku langsung memarkirkan mobilku dan langsung masuk kedalam untuk bergabung dengan teman – temanku. Namun langkah ku tertahan karena pelukan yang mendekapku dari belakang.

“Akhirnya, kamu datang juga “ ucapnya. Aku langsung melepaskan pelukan itu . Dia tersenyum lebar kepadaku.

“Sudahku katakan jangan asal peluk saya mel” kataku dingin. Dia berdecih karena kata - kataku.

“Kau masih kaku saja kepadaku” katanya sambil mengerucutkan bibirnya. Aku langsung bergegas menuju teman – temanku tanpa memperdulikannya. Dapatku dengar dia memanggil namaku.

“wahhhhh liat siapa yang datang. Ketua osis kita yang paling kece” teriak Ali. Aku berdecih mendengar bualannya yang sangat memuakkan. “Lebay deh lo li” ujar wanita di sampingku siapa lagi kalau bukan Amelia Gangga. “Iye deh . gue gak bakal bully pacar lo ini” katanya dengan muka yang pura pura sedih.

“Apa kabar lo?” suara dari sampingku membuat ku menoleh. Ahh Dinar, bagaimana aku bisa lupa kalau Dinar pasti juga ikut serta dalam acara ini.

“Baik” jawabku singkat.

“Mainan lo masih amel aja ya ternyata” kudengar dia berdecih. Aku hanya menanggapi dengan santai. “Siapa yang ngajak lo kesini? Amel ?” ucapnya lagi. Aku hanya menunjukkan Ali dengan kepalaku. Dia hanya menganggukkan kepalanya. Dulu hubunganku dengan dinar sangat dekat. Seperti lem yang takkan bisa terlepas. Tapi itu hanya dulu, sekarang sudah berubah kami tak sedekat itu lagi. Kami masih sama – sama terdiam. Tak ada yang memulai percakapan.

“Gue gak pernah jumpa lagi sama dia. Sudah 5 tahun ini gak ketemu.” Ucapnya tiba tiba.aku masih diam membiarkan dia berbicara kembali. “Lo gak kangen sama dia Rash? Gue dengar dia uda gak di kota ini lagi. Aku dengar dari Qia teman dekatnya lo masih ingat kan. Qia bilang Ara gak pernah nginjak Jakarta selama 5 tahun ini.” Aku terkejut mendengar dia yang tidak kembali ke Jakarta lagi. Ara, nama yang sangat cocok untuk sosok mungil yang selalu mewarnai masa SMA ku.

“Kenapa? Kenapa cerita ke gue” aku selalu pake lo – gue ketika berbicara kepada Dinar. Yang ditanya hanya mengendikkan bahunya.

“Gue udah gak punya keperdulian apapun padanya” ucapku langsung pergi menuju anak – anak yang lain.

            Dinar mengepalkan tangannya mendengar kata- kata Arash. Arash telah berubah. Arash yang dulu tak sehangat, tak seramah , tak sesantai yang dulu lagi. 5 tahun telah merubah segalanya. Bahkan juga merubah persahabatan mereka. Dinar pun meninggalkan kerumunan teman – temannya. Danang sahabat nya satu lagi itu juga akan datang. Dia ingin menyambutnya dengan hangat. Dulu, Dia, Arash dan Danang sangat dekat tapi sekarang Dinar dan Arashlah yang semakin menjauh. Ketika sedang menunggu Danang, Dinar melihat seorang wanita yang sedang di dalam mobil sambil menangis terisak. Dinar langsung mengetuk jendela mobil wanita tersebut yang terbuka setengah . Dinar takut wanita itu akan berbuat yang tidak – tidak nantinya. Setelah ketukan ketiga akhirnya wanita itu menoleh. Betapa terkejutnya Dinar melihat wanita yang dilihatnya itu begitu pun dengan si wanita. Wanita itu akhirnya turun dari mobilnya.

“Dinar” ucapnya dengan terkejut sama hal nya denganku . Dapatku lihat wajahnya yang menegang seketika. Dia  pun memutuskan untuk bergegas turun.

“Aa aku kira siapa. Tadi aku melihatmu menangis seperti itu” ucapku dengan gugup. Dia hanya diam mendengarnya. Ara sudah 5 tahun aku tidak melihat nya.

“Kau masih mengingatku?” tanyaku sekali lagi. Dia  mendongakkan kepalanya menatapku. Dia tak mengatakan satu pepatah kata pun .

“Kenapa kau diam saja? Kau masih terkejut bertemu denganku lagi ya” senyum tipis terbit di wajah Dinar “ Kalau begitu ayo masuk. Kenapa kau diluar saja dari tadi. Ayo sepertinya kau belum move on dari masa lalu” kekeh ku dengan senyum jenaka.

“Cihhh kurang ajar banget sih kak” ucapnya dengan senyum yang dipaksakan. Dinar menuntun Ara menuju ke sekolah. Ku lihat dia melihat sekeliling sekolah ini. Hingga dapat kurasakan langkahnya yang terhenti melihat kerumanan teman – temanku.

“Kau tidak tau ada acara Family Gathering di sekolah kita? Para alumni berkumpul semua disini dan tentunya dia juga disini.” Kataku dengan ragu sambil memperhatikan wajahnya.

“Ara balik aja ya kak. Ara tdi hanya kebetulan lewat saja juga ara tidak tau ada acara di sekolah kita” ucapnya langsung bergegas pergi dengan terburu – buru.

“Lupakannn!!” kataku dengan tegas. Langkahnya terhenti. Dapatku lihat tubuhnya yang menegang.

“Cari kebahagiaanmu ra. Dia telah berubah sangat berubah. Aku saja tak mengenalnya lagi. Cari kebahagiaanmu lagi berhenti memikirkannya, berhenti merasa bersalah.” Teriakku dengan lantang. Kulihat Ara menangis terisak. Oh shittt!! Aku membuat nya menangis lagi umpatku dalam hati. Aku langsung memeluknya memberikan kekuatan untuknya.

“Bagaimana aku dapat mencari kebahagiaanku kak. Jika kebahagiaan yang ingin ku dapatkan sudah pergi dari hidupku” ucapnya lirih. Ku eratkan pelukan ini ku bimbing dia menuju mobil nya.

            Sesampai di mobil nya aku menyuruh nya untuk pulang saja. Dia menurutiku , mobil nya sudah menjauh dari areal sekolah. Aku menghela nafasku dengan berat. Ku balikkan badanku menuju sekolah. Mungkin saja Danang sudah datang. Ketika akan masuk kulihat Arash berdiri terdiam tak jauh dari tempat aku berbicara dengan Ara tadi. Apakah si bodoh itu mendengarnya pikirku. Aku berharap dia mendengarnya agar dia sadar akan kesalahan bodohnya dulu. Dinar pun melanjutkan jalan nya ke dalam sekolah meninggalkan Arash yang masih terdiam kaku.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • febbry

    Penulisan kata ku disambung dengan kata yang mendahuli, atau kata di belakangnya. Salam.

    Comment on chapter Prolog
  • fadillahfazrina

    terima kasih atas sarannya kak @Nimas_Manggalih

    Comment on chapter Prolog
  • Nimas_Manggalih

    Boleh kasih masukan kak? Untuk dialog sebaiknya jangan ada kalimat yang disingkat. Hehe

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
Bullying
538      327     4     
Inspirational
Bullying ... kata ini bukan lagi sesuatu yang asing di telinga kita. Setiap orang berusaha menghindari kata-kata ini. Tapi tahukah kalian, hampir seluruh anak pernah mengalami bullying, bahkan lebih miris itu dilakukan oleh orang tuanya sendiri. Aurel Ferdiansyah, adalah seorang gadis yang cantik dan pintar. Itu yang tampak diluaran. Namun, di dalamnya ia adalah gadis rapuh yang terhempas angi...
Melawan Tuhan
2489      941     2     
Inspirational
Tenang tidak senang Senang tidak tenang Tenang senang Jadi tegang Tegang, jadi perang Namaku Raja, tapi nasibku tak seperti Raja dalam nyata. Hanya bisa bermimpi dalam keramaian kota. Hingga diriku mengerti arti cinta. Cinta yang mengajarkanku untuk tetap bisa bertahan dalam kerasnya hidup. Tanpa sedikit pun menolak cahaya yang mulai redup. Cinta datang tanpa apa apa Bukan datang...
Neighbours.
2891      1034     3     
Romance
Leslie dan Noah merupakan dua orang yang sangat berbeda. Dua orang yang saling membenci satu sama lain, tetapi mereka harus tinggal berdekatan. Namun nyatanya, takdir memutuskan hal yang lain dan lebih indah.
Novel Andre Jatmiko
8386      1793     3     
Romance
Nita Anggraini seorang siswi XII ingin menjadi seorang penulis terkenal. Suatu hari dia menulis novel tentang masa lalu yang menceritakan kisahnya dengan Andre Jatmiko. Saat dia sedang asik menulis, seorang pembaca online bernama Miko1998, mereka berbalas pesan yang berakhir dengan sebuah tantangan ala Loro Jonggrang dari Nita untuk Miko, tantangan yang berakhir dengan kekalahan Nita. Sesudah ...
Invisible
626      401     0     
Romance
Dia abu-abu. Hidup dengan penuh bayangan tanpa kenyataan membuat dia merasa terasingkan.Kematian saudara kembarnya membuat sang orang tua menekan keras kehendak mereka.Demi menutupi hal yang tidak diinginkan mereka memintanya untuk menjadi sosok saudara kembar yang telah tiada. Ia tertekan? They already know the answer. She said."I'm visible or invisible in my life!"
Perjalanan Kita: Langit Pertama
1527      746     0     
Fantasy
Selama 5 tahun ini, Lemmy terus mencari saudari kembar dari gadis yang dicintainya. Tetapi ia tidak menduga, perjalanan panjang dan berbahaya menantang mereka untuk mengetahui setiap rahasia yang mengikat takdir mereka. Dan itu semua diawali ketika mereka, Lemmy dan Retia, bertemu dan melakukan perjalanan untuk menyusuri langit.
Transformers
254      214     0     
Romance
Berubah untuk menjadi yang terbaik di mata orang tercinta, atau menjadi yang selamat dari berbagai masalah?
The World Between Us
2015      884     0     
Romance
Raka Nuraga cowok nakal yang hidupnya terganggu dengan kedatangan Sabrina seseorang wanita yang jauh berbeda dengannya. Ibarat mereka hidup di dua dunia yang berbeda. "Tapi ka, dunia kita beda gue takut lo gak bisa beradaptasi sama dunia gue" "gue bakal usaha adaptasi!, berubah! biar bisa masuk kedunia lo." "Emang lo bisa ?" "Kan lo bilang gaada yang gabis...
I'M
8289      1650     4     
Romance
"Namanya aja anak semata wayang, pasti gampanglah dapat sesuatu." "Enak banget ya jadi anak satu-satunya, nggak perlu mikirin apa-apa. Tinggal terima beres." "Emang lo bisa? Kan lo biasa manja." "Siapa bilang jadi anak semata wayang selamanya manja?! Nggak, bakal gue buktiin kalau anak semata wayang itu nggak manja!" Adhisti berkeyakinan kuat untuk m...
Shades Of Nuance
1439      760     2     
Romance
"seandainya kita diciptakan untuk menjadi satu, pasti suatu saat kita akan bertemu – Putri Zein" "aku selalu teringat tentang pertama kali aku bertemu dengan mu, kau hanya menatapku datar bukan tatapan memuja. Seorang siswi pindahan yang selalu membuatku muak, dengan kelakuan nya yang selalu ikut campur urusan orang lain. – Choi Min Ho" "mata kami saling bertemu, m...